Shadow of Love

Ngebet banget jadi cewek



Ngebet banget jadi cewek

0Anita memberikan smartphone miliknya pada hans. agar hans menuliskan nomor rekening banknya disana. hans tampak mengambil ponsel yang disodorkan anita padanya dengan sigap. ia tampak menundukkan wajahnya. segera menulis nomer telfonnya dikontak ponsel milik anita itu. sambil terlihat tersenyum samar penuh arti     

"… magsudnya " tanya anita tidak mengerti. ia tadi jelas-jelas membuka M-BANKING miliknya agar hans menulis nomor rekening tujuan untuk transfer nominal uang yang sudah ia pinjam. tapi kenapa hans justru menulis contact nomor pribadinya.     

"Nanti aku message nomer rekeningku …" jawab hans santai. seraya menatap anita dengan ekspresi wajah menggoda.     

"Kenapa nanti ?… sekarang saja ! kamu cepat berikan nomer rekeningmu padaku, agar aku dapat langsung transfer balik uangmu ... "     

"Ngebett bangett jadi cewek !....pengen bangett aku message yahh, ngaku hayoo …"     

"Hahhhh ....aku ?.... "     

Anita terbengong. tidak percaya dengan rasa percaya diri hans yang unlimited itu. jelas-jelas tadi ia sedang membahas untuk transfer balik uang pembayaran. tapi kini ia menuduhnya seolah ngebet untuk message dirinya. Anita menggelengkan kepalanya sendiri. merasa tidak berdaya menghadapi sikap menyebalkan pria didepannya itu. Hans terlalu lihai untuknya. dia selalu dapat mengalihkan topik pembicaraan pada hal lainnya yang tidak bersangkutan. membuatnya selalu kalah berdebat dan tidak dapat melawan lagi. sungguh menyebalkan.     

Hans tersenyum kecil, merasa bangga pada dirinya sendiri, karena berhasil menang atas anita.     

Begitulah kedekatan mereka tercipta. hans selalu bisa mematahkan penolakan anita dengan trick nekat dan rasa percaya dirinya yang tinggi. cenderung narsist. yang sedikit demi sedikit akhirnya dapat meretakkan tembok kokoh yang dibangun dihati anita.     

Dengan gigih, hans sengaja sering datang kerumah mamah anita di Jakarta utara dengan menggunakan seribu alasan untuk menjenguk mamah. agar dapat melihat anita. dan merasakan kehadirannya kembali.     

Meskipun sering kali dibalas dengan sikap acuh oleh anita yang tidak mau keluar dari kamarnya sama sekali. sering kali anita seolah tidak memperdulikan kedatangan hans. menolak berbasa basi atau menyapanya. membuat hans hampir merasa putus asa. pak yanto satu-satunya orang dirumah anita selain mamah yang akhirnya sering menemani hans berbincang. mereka ngobrol tentang apapun sambil merokok dan ngopi berdua. pembicaraan mereka yang terlihat seru setiap hari. membahas tentang mobil. politik saat ini, hingga gossip entertainment.     

" Lagi makan apa ?... bagi dong " suara hans mengaggetkan anita. hans tiba-tiba muncul dihadapannya dari arah ruang tamu.     

"ambil saja sendiri…, mamah yang bikin sendiri " Anita menyodorkan piring berisi tumpukkan kue nagasari yang dibungkus daun pisang dan tampak masih hangat ke arah tempat hans berdiri.     

Hans reflects mengeluarkan kursi makan dari tempatnya dan duduk tepat disamping anita. ia lalu mengambil satu buah kue nagasari dan mulai memakannya. "Hmm enak yahh… mamah emang the best , bikin kue apa saja selalu enak …" hans memuji sambil mengunyah nagasari dalam mulutnya dengan sorot mata tampak exited.     

"… aku juga suka dengan puding coklat buatan mamah, itu favoriteku …" tambahnya.     

"Kalau aku tinggal disini pasti aku gendut…" selorohnya bangga.     

"Apa kamu gak capek,setiap hari pulang kerja langsung kesini " tanya anita dengan nada curious.     

"Enggak... seneng malah, " hans menatap lekat wajah anita tanpa malu, sengaja tidak melepas contact mata padanya.     

"Kenapa kamu begitu menyukai mamah … bukankah ibu kamu juga sangat sayang kamu ?…" Anita tidak dapat menyembunyikan rasa penasarannya dengan motif hans begitu sayang pada mamahnya. karena dimatanya hans juga punya ibu kandung sendiri. yang begitu menyayanginya. jadi tidak mungkin hans kurang kasih sayang hingga mencari kehangattan keluarga dalam rumahnya.     

"Karena dia mamah kamu " jawab hans santai sambil menatap anita dengan ekspresi wajah ambigu tidak terjabarkan.     

"Magsudmu ? " Anita mengeryitkan dahinya. tidak mengerti arti ucapan hans. balik menatap hans dengan wajah penasaran.     

"Aku menyukaimu nita… " hans mengucapkan dengan nada datar, nyaris tanpa emosi. namun dapat membuat anita langsung melotot kearahnya. Anita spontan mengambil satu nagasari didepannya dan mengayunkan keatas. seolah ingin melemparkan kearah hans didepannya.     

"Dasar !.... udah , aku males ngomong sama kamu " Dengan wajah ditekuk anita beranjak dari tempat duduknya. bermagsud meninggalkan meja makan dengan segera. ia merasa kesal. karena hans selalu menjawab pertanyaannya dengan nyeleneh. meskipun anita sudah terbiasa dengan sikap hans ini. tetap saja membuatnya kesal setengah mati.     

"Gitu doank marah … sensi amat sihh… duduk dulu dong ….. aku khan belum selesai ngomong " hans langsung berdiri tepat didepan anita. sengaja menghalangi jalannya. menahan anita agar tetap duduk dan ngobrol bersamanya.     

"Makanya kalau ditanya tuhh jawabnya serius dikit bisa gak …" protes anita. sengaja memasang wajah galak pada hans.     

"Iyaa … Iya… kali ini bakalan serius deh hehehe "     

Hans berhasil membuat anita mau duduk bersamanya lagi. mereka melanjutkan makan kembali sisa kue nagasari yang masih ada didepan mereka masing-masing.     

"Aku hanya penasaran… kenapa kalian bisa sedekat ini… aku tahu mamah memang tipe nya gampang dekat sama orang, tapi hanya kamu teman mamah yang sepantaran denganku… lagian kupikir kamu juga punya ibu, dan tidak kurang kasih sayang sedikitpun darinya … Iya khan …" tanya anita to the point. tanpa bertele tele.     

"Hmm begitukah… jadi mengapa menurutmu nitt. "     

"Kalau aku tahu jawabbanya, aku tidak akan bertanya padamu hans …" jawab anita ngegass. feel annoying.     

"Kenapa kamu tidak bertanya pada mamah saja?" jawab hans santai.     

"Emang yahh kamu tuhh, gak bisa diajak serius… " umpat anita dengan kesal. mulai tidak sabar dengan permainan kata dari hans.     

"Ayokk kita nonton keluar , sembari nanti aku ceritakan semua padamu … semuanya …"     

"Gak minat ! "     

"Serius nit... aku nanti ceritain semua… janji … "     

"Gak perlu ! kalau gak mau cerita yaa sudah, aku juga gak maksa… tahu juga gak bikin aku Kaya !"     

"Kok ngambekk… "     

"Udah yahh, aku udah kenyang... aku mau kekamar, aku ngantuk mau tidur…" dengan langkah seribu, anita bergegas pergi dari dapur. berjalan cepat menuju kelantai dua, kembali ke kamar pribadinya.     

"Jadi kapan kita nontonnya nit" teriak hans tidak rela. terus menatap kepergian anita dari bawah.     

"Besok aku udah balik ke-Makassar, kamu ajak mamah saja nonton… kalian khan bestie …" jawab anita santuy. sengaja meledek penuh kemenangan. kemudian menutup pintu kamarnya rapat-rapat.     

Namun belum juga lima menit ia membaringkan tubuhnya diranjang. untuk beristirahat. suara ketokan pintu kamar terdengar gaduh menganggu.     

TOK TOK TOK. !     

"Nitt ... boleh pinjam charger handphone ?" suara pria paling menyebalkan itu mengema dari luar pintu kamar.     

"Aku sudah tidur.… " jawab anita tegas. sengaja mengusir hans dengan terbuka.     

"Kalau begitu aku ambil sendiri yahh …"     

"Ehhh … bentaarrrr ",     

Anita auto panik sendiri. kaget dengan reaksi hans yang memang nekat dan tidak tahu diri. alias suka maksa itu. Anita langsung beranjak dari tempat tidurnya untuk mengambilkan charger yang diminta hans. ia tidak mau mengambil resiko. tidak akan membiarkan hans masuk kedalam area private kamarnya.     

" nihh ... " Anita hanya membuka sedikit saja pintu kamarnya. ia langsung memberikan charger dari depan pintu. sambil memegangi gagang pintu.     

"Baru juga jam tujuh, udah mau tidur saja …"     

"Suka-suka aku dong !"     

"Aku mau numpang charger handphoneku disini yahh, sambil ngadem…" dengan penuh percaya diri hans langsung nyelonong masuk ke kamar anita. men-charge ponselnya didepan meja rias anita. dan mengambil duduk disana dengan santai.     

"Ha~ aans … aku mau tidur sekarang, besok aku ikut penerbangan pagi." protes anita kesal, memasang wajah cemberut. dan sengaja berdiri didepan hans dengan kedua tangan bersedekap diatas perutnya.     

"Iyaa… Bentar doank kokk…"     

"Kamu khan bisa charger diruang tamu,... AC disana juga dingin kokk… buruan keluar sekarang gihh…"     

"Aku lebih suka disini … "     

"Hans gak lucu !" Anita tahu tidak ada gunanya berdebat dengan hans. dia tidak akan dapat mengalahkannya. akhirnya anita hanya bisa pasrah. membiarkan hans terus duduk didepan meja riasnya. sembari mencharge ponselnya. sementara dirinya kembali berbaring diatas ranjang.     

"Dikantor lagi ada recruitment untuk financial Analyst , gak mau mencobanya nitt ??. " hans membuka pembicaraan kembali.     

"Ngak minat !"     

"Kasihan mamah sering kesepian, merindukanmu ".     

"Ada bik imah dan pak yanto yang temenin… kamu tidak perlu khawatir,"     

"Beda nitt ... Kamu gak tahu saja, mamah sering cerita padaku kalau dia sangat ingin tinggal denganmu seperti dulu ...tapi mamah hanya tidak ingin menekanmu "     

Anita langsung terdiam seribu bahasa. mendengar kata kata hans yang seakan mengintimidasinya langsung kepertahanan terakhirnya. dan seolah sedang mengatakan padanya, bahwa ia adalah anak yang egois. karena tidak mau memahami perasaan mamah.     

Mereka saling bertemu pandang, untuk pertama kalinya anita berani membalas contact mata dengan orang lain. selain keluarga. Anita menatap hans dengan wajah menantang sekaligus kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.