Shadow of Love

Pernikahan demi transaksi bisnis



Pernikahan demi transaksi bisnis

0"Iya … Iya gampang. nanti aku akan menelfonmu jika kerjaanku sudah selesai     

... jenn... tolong kamu temenin pras makan yahh..., aku harus keatas duluan bye… ", tanpa menunggu jawabban jenny, anita langsung berjalan pergi meninggalkan meja mereka, jenny dan prastian tampak kompak terbengong dibuatnya.     

Perasaan kecewa terlukis jelas diwajah prastian. namun ia juga merasa tidak berdaya dengan keadaan-nya. ia tahu, dirinya kini bukanlah siapapun bagi anita. prastian menarik nafasnya dalam-dalam. merasa seperti ada beban berat didadanya hingga membuatnya terasa sesak bernafas. tatapan matanya sayu mengantar kepergian anita hingga menghilang dari pandangannya.     

dengan berat hati ia terpaksa membiarkan anita pergi. dan ia hanya dapat pasrah mendapati dirinya kini justru menghabiskan waktu istirahat siang berdua saja dengan jenny.     

Hans meneguk air mineral dingin miliknya, lalu terlihat berpamittan dengan dua orang pria disampingnya. ia kemudian berdiri dan pergi meninggalkan mejanya, dengan langkah arrogant berjalan mengikuti langkah anita dari belakang.     

mereka berdua saling bertatapan dalam diam. memasuki lift bersama dengan beberapa karyawan lainnya yang juga hendak naik kelantai mereka masing-masing diatas. suasana didalam lift terasa begitu mencekam. begitu hening bagai berada di goa hantu. para karyawan tampak menjaga jarak dari hans. mereka seolah ingin memberi ruang lebih luas untuk boss nya itu. tatapan sungkan dan ekspresi wajah tegang terlihat jelas diwajah mereka. seolah untuk bernafas saja mereka merasa serba salah.     

TING !     

Pintu lift terbuka. Anita berjalan duluan keluar dari lift. kemudian disusul hans dibelakangnya. intensitas ketegangan terasa begitu pekat diantara mereka.     

Sesampai didepan meja kerjanya. Anita langsung membalikkan badannya, menatap kearah hans dengan wajah galak. sambil menyilangkan kedua tangannya diatas dadanya.     

"Apakah kamu tidak merasa sikapmu tadi keterlaluan !" tanya anita dengan intonasi kesal. seketika langsung menumpahkan rasa jengkel dihatinya begitu melihat situasi diruangan hanya tinggal mereka berdua saja .     

"Ohh Anita Marie, jadi kamu marah …karena aku menganggu acara makan kamu dengan prastian ?" hans balas menghardik anita tidak kalah kesal. dan menatapnya dengan tajam. dalam waktu beberapa bulan kebersamaan mereka, ia sudah sedikit mengerti tabiat hans. setiap kali suaminya itu memanggilnya dengan nama lengkapnya berarti ia sedang dalam suasana hati yang sangat buruk.     

Tapi anita merasa sikap hans kali ini benar-benar tidak dapat ditoleransi lagi. tidak peduli seberapa buruk suasana hatinya saat ini. ia harus membuat hans mengerti. kalau ia tidak menyukai sikap otoriter dan over protective padanya itu.     

"Bukannya tadi jelas-jelas aku sudah kirim foto ke kamu. kalau aku belum selesai makan… "     

"Aku juga belum makan ! dan aku juga lapar "     

"Yaa kamu tinggal pesen saja makan siangmu , bukankah tadi kamu memang sedang makan dengan rekan kamu disana. begitupun aku. jadi kita bisa sama-sama makan siang. simple khan…" jawab anita ketus.selesai berbicara ia sengaja membuang muka kearah samping. "Tapi aku ingin makan bareng kamu yank … " hans mulai merajuk. ia langsung meraih tangan kanan anita. mengayunkan kekanan dan kekiri dengan manja.     

Anita menatap kearah hans masih dengan rasa kesalnya. sengaja memasang wajah cemberut, menepis gengaman tangan hans lalu membalikkan badannya kebelakang. ia berjalan kearah meja kerjanya , langsung membuka laptop didepannya dan bersikap seolah tidak peduli dengan rajukkan hans padanya.     

"Apakah kamu benar benar marah ?… karena aku ganggu acara makan kamu dengan prastian?". hans bertanya dengan ekspresi wajah tidak puas atas reaksi anita. anita hanya diam saja. sengaja tidak menjawab pertanyaannya. membuat hans tampak semakin gusar. ia lalu menarik lengan anita dengan kasar, membalikkan tubuh anita agar menghadap kearahnya. hingga mereka saling bertatapan tajam.     

"Kamu jujur padaku, apakah kamu masih punya perasaan pada prastian ?"     

"Menurutmu …" balas anita, balik bertanya. sambil menepis pegangan tangan hans dilengannya.     

"Anita ! " teriak hans memanggilnya dengan lantang. "What's going on with you !pagi ini kamu masih begitu manis padaku. tapi setelah bertemu prastian kamu langsung berubah mengabaikanku !"     

Anita diam membisu, sengaja tidak menggubris ucapan hans sama sekali. sebagai bentuk protesnya.     

"Anita , aku sedang bicara denganmu ! katakan dengan jujur ! apakah kamu masih menyukai prastian !" hans mulai bicara dengan nada tinggi dan langsung menutup laptop didepan anita. Anita yang semula berpura-pura sibuk akhirnya merasa kesal juga. mereka berdua saling bertatapan tajam penuh amarah.     

"Apa sebenarnya maumu hans ?!" Anita mendengakkan wajahnya keatas, balas bertanya pada hans dengan nada menantang. "Apa kamu sedang ingin menunjukkan dominasimu padaku sekarang ?… sepertinya kamu belum mengenalku dengan baik hans.… apakah aku terlihat begitu murahan dimatamu. hanya karena aku makan siang bersama mantanku !" anita terus menatap hans dengan menantang. mereka kini bagai sudah siap untuk duel habis habisan. namun belum sempat hans membalas kata-kata anita. tiba-tiba lift terbuka, dan jenny tampak keluar dari dalam lift. dengan wajah lugunya jenny berjalan menuju kearah meja kerjanya.     

Wajah jenny yang semula ceria berubah serius seketika. saat melihat hans berada didepan meja kerja anita dengan ekspresi wajah tampak penuh amarah. ia dapat merasakan intensitas ketegangan dalam tatapan mata keduanya. jenny langsung mengerti, mereka kini sedang dalam perdebattan sengit.     

Ia segera berjalan kearah meja kerjanya. memilih diam dan berpura-pura tidak tahu. sengaja sibuk mengurus pekerjaannya sendiri.     

Hans menatap jenny dengan wajah kesal , tanpa berkata sepatah katapun ia lalu melangkah pergi menuju keruang kantor pribadinya dan langsung membanting daun pintu ruangannya dengan begitu keras.     

BHAK !     

Jenny dan anita kompak terperanjat kaget seketika. Anita menatap kepergian hans dengan raut wajah kecewa. ia menghela nafasnya panjang.     

"I feel you...". jenny menepuk pundak anita dengan ringan. "Tenang…, ini baru permulaan. tidak usah kaget begitu " lanjutnya sambil mengedipkan satu matanya pada anita. anita hanya dapat tersenyum meringis. terus menatap kearah pintu ruangan hans dengan pilu, ia sebenarnya mengerti dengan kecemburuan hans pada prastian, tapi ia tidak mau hans menjadi begitu possessive padanya seperti ini.     

Anita merasa. bahwa saat ini ia bahkan baru saja menikmati kebebasan dari rasa trauma panjangnya. ia seolah baru saja memulai interaksi dengan dunia luar , mulai berteman ,dan menjadi diri sendiri. namun hans seakan berusaha membelenggu dengan rasa possessivenya.     

Ia tidak meminta banyak dari hans. ia hanya ingin hans lebih pengertian padanya. memberi ia kebebasan seperti yang ia janjikan padanya dulu sebelum pernikahan. toh ia sekarang adalah istri sah-nya. mereka sudah suami isteri. tidak ada pemikiran anita untuk berkhianat dari hans sedikitpun. namun sepertinya hans tidak mempercayai dirinya sama sekali.     

"Hans ada ?" seorang gadis cantik berdiri didepan meja kerja jenny, menanyakkan keberadaan hans. sambil melepas kacamata hitam diwajahnya. gadis itu sangat menawan berkulit putih seperti porcelain, dengan rambut di cat blonde dan mengenakan pakaian branded menghias tubuhnya , memberi kesan dia bukan orang sembarangan.     

"Ohh... Selamat siang ibu sirena… Iya. pak hans ada diruangannya kok …" jenny langsung berdiri dari duduknya , menjawab pertanyaan gadis itu dengan sopan dan full respect. gadis itu menoleh kearah anita sebentar, sambil melepar senyum sinis. sebelum berjalan menuju keruangan hans. dan masuk kedalam ruang kantor hans tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.     

"Itu tadi pacarnya pak hans … " bisik jenny memberitahu anita dengan suara berbisik.     

"Ohhhh " Anita menganggukkan kepalanya beberapa kali, "Ehh, bukannya pak hans sudah menikah?… aku lihat foto pernikahannya di meja kerjanya kokk" ujar anita pura-pura bertanya pada jenny dengan memasang wajah polos.     

"Itu karena Perjodohan ! pernikahan palsu, pernikahan hanya demi transaksi bisnis saja !… asal kamu tahu, yang benar-benar wanitanya pak hans yah sirena ini … mereka sudah berpacaran sejak kecil. tau gak… bahkan dihari pertama pernikahannya saja. pak hans tidak pergi honeymoon, ia lebih memilih menghabiskan waktu bersama bu sirena dikantor ! serius ! aku saksinya!!" ekspresi muka jenny tampak super serius. bercerita pada anita dengan wajah berapi-api dan penuh semangat.     

"Ohhh... begitu …" dengan berlagak santai anita terus mendengarkan cerita jenny dengan seksama, ia mengertakkan giginya karena kesal. kemeja dan jas kantor yang semula longgar, entah mengapa kini terasa sesak hingga membuatnya sulit bernafas. dan tanpa sadar tangannya menekan bolpoint dengan kuat. Sialan ! bilangnya dari dulu hanya mengejarku, hanya cinta aku, dengan lagak sok lugu ! ternyata buaya darat ! dasar penipu !     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.