Shadow of Love

Kenapa kamu menangis ?



Kenapa kamu menangis ?

0Ahhhh tapi, bukankah tubuh indah itu adalah punyaku..... bukankah dia adalah isteriku .... tanpa sadar hans semakin mendekatkan tubuhnya pada anita yang duduk disebelahnya. dan tanpa permisi hans langsung menyambar bibir anita yang sedang tekun berbicara dan langsung menciumnya dengan intense.     

Untuk beberapa saat lamanya, anita hanya terdiam membeku. merasa speechless dan shocked dengan tindakan hans yang tiba tiba itu. ia tampak pasrah menerima ciuman hans dengan pasih. tidak menolak juga tidak membalasnya sama sekali.     

Dan hans mengartikan kepasifan anita itu sebagai tanda bahwa anita mengijinkannya untuk berbuat lebih lanjut. membuatnya semakin liar melumat bibir anita dengan panas. tangannya mulai berani meraba lekuk tubuh anita dan perlahan menindih tubuhnya yang semakin mundur kebelakang hingga membuat permukaan sofa tertekan kebawah.     

Anita merasakan tubuh hans yang kian terasa erat menindih. membuatnya tersadar dari rasa shockednya and back to reality.     

"Lepaskan !..." seru anita. langsung mendorong tubuh hans dengan kuat. hingga membuat hans terjatuh kelantai. dan punggungnya membentur tepi meja tamu dengan keras. hans auto meringis kesakitan. seketika rahangnya berkedut marah seraya menatap kearah anita dengan wajah kesal.     

hans tidak menyangka sama sekali akan mendapat perlawanan yang begitu kasar dari anita.     

Anita segera memanfaatkan kesempatan itu untuk melepaskan diri dari hans. dengan terhuyung ia segera berlari kearah pintu keluar secepat ia bisa. namun baru juga berapa langkah ia meninggalkan sofa. hans langsung berhasil menangkapnya kembali, dan langsung memeluknya dengan kuat.     

"Apa yang kamu lakukan ! Lepaskan !dasar bajingan ! Lepaskan !" umpat anita dengan marah. sambil terus bergerak kekanan dan kekiri berusaha melepaskan diri dari pelukan hans yang memeluk tubuhnya dengan kuat.     

"Apapun yang terjadi ! aku tidak akan pernah melepaskan kamu lagi ! aku beritahu !sebaiknya kamu bicara padaku baik-baik. atau kamu tidak akan pernah bisa keluar dari ruangan ini selamanya !" balas hans lugas, berkeras tidak mau mengalah.     

"Dasar bajingan !Apa sebenarnya maumu !"     

"Mauku…… Tentu saja membawamu kembali pulang kerumah !"     

"Hah pulang kerumahmu ? jangan mimpi ?! dasar tidak tahu malu !"     

"Kenapa ?… apakah kamu lupa bahwa kita berdua sudah menikah? dan kamu masih berstatus istri sahku hmm. jadi dimana salahku jika aku ingin membawamu kembali pulang kerumah ?!"     

"Aku akan segera mengurus perceraian secepatnya ! aku tidak mau menjadi istrimu … tidak mau !" ucap anita berkeras. sambil terus berusaha melepaskan diri dari pelukan erat hans yang membelenggu tubuhnya.     

Dengan satu gerakan, hans kemudian membalikkan tubuh anita untuk menghadap kearahnya. dengan satu tangannya tetap mengunci kedua pergelangan tangan anita kebelakang.     

Kemudian ia memegang dagu anita dengan tangan kirinya dan mendengakkan wajah anita keatas untuk menatap lurus padanya.     

Dengan senyum arrogant yang terpancar diwajah tampannya hansberkata "Mau tidak mau!. suka tidak suka kamu adalah istriku ! dan aku tidak memerlukan ijinmu untuk membawamu pulang karena kamu masih tanggung jawabku. paham !"     

Anita langsung terdiam seribu bahasa. rasa takut menguasainya kembali. tubuhnya terlihat gemetar. namun dengan segenap keberaniannya ia menatap kearah hans dengan tajam. "Hahh lelaki mesum ! aku tidak butuh tanggung jawab darimu ! aku tidak mau menjadi istrimu ! aku tidak sudi !" ucapan anita seketika membuat hans tampak murka. ia lalu mengunci anita diantara tubuhnya dan meja kerjanya dibelakangnya lalu menatap anita dengan tajam.     

"Ahhh mengapa kamu baru mengumpat sekarang sayang … bukankah aku yang mesum ini adalah suami pilihanmu sendiri "     

"Dasar tidak tahu malu !" Anita menatap kearah hans dengan tatapan jijik.     

"Hahaha untuk apa malu didepan isteriku sendiri hmm …"     

"Aku peringatkan kamu hans ! jangan bertindak diluar batas ! atau kamu akan menyesal "     

"Diluar batas yang bagaimana ? apakah mencium dan menyentuh isteriku sendiri adalah diluar batas ?"     

"…… " Anita terdiam. isi kepalanya seolah langsung blank, tidak dapat membalas argument hans lagi yang seakan blunder itu.     

"Aku tidak memerlukan ijin siapapun untuk menyentuhmu nita. karena saat ini kamu masih hakku … aku berhak melakukan apa saja padamu … termasuk mencium dan menyentuhmu !……"     

"Kamu tidak akan berani! Aku peringatkan kamu ! jangan berani macam-macam padaku !" Anita berkata dengan suara gemetar namun berusaha menampilkan wajah galaknya kearah hans. tatapan matanya seolah sedang menghunus pedang dan siap berperang dengan hans hingga akhir.     

"Sepertinya aku memang harus memberi pelajaran padamu nita. agar bisa menjadi seorang istri yang penurut pada suami… " sambil berbicara, hans mulai membuka kancing kemeja putih anita satu persatu seraya terus menatap kearah anita dengan tatapan menantang.     

Hans lalu sengaja membuka lebar kemeja anita , dan mengexpose dadanya yang indah untuk dinikmatinya.     

GLEK ! hans tampak menelan ludahnya sendiri. ia seakan tidak dapat menahan diri melihat tubuh indah dan menggiurkanmilik isterinya itu.     

Ahhh sial ! bagaimana cara untuk melepaskan diri dari bajingan ini. Anita mengiggit bibirnya. sambil pandangannya mengedar kesekitarnya.     

aku harus mencari senjata untuk melindungi diriku sendiri karena berkaca dari kejadian dulu, hans mempunyai kapasitas untuk berbuat nekat dan melukaiku.     

Hans lalu menenggelamkan wajahnya dileher anita. menciumi rahang dan leher anita dengan passionately. wajahnya semakin lama semakin turun kebawah. terus menciumi kulit putih nan lembut milik isterinya itu penuh gairah. ia sengaja menciumi pinggir bra anita dengan bibirnya.     

"Hans ... aku peringatkan kamu !…" Anita tidak mau menyerah begitu saja. ia terus memberontak sambil berusaha melepaskan diri dari cengkraman hans. setengah tubuh anita sudah terbaring diatas meja kerja milik hans yang luas.     

Dan kian lama hans seperti hilang kendali. ia tampak semakin aggressive menciumi bagian dada anita. saat gairahnya memuncak tanpa sadar hans melepaskan pegangan tangannya pada dua pergelangan tangan anita. membuat tangan anita dapat bergerak dengan bebas lagi.     

Anita tidak ingin melewatkan kesempatan itu. tanpa berpikir panjang ia segera meraih tumpukan berkas diatas meja kerja hans. dan menghantamkan pada kepala hans dengan sekuat tenaga.     

BHAK !     

suara benturan tumpukan berkas yang bertemu dengan kepala hans terdengar begitu nyaring menggema diseluruh ruangan.     

Hans sontak terlihat linglung. ia tampak terpana menatap kearah anita. sambil berjalan mundur dengan sempoyongan. detik selanjutnya tubuh hans langsung jatuh melunglai dilantai.     

Anita berdiri membeku ditempatnya.     

"Ha~aans !" pekik anita dengan panik. ia langsung bergegas menghampiri tubuh hans yang tergeletak dilantai. saat melihat wajah hans berubah pucat dengan gesit ia segera berinisiative memeriksa nadi dileher bagian samping, dan memeriksa apakah ada luka terbuka dikepala hans, matanya berkeliling meneliti setiap bagian kepala hans dengan teliti. untuk memastikan apakah ada luka terbuka dikepalanya atau tidak.     

hans tampak memejamkan mata dan tidak bergerak sama sekali.     

Ohh Tuhan. apakah aku telah membunuhnya … Yaa Tuhan bagaimana ini… apakah ia mengalami pendarahan dalam kepala… atau jangan-jangan ia mendapat trauma capitis. Anita meletakkan kepala hans diatas pangkuannya dengan hati-hati.     

"Hans … maafkan aku. aku benar-benar tidak bermagsud melukaimu … bagaimana ini…… haa~anss" tanpa sadar anita menangis tersedu. sambil terus menepuk pipi hans dengan pelan beberapa kali. berusaha membuatnya sadar kembali.     

"Kenapa kamu menangis. bukankah tadi kamu ingin melihatku mati …"     

Anita terperanjat kaget. matanya membola lebar dan menunduk kebawah melihat kearah hans yang dengan mata tertutup tiba-tiba berbicara padanya.     

“Hans …… syukurlah kamu sadar. apakah kamu baik-baik saja”     

Hans kemudian membuka matanya perlahan dan menatap kearah anita dengan tatapan sayu. membuat anita salah tingkah, ia lalu mencoba melepaskan kepala hans dari pangkuannya. dan berniat untuk kabur dari ruangan itu sekarang juga.     

"Awwwh !" pekik hans dengan suara tertahan. ia terlihat meringis kesakitan sambil memegang bagian atas kepalanya.     

Anita yang terkejut, spontan ikut memegangi kepala hans dengan panik. wajahnya tampak ketakuttan. ia lalu meraih kepala hans lembut dan kembali merebahkan diatas pahanya lagi.     

"J-Jangan bergerak dulu … B-bagian mana yang sakit… "     

"Disini … "hans memegang kepala bagian kanannya. sambil meringis kesakitan.     

"Mari kita ke rumah sakit sekarang… aku akan mengantarmu kesana okay …."     

"Tidak perlu. aku tidak apa-apa. aku hanya butuh berbaring disini sementara waktu … "     

"T-tapi… sepertinya kepalamu mengalami luka dalam. aku takut terjadi apa-apa denganmu …"     

"Kamu kecewa ya… karena aku baik-baik saja"     

"Maafkan aku. aku benar-benar menyesal. aku tidak bermagsud melukaimu hans... sungguh ! apakah kamu bisa berjalan sendiri. ? mari kita periksa kerumah sakit sekarang… "     

"Tenang saja. aku baik-baik saja. aku hanya butuh sedikit menenangkan diri sebentar … "     

"Ohhh ……" dalam situasi seperti ini. anita memilih untuk tidak berdebat lagi dengan hans. dengan patuh ia terus duduk dan bertahan dengan posisinya sekarang. duduk dilantai dengan membiarkan kepala hans berbaring diatas pahanya.     

Hans terus menatap anita tidak berkedip. lalu dengan hati-hati ia mengangkat tangannya keatas. dan mulai membelai wajah anita diatasnya perlahan. jari tangannya menyentuh bibir anita. menyusuri setiap detail bibirnya dengan seksama.     

Anita tertegun, wajahnya kembali memerah, ia benar-benar tidak ingin tahu apa yang diinginkan hans saat ini.     

"Kamu sangat cantik sekali isteriku …" ucap hans lirih. Anita benar-benar begitu indah dan tidak tertandingi. dimata hans ia memiliki kecantikkan sempurna melebihi princess dalam dongeng Disney sekalipun. Hans seperti terhipnotis dalam perasaan cintanya yang menggebu.     

Anita mengalihkan pandangannya kearah pintu. tampak salah tingkah, tidak tahu harus bagaimana .     

Dasar brengsek ! seharusnya aku memukul kepalanya dua kali tadi ! dalam kondisi seperti ini. masih sempat-sempatnya mencoba merayuku lagi!. umpat anita dalam hati, merasa kesal dengan ulah hans yang seolah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.     

"Sayang … mari kita berbaikan lagi. aku sungguh mencintaimu nita …"     

"Jangan banyak bicara dulu. kalau kamu sudah merasa baikkan. sebaiknya kita pergi periksa kerumah sakit sekarang " potong anita. tidak ingin mendengar ungkapan cinta dan bujuk rayu hans.     

"Hhhh… kamu begitu peduli dengan luka fisikku. tapi tidak peduli sedikitpun dengan luka hatiku. isteri macam apa kamu!"     

"Aku tidak ingin berdebat denganmu hans … aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja "     

"Kalau begitu tidak usah berlagak peduli padaku … aku tidak butuh belas kasihan darimu. kamu boleh pergi sekarang juga" ucap hans dengan nada dingin. sambil memegangi kepalanya ia berusaha untuk duduk.     

"Jangan bergerak dulu hans … jika kepalamu masih terasa sakit "     

Anita spontan mendekat dan langsung ikut memegangi kepala hans. hans reflect menengok kesamping. mata mereka saling bertemu. dan wajah mereka saling berdekatan tanpa jarak. jantung anita berdebar kencang.     

Tanpa kata, hans memajukan bibirnya hingga menyentuh bibir anita. matanya terus mempertahankan contact mata dengan anita lalu kembali mencium bibirnya dengan tidak tahu malu.     

Anita hanya terdiam membisu. perlahan ia memejamkan kedua matanya. membiarkan aliran panas dihatinya bergulir menerjang jiwanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.