Shadow of Love

Tidak perlu merasa malu



Tidak perlu merasa malu

0"Ayokk makanlah… buka mulutnya … Ha~aakkk !…" perintah hans santai. sambil menyodorkan sendok plastic putih berisi nasi goreng tepat didepan mulut anita. Hans ikut membuka mulutnya lebar. seolah memberi contoh pada anita untuk membuka mulut seperti dirinya.     

Anita tampak membeku seketika. unexpected pada perlakuan hans padanya. wajahnya berubah memerah, "Apakah dia pikir aku anak bayi yang harus disuapin ketika makan ! attitude macam apa ini ?! dia pikir siapa dirinya ! bersikap sokk dekat begini padaku hahhh, lelaki ini benar-benar unbelievable !", hans benar-benar berhasil membuat anita kesal hingga ke ubun-ubun. namun lain dihati lain dimulut, sejenak kemudian anita tampak tersenyum awkward kearah hans sambil menyentuh tangan hans yang berada didepan mulutnya dengan lembut. lalu terus mendorongnya kebawah, mengkode hans untuk menaruh nasi itu kembali kedalam kotaknya.     

Hans dapat merasakan tangan anita tampak gemetar hebat. meskipun ia berusaha menunjukkan reaksi wajah yang biasa-biasa saja dihadapannya. tapi hans tahu, saat ini anita sedang dilanda panic attack, merasa gugup setengah mati padanya.     

"… Apakah kamu malu padaku ? …" tanya hans spontan. dengan intonasi menggoda sengaja menatap straight kearah anita disampingnya. hans menatap lekat wajah anita yang semakin memerah. sengaja tidak melepas contact mata sedikitpun darinya.     

"What !" sahut anita gelagapan sendiri. spontan melepas sentuhan tangannya pada tangan hans. dan menghindari tatapan matanya.     

"…Hmmm sepertinya aku benar !, kamu merasa malu padaku, … kenapa ? …atau ?… jangan-jangan kamu naksir sama aku yahh , hmm"     

"Hahhhh … " Anita merasa speechless. mulutnya membuka lebar. menatap kearah hans dengan rasa tidak percaya bercampur kesal. lalu bibirnya menyunging, tersenyum sinis kearah hans. "Gosh ! seumur hidup. baru kali ini ketemu manusia super pede model begini ! gak punya rasa malu sedikitpun ! " dalam hati anita ingin sekali, tampol muka lelaki menyebalkan didepannya sekarang ini pake panci.     

"Ahhh… it's okay nit… tidak perlu merasa malu sama aku … kebetulan sekarang aku juga lagi jomblo kok … jadi aku tidak keberattan sama sekali untuk memberimu kesempatan PDKT , lagian sudah sangat wajar sekarang ini, seorang gadis nembak cowok duluan, it's not a big deal … sekarang buka mulutnya. Ha~akkk ... " ucap hans santuy, sambil mengedipkan satu matanya kearah anita. kembali menyodorkan satu sendok nasi goreng itu didepan mulut anita.     

Anita hanya bisa terus melongo, speechless.     

"Apaan sihh … enggak ! maaf hans~ , ak~u …"     

"Iyaa Iyaa … nanti saja bicaranya. sekarang makan dulu. ntar nasi gorengnya keburu dingin …"     

Anita benar-benar dibuat tidak berkutik dengan sikap over confident hans , dan tidak ada cara lain baginya selain mengalah.     

"Baik !.… aku akan makan !… aku akan makan sendiri nasi itu … kamu tidak perlu menyuapiku please… "     

Yaa Tuhan. mimpi apa aku semalam! berurusan dengan berandal tengik yang arrogantnya melebihi preman pasar ini. anita mengusap keningnya yang berkeringat. padahal ia baru saja selesai mandi. bahkan rambut panjangnya pun masih basah seusai keramas tadi. tapi kini ia sudah merasa seluruh tubuhnya gerah kembali. Anita bagai dibuat senam jantung oleh tingkah hans. untung saja ia saat ini dalam kondisi duduk. seandainya tadi ia dalam keadaan berdiri… pasti ia akan langsung jatuh lemas seketika.     

"Kamu tidak usah sungkan begitu padaku nit … biasa aja lagi … aku tidak keberattan kokk menyuapimu. aku sudah biasa menyuapi mamah dari kemarin … Iya khan mah… " hans dengan santai sengaja membawa nama mamah untuk legitimasi. mencoba mencairkan sikap tegang anita padanya.     

Tanpa banyak bicara. Anita langsung mengambil alih sendok dan nasi goreng dalam kotak yang berada di tangan hans.     

"Tidak perlu ! aku akan makan sendiri "     

"Kamu jangan menggodanya terus hans … ia sangat pemalu… awass yahh kalau sampai membuat anita pingsan. tanggung jawab lohh…" jawab mamah terkekeh, seolah ikut meledek sikap pemalu anita. mamah tampak gemas melihat tingkah canggung puterinya itu pada hans. anita spontan membelalakkan matanya, menatap kearah mamah kesal, seolah baru menyadari. bahwa mamah ternyata berpihak pada hans. dan merestui sikap arrogant berandal itu padanya !.     

Anita memasukkan sesendok demi sesendok nasi goreng kedalam mulutnya, dan dengan terpaksa mengunyahnya dengan perlahan. wajahnya terus menunduk. tidak berani melihat kearah hans yang terus menatapnya intensely.     

Anita tahu, hans sedang mengawasinya sekarang. untuk memastikan dirinya menghabiskan makanan itu.     

"Aku sudah kenyang…"     

"Kokk cuma sedikit sekali makannya ?"     

"Tapi aku beneran udah kenyang. perutku sudah gak muat… "     

"Porsi makan kamu sedikit sekali, pantas saja kamu tidak tumbuh dengan baik …" mata hans menatap anita dari atas hingga bawah. bagai mesin detection yang sedang scanned tubuh anita.     

"Apa magsudmu …"     

"Hmm tidak ada magsud apapun… hanya merasa sayang saja, nasinya tidak dihabiskan …, "     

"Bukan ! barusan kamu bilang aku tidak tumbuh dengan baik … apa magsudmu …"     

"Ohh itu … kalau aku perhatikan lagi not bad lah… kamu bertumbuh dengan baik kok. hanya terlalu kurus untuk gadis seusiamu. yang seharusnya punya dada lebih mengembang. dan pantat lebih berisi.." dengan santai hans mengomentari bentuk tubuh anita. yang kini mengenakan celana big size dan keatasan kaos putih berlengan panjang yang tampak kedodoran.     

"Dasar mesum !" umpat anita kesal.     

"Ahhh tidak usah marah begitu, jangan terlalu serius menanggapi ucapanku nitt … aku hanya bercanda denganmu kok hehehe … hmm kalau begitu aku akan menghabiskan nasi gorengnya…"     

"Aku ambilkan sendok baru untukmu…" Anita langsung berdiri, bermagsud mengambil sendok plastic baru untuk hans. yang berada disamping televisi.     

Saat anita membalikkan badannya. bermagsud memberikan sendok baru itu untuk hans, ia melihat hans telah makan dengan lahap nasi goreng itu dengan menggunakan sendok bekas miliknya.     

"Kamu sembrono sekali, Apa kamu tidak jijik dengan sendok bekasku ?, jangan jadi kebiasaan … tidak hygienist … bagaimana kalau aku menularkan penyakit padamu …"     

"Aku tidak khawatir sedikitpun ! karena aku sangat tahu persis luar dalam-mu … dan menggunakan sendok bekasmu adalah suatu kehormatan untukku " jawab hans santai. sengaja menggoda anita lagi.     

"…Whatever ! terserah , suka-suka .kamu saja … " jawab anita cuek. ia tidak ingin menanggapi godaan hans padanya lagi dan lebih memilih untuk kembali dengan aktivitasnya semula. mengeringkan rambut panjangnya yang basah dengan menggunakan handuk putih. ia terus menggosok rambutnya dengan kasar sebagai pelampiasan rasa kesal dihatinya.     

Anita berusaha untuk tidak peduli dengan kehadiran hans dalam satu ruangan dengannya. meskipun sesungguhnya hatinya merasa tidak nyaman. ia masih asing dengan sosoknya yang baru ia kenal hari ini dan perkenalan mereka juga masih dalam hitungan jam. namun mereka seolah dipaksa harus tidur dalam satu ruangan yang sama untuk menjaga mamah. huhhh rasanya seperti sedang uji nyali dikuburan saja. but … hadapi saja! entah mengapa, anita merasa hans bukan ancaman baginya. sejak ia mengenal hans sebagai teman akrab mamahnya. lagian ia juga bersama dengan mamah dalam ruangan ini. jadi apa yang harus ia takutkan ! gumam anita meyakinkan dirinya sendiri.     

Selesai menggosok rambutnya hingga kering . ia mendengakkan wajahnya keatas seraya menata rambut panjangnya dan mengurai dengan menggunakan jari-jari tangannya yang indah. tanpa anita sadari hans terus menatapnya sambil duduk membeku di sofa seberangnya. Hans seolah hanyut dalam perasaan dan angannya sendiri. saat anita menatap kedepan tanpa sengaja matanya bertemu pandang dengan hans. dan mereka mau tidak mau menjadi saling bertatapan. anita menatap kearah hans dengan tatapan bingung. tidak mengerti magsud tatapan hans yang terus menatap kearahnya itu. dalam hatinya ia mengira apakah hans sedang butuh sesuatu, misalnya bantal untuk sandaran kepala, atau sesuatu yang lain … Anita ingin bertanya untuk mengetahui arti tatapan mata hans itu.     

Namun setelah menunggu sekian menit hans tidak menunjukkan tanda tanda menginginkan sesuatu. maka anita memilih mengurungkan niatnya bertanya. dan meskipun anita secara nyata sudah memergoki aksi hans yang diam-diam mencuri pandang padanya. ia tampak tidak gentar sedikitpun, justru hans terlihat menginginkan anita mengetahui aksinya itu. ia tampak tidak berusaha menghindar atau berpura pura tidak melihatnya.     

Ada masalah apa sih nihh orang !. Gak tahu malu bangett !!! umpat anita kesal sendiri. ia bisa merasakan hans seolah sedang terus memantau segala gerak geriknya.     

Karena merasa sangat malu dan jengkel sendiri. akhirnya anita hanya bisa membiarkan tingkah aneh hans yang terus mengamatinya itu. ia kemudian memilih bersikap cuek dan mengalihkan perhatiannya pada layar smartphone ditangannya untuk melihat berita di media sosial miliknya. namun tidak menunggu beberapa menit berlalu anita tampak tertidur lelap disofa itu dengan apa adanya. akibat rasa capek yang melanda tubuhnya.     

"Ohh thanks God. … Finnaly I can meet you again nita … I promise, selamanya aku tidak akan melepaskanmu lagi … tidak akan … !" gumam hans. tampak membaringkan tubuhnya miring kesamping. sambil terus menatap kearah anita. dari sofa tempatnya berbaring didepan anita.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.