Shadow of Love

Susah membuatnya terkesan



Susah membuatnya terkesan

0Selesai memeriksakan kandungan anita, hans berinisiative mengajak anita berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan terkenal dan prestigious yang lokasinya tidak jauh dari rumah sakit. Hans berniat untuk memanjakan anita sejenak disana. ia menyadari bahwa sejak pernikahan mereka hingga saat ini, tidak sekalipun ia pernah membelikan anita hadiah atau ungkapan cinta layaknya pasangan menikah pada umumnya. kecuali hadiah resmi yang ia berikan berupa satu set perhiasan dan cincin kawin untuk seserahan pada saat acara pernikahan mereka dulu.     

Dalam hatinya, hans merasa sangat bersalah karena tidak memperlakukan anita dengan lebih baik lagi, tidak pernah memanjakannya dengan ungkapan cinta yang melimpah setiap hari. padahal dengan statusnya sebagai CEO perusahaan besar Wijaya group, itu merupakan hal kecil untuk dapat dilakukan olehnya.     

Hans berharap dengan memberi hadiah mahal untuk anita, setidaknya sebagai ungkapan perasaannya agar anita tahu, bahwa ia adalah wanita paling penting dan satu-satunya dihatinya selama ini. "Huh bodohnya aku !" hans meruntuk dirinya sendiri yang begitu lambat berpikir dan justru membuat anita mengalami banyak kesusahan dengan ulahnya selama ini.     

"Sayang … kamu boleh membeli apapun yang kamu sukai disini … jangan khawatir tentang bill-nya okay… just enjoy to shop anything you want here, " kata hans exited, mempersilahkan anita untuk berbelanja barang yang ia sukai didalam mall itu. wajahnya tampak bersemanggat, menatap pada deretan store barang branded didepannya full of excitement.     

Hans tahu bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan rasa cintanya yang besar untuk isterinya. ia ingin anita tahu, bahwa ia bersedia membelikan apapun keinginannya . dan akan memuaskan hasrat belanja isterinya itu unlimited.     

Hans tampak menahan senyum puasnya sendiri. membayangkan bagaimana reaksi wajah isterinya itu nanti saat ia memberi black card miliknya sebagai surprise. dalam imajinasinya, hans membayangkan ekspresi anita yang tampak terkejut dengan mata membelalak lebar, berbinar cerah langsung menghambur dan memeluknya dengan erat. menghujaninya dengan ciuman tanda terima kasih padanya. ia membayangkan bagaimana isterinya itu tidak berhenti memuji setinggi langit atas kemurahan hatinya. "Ahhhh biasa saja … tidak usah merasa sungkan," ucap hans sambil terkekeh sendiri. "Sungkan kenapa …" anita spontan menoleh kesamping, menatap kearah hans dengan wajah polos dan tidak mengerti.     

Hans menjadi gelagapan sendiri. he's back to reality. dan segera mengalihkan pandangannya kedepan. menunjuk secara acak kearah store brand terkenal didepannya. "Sayang belanjalah sepuasmu. jangan merasa sungkan okay … hehehe "     

"Ohhh…" jawab anita singkat. dengan wajah datar, terlihat menunjukkan sikap biasa saja, justru seolah tidak terkesan sedikitpun.     

Hans langsung menelan ludahnya sendiri. merasa awkward dengan reaksi anita yang diluar expectasi itu. 'huhhh ! mengapa begitu susah untuk membuatnya terkesan !'gumam hans dalam hati, melihat ekspresi wajah anita yang justru terlihat dingin, dan terkesan boring.     

Dari pengalamannya selama ini. tidak ada satupun teman wanita yang tidak terpesona padanya saat dibawa berbelanja olehnya. meskipun hubungannya dengan para wanita yang dikencani itu tidak lebih dari friend with benefits. tapi hans tidak pernah pelit untuk menghujani mereka dengan rewards dan hadiah mahal sebagai kompensasi.     

Hans tahu, tidak ada yang gratis didunia ini. ada harga dari setiap transaksi. dan ia sangat paham itu, bahwa para wanita yang dikencaninya juga berharap sesuatu dari berhubungan dengannya. ia akan dengan senang hati memberi mereka materi. tapi tidak lebih dari itu. karena dihatinya hanya anita seorang dan itu tidak dapat ditawar atau tidak bisa dihargai dengan uang dan materi.     

Mereka kini telah berada di lantai dua pusat perbelanjaan termegah di singapore itu. terlihat didepan mereka, berderet store brand terkenal international yang menyajikan koleksi fashion, shoes, bags dan berbagai accessories mewah edisi terbaru mereka.     

Hans langsung menarik tangan anita agar melihat kearah deretan butik barang branded itu dengan lebih jelas lagi. mempersilahkan untuk membeli apapun yang ia suka.     

Anita membalas dengan tersenyum kecil, seraya menganggukkan kepalanya ringan. ia mengerti magsud baik hans padanya, hans pasti berpikir bahwa dengan membelikan hadiah mewah dan mengajaknya berbelanja akan membuatnya merasa bahagia.     

Namun sayangnya anita benar benar tidak tertarik untuk shopping hari ini. sejujurnya ia merasa sangat lelah dan hanya ingin berbaring tidur diatas ranjang yang empuk sambil bermalas-malasan. tapi ia juga tidak ingin dengan frontal menolak niat baik suaminya itu. ia takut akan membuat hans kecewa, maka ia menuruti keinginan hans dan terus mengikutinya kemanapun hans membawanya pergi sambil memasang wajah bahagia demi untuk menyenangkan hati suaminya itu.     

*****     

Mereka berdua kini berada dalam store jewelry. dan sedang dilayani oleh dua orang pegawai store dengan private. Anita dan hans tampak duduk berdampingan dengan nyaman pada sofa classic mewah diruang executive store jewelry. seorang wanita setengah baya, yang merupakan pegawai senior store tampak terus melayani hans dengan ramah dan hangat. sesekali ikut memuji anita saat mengenakan perhiasan yang dicobanya.     

"Sayang … ini cantik sekali, aku ingin kamu mencobanya…" tanpa basa-basi hans langsung meraih tangan anita dan mengenakan sebuah cincin berlian pilihannya ke jari manis anita.     

Anita dengan pasrah menuruti keinginan suaminya itu. menganggukkan kepalanya pelan sebagai tanda setuju dengan berlian pilihan hans untuknya.     

Anita mengangkat tangannya kedepan. dan menatap kearah jari manis dengan cincin berlian yang sedang dicobanya. seketika hans langsung menganggukkan kepalanya beberapa kali dengan wajah puas. "This ring belong to you sayang....", Anita menoleh kesamping. menatap hans dengan takjub. hatinya terasa bagai gerimis, tatkala menyaksikan suaminya itu begitu antusias ingin membuatnya senang.     

"Hans, Udah yukk …."ujar anita manja. membujuk hans untuk berhenti membelikan hadiah untuknya.     

"Aku capek banget .. pengen tiduran … " ucap anita lagi dengan ekspresi wajah sok imut, sengaja merengek dan bersikap manja untuk mengajak hans menyudahi acara shopping ini. dan segera membawanya kembali pulang untuk beristirahat di hotel.     

"Tapi kamu khan belum lihat-lihat koleksi baju dan tas kesukaanmu sayang ... kamu belum membeli apa-apa," jawab hans mesra, sambil memasang wajah menolak, seraya mencium jari-jari lembut anita penuh cinta. ia lalu kembali mengenggam tangan anita dengan erat. matanya kembali melihat kearah jewelry yang diperlihatkan diatas meja untuknya.     

"Ohh hans ... sebenarnya aku juga tidak terlalu menyukai baju branded kok. aku bukan typical wanita yang suka ikut trends mode terkini. sejujurnya saat aku beli baju, aku tidak melihat brand-nya, yang penting aku suka, merasa nyaman sesuai style-ku. pasti aku beli… " jawab anita diplomatis. berbicara dengan wajah bersungguh-sungguh.     

"Tapi kamu sekarang berbeda sayang … sejak kamu resmi menyandang status sebagai isteriku. kamu harus menjaga penampilanmu lebih wah lagi. untuk menunjang imagesku. mengerti"     

"Aku tahu… tentu saja aku akan berusaha menjaga images baik untukmu, mes-ki…" belum juga anita menyelesaikan kata-katanya. Hans langsung sengaja menarik tangan anita.     

"Good ! kalau begitu sekarang nurut sama aku. kita lihat-lihat koleksi baju sebentar untukmu !" ujar hans. yang seolah langsung block segala alasan penolakan anita.     

Anita seolah tidak dapat berbuat apa-apa dengan kemauan hans. ia hanya dapat berjalan mengikuti dengan patuh dibelakangnya, menuruti kemauan hans tanpa membantah.     

Sesampai dalam salah satu store brand terkenal, hans menyuruh anita duduk di sofa panjang yang ada diruang tunggu, mereka duduk berdampingan sambil menunggu pelayan toko menyiapkan beberapa koleksi baju terbaru mereka untuk diperlihatkan secara exclusive didepan anita. Hans reflect memijit lembut kaki anita dengan lembut, lalu merapikan rambut panjang anita kebelakang telinga. "maafkan aku yah. sudah bikin kamu kecapean seharian …" ucap hans santai, sembari menatap anita penuh arti.     

GLEK !     

Anita menelan ludahnya sendiri. balas menatap hans dengan wajah terkejut. hans seolah mengerti kalau isterinya itu sangat malu. namun ia memilih bersikap pura-pura tidak tahu, lalu sengaja mengiggit telinga anita dengan lembut seraya berbisik lirih "Karena kata dokter kamu dan bayi kita baik-baik saja. jadi kita dapat melakukan lagi dihotel nanti khan yank …"     

Hans berbicara dengan wajah biasa saja. namun mampu membuat jantung anita mau copot seketika. wajah anita langsung memerah embarrassing. membalas ucapan hans dengan tersenyum awkward. karena ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi keusilan suaminya itu.     

Dua orang pelayan toko datang menghampiri ke tempat duduk hans dan anita, mereka tampak mendorong gantungan baju besi berwarna perak yang berisi beberapa koleksi baju terbaru di store mereka.     

Seolah tidak terjadi apapun. hans tampak langsung berdiri dan dengan santai memilihkan beberapa koleksi baju untuk anita dan menunjukkanya pada anita untuk meminta persetujuan. Anita terlihat menganggukkan kepalanya beberapa kali. mengiyakan pilihan hans. dan raut wajah hans tampak puas saat melihat anita menyetujui pilihannya itu.     

"Hans, aku mau ke kamar kecil dulu yah…",     

"Aku anterin "     

"Apaan sihh .... aku khan masuk toilet wanita"     

"Ohh…, kalau begitu aku tunggu kamu disini. cepat kembali yah.." ucap hans dengan manja.     

"Hmmm "     

Anita lalu berlalu pergi seorang diri menuju ke toilet. meninggalkan hans yang masih duduk disofa sambil menunggu pelayan toko mengemasi barang-barang pembelian mereka.     

.     

.     

Beberapa menit kemudian. Anita kembali dari toilet, ia dapat melihat hans sedang berbicara dengan seorang wanita yang sepertinya tidak asing lagi baginya, tangan wanita itu tampak memeluk erat pinggang suaminya tanpa ragu.     

Degh !     

Wajah anita seketika berubah memerah. hatinya terasa panas. ia lalu membalikkan badan. tidak ingin menganggu pembicaraan mereka, ia bermagsud untuk kembali ke toilet sebentar sambil menunggu hans selesai dengan pembicaraannya , namun terlambat baginya untuk menghindar. saat hans ternyata menyadari kedatangannya.     

"Sayang.... " panggil hans dengan nada setengah berteriak kearahnya. Anita auto menengok kearah hans, dan memaksakan diri untuk tersenyum. ia dapat melihat raut wajah sirena yang langsung berubah kesal. terus memandang dengan tatapan sinis padanya.     

Hans menarik tangan anita dengan sigap untuk merapat padanya lalu spontan mencium pipinya dan seolah sengaja memeluknya erat dihadapan sirena. "Naa, kenalin .... ini isteriku nita… " jelas hans tenang, lalu menoleh kesamping sengaja terus memandang anita tidak berkedip. Anita reflect menganggukkan kepalanya pada sirena dengan penuh rasa respect.     

.     

.     

Sirena tersenyum mencibir kearah anita.     

"Ohh jadi ini.. wanita jalang yang sudah mengunakan segala cara untuk menjebakmu tetap bersamanya itu hahh!" kata sirena tajam dengan nada penuh kebencian. mengumpat anita tepat dihadapan hans.     

"Heiii Jaga ucapanmu naa ! " hans tampak melotot kearah sirena. merasa gusar dengan sikap tidak sopan sirena itu. ia langsung menarik tangan anita untuk bersembunyi dibelakangnya.     

Melihat aksi protective hans itu. auto membuat sirena tampak semakin geram. ia menatap kearah anita dengan tatapan kemarahan yang hebat. wajahnya memerah. matanya penuh dengan kebencian. namun hans seperti tidak peduli sama sekali dengan perasaannya. ia sengaja menarik kedua tangan anita agar memeluk pinggangnya dari belakang. dan anita menurutinya dengan patuh.     

Membuat amarah sirena semakin berkobar. yang tampak tidak tahan melihat aksi mesra hans pada anita itu. Amarah sirena kian membuncah bagai sebuah boom yang siap meledak dan memporak porandakan semua yang ada didepannya.     

"Dasar pel**ur sialan ! … jangan pikir kamu bisa menggunakan kehamilanmu itu untuk mendapatkan hans !" sirena menatap kearah perut menonjol anita dengan sinis. sambil mengepalkan kedua tangannya kuat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.