Shadow of Love

Tidak ! malam ini aku tidur disini



Tidak ! malam ini aku tidur disini

0Belum juga anita dapat menyingkirkan rasa terkejutnya. lelaki itu kembali berkata dengan suara lembut padanya "mamah sudah lama menunggumu nit … masuklah…" lelaki itu berkata pada anita dengan ekspresi wajah terlihat gugup. tangannya terlihat gemetar memegangi daun pintu kamar inap itu. ia lalu buru-buru membuka pintu kamar dengan lebar. seolah mempersilahkan anita untuk segera masuk kedalam kamar itu dengannya.     

“Aku ?……”Anita menunjuk kedirinya sendiri. sambil menatap kearah lelaki itu dengan tatapan bingung. lelaki itu langsung tersenyum kecil penuh pesona. merasa tidak berdaya dengan kepolosan sikap anita. “Iyaa …… kamu” jawab lelaki itu meyakinkan, sambil menganggukkan kepalanya beberapa kali mengiyakan keraguan anita.     

"masuk nit … mamah disini … " Anita dapat mendengar suara teriakan yang sangat tidak asing ditelinganya. benar itu adalah suara mamahnya ! maka dengan tanpa rasa ragu lagi anita langsung masuk kedalam ruangan itu untuk memastikan sendiri. ia langsung menghambur memeluk mamahnya penuh rasa rindu. tatkala benar. ternyata mamah yang berada diatas pembaringan itu dengan wajah terlihat lemah.     

"Mamah … "     

"Ahhh anak mamah udah datang …"     

"Iyaa mahh… nita sudah datang…. maafkan nita mah … nita tidak pernah ada, disaat mamah sakit begini … maafkan nita … nita memang bukan anak yang berbakti …". Anita memeluk tubuh mamah dengan erat. ia langsung membaringkan setengah badannya memeluk tubuh mamah yang kini terbaring diatas bed tidurnya. Anita tampak menyembunyikan tangis rindu yang perlahan membasahi wajahnya dibahu mamah.     

"Huhh dasar bodoh !… siapa bilang anak mamah tidak berbakti ?… enak saja … lihat sekarang ! ia bahkan langsung pulang saat itu juga. ketika mamah memberitahunya sedang sakit. ia rela menempuh perjalanan ribuan mil . demi bisa merawat mamahnya yang kini sedang tidak berdaya … iyaa khan …" mamah seakan tidak membiarkan anita diliputi perasaan bersalah padanya. mamah terus membelai rambut panjang anita dengan lembut. berusaha menenangkan hati anita.     

"Kamu tadi pasti kaget yah. .. saat lihat hans bukain pintu … " dengan polos anita menjawab dengan menganggukkan kepalanya beberapa kali.     

"Kenalin… itu hans, putra ibu Nina, teman mamah yang sering mamah ceritain itu… " jelas mamah sambil mengkode dengan tepukan kecil ditangan anita. Anita segera menghapus air matanya. kemudian membalikkan badannya. menatap sopan kearah hans.     

"Ohh … Hiiiii hans … " ucap anita sambil menganggukan kepalanya sekali. menatap kearah hans beberapa saat, tanda menghormati. Hans menganggukkan kepalanya juga. raut wajahnya langsung membeku. menatap balik kearah anita tidak berkedip.     

Mereka berdua saling bertatapan …     

Apakah ia tidak pernah melihat wanita sebelumnya ? ,menatap orang asing demikian intense secara terbuka begini… dasar tidak sopan ! gerutu anita dalam hati, merasa jenggah dengan sikap hans yang terus menatapnya tajam. dengan pandangan mata berbahaya. seolah kini sedang menguliti dirinya hingga ke tulang. Anita benar-benar merasa awkward dibuatnya.     

Anita langsung memalingkan wajahnya kembali menatap mamah. ia memilih untuk bersikap cuek . tidak mau menanggapi sikap aneh hans lebih lanjut.     

"bagaimana perasaan mamah sekarang , apakah sudah merasa baikkan??" Anita focus kembali pada keadaan mamahnya. bertanya tentang kondisi terkininya. seraya terus memijit kaki mamah dengan lembut.     

"Apakah obat untuk malam hari sudah dimakan ?" tanya anita lagi, kemudian berdiri dari duduknya. lalu memegang tangan mamah yang diinfus dengan dua macam cairan berwarna kuning dan putih. Anita tampak membaca komposisi cairan infus yang diberikan rumah sakit pada mamahnya dengan teliti.     

"Mamah baru saja selesai makan malam nit... dan aku sudah memberikan obat untuk malam hari yang dikomsumsi setelah makan tadi …." jawab hans memecah diamnya, menjelaskan sambil terus menatap kearah anita dengan intense.     

membuat anita kembali merasa tidak nyaman.     

Mamah setiap hari selalu promosi padanya. katanya, Hans adalah lelaki yang baik, sopan, perhatian, sudah gitu ganteng. berwajah oriental, berperawakan atletis, dengan hidung mancung. bla… bla… bla… nyatanya realita yang dilihatnya kini berbeda seratus delapan puluh derajat !, ia melihat hans tidak ada sopannya sedikitpun. justru menurutnya, hans terlihat seperti pria cabul yang sangat berbahaya. buktinya sedari tadi hans tampak terus menatapnya dengan tidak tahu malu.     

"Ahh begitu ~… terima kasih banyak atas bantuannya hans … terima kasih sudah merawat mamahku selama dua hari ini... maaf bangett jadi merepotkan kamu dan mamah kamu begini … sampaikan salam dan rasa terima kasihku pada mamah kamu yahh… " ucap anita sungkan. mencoba bersikap ramah dan berbicara dengan nada segan pada hans.     

"Ahhh repott apaan sihh nit... biasa aja lagi. aku sudah menganggap mamah sebagai mamahku juga .… oiyaa, kalau kamu mau berterima kasih. bukankah lebih sopan jika kamu menyampaikan ucapan terima kasihmu itu. secara langsung pada ibuku sendiri… terus terang, aku tidak bisa membantumu menyampaikannya, aku begitu sibuk sekarang ini, " sahut hans penuh percaya diri. sambil terus menatap kearah anita tidak bergeming, membuat anita tersentak bagai ditampar bolak balik. tidak percaya dengan jawabban frontal yang barusan keluar dari mulut hans.     

Hahh wait ! apa magsudnya yah … Anita merasa shocked dengan jawabban hans padanya. bibirnya melengkung keatas membalas menatap hans dengan tajam.     

dasar berandal gila ! jadi sekarang ia merasa sok jadi pahlawan. bukankah tidak ada orang yang menyuruhmu untuk datang merawat mamahku ?!. kamu dan mamah kamu sendiri yang volunteer kesini menjenguk mamah !, Anita mengertakkan giginya karena kesal. ia benar-benar menyesal telah bersikap begitu sungkan pada lelaki gila dihadapannya itu kini.     

"Ohh begitu … baiklah, aku akan menemui ibu kamu jika punya kesempatan nanti … kamu boleh pulang sekarang hans … sebelum larut malam, aku akan menjaga mamahku sendiri mulai sekarang …."     

"Tidak ! malam ini aku mau tidur disini ...Aku masih mau temenin mamah " jawab hans dengan tegas. lagi lagi ia tidak menganggap sedikitpun kata-kata anita. ia menolak dengan lugas penawaran anita tanpa rasa sungkan sedikitpun.     

Ini orang !! benar-benar ngajak ribut yah !! Anita langsung balas menatap kearah hans dengan perasaan kesal yang menggunung. pancaran matanya kini berubah ganas dan tidak ada kelembutan sama sekali. seumur hidup, baru kali ini ia bertemu dengan makhluk paling tidak tahu sopan santun. dadanya terasa penuh hingga membuatnya sesak bernafas. namun ia tetap memaksakan diri mengembangkan senyum ramahnya.     

"Sekali lagi terima kasih banyak hans … tapi mulai sekarang. aku yang akan tungguin mamah sendiri. … lagian kamu pasti capek khan, pulang kerja langsung kesini … silahkan kamu istirahat pulang sekarang… karena aku sudah datang. mulai saat ini mamah adalah tanggung jawabku ! …."     

Anita berbicara dengan nada tegas. tidak mau ditindas oleh sikap hans yang seenaknya itu. ia tampak berusaha membuat hans menyerah. dan segera pergi dari kamar inap mamah sesegera mungkin.     

"Kamu yang justru lebih capek dariku nitt .. kamu baru menempuh perjalanan jauh dari makassar kesini, pasti capek bangett. … sedangkan aku laki-laki. lebih kuat staminanya , aku bisa bersabar nungguin mamah sampai esok pagi kok … tenang saja. aku tidak capek sama sekali. okay…"     

Anita menatap kearah hans dengan tatapan tidak percaya. Duhhh siapa juga yang nyuruh kamu bersabar ?!. dan justru karena kamu laki-laki makanya aku males satu ruangan bersamamu !. dasar berandal ini !, sebenarnya apa sih maunya ?!. Anita tampak mulai merasa frustrasi dengan hans.     

"mahh.... mahhh..." Anita mengkode mamah yang tampak diam saja mendengar perdebatan mereka berdua. ia justru pura-pura tertidur dan sama sekali tidak meresponse kode minta tolong dari puterinya itu.     

Sejenak kemudian, setelah tidak juga mendapat reaksi dukungan dari mamah ...     

"Terserah kamu saja kalau begitu …". akhirnya anita hanya bisa pasrah menerima nasibnya, karena ia terlalu malas untuk memperpanjang debat dengan lelaki menyebalkan didepannya.     

"Aku mau mandi dulu... tolong kamu keluar sebentar … "     

"No worries … kebetulan. aku juga mau beli kopi ke lantai bawah, oiyaa kamu mau makan apa nitt, biar sekalian aku beliin."     

"Tidak , aku tidak lapar… terima kasih sudah menawarkan, kamu beli saja untukmu sendiri …" jawab anita cuek. sambil mulai membuka koper hitam miliknya. mencari handuk, dan perlengkapan mandi yang sudah ia persiapkan dalam koper miliknya.     

Hans tampak tersenyum puas penuh kemenangan.misinya untuk membuat anita mau berbicara dengannya berhasil dengan baik. meskipun harus dengan cara membuatnya merasa kesal padanya. namun setidaknya ini adalah awal yang bagus untuk dapat membangun komunikasi dengan gadis tertutup ini. batin hans bersorak gembira.     

Tanpa memperdulikan hans, anita langsung pergi menuju kekamar mandi. untuk membersihkan dirinya disana. wajahnya sengaja ditekuk. cemberut. sebagai protest atas sikap menyebalkan yang hans tunjukkan padanya.     

Anita merasakan tubuhnya segar kembali ketika air menyentuh dan membasahi tubuhnya. yahhh … Akhirnya… hari ini, ia dapat menghirup udara Jakarta lagi,… akhirnya, ia berani menghadapi rasa takutnya selama ini. Anita tampak tersenyum kecil dengan optimis. seolah merasa bangga pada dirinya sendiri.     

"Nitt … makan malammu, aku taruh dimeja yahh " suara menjengkelkan itu kembali terdengar dari luar kamar mandi.     

Dasar bebal !! , sudah dibilang tidak usah beliin makanan, tetap saja maksa !, Anita bukannya merasa berterima kasih. tapi justru semakin merasa kesal pada hans. ia bertambah jengkel dengan sikap hans yang bertingkah seenaknya sendiri itu. yang tidak mengindahkan kata-katanya sama sekali. seolah menganggap dirinya berada dalam kekuasannya. dan harus tunduk dengan kata-katanya.     

"Iyaa … taruh saja disana … nanti aku ambil sendiri"     

Anita keluar dari kamar mandi dengan santai. entah mengapa perasaannya kini justru tanpa beban. ia dapat bersikap relax dan biasa saja pada hans. Anita melirik kearah samping. mencuri pandang sejenak pada lelaki menjengkelkan yang dengan cuek sedang duduk di sofa panjang sambil menonton acara televisi.     

"Barusan suster datang dan memberi injeksi obat mamah lewat infus , jadi mamah merasa perih ditangannya … aku sudah mengompres tangan mamah dengan lap hangat barusan untuk meringankan rasa perihnya… "     

"Ohhh … ok …"     

"Kamu makan dulu nasi gorengnya sana … mumpung masih hangat " ucap hans lagi, berbicara dengan penuh perhatian.     

"Iyaa. nanti aku akan makan jika merasa lapar. makasih udah dibeliin … " jawab anita dengan sopan. Anita realized. meskipun hans begitu menjengkelkan tapi ia memang terlihat tulus. dan hatinya mau tidak mau mengakui jika ia memang seorang yang baik. seperti yang mamahnya bilang.     

Lagian. meskipun ia merasa kesal dengan sikap seenaknya hans. tetap saja. ia tidak boleh membalas kebaikkannya , dengan keburukkan.... Apapun alasannya !. Anita menganggukkan kepalanya sendiri. seolah setuju dengan argumentnya dirinya sendiri.     

"Makan sekarang. mumpung masih hangat. jangan tunggu nanti …" ujar hans memaksa. dengan nada memerintah padanya. Anita melirik kearah hans tidak senang. serasa ingin merobek mulut arrogantnya yang semakin seenaknya memberi perintah padanya.     

"Kamu makan aja sendiri … kalau kamu merasa lapar !. jangan memaksaku makan!. karena aku tidak lapar sekarang …" jawab anita tak kalah ketus. sambil terus menggosok rambut basah nya dengan handuk putih ditangannya dengan gerakan kasar. untuk melampiaskan rasa dongkolnya pada lelaki sadis dihadapannya kini.     

"Yaa udah. aku bantu suapiin kamu, sembari kamu tetap bisa mengeringkan rambut …" hans seolah memutuskan sendiri sikapnya pada anita.     

dengan percaya diri, ia melangkah kearah meja disamping televisi. lalu mengambil bungkusan kotak berwarna putih diatasnya. berisi nasi goreng special yang ia order dari restaurant hotel favoritenya.     

Hans terlihat membuka sendiri bungkusan nasi goreng itu dengan cara berantakan. sangat jelas terlihat. bahwa ia tidak terbiasa membuka tutup kotak makanan yang di sealed sebelumnya.     

Hans berjalan mendekat kearah sofa tempat anita duduk, lalu berhenti tepat dihadapannya. dan sengaja duduk disamping anita dan menatapnya closely. mereka saling bertatapan. face to face. dengan jarak wajah sangat berdekatan.     

"A-Apa …M- mag-sudmu …" ucap anita terbata menatap kearah hans dengan gugup. jantungnya seketika berdegup dengan kencang. wajahnya berubah memerah. anita menatap kearah hans tidak berkedip, dengan rasa tidak percaya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.