Shadow of Love

Aku tidak ingin uang



Aku tidak ingin uang

0Hans berjalan menghampiri anita, yang sedang berbaring diatas ranjang. lalu duduk ditepi ranjang tepat disebelahnya. "Tinggalah disini nita... kamu tinggal pilih pekerjaan yang ingin kamu lakukan, banyak sekali opportunity yang bisa kamu lakukan dijakarta. kasihan mamah … ia sudah tua, ia butuh perhatian lebih darimu "     

Intonasi suara hans terdengar lembut. tidak terkesan memaksa pada anita. namun ada rasa berharap dalam setiap kata yang keluar dari bibirnya. Hans terus menatap punggung belakang anita yang berbaring diranjang. Anita membalikkan badannya. matanya tanpa sengaja bertemu dengan tatapan tajam hans padanya. ia terkejut seketika. saat ia mendapati sorot mata hans yang tampak ganas terus menatapnya tidak berkedip. bibir tipisnya kemudian melengkung . membentuk sebuah senyum yang sangat menakutkan.     

"Nanti aku pikirkan dulu … " seketika wajah anita berubah memerah. ia langsung menunduk. menghindari tatapan mata hans itu.     

"Tidak usah banyak berpikir. lakukan saja … dan semua akan baik-baik saja… aku jamin"     

"Terus terang. untuk saat ini aku belum siap... aku punya masalahku sendiri yang kamu tidak tahu, lagian aku sudah nyaman dengan lingkungan dan pekerjaanku dimakassar… aku bukan typical orang yang mudah bergaul seperti dirimu… semua butuh proses untukku …"     

Anita mencoba memberi pemahaman tentang psikologisnya pada hans dengan bahasa sesantai mungkin. berharap hans dapat memahami situasinya.     

"Apakah aku demikian buruk …"     

"Hahh ?… magsudnya ?"     

"Tidak … tidak ada. …"     

"Hans … terima kasih, sudah membantu mamah selama ini…" namuntanpa diduga hans sengaja mendekatkan wajahnya pada anita, dengan suara dingin yang terdengar menakutkan ia berkata "Bagaimana kamu mau berterima kasih padaku …" anita seketika membeku. wajahnya kembali merona merah. meskipun hans selalu membuatnya terkejut dengan segala tingkah unpredictable nya. tetap saja ia tidak terbiasa dengan keintiman semacam ini.     

"Hah ! jadi kamu sekarang menodongku bagaimana berterima kasih padamu ? baik … katakan nominalnya sekarang …"     

"Aku tidak ingin uang… "     

"Lalu ?…"     

"Kamu harus mengangkat telfonku setiap aku menelfonmu ! harus !"     

"Hanya itu …" tanya anita dengan ekspresi wajah tidak mengerti …     

"Iya. hanya itu … "     

Mereka berdua saling bertatapan dalam diam. Anita mau tidak mau harus menerima keputusan hans tanpa syarat. ia hanya dapat menarik nafas panjang lalu menundukkan wajahnya dengan lesu. berusaha mengendalikan semua rasa yang bergejolak dalam dirinya. dan lebih bersabar menghadapi hans.     

****     

Esok harinya, akhirnya anita kembali keMakassar, dan menjalani rutinitas pekerjaan seperti semula. yang membedakan, ia kini menjadi sering menerima pesan dan telfon dari hans. seiring berjalannya waktu mereka menjadi semakin kian dekat satu sama lain. dan lebih mengenal secara lebih personal. hans kini mewarnai hari-hari anita dan memberi kehangattan dengan segala celoteh dan perhatiannya setiap hari.     

"Jam berapa kamu pulang …" Suara merdu hans menggema dari ujung telfon milik anita.     

"Bentar lagi nyampek rumah. lagi on the way ini …"     

"Kok tumben , jam segini belum sampai rumah." ucap hans dengan nada menyelidik. seolah sedang merasa curiga pada anita.     

"Jalanan macet bangett nihh… didepanku sedang ada perbaikkan jalan." jelas anita, sambil menghela nafasnya. nada suaranya seakan menunjukkan rasa stress menghadapi kemacetan didepannya.     

"Yaa sudah kamu hati-hati dijalan, kalau sudah sampai rumah kabarin yah... aku mau mandi dulu."     

"Ohh okay … bye hans …"     

Senyum cerah merekah dibibir indah anita. wajahnya seketika berubah bersemanggat. seolah habis di boost oleh suara telfon dari hans tadi.     

Sesampai dirumah, anita langsung memarkir mobilnya digarasi depan rumah. tidak lupa ia mengambil botol minum, dan tas kerja miliknya sebelum meninggalkan mobil.     

"Bibi nita pulang … " ucap anita setengah berteriak. memberitahu kepulangannya. sembari membuka pintu rumah dengan perlahan.     

"Kamu sudah pulang …" suara laki laki yang sangat tidak asing ditelinganya , menyambut kedatangan anita . sosoknya berdiri dengan gagah didepan sofa tamu sambil tersenyum lebar dengan wajah tampan mempesona.     

"Hahh ! " Anita membelalakkan matanya. terpana dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya ia kaget bukan kepalang. speechless. tidak dapat berkata sepatah katapun.     

"Jangan terlalu terpesona padaku… " ledek hans dengan gaya khas nya.     

"Kok kamu disini ? "     

"Surprise khan "     

Anita menganggukkan kepalanya berulang kali. mengiyakan. matanya seketika tampak berkaca kaca. masih tidak percaya dengan yang dilihatnya.     

"Kamu mengaggettkanku hans …"     

Kata anita lirih. memukul lengan hans dengan gerakan ringan. kemudian mengajaknya untuk kembali duduk disofa ruang tamu. anita tampak tidak dapat menyembunyikan rasa haru dihatinya. untuk pertama kalinya setelah sekian lama. ia dapat merasakan lagi mempunyai seorang teman.yang dapat menjadi tempat curhat ,berbicara dan bercanda. Anita merasa sangat bahagia dan senang dengan kehadiran hans datang menjenguknya saat ini. benar-benar diluar expectasinya.     

"Aku memang sengaja datang untuk mengaggetkan kamu ! dan aku berhasil khan …" jawab hans dengan bangga. sengaja menggoda anita dengan tingkah sotoy seperti biasanya.     

"ihhh gak lucu … untung jantungku kuat gak copot tiba-tiba tadi hehehe … btw jam berapa tadi kamu berangkat kesini… "     

"Tadi berangkat jam satu dari Jakarta, dan sekitar jam tiga nyampai dihotel, mandi sebentar baru kesini ."     

"Ohh , I see.… kamu pasti capek bangett yahh" Anita tampak masih terus terbengong menatap hans.     

"Capek apaan … ayokk buruan ajak aku jalan jalan , bawa aku makan kuliner paling enak disini " ajak hans dengan nada memaksa. mengaggetkan lamunan anita seketika.     

"Siapp !, dengan senang hati … tunggu aku bersiap sebentar yahh " jawab anita exited. hatinya seolah menari gembira. dan untuk pertama kalinya. setelah sekian lama. ia bisa merasakan perasaan berbunga bunga lagi. dengan berlari kecil anita segera masuk ke dalam kamar pribadinya. untuk mandi dan mempersiapkan diri.     

Ia memutuskan mengenakan kaos putih dan celana Jean's favoritenya, serta berdandan tipis seadanya. mengurai rambut panjangnya kebelakang.     

Ia tidak mau berlama-lama berhias. hatinya sudah tidak sabar ingin segera bersama dan mengobrol dengan hans kembali.     

Tidak sampai sepuluh menit. ia sudah selesai dengan segala aktivitas personalnya. dan kembali menemui hans diruang tamu.     

Mereka lalu berpamittan pada bibi dan paman dirumah, untuk membawa hans pergi jalan jalan mengelilingi kota dengan mobilnya.     

"Biar aku yang nyetir … " pinta hans sesampai didepan pintu mobil.     

"Nope, ini wilayahku.… sebagai tamu, silahkan kamu nikmati saja tour yang akan aku persembahkan untukmu hahaha "     

"Ahhh baik …Siapp …" Mereka kemudian tertawa bersama masuk kedalam mobil dengan perasaan gembira.     

Mereka terus berbincang hangat selama perjalanan, anita membawa hans berkeliling kota Makassar, melihat pemandangan malam pantai losari yang menjadi pusat kuliner dimakassar.     

Anita menghentikan mobilnya disebuah restaurant di hotel mewah didepan pantai losari. restaurants itu memiliki views yang menghadap kelaut lepas.     

Anita lalu memesan beberapa menu makanan untuk mereka berdua.     

"Selera kamu bagus juga " puji hans     

"Makan yang banyak kalau begitu… "     

"Pasti ! "     

Mereka makan sambil berbincang santai dan menikmati pemandangan malam Pantai Losari.     

"Anita... ".Hans tiba-tiba memanggil dan menatap anita dengan ekspresi wajah super serius.     

"Yaaa … " Anita mengeryitkan dahinya. balas menatap hans dengan perasaan penasaran. "Kenapa, apakah makanannya tidak enak ?… apa kamu ingin mencoba menu yang lain " kata anita curious.     

"Bukan … bukan itu… makanannya enak kok … aku tidak masalah …"     

"Lalu …?"     

Hans tiba-tiba menarik lengan anita. untuk lebih mendekat kearahnya. Anita seketika terpana. merasa terkejut. memang beberapa bulan terakhir ini mereka menjadi dekat secara komunikasi. tapi tidak pernah ada kontak fisik begini sebelumnya. membuat anita merasa sedikit shocked. dengan pegangan tangan hans padanya.     

"Maukah kamu mencoba bersamaku …"     

GLEK ! Anita menelan ludahnya sendiri. wajahnya seketika berubah memucat. sambil tidak melepas contact mata pada hans. seolah sedang meyakinkan dirinya. bahwa hans sedang mengerjai dirinya seperti biasanya.     

"Jangan bercanda seperti itu… tidak lucu…"     

"Aku sangat serius nita… maukah kamu menikah denganku … "     

Anita melihat wajah hans tetap tidak berubah. ia terlihat serius dan tidak menunjukkan bahwa kini sedang bercanda dengannya. membuat anita kembali menelan ludahnya sendiri. terdiam mematung, tidak tau harus bagaimana.     

"Sudah lama aku menyukaimu nita … aku tidak sedang main-main… kamu tahu persis itu."     

"A-Aku…aku belum siap hans, maaf. bukankah ini terlalu mendadak ?"jawab anita bingung. tanpa sadar langsung meneguk air putih milik hans didepannya. berusaha menenangkan dirinya. perasaannya kini bercampur aduk, antara senang karena hans menembaknya, dan merasa takut dengan masa lalunya. yang seketika datang lagi menghantuinya.     

"Beri aku kesempatan nita... aku tidak menuntutmu apapun, kamu bisa tetap melakukan semua yang kamu mau. meskipun menikah denganku. aku tidak akan mengekangmu. aku hanya ingin bersama denganmu nita.... bisakah ?".     

"Kita bicarakan nanti lagi hans... beri aku waktu berpikir ... " jawab anita mencoba menenangkan hans. juga menenangkan dirinya sendiri yang juga shocked dengan pernyataan cinta hans tadi.     

"Baiklah ... " sahut hans pelan. membiarkan anita melepaskan diri darinya lagi.     

****     

Setelah selesai makan dan jalan jalan, anita membawa mobilnya untuk mengantar hans kembali kehotel tempatnya menginap.     

"Jam berapa besok kamu kembali ke Jakarta " tanya anita sambil menatap kedepan jalan, dan fokus menyetir mobilnya.     

"Kenapa?… kamu mau antar ?"     

"Boleh …" jawab anita singkat.     

"Serius … " Hans membalikkan badannya kesamping. menatap lurus kearah anita yang duduk dikursi kemudi disampingnya.     

"Dua riuss… " jawab anita santai. sambil tersenyum cerah menatap kearah depan.     

Tiba tiba dengan gerakan spontan hans menarik wajah anita didekatnya, lalu mencium bibir anita dengan terang-terangan.     

"Terima kasih sayang… "     

"Ha~aans … ! "Anita kaget bukan kepalang, tidak menyangka dengan spontanitas hans yang langsung menciumnya tanpa peringatan. tubuh anita seketika gemetar , ia seperti kehilangan tenaga seketika. tangannya menjadi lemas dan bahkan tidak sanggup untuk mengontrol setir kemudi didepannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.