Shadow of Love

Apakah kamu selapar itu?



Apakah kamu selapar itu?

0Hans menyantap dengan lahap roti yang dibelikan anita untuknya. matanya tampak berkaca kaca, ia makan dengan penuh penghayatan bagai baru pertama kali dalam hidupnya berjumpa dengan roti bakar keju. ia terus menjejali mulutnya hingga penuh. dan menghabiskan roti bakar keju itu dalam sekejap. membuat anita yang duduk didepannya terpana seketika. seolah tidak dapat mempercayai apa yang dilihatnya. Anita menelan ludahnya sendiri. "Bukankah kata mamah dia seorang konglomerat ? … Apa jangan-jangan dia hanya scamer yang mencoba menipu mamah ? bagaimana mungkin seorang konglomerat makan roti keju saja. bagai poverty yang baru pertama kali mencicipi roti begitu … memprihatinkan sekali ckckckck ".     

"Ada apa …" tanya hans, mendengakkan wajahnya keatas dan langsung menatap lurus kearah anita. merasa penasaran dengan sikap aneh yang ditunjukkan anita padanya. Anita buru-buru mengalihkan pandangannya kesamping, gelagapan sendiri. saat aksinya menatap hans diam-diam terpergok. Hans tampak tersenyum kecil melihat tingkah canggung anita itu. melihat wajahnya yang lagi-lagi berubah memerah bagai udang rebus.     

"Ohh nothings, …pelan-pelan saja makannya. … kalau kamu mau nambah. ntar aku bisa beliin lagi kebawah …"     

"Sungguh !…" hans langsung menelan bulat-bulat roti keju yang belum ia kunyah dengan sempurna itu. matanya seketika berbinar cerah. menatap kearah anita dengan exited.     

"Apakah kamu selapar itu ? …"     

Hans langsung menganggukkan kepalanya dengan tegas. menjawab tanpa keraguan sedikitpun.     

"Ohh …"     

Anita terkejut sendiri dibuatnya. niatnya berbasa basi ternyata ditanggapi dengan serius oleh hans. duhh lelaki ini. blak-blakan sekali ! benar-benar tidak punya malu. batin anita kesal.     

"Kalau begitu. aku ingin kamu membelikan makan siang untukku ... aku akan datang pada jam istirahat kantor. dan makan siang disini nanti. … Mmmm ~Aku ingin makan nasi padang dengan menu lengkap plus sambel hijau ... jam dua belas harus sudah ready yahh… don't worry aku orangnya on time kok. pasti datang tepat waktu…"     

Anita seketika menatap hans dengan mata membelalak. merasa tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.     

Apa aku tidak salah dengar ! … bukankah ini termasuk penodongan paksa ! kenapa nih kadal jadi sewenang-wenang begini padaku …woii emang aku pembantu kamu . seenaknya saja nyuruh nyuruh aku … anita benar-benar merasa menyesal telah berbasa basi pada hans tadi. laki-laki ini benar-benar tidak punya malu sama sekali. tidak tahu arti basa basi ! ibarat di kasih hati minta ampela! dasar muka tembok !     

Anita merasa sakit kepala. untuk pertama kalinya ia merasa kesulitan menghadapi seseorang.     

Mata hans yang mempesona melirik kearah wanita polos yang sedang cemberut disampingnya. Hans tahu, Anita tampak tidak puas dengan tindakannya itu. namun ia juga tidak enak hati untuk menarik lagi kata-katanya tadi.     

"Mah … hans pamit berangkat kekantor dulu yahh, nanti istirahat siang aku kesini lagi buat jenguk mamah …" ucap hans santai. berjalan dengan langkah elegant kearah tempat tidur mamah sambil mengenggam gelas Latte miliknya.     

"Apakah tadi nita membelikan minuman yang benar untukmu …" tanya mamah dengan nada lembut, seraya mengenggam tangan hans.     

"Iyaa mah… nita memang best!… ini Latte terbaik yang pernah aku minum. aku juga sudah menghabiskan sarapan yang dibeliin nita tanpa sisa … "     

"Hahaha kamu memang paling bisa menyenangkan hati mamah hans … syukurlah kalau kamu menyukainya … mamah merasa senang mendengarnya …" goda mamah pada hans. yang langsung disambut tatapan kesal oleh anita. merasa tidak puas dengan kehangatan hubungan mamahnya dan hans. Huhh paling manis dari ancol ! pintar sekali nihh kadal cari muka didepan mamah. Anita bisa merasakan aura licik dari tatapan hans padanya.     

"…ehhh tunggu dulu … dasimu terlihat miring sebelah. gak singkron … biar mamah bantuin benerin sini …" mamah berusaha meraih leher hans kedekatnya. untuk membantu membenahi dasi milik hans, namun sayangnya karena tangan kirinya kini terpasang dua infus , membuat mamah tidak mampu mengangkat tangannya dengan tegap.     

"Biarin saja mah… nanti hans benerin sendiri. Hans udah biasa melakukannya sendiri …" hans berusaha menolak secara halus.     

"Nitt cepettan bantuin benahin dulu tuhh dasinya hans …" perintah mamah dengan intonasi maksa. sambil menatap galak kearahnya.     

Anita bagai robot yang patuh dengan perintah tuannya. dengan sigap ia segera berjalan mendekat kearah hans, berdiri tepat dihadapannya, kemudian langsung meraih dasi dikerah leher hans dan membenahinya., rasa canggungnya pada hans tiba-tiba lenyap seketika. dikalahkan oleh tatapan maut mamah yang seolah terus mengawasi kinerjanya dari arah samping.     

Hans berdiri mematung tidak bergeming. merasakan intensitas perasaan yang bergejolak hebat dihatinya kini. saat nafas mereka saling bertabrakan. dan wajah mereka seolah tidak berjarak, saling berdekatan. sekuat tenaga ia menahan diri. agar jangan sampai menyentuh wanita rapuh dihadapannya. jangan sampai ia hilang kendali dan menyakitinya lagi.     

Namun wanita ini benar-benar memabukkan !     

"Done … " ucap anita mantap. spontan menepuk dada hans dua kali. lalu tersenyum dengan penuh pesona kearah hans. seolah puas dengan hasil kreasinya memasangkan dasi itu dengan perfectly.     

tatapan mereka saling bertemu. mereka saling bertatapan untuk sekian waktu lamanya.     

DEGH !     

Anita sontak mengatupkan bibir. dan menarik senyumnya kembali. ia seolah baru tersadar dengan situasinya kini. tatapan biasa saja darinya dibalas dengan sangat aneh oleh hans. wajahnya berubah memerah seketika menahan malu. ia segera menunduk dan menjauhkan dirinya dari hans. "Bisa gak sih, bersikap biasa saja nihh orang!" gumam anita kesal. menjadi salah tingkah sendiri.     

"T-Thank you … " tenggorokkan hans seakan tercekat. tidak dapat berbicara lebih dari itu. namun ia masih tidak dapat melepas tatapannya pada anita.     

Mamah tersenyum kecil melihat tingkah canggung keduanya. yang sama-sama tampak salah tingkah dengan wajah memerah padam.     

"Ahem ! Apakah kamu gak jadi berangkat ke kantor hans …?"     

Hans menoleh kearah mamah dengan wajah tegang.     

"Ehhh ~ iyaa mahh. hans pamit ke kantor sekarang … oiya Nitt kalau ada apa-apa sama mamah, kamu bisa telfon aku anytime,"     

"Tenang saja. aku akan jaga mamah sendiri, kamu boleh pergi kerja dengan tenang sekarang … " jawab anita lugas, tanpa menengok kearah hans sama sekali.     

"Kalau begitu, sampai ketemu nanti siang … " hans berpamittan pada mamah, mencium tangan kanan mamah, lalu berjalan pergi meninggalkan kamar. ia menengok kearah anita sejenak. seolah berharap anita mau melihat kearah dirinya. dan mengucapkan selamat jalan.     

"Bye hans … hati-hati dijalan yah … jangan ngebut bawa mobilnya …"     

"Iyaa mah … " jawab hans singkat. lalu menutup pintu kamar dengan perasaan kecewa.     

****     

Setelah hans pergi, anita mulai membantu mamah untuk membersihkan diri, anita mengusap wajah dan badan mamah dengan washlap air hangat agar mamah merasa lebih fresh. lalu mengganti baju mamah dengan pakaian baru juga mengganti selimut, sarung bantal dan sprei dengan yang baru.     

"Sayang … habis ini, kamu istirahat tidur lagi gihh… biar gak capek. nanti mamah bangunin kamu menjelang makan siang."     

Mamah tahu. anita terbangun dari jam dua dini hari tadi, sejak kedatangan suster jaga yang check up Tanda vital mamah semalam. dan hingga pagi ini ia belum tidur kembali.     

"Iyaa mahh … nita selesaiin dulu bersihkan mejanya. … biar gak terlihat berantakan" Anita tampak membereskan sisa sarapan hans dan dirinya dari atas meja.     

"Kamu tenang saja. biar mamah yang order makanan buat makan siang hans nanti.… kamu bisa istirahat tidur dengan santai sekarang... okay"     

Anita menatap kearah mamah dengan wajah ragu, tampak terdiam dan berpikir sejenak.     

"Mah… apa mamah tidak merasa kalau hans itu sangat aneh, dan sikapnya terlalu blak-blakan…"     

"Ahhh … hans emang anaknya begitu, tapi dia baik kokk nit…"     

"Terus terang, nita merasa tidak nyaman kalau dia tetap berada bersama kita disini mah… emm bisakah mamah bicara baik-baik padanya, agar dia tidak perlu datang lagi kesini. lagian sudah ada nita yang menjaga mamah disini khan … jadi tidak memerlukan bantuannya lagi…"     

"Mana bisa begitu nita … mamah gak enak dong … itu kesannya seperti habis manis sepah dibuang … kalau kamu keberattan dengan kedatangan hans, kamu ngomong aja sendiri, mamah gak bisa bantu, hans yang temenin mamah dari awal masuk rumah sakit sini. … pokoknya mamah gak mau ngusir dia … "     

"Nita kesel bangett sama dia mah, ngeliatin nita mulu… bikin risih, gak tahu malu bangett … nita udah ngusir secara halus, tapi tetap gak ngerasa. justru tambah percaya diri begitu. nyuruh-nyuruh nita seenaknya … bikin sebel !"     

"Yah. kamu pikirkan sendiri bagaimana caranya... mamah tidak mau ikut campur… mamah capek. mau istirahat dulu …"     

"Ohhh …"     

Mamah segera memalingkan wajahnya membelakangi anita, sambil menyembunyikan senyum samar dibibirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.