Shadow of Love

Ohhh belum ada ponakan... baguslah



Ohhh belum ada ponakan... baguslah

0Dua bulan kemudian …     

Anita memberanikan diri mulai mencari pekerjaan diJakarta, ia memutuskan merintis karier dari awal lagi. setelah ia terlanjur resign dari kantor kerjanya di Makassar pada saat proses pernikahannya dengan hans saat itu yang otomatis membuat ia kehilangan pekerjaan dan kariernya di kantornya yang dulu.     

kala itu, ia memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya dan memindahkan semua barang miliknya ke Jakarta. setelah yakin dengan keputusannya untuk menikah dengan hans. karena mereka berdua sudah saling berjanji untuk tinggal dalam satu rumah dan selalu bersama dalam keadaan suka ataupun duka.     

Anita tidak tahu jika kemudian cerita pernikahannya akan menjadi kacau seperti ini. cinta mereka bagai layu sebelum berkembang.     

tapi sekarang nasi sudah menjadi bubur. dan ia tidak ingin berlarut-larut menyesali hidupnya. ia tidak ingin terus meratap dan bersedih atas kejadian yang dialaminya. yang ia tahu, itu akan menjadi beban pikiran mamahnya.     

anita memutuskan untuk melawan traumanya dengan berani dengan mencoba menjadi dirinya yang independent dan tangguh. ia lalu merubah penampilannya dengan memotong rambutnya hingga sebahu dan merias wajahnya dengan make up bold dan lipstick merah menyala.     

Mengenakan busana yang terlihat lebih berani yang lugas sebagai bentuk perlawanannya pada rasa trauma dihatinya.     

Anita memulai segalanya dari awal lagi. meskipun terbersit rasa gentar dihatinya. apakah ia akan mampu melawan rasa insecurenya saat ini. yang bagai berada di titik NOL lagi. tapi anita bertekad to not living in fear again. she realize can't change what already happened. jadi jalan terbaik saat ini adalah mengontrol pikiran buruknya sendiri. atau pikiran buruknya yang akan mengontrolnya. ia meyakinkan dirinya sendiri. ia pasti mampu melewati masa berat ini.     

dengan bekal skill finance dan pengalaman selama bekerja diperusahaan sebelumnya. ia yakin akan dapat diterima dengan mudah bekerja diperusahaan yang ia pilih di jakarta.     

Jangan takut nita … kamu pasti bisa ! kamu pasti bisa !. starting all over again is not that bad because when you restart you get another chance to make things right. anita memberi suggesti pada dirinya sendiri.     

Benar saja … Anita langsung diterima bekerja pada interview pertamanya. ia berhasil lolos dan diterima bekerja dibagian keuangan pada perusahaan interior design ber-licenses international.     

Perusahaan itu menjalin kerja sama dengan banyak developer besar dalam pengerjaan proyek apartment dan hotel di area Jakarta dan kota besar di Indonesia.     

Anita tampak exited dan langsung mengabarkan keberhasilannya itu pada mamah. "I know, you can make it sayang… mamah tidak pernah meragukan kemampuanmu ! karena kamu anak mamah yang paling hebat … justru suatu keberuntungan untuk perusahaan itu, yang sudah menemukan karyawan se-talented kamu sayang…"     

Seperti biasanya mamah menghujani anita dengan pujian dan memberi endless supportnya.     

"Thanks mah , I love you so much …ini semua juga berkat doa dan support dari mamah"     

"Ahh sayang. you're so sweet as always.. mamah love you more …mari kita rayakan dengan makan malam di restaurant favoritemu malam ini … okay"     

"Tidak mah. nita masih banyak pekerjaan sekarang, nita harus cepat berkemas dan mempersiapkan diri untuk mulai bekerja besok. kita rayakan lain kali saja yahh…Oiyaa nita akan stay di apartement sudirman yah… biar lebih praktis dan dekatuntuk berangkat kekantornya.…"     

"Ya~hhh kok pindah sihh … mamah jadi tinggal sendirian lagi dong…"     

"Nita masih stay around Jakarta juga khan mah … kalau mamah kangen sama nita bisa langsung nyuruh pak yanto anterin mamah ke tempat nita disini … "     

"Tapi tetep saja, kita gak bisa ketemu lagi setiap hari… beda lah nitt…" ucap mamah mulai merajuk dengan nada manja. berharap anita berubah pikiran untuk tetap bisa tinggal bersamanya.     

"Udah gak usah bawel !, atau mamah mau, nita pindah lagi ke Makassar hmm?!"     

"Ihhh kok ngancem! katanya cinta sama mamah ternyata tetap saja. bibi masih yang paling kamu cinta dihatimu… kalau begitu terserah kamu !. suka-suka kamu saja "     

"Yaelah ngambek lagi … cemburu lagi, mamah sayang… jangan marah dong. nita pindah ke apartement juga biar lebih praktis pergi kerjanya mah… biar gak capek pulang perginya.… apa mamah tega melihat nita tiap hari berangkat kerja pagi buta dan pulang larut malam , kena macet dijalan tiap hari humm?…"     

Mamah tampak langsung terdiam sejenak,     

"Iyaa. Iya. mamah ngerti. gak usah comel lagi …"     

"Hahaha begitu dong … nita janji bakalan pulang kerumah diakhir pekan buat temenin mamah okay …"     

"Iyaaa …" jawab mamah singkat yang akhirnya hanya bisa pasrah menuruti keputusan putrinya itu tanpa syarat.     

Anita kemudian tinggal diapartement yang memang dibeli mamah khusus untuknya. dan apartement mewah itu berlokasi dipusat kota jakarta, dan praktisnya hanya dibutuhkan satu route dengan MRT untuk mencapai kantor kerjanya itu, tentu saja sangat efisien karena ia jadi banyak menghemat waktu dan tidak perlu capek menyetir mobil kekantor setiap hari juga pusing mencari tempat parkir mobil. hingga ia bisa menjalani hari-hari kerjanya dengan nyaman.     

Kantor anita berlokasi disalah satu gedung pencakar Langit nan megah di pusat kota jakarta yang berjejer dengan banyak gedung perkantoran elite disekitarnya.     

Hari ini seperti biasanya, pada jam istirahat kantor ia akan pergi ke kafetaria public diarea lantai satu tower bersama para rekan kerjanya yang lain untuk membeli makanan dan minuman disela waktu istirahat siang mereka disana.     

Anita sedang mengantri untuk membeli juice di counter minuman favoritenya.     

"Nitaa.... " terdengar suara lelaki yang terdengar serak memanggil namanya sambil menepuk punggung belakangnya dengan pelan dari arah barisan belakang.     

Anita reflect menoleh kearah sumber suara, seketika matanya membola lebar. mulutnya spontan mengangga. ia tidak dapat menyembunyi kan rasa terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang ini.     

Sosok lelaki bertinggi sekitar 180 cm dengan kaki ramping dan kuat yang memiliki wajah bersih nan tampan dengan potongan rambut cepak tampak tersenyum menawan kearahnya.     

Sosok lelaki itu berusia sepantaran dengannya. dimasa lalu ia dan lelaki itu sudah seperti bayangan yang tidak terpisahkan.     

"P-Pra~ass..." ucap anita terbata-bata. dirinya bagai tersambar petir disiang bolong melihat sosok prastian kini sudah berada tepat dihadapannya.     

Anita mengedipkan matanya berulang kali. lalu mengucek matanya untuk memastikan diri apakah yang dilihatnya adalah benar prastian. wajahnya berubah memucat, keringat dingin membasahi telapak tangannya. saat ia menyadari bahwa semua ini nyata dan bukan khayalan semata.     

"Long time no see nita …" suara hangat prastian memecah kekaluttan anita.     

"Ohh. L- long time no see ..." jawab anita dengan suara gemetar.     

"Kamu bekerja disini juga??" tanya pras santai, seolah berusaha menormalkan intensitas ketegangan anita. yang terlihat begitu gugup dan terus melihat kepadanya.     

"I-Iyaa "     

“Ohh ……kok aku gak pernah lihat kamu sebelumnya ?"     

"Newbie pras,aku baru satu bulan ini bekerja disini"     

"Oh ~Pantess ! Bagaimana kabarmu sekarang . "     

"B~Baik …" Anita berusaha bersikap se-tenang mungkin menahan rasa gugup dan serangan panik dihatinya.     

"Syukurlah … Oiya kantor kamu ditower berapa " lanjut pras menanyai anita dengan wajah curious.     

"Aku di design Co , tower 21 ." jawab anita singkat.     

"Aku di BANK BN* tower 17 … hmm tidak disangka kita dapat bekerja ditempat yang sama lagi yah nitt, sepertinya kita memang ditakdirkan untuk selalu bersama ” ucap prastian lembut, sambil menatap anita penuh arti.     

Anita hanya dapat membalas ucapan prastian itu dengan senyum kecil. prastian kemudian berinisiative menggiring anita untuk mengambil tempat duduk kosong di kafetaria itu, mengambil tempat duduk dekat jendela kaca didepan sana dengan pemandangan langsung menembus kearah luar gedung yang menghadap kearah trotoar. mereka lalu mengobrol sembari menikmati makan siang mereka masing-masing.     

"Keponakan sudah berapa … "tanya pras lugu, yang membuat anita langsung tersedak kaget hingga terbatuk-batuk.     

"Ohh belum ada ponakan … baguslah " pras menjawab sendiri pertanyaannya tadi dengan yakin sambil tersenyum kecil penuh arti.     

Ia lalu menepuk punggung belakang anita untuk membantu melegakan pernafasannya, saat melihat anita masih terus terbatuk batuk, hingga membuat wajah dan telinganya tampak memerah.     

"Pelan pelan makannya gak usah buru-buru " Anita seketika merasa tidak nyaman dengan uluran tangan prastian. ia menepis dengan halus tepukan tangan prastian dari punggungnya. lalu mendengakkan wajahnya keatas.     

"Terima kasih. aku baik-baik saja,..." Anita segera meneguk air mineral dalam botol kemasan diatas meja miliknya dan menenangkan dirinya kembali. ia segera menghapus sisa air minum dibibirnya dengan tissue putih ditangannya.     

"kamu sendiri. apakah sudah menikah ?" Anita balik bertanya.     

"Sayangnya aku masih begini-begini saja , sampai sekarang masih belum laku-laku" jawab prastian singkat sambil memasang wajah lesu dan menghela nafasnya panjang.     

Ia lalu menatap anita dengan pandangan tajam, seolah sengaja mengintimidasi anita untuk mengakui kesalahannya.     

Anita segera membuang pandangannya kesamping dan menolak untuk mempertahankan contact mata dengan prastian.     

"Ahh kamu sih,terlalu jual mahal.… masa pria tampan sepertimu gak laku! "     

"Udah diobral nitt.... tapi emang gak ada yang mau pungutt ! gimana dong…" jawab prastian polos, dengan intonasi dibuat kocak. hingga otomatis membuat anita terbahak.     

"Aku tampak menyedihkan yaa " ucap prastian lagi yang langsung disambut anggukkan setuju dari anita.     

"Sangat… kamu sangat menyedihkan hahaha" dan gelak tawa tercipta dalam obrolan mereka selanjutnya, mereka kemudian berbincang hangat hingga waktu istirahat habis.     

Mereka setuju untuk bertukar nomer telfon, sebelum kemudian berpisah menuju kantor kerja masing masing.     

Dan begitulah mereka akhirnya menjadi dekat kembali. Setiap hari kerja mereka akan meet up pada jam istirahat kantor. pras selalu menelfon anita dan menunggunya di lobby bawah untuk makan siang bersama dikafetaria.     

"Kamu masih berhutang penjelasan padaku nitt " ucap prastian dengan intonasi suara yang dalam. sembari menatap anita penasaran.     

"Aku tahu… " kedua tangan anita mengenggam erat cup bubble tea. lalu menyesap seteguk dengan sedotan hitam kedalam mulutnya.     

"Jadi ?. "     

"Aku minta maaf padamu pras, tapi aku tidak bisa menceritakan detail masalahku dulu, karena aku sudah menganggapnya sebagai masa lalu. dan ingin melupakannya. yang perlu kamu tahu, bahwa saat itu aku memang sedang tidak baik baik saja.… " Anita menjelaskan situasinya dengan terbuka. meskipun tidak secara detail mengungkapkan masalah yang sebenarnya terjadi padanya saat itu.     

"Setidaknya… bukankah seharusnya kamu memberi kesempatan padaku untuk berbicara… kamu membuatku diliputi perasaan bersalah dan bingung selama bertahun-tahun nitt, " tangan kanan prastian spontan meraih tangan anita dan langsung mengenggamnya erat.     

"Maafkan aku pras … ". sahut anita gelagapan. langsung berusaha melepas gengaman tangan prastian secara halus.     

"Apakah kamu bahagia dengan pernikahanmu"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.