Shadow of Love

Ohh maaf, saya salah kamar



Ohh maaf, saya salah kamar

0"Nitaa ,kamu pulang dong... mamah sakit " suara mamah terdengar lemah. bicara pada anita dari sambungan telfon. "Hahh mamah sakit ? mamah sakit apa ?…" tanya anita kaget. seketika menghentikan langkahnya. dan langsung meletakkan kunci mobil diatas meja kaca. wajah anita seketika berubah memucat dan panik.     

"Mamah sekarang ada dimana ?" tanya anita lagi dengan intonasi cemas. kemudian melanjutkan berjalan masuk kearea dapur. sambil matanya terus memencar kesegala penjuru rumah bibi yang luas. berusaha untuk menemukan keberadaan bibinya.     

"Mamah sudah dua hari ini dirawat dirumah sakit nit, awalnya mamah ngak pengen ngasih tahu ke kamu kalau mamah sakit. karena mamah pikir bakalan cepat sembuh kalau minum obat dengan teratur. tapi keadaan mamah sekarang justru makin hari makin gak enak. kata dokter mamah kena typus … dan harus opname beberapa hari di rumah sakit untuk penyembuhan.... makanya setelah berpikir matang mamah langsung menelfonmu sekarang. mamah hanya takut kalau tiba-tiba sesuatu yang buruk terjadi pada mamah, tanpa ngabarin ke kamu lebih dulu, pasti kamu akan sedih dan merasa bersalah nanti … "     

Mendengar itu. anita merasa seperti tersambar petir.     

Dadanya terasa sesak , ia menarik nafasnya dalam. berusaha menekan rasa sedih dihatinya. mamahnya terlihat sangat berhati-hati bicara padanya. seolah tidak ingin membuatnya merasa bersalah dan khawatir.     

"Mamah sedang ngomong apaan sih... jangan bicara ngaco … mamah baik-baik saja. mamah jangan terlalu banyak berpikir … mamah akan segera sembuh seperti sedia kala" jawab anita dengan suara bergetar.     

"Mamah sih makannya suka gak teratur " nada suara anita kemudian berubah tegas. mulai memarahi mamah. ia berusaha keras agar terdengar tenang. meskipun matanya terlihat mulai berkaca kaca. hatinya demikian sedih dengan kondisi kesehatan mamahnya. ia merasa bagai anak yang tidak berbakti. karena tidak pernah ada disamping mamah disaat ia sakit. dan membutuhkannya.     

Lima tahun yang lalu …     

Setelah satu bulan lebih ia hanya berdiam diri dirumah. terus larut dalam depresi dan rasa putus asa pasca incident malam itu, akhirnya anita luluh dan menyetujui usulan mamah untuk ikut tinggal bersama keluarga besar bibinya di Makassar. untuk memulai kuliah dari awal lagi disana.     

Mamah berpikir, dengan memberi anita lingkungan baru, akan membuat rasa percaya diri anita dapat sedikit demi sedikit tumbuh kembali. karena di Makassar ia akan tinggal dilingkungan keluarga besar yang rame dan hangat, ada paman dan sepupu sepupunya yang care dan akan menjadi pelindung dirinya. anytime.     

Seperti biasa. mamah membiarkan anita memilih dan menentukan sendiri tempat kuliahnya sesuai keinginannya sendiri.     

Meskipun pada awalnya. segalanya terasa begitu berat bagi anita. tapi berkat dukungan dan support hangat dari bibi dan sepupu sepupunya yang terus berusaha menyemanggati anita secara langsung, membuat anita akhirnya dapat bangkit kembali dan menjadi bersemanggat dengan masa depannya kembali.     

Anita kemudian sengaja mengambil kuliah di jurusan ilmu Management keuangan. dengan alasan utama sebagai therapy otaknya. karena ia merasa ketika ia bergumul dengan rumus, tabel, dan angka-angka dapat membuat ia lupa dengan masalahnya.     

jelas ini sangat berbeda dengan cita cita awalnya dulu. namun anita memang sengaja memutuskan untuk mengambil tantangan baru. dengan mengambil jurusan yang jauh dari minatnya.     

Mamah begitu bangga padanya. ketika ia dapat menyelesaikan kuliah S1 nya dengan lancar tanpa kendala. bahkan dapat predikat cumlaude dan meraih IPK tertinggi pada angkatannya. hebatnya semua itu diraih anita dalam kurun waktu kurang dari empat tahun. ia menyelesaikan kuliahnya lebih cepat dari mahasiswa lainnya, dan mendapat predikat sebagai lulusan terbaik diangkatannya.     

Dan hanya berselang beberapa minggu setelah wisuda ia langsung mendapat tawaran bekerja menjadi Accounting officer di Perusahaan Pertambangan Portland terbesar diindonesia bagian timur. PT BOS**A Inc. yaitu Perusahaan tambang besar berskala international yang membayar fee nya per hours berdasarkan standard international. bergaji dollars. saat ini. ia telah bekerja selama satu tahun disana. dan ia termasuk karyawan yang tidak menonjol dalam pergaulan dikantor. yang hanya fokus mengerjakkan job desc.nya secara professional saja. Anita sama sekali tidak membaur dan berinteraksi dengan karyawan yang lain. bahkan tidak pernah ikut bergabung dalam kegiatan Wisata, bazaar, atau olah raga yang diadakan Perusahaan selama ini.     

Tapi anita tidak peduli dengan pandangan dan perspective teman kantor padanya. karena prinsipnya adalah ia datang disana untuk bekerja secara professional. dan perusahaan memberi gaji sesuai kemampuan dan job desc.nya. that's it. lama kelamaan rekan kerjanya akhirnya terbiasa dengan sikap dingin anita , dan tidak mengambil pusing dengan segala sikap tertutupnya itu. selama ia professional dalam pekerjaan.     

"Mamah dirumah sakit sama siapa sekarang ??"     

"Ini lagi dijenguk sama temen mamah ,ibu Nina bergantian sama hans … tau khan ? … yang mamah sering ceritain kekamu itu… soalnya pak yanto dan bik imah lagi pulang kecianjur kemarin, ponakannya lagi nikah. dan bikin hajatan dirumahnya. "     

Anita terdiam. hatinya semakin merasa bersalah. disaat mamahnya sakit begini. yang merawat dan menunggui mamah justru orang lain. anak macam apa dia ! bu Nina adalah teman dekat mamah sejak dua tahun belakang ini, entah bagaimana ceritanya mereka bisa sedekat ini, padahal awalnya mamah dan bu nina hanyalah teman arisan sekaligus pelanggan setia berlian. namun hubungan mereka kian lama berkembang semakin erat.     

Hampir setiap hari… bu Nina selalu menjadi topik hangat pembicaraan anita dan mamahnya di telfon, mamah begitu menyukai bu Nina juga anak lelakinya hans, bahkan saking akrabnya , hans sekarang menjadi sering main ke rumah kami dijakarta. Hans sering menemani mamah ngobrol di waktu luangnya dirumah. actually anita tidak pernah mempermasalahkan mamah mau berteman dengan siapapun, yang penting mamahnya feel happy and comfortable. Anita akan ikut merasa senang jika mamahnya juga senang.     

"Ohh ibu nina… Iya mahh… , kalau begitu nita berkemas sekarang yahh mah … nita baru saja pulang kantor nihh… nyari bibi dari tadi kokk gak kelihatan … gak tahu. mereka lagi pada main kemana… dirumah sepi gak ada orang… mamah sabar yahh, nita janji. malam ini juga nita pulang ke Jakarta dan jagain mamah … okay " ucap anita lembut. menenangkan mamahnya penuh cinta.     

"Loh… emang bibi tadi pergi gak pamittan dulu sama kamu ?… kokk kamu ditinggalin sendirian dirumah sihh, kalau ada apa-apa gimana … biar mamah telfon bibikmu sekarang !… dasar! "     

"Apaan sihh mah… santai dikit napa… ini nita juga baru saja nyampek rumah mah… mungkin bibi cuma keluar sebentar. buat beli sesuatu diluar, jadi tidak sempat bilang dulu sama nita… biasanya juga ngak begini kok… it's okay mah … bukan masalah besar ! jangan suka marah marah gak jelas napa… bikin cepat tua !"     

"Ihhh kamu tuh… dibelain kokk justru malah nyerang mamah sihh…" jawab mamah dengan suara kesal. merasa sewot sekaligus cemburu. mamah merasa sejak anita tinggal bersama bibinya di Makassar. ia menjadi lebih mencintai bibinya dibandingkan ia sebagai ibu kandungnya sendiri. mamah merasa anita kini selalu berada di pihak bibinya, selalu membela bibinya dalam perdebatan dengannya.     

"Yaa udah ! kalau kamu tidak suka mamah kayak begini. kamu jadi anaknya bibi dan pamanmu saja mulai sekarang. jadi gak usah peduliin mamah…"     

"Yaaelahh … ngambek lagi… beneran nihh nyuruh nita jadi anaknya bibi ? "     

"Terserah kamu …"     

"Ngak nyesel ?…"     

"Bodok …"     

"Hahaha mamah sayang lagi cemburu lagi yah…"     

"Enggak !…"     

"Iyaa deh enggak… yaa udah nita harus buru-buru berkemas yahh mah. nanti biar gak telat ke bandara "     

"Iya… kamu hati hati dijalan yah nak …" ucap mamah, dengan nada melembut kembali.     

"Iya mahh... mamah sekarang istirahat yahh. nanti kalau nita sudah sampai dijakarta nita telfon kemamah okay …".     

****     

Anita segera mengemasi barang barang yang akan dibawanya pulang ke Jakarta. tidak lupa ia menulis pesan email ke bagian administrasi kantor, untuk mengambil cuti tahunan selama dua minggu kedepan dengan alasan akan merawat mamahnya yang sedang dirawat di rumah sakit.     

Anita memesan ticket penerbangannya ke Jakarta hanya dua jam sebelum keberangkatan. untungnya ia masih mendapatkan kursi meskipun harus puas duduk dikelas economy. tidak masalah batinnya, yang penting ia dapat sampai ke Jakarta malam ini juga.     

Pesawatnya mendarat di Jakarta pada pukul sembilan malam lewat sekian menit. begitu menginjakkan kakinya anita langsung order taksi bandara untuk mengantarnya langsung menuju ke Rumah Sakit dipusat kota, tempat mamahnya kini dirawat. Anita benar-benar sudah tidak sabar untuk segera melihat keadaan mamah sekarang juga.     

Sesampai dirumah sakit …     

TOK TOK TOK …     

Anita mengangkat tangannya. mengetuk pintu kamar 2042 dengan pelan. agar tidak terlalu membuat kebisingan. ia hanya membutuhkan jawabban suara mamahnya dari dalam. sebagai tanda benar ini adalah ruangan tempat mamahnya dirawat. sehingga ia dapat masuk kedalam ruangan tanpa ragu.     

Wajah anita perlahan memucat. ketika melihat sesosok lelaki tegap membuka pintu dari dalam. namun seketika wajahnya tampak tertegun. menatapnya tidak berkedip.     

"Ohh Maaf ,saya salah kamar … " ucap anita ragu, salah tingkah sendiri. lalu tanpa berpikir panjang ia segera menarik koper hitam miliknya. bermagsud untuk langsung pergi dari sana, anita berpikir ia telah salah mengetuk pintu kamar.     

"Anita .... " suara lelaki itu memanggilnya dengan lantang, dengan suara sedikit bergetar. terdengar aneh ditelinganya.     

"Yaaa ~… " Anita spontan menoleh kearah lelaki itu kaget. tatapan matanya menyipit. feel curious. how did this man knowing my name correctly …     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.