Shadow of Love

Tidak mungkin ! itu bukan aku



Tidak mungkin ! itu bukan aku

0Wajah anita memerah. kedua tangannya memeluk dengan kuat toilet duduk putih didepannya. mata dan hidungnya tampak berair. wajahnya benar-benar terlihat berantakan. "Tidak mungkin ... Tidak mungkin ... itu bukan aku ... itu tidak mungkin aku … itu bukan aku …" Anita menolak bayangan intim yang ia lihat dalam patahan memorynya. ia terus menggelengkan kepalanya berulang kali. air matanya tidak berhenti mengalir. ingattannya seolah memaksa membawanya kembali ke kejadian tadi malam. ia melihat dirinya sendiri menari erotis diatas tubuh seorang pria asing yang tidak dapat ia lihat dengan jelas wajahnya. mereka bercinta dengan penuh gairah membara. dengan keadaan bertelanjang bulat tanpa perasaan canggung sedikitpun. membayangkan itu. Anita kembali memuntahkan isi perutnya. sambil terus menangis menderu. sambil memukul pinggir closet duduk didepannya dengan kuat.     

"Baj**gan !B**gsat ! Brengsek ! siapapun kamu ! aku tidak akan pernah memaafkanmu ! dasar baj**gan ! " umpat anita penuh amarah. ia merasa jijik dan benci setengah mati pada bayangan pria cabul dalam memorynya itu. yang telah menginjak-injak harga dirinya. mengambil kesucian dan martabatnya sebagai seorang wanita.     

Anita terus menggosok seluruh tubuhnya dengan kuat, menyabuni bagian tubuhnya tanpa kecuali. dengan foam melimpah. berharap dapat menyingkirkan rasa dari sentuhan lelaki itu, yang ia rasakan terus menjalari seluruh lekuk tubuhnya.     

Aa~ghhhh !     

Anita merasa frustrasi sendiri. sebanyak apapun foam dan body soap yang ia tumpahkan dalam tubuhnya. namun seolah tidak mampu menyingkirkan perasaan jijik itu.     

Sekian lama ia terus berusaha membersihkan dirinya sebersih mungkin namun seolah tetap tidak mampu menghilangkan scent lelaki itu dari tubuhnya.hingga akhirnya ia melunglai terduduk lemas dilantai kamar mandi. merasa kelelahan sendiri. dengan pasrah ia membiarkan shower terus menyala. dengan pacaran air terus menyiram seluruh tubuhnya.     

Hingga berjam jam, anita terus bertahan berada didalam kamar mandinya …     

"Nita … apa yang kamu lakukan disini nak… " mamah menatap kearah anita dengan panik. bibirnya bergetar memanggil nama puteri kesayangannya itu. sambil terus menangis histeris. ia langsung mematikan shower dan segera menyelimuti tubuh anita dengan handuk mandi. mamah menemukan anita terbaring dilantai kamar mandi. dengan bertelanjang bulat, bibirnya sudah tampak membiru, dan terlihat mengiggil kedinginan dalam kamar mandi.     

Mamah segera membopong tubuh puterinya itu sekuat tenaga. membawanya kembali ke tempat tidurnya. sambil .berurai airmata dengan perlahan mamah membaringkan anita diatas ranjang. Kali ini. tidak ada sepatah katapun terucap dari bibirnya. ia seperti baru menyadari. bahwa masalah yang dihadapi anaknya saat ini tidak se-simple yang ia pikirkan. mamah menghapus air mata yang terus mengalir membasahi wajahnya. hatinya diliputi rasa penyesalan yang begitu dalam. ia merasa bersalah karenatidak peka sebagai seorang ibu.     

Entah mengapa dari tadi feeling nya ingin terus menengok anita keatas. meskipun saat ini jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. namun hatinya terus gelisah. mungkin ini yang dinamakan kontak batin. instinct seorang ibu. untungnya ia kemudian memutuskan untuk keatas. jika tidak. ia mungkin akan menemukan anita telah kritis esok pagi. Mamah kembali terisak seketika. dadanya tiba-tiba terasa begitu sesak. bagaimana ia sanggup hidup tanpa anita … ohhh sayang maafkan mamah nak…     

Dalam diam mamah terus mengelap tubuh dan rambut anita hingga kering. dengan lembut membantu mengenakan satu persatu pakaian ditubuhnya. lalu mengolesi perut dan punggung anita dengan minyak kayu putih. membantu anita mengenakan sepasang kaos kaki putih dikakinya. Anita menuruti semua perlakuan mamahnya bagai seorang bayi yang sangat patuh pada ibunya. meminum air hangat yang diberikan mamahnya padanya.     

Mamah menyelimuti tubuh anita dengan selimut hangat. menemani tidur dengan memeluknya erat.     

*     

*     

*     

Satu bulan kemudian …     

Anita menatap bayangan sendiri dilantai. dengan sorot mata yang rumit. ia menggerakkan kakinya sendiri kekanan dan kekiri. seolah sedang asik menikmati bermain dengan bayangannya sendiri.     

"Apakah kamu benar-benar sudah yakin untuk keluar dari kuliahmu..." tanya mamah berkata dengan suara rendah. Anita terlihat berpikir sejenak. namun tidak berselang lama. ia tampak menganggukkan kepalanya dengan mantap. tangannya menyentuh daun tanaman hias yang ada dalam pot keramik ditaman indoor rumah mereka.     

Mamah menatap amplop putih didepannya. kembali membuka lipatan kertas didalamnya yang berisi documents surat peringatan pemberhentian sebagai mahasiswa dari kampus tempat kuliah anita yang baru saja diantar oleh jasa postal khusus documents.     

Setelah mangkir dari jadwal kuliahnya selama satu bulan tanpa keterangan. akhirnya pihak administrasi kampus melayangkan surat peringatkan pemberhentian dirinya. menginggat kampus anita memang sangat ketat dan tegas menetapkan peraturan dan discipline tanpa pandang bulu. namun anita tampak tidak gentar sama sekali dengan surat peringatan itu. membuat mamah hanya bisa menghela nafas panjang. dan pasrah.     

Bagi mamah sekarang, tidak ada yang lebih penting dari keselamatan dan kesehatan mental anita. melihat puterinya itu masih tetap bertahan hidup hingga saat ini. sudah merupakan anugrah besar yang harus ia syukuri.     

Mamah menyadari anita baru saja mengalami guncangan hebat. mamah seolah sudah trauma. menyaksikan sendiri bagaimana anita ingin menyakiti diri sendiri berulang kali. saat teringat dengan incident yang menimpanya. membuat hatinya luluh dan mencair. ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan memaksa apapun keinginan puterinya itu..... apapun …     

Mamah memeluk tubuh anita dengan hangat. mencium kening puterinya itu penuh cinta....     

"Okay mamah mengerti, … kalau kamu memang sudah yakin. hari ini mamah akan kekampus dan mengurus semua administrasi kepindahan kamu okay …"     

Anita menganggukkan kepalanya lagi. setuju. tatapan matanya kosong terus menatap kearah tanaman hijau nan asri dalam taman.     

"Mamah akan bersiap sekarang yah… apakah kamu ingin ikut , mungkin ingin mengucapkan kata perpisahan pada teman temanmu …"     

anita seketika mendengakkan wajahnya keatas menatap kearah mamah dengan ekspresi tegang. sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali.     

"Baiklah … baiklah … jika kamu tidak mau. mamah tidak akan memaksamu kok … tidak usah panik begitu… " mamah segera memegang bahu anita dan menatapnya lurus. langsung menenangkan anita untuk jangan panik. lalu kembali memeluk tubuh anita dengan erat. hingga detik ini. mamah masih belum tahu dengan pasti. incident apa yang merubah anita hingga seperti ini. meskipun dalam hatinya ia merasa sangat penasaran dan ingin tahu detail masalahnya. namun mamah memilih mengendalikan diri untuk tidak mendesak dan bertanya lebih jauh pada anita. dengan magsud memberi ruang dan waktu pada anita untuk menyembuhkan lukanya dulu. hingga ia siap untuk bercerita sendiri padanya. meskipun ia tidak tahu kapan itu akan terjadi …     

Sejak hari itu. Anita menjadi pribadi yang sangat berbeda dengan dirinya yang dulu, anita menjadi pemurung dan lebih senang menghabiskan waktu dengan berdiam diri dikamar.     

****     

"Tante bisakah saya menemui anita sebentar saja please … " bujuk prastian. sambil terus mengikuti langkah mamah dengan terburu-buru. dengan raut wajah memohon dan tampak putus asa.     

"Jangan harap !!" jawab mamah tegas. menatap kearah prastian kesal, dalam hatinya ia menyalahkan apa yang terjadi dengan anita sekarang ini. setidaknya pasti ada andil prastian disana.     

"Tante saya mohon… saya benar-benar bingung. ijinkan saya bertemu anita sekali saja. please … saya tidak tahu dimana letak kesalahan saya. tolong beri saya kesempatan untuk meminta maaf pada nita… ,saya benar-benar menyesal tante. saya ingin bertanya langsung padanya, apa sebenarnya yang terjadi. yang membuatnya tiba-tiba pergi menjauh begini dari saya … please tante …"     

Mamah anita menghentikan langkahnya. ia tiba-tiba teringat kata-kata anita tempo hari. dalam kondisi kalutnya saat itu. ia dengan tegas mengatakan bahwa ini tidak berkaitan dengan prastian …     

Mamah membalikkan badannya kearah prastian. tatapan matanya seolah sedang menyelidik. mamah seolah sedang mengandalkan instinctnya sebagai seorang ibu. entah mengapa, dalam hatinya ia merasa yakin dengan ekspresi kesedihan prastian. ia dapat merasakan. anak lelaki ini memang sedang berkata jujur dan apa adanya. mamah juga dapat melihat luka dalam ekspresi wajahnya.     

Mamah menghela nafas panjang. hatinya tiba-tiba ragu. ia tersentuh dengan rasa sedih yang ditunjukkan prastian. sudah sejak tiga tahun lalu ia mengenal prastian, yang dikenalkan dan dibawa kerumah oleh anita sebagai kekasihnya kala itu. tidak sekalipun mamah melihat bahwa prastian adalah pengaruh buruk untuk puterinya. meskipun saat itu status mereka berpacaran, semangat belajar dan prestasi anita tidak turun. justru prestasi academic mereka sama-sama kian bagus. terbukti dengan diterimanya mereka berdua di kampus elite dengan pilihan fakultas mereka masing-masing. sesuai target mereka. dimata mamah. prastian adalah lelaki yang sopan dan dapat dipercaya. mereka berpacaran sehat dan tahu batas selayaknya anak-anak muda lainnya.     

"Datanglah kerumah jika kamu punya waktu … tapi mamah tidak bisa janji padamu. apakah anita mau bertemu denganmu atau tidak …"     

"Iya tante. setidaknya saya bisa berbicara dengan nita. itu sudah cukup buat saya tante. terima kasih … terima kasih atas kesempatannya tante …" mata prastian langsung berbinar cerah. penuh harapan. mendapatkan ijin dari mamah anita setidaknya memberi kesejukan dalam hatinya yang telah kering selama satu bulan ini.     

Hmmm… mamah anita mengenakan kembali kaca mata hitamnya. membuka pintu belakang mobil mewah berwarna hitam yang dikendarai oleh seorang sopir pribadi didepan.     

"Hati-hati dijalan tante … sampai ketemu dirumah nanti sore …" prastian membantu menutup pintu mobil untuk mamah. dan mengantar kepergian mamah sambil melambaikan tangan perpisahan.     

Aku harus segera menyelesaikan tugas ini. agar sore nanti dapat segera menemui anita dirumahnya … sorak prastian dalam hati. feel exited. namun tidak berapa lama. wajahnya langsung berubah muram. prastian membuang pandangannya kearah gedung rektorat didepan sana. hatinya terasa terkoyak dan teriris pilu.     

Saat tadi temannya memberi tahu bahwa ia melihat mamah anita sedang mengurus kepindahan anita dari kampus mereka. berita ini otomatis bagai sambaran petir baginya.     

setelah satu bulan anita tiba-tiba menghilang tanpa jejak. tiba-tiba ia kembali, namun dengan kabar akan pergi selamanya darinya. otomatis kabar ini membuat prastian dan sahabat sahabatnya dikampus semakin merasa bingung dan penasaran. berbagai gossip dan rumor menyebar tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan anita.     

Sayangnya. semua akses contact telfon anita telah non aktif sejak hari pertama ia menghilang hingga detik ini. termasuk semua akun media sosial bahkan email pribadinya sekalipun. semua non aktif. dan tiba-tiba menghilang bersamaan menghilangnya anita. sehingga tidak ada akses yang dapat digunakan untuk sekedar mengetahui kabar anita sama sekali.     

"Anita … bisakah kita bicara sebentar please …" ucap prastian lembut. berbicara dari luar pintu kamarnya. tangannya mengetuk pintu kamar anita beberapa kali. setelah menunggu sekian lama di ruang tamu namun anita tidak kunjung bersedia untuk menemuinya. mamah akhirnya mengijinkan prastian untuk naik keatas. untuk memberi kesempatan prastian berbicara dengan anita. meski hanya sebatas bicara didepan kamar pribadinya. mamah warning prastian untuk tidak memaksa jika bukan anita sendiri yang berinisiative membuka pintu untuknya.     

"Nitt … apakah kamu marah karena aku terlambat menjemputmu saat itu? … aku berjanji mulai saat ini aku tidak akan terlambat lagi nita… aku janji… jangan marah lagi dong. buka pintu untukku please … mari kita bicara diluar "     

…Sunyi… tidak ada reaksi sama sekali dari dalam kamar sana…     

"Nitt … aku sudah membeli motor baru minggu lalu … aku memilih motor warna putih sesuai warna favoritemu... kamu pernah bilang warna putih lebih aman dikendarai dimalam hari bukan… karena pengendara lain akan lebih noticed dengan keberadaan kita …jadi mulai sekarang aku gak bakalan telat lagi jemput kamu… gimana …"     

…Krik … Krik …Krik …     

"Hmmm maukah kau melihat motor baruku… kita keluar sebentar yukk … aku akan membawamu berjalan-jalan disekitar sini, aku juga sudah siapkan helmet baru untukmu, kita bisa couple-an keren khan … yukkk mau yahhh… lihat sebentarrr aja… ayuukk dong …" bujuk prastian dengan nada memohon dan terkesan manja.     

"sebenarnya aku sudah mengirim foto motor baruku sejak dua minggu yang lalu di pesan wha**app kamu… tapi kamu sepertinya malas membacanya hmm… kenapa … apakah begitu marahnya kamu sama aku… baca dong … aku rindu kamu nita …" suara prastian tiba-tiba bagai tercekat. ia tampak berusaha sekuat tenaga menyembunyikan rasa putus asa dihatinya. wajahnya seketika berubah memerah. hidungnya berair. air mata tidak dapat lagi dibendung olehnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.