Shadow of Love

Apakah kamu butuh bantuan



Apakah kamu butuh bantuan

0"Terima kasih banyak kak hans. sudah mengantar kami sampai disini. maaf jadi merepotkan kakak begini…" kata vivi. mengucapkan terima kasih dengan nada sopan sebelum keluar dari mobil hans.     

"Tidak perlu sungkan vi… biasa saja lagi … kebetulan juga aku ada urusan disini. jadi kita bisa barengan. tidak repot sama sekali.… kalau begitu aku parkir mobil dulu yahh… kalian cepat masuk kedalam …, ambil segera paketnya.… dan pulangnya jangan malam-malam … "     

"Iyaa kak. kami akan segera pulang. begitu selesai mengambil paket kok, makasih banyak kak atas tumpangannya… " Vivi membungkukkan setengah badannya kearah mobil hans. dan membalas lambaian tangan hans kepadanya.     

Setelah mobil hans pergi meninggalkan tempat. mereka bertiga kemudian melangkah masuk kedalam lobby utama hotel bersama. "Heiii aku disini ", melihat kedatangan vivi dan kawan kawan. mbak vina langsung menghambur menjemput kedatangan adiknya itu. mereka lalu berpelukan erat. melepas rindu. maklum mereka sudah dua bulan lebih tidak bertemu. sebagai pramugari international yang bermarkas di Dubai. mbak vina jarang dapat landing dan menginap dijakarta. jadi saat mendapat kesempatan begini. benar-benar ia pergunakan untuk meet up with family.     

"Udah lama nungguin kita disini mbak ?…" sapa erni hangat. saat mendapat giliran berpelukan dengan mbak vina.     

"Belum lama kok nik…~ saat vivi message bilang kalau kalian hampir nyampek disini. baru aku bersiap keluar kamar hehehe … jadi gak pakek nunggu lama"     

"Ahhh syukurlah kalau begitu … "     

"Oiyaa kalian pada lapar khan … yukk kita ke restaurant sekarang … sambil kita ngobrol santai disana saja"     

"Ahhh mbak vina emang the best ! tahu saja suara hati anita hehehe " ujar erni. sengaja ngerjain anita lagi. Anita hanya tersenyum meringis. memperlihatkan gigi putihnya. feels embarrassing.     

Mbak vina yang sudah sangat paham dengan kharakter masing-masing sahabat adiknya itu tampak menggelengkan kepalanya. sambil memeluk anita hangat.     

"Ahhh my beautiful anita … tambah cantik saja sekarang …"     

"mbak vina juga tambah cantik gak ketulungan" balas anita break the silence. bersikap hangat dan membaur bersama mbak vina.     

"Harusnya kamu tuh cocoknya jadi artist terkenal nitt… bukan jadi dokter … "     

Mendengar pujian mbak vina pada anita. Erni auto ngakak so hard "Omg. gak kebayang gimana kalau nita jadi artist mbak vin … lahh tipe dia yang pemalu maksimal gitu jadi artist … disapa satu orang asing saja langsung ngacir macam dikejar maling. gimana ia menghadapi jumpa fans.… pasti auto pingsan berjilid jilid tuhh hahaha "     

Wajah anita langsung cemberut. "Siapa juga yang mau jadi artist … gak minat tuh we~ekkk !!" jawab anita ngegass. tidak terima menjadi bahan olokan erni all the time.     

Obrolan mereka kian lama semakin hangat. diselingi suara tawa anita vivi dan erni. yang terlihat semakin kompak melempar canda. sambil menikmati makan malam mereka yang disponsori oleh mbak vina.     

Mereka menghabiskan makanan dan minuman yang dipesan mbak vina tidak bersisa....     

Tiba-tiba anita merasa sangat gerah. jantungnya berdegup dengan kencang. ia merasa aneh dengan tubuhnya sendiri.     

"Mbak vin ... aku pergi ke toilet sebentar yah"     

"Iyaa nit ... kamu jalan saja terus. toilet nya ada disamping lift menuju ke lantai atas "     

"Iya. nita tahu mbak..." anita langsung beranjak dari kursi makannya. setelah meminta ijin pada mbak vina pergi ke toilet sebentar. karena ia benar-benar ingin membasuh wajahnya saat ini.     

Sesampai di toilet. ia merasa tubuhnya semakin tidak karuan. tetapi ia masih dalam kesadaran penuh.     

Anita bergegas menyalakan keran air di wastafel toilet, dan sengaja memutar untuk cold water untuk mencuci wajahnya. berharap air dingin dapat memulihkan kondisinya yang tidak karuan kini. ia terus mencuci wajahnya berulang kali. sembari mencoba menenangkan diri.     

Sesaat anita menghentikan aksinya. saat ia merasa tidak ada perubahan sama sekali. seraya melihat pantulan dirinya pada cermin didepannya.     

Kemudian ia keluar dari toilet. untuk kembali bersama teman-temannya. tapi langkahnya menjadi tidak seimbang. ia terlihat payah dan sempoyongan. Anita merasa tubuhnya menjadi ringan. bagai tidak menginjak bumi. pikirannya melayang. dan pandangan matanya semakin kabur.     

"Aghhh ... maaf ... ! "     

Anita menabrak sosok tegap didepannya.     

"Apakah kamu butuh bantuan ..." suara lelaki yang terasa begitu familiar menyapa dirinya. Anita mendengakkan wajahnya keatas. menatap lurus kearah lelaki didepannya. namun pandangan matanya kabur. membentuk bayangan bergelombang yang tidak jelas.     

"Aku tidak apa-apa ... aku... ~"     

detik berikutnya anita suddenly menjatuhkan dirinya didada Lelaki tegap itu. tubuh anita bagai meluruh tidak bertenaga. untung saja Lelaki didepannya itu dengan sigap menangkap tubuh lemahnya. sehingga ia tidak terjatuh dilantai.     

"...Maafkan aku ..." ucap anita lirih. mencoba untuk bangkit. dan melepaskan diri dari lelaki itu. namun sialnya. kakinya terasa lemah. ia bahkan tidak punya tenaga untuk menggerakkannya lagi.     

Anita hanya bisa pasrah. ketika lelaki itu dengan percaya diri langsung membopong tubuhnya. dan membawanya pergi entah kemana. ia spontan mengalungkan kedua tangannya pada leher Lelaki asing itu dengan erat, agar tidak jatuh.     

Senyum cerah langsung tercipta dari bibir tipis lelaki tampan itu. matanya melirik kebawah. melihat kearah wajah pucat anita. yang tampak memejamkan kedua matanya. sembari memeluk dirinya dengan erat.     

dengan langkah pasti. lelaki itu membawa anita masuk kedalam lift.     

"Aku sangat mencintaimu nita ..." ucap Lelaki itu berbisik ditelinga anita. yang berada didalam pelukannya.     

Anita menempelkan wajahnya pada dada Lelaki itu. dan ia dapat mendengar suara detak jantungnya berdebar sangat kencang. tidak terkendali.     

Anita mendengakkan wajahnya menatap lelaki itu. lalu tersenyum indah kearahnya.     

"Apakah kamu gugup... aku bisa mendengar detak jantungmu berdegup dengan kencang... " Kata-kata lembut anita bagai godaan dasyat yang semakin memacu adrenaline lelaki asing itu memuncak hebat.     

"Jangan coba menggodaku nita ... itu sangat berbahaya untukmu " sahut pria itu pelan. feeling exited dipenuhi gairah yang membara.     

"Detak jantung yang berdebar kencang. dan tidak beraturan adalah indikasi Fibrilasi ventrikel dan tergolong kondisi yang mengancam nyawa. bisa mengakibatkan henti jantung sewaktu-waktu dan kematian mendadak. Ini terjadi akibat listrik di serambi ventrikel tidak beraturan, sehingga jantung tidak dapat memompa darah ke organ-organ vital tubuh. " jelas anita. terus menginggau dan berbicara secara scientists.     

"Benarkah ... jadi apa yang akan kamu lakukan untukku. jika jantungku tiba-tiba berhenti berdetak karenamu "     

"Pada umumnya pertolongan pertama yang harus diberikan pada pasien dengan henti jantung adalah memberi CPR dan kejut jantung secepatnya, agar pasien tidak terserang komplikasi" jelas anita secara gamblang. namun dalam kondisi tetap memejamkan matanya erat.     

"Ahhh sepertinya kamu harus segera mempraktekkan technik CPR mu segera padaku nita... atau aku akan benar-benar mati karenamu,"     

Tanpa sadar lelaki itu tampak terpaku. terus menatap wajah anita yang hanya berjarak berapa inches dari wajahnya. seraut wajah yang memikat, dengan bentuk sempurna. dibawah bulu matanya yang lentik. ada sepasang mata cantik yang berpendar dengan kemilau. menggoda.     

Selama ini ia telah bertemu dengan banyak gadis cantik disekelilingnya. tapi hanya kecantikan alami dan murni milik anita yang mampu membuat ia terpasung siang dan malam dalam rasa rindu tak tertahan.     

"Kau akan membawaku kemana pras ..." tanya anita. ia terlihat mulai berhalusinasi, mengira bahwa Lelaki yang bersamanya kini adalah prastian. kekasih hatinya.     

Wajah lelaki itu seketika berubah memerah dan raut wajahnya tampak begitu kesal. ia mengertakkan giginya dengan kuat.     

"Mari menghabiskan malam bersamaku nita … " nada suara lelaki itu sangat dingin. namun ia juga hanya bisa pasrah membiarkan anita terus memanggilnya dengan nama prastian.     

"Aku haus sekali pras …"     

"Tunggu sebentar lagi yahh … kita hampir sampai di kamar … setelah sampai disana kamu bisa minum sepuasnya,"     

"Iyaa... aku mengerti... " jawab anita mesra. seraya mengecup dagu lelaki itu dengan lembut. lalu ia kembali merebahkan kepalanya dibahu lelaki itu seolah ia merasa nyaman dalam dekapannya.     

Sampai di presidential room number. 1137. lelaki itu membuka pintu kamar dengan key card ditangannya.     

Seketika lampu dalam ruangan kamar menyala otomatis. bersamaan dengan terbukanya pintu. lelaki itu kemudian menutup pintu kamar hotel dengan mendorongnya keras menggunakan satu kakinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.