Shadow of Love

Tidakkah kau pikir kau terlalu kejam



Tidakkah kau pikir kau terlalu kejam

0Anita terkapar diatas ranjang dengan berantakan. gaunnya yang robek tersingkap, memperlihatkan lekuk payudaranya yang indah. Anita menjerit dan segera menutupi dadanya dengan kedua tangannya. melihat itu hans tersenyum mesum. lalu segera melepas jas hitamnya dan membuangnya kelantai kamar. setelah itu dengan gerakan santai ia membuka satu per satu kancing kemeja putihnya. sambil pandangan matanya terus mengawasi pergerakan anita dibawah tubuhnya.     

Anita merasa panik. ia tahu persis apa yang ada dalam pikiran suaminya sekarang. dengan sekuat tenaga ia memukul tubuh hans yang berada diatasnya, berusaha bangkit dari tempat tidur sesegera mungkin. tetapi sayangnya perlawanan anita terasa percuma. Hans langsung bertindak cepat mengunci kedua kakinya dan menindihnya kuat.     

"Aduh berat ! Apaan sih kamu .... sakit tahu ! " anita berteriak kesakitan. sambil berusaha memukul kearah hans sekenanya. tetapi semakin ia memberontak. semakin hans ingin melumpuhkannya. Hans mengunci kedua tangannya dan menahannya diatas kepala. membuat tidak ada cara bagi anita melawannya. kedua kaki dan tangannya telah sepenuhnya dikuasai oleh hans.     

Hans menundukkan kepalanya, bibirnya segera meraih bibir anita dan menciuminya dengan rakus nan kasar. Anita membuang wajahnya kesamping. berusaha menolak ciuman hans sebisanya. membuat hans kesal, dengan satu tangannya hans menahan wajah anita untuk diam menghadapnya. Hans menekan wajah anita dan menciumnya dalam-dalam.     

Anita dapat merasakan darah dalam ciuman mereka. namun tidak mengetahui apakah darah yang ia rasakan adalah miliknya atau hans. Hans kian memperdalam ciumannya. seolah sengaja menghukumnya dan tidak ingin memberi kesempatan padanya untuk bernafas.     

Anita merasa semakin ketakutan dengan sisi hans yang belum pernah ia lihat sebelumnya. suaminya seolah berubah menjadi sosok asing yang begitu kasar. dan ia tidak tahu harus bagaimana menghadapinya. semakin lama. ia merasakan tulangnya semakin terasa lemas dibawah berat tubuh hans diatasnya. sementara Hans masih terus menciuminya dengan agresive. dengan satu tangannya menjelajah menggerayangi setiap lekuk tubuhnya.     

Perlawanan anita menjadi semakin lemah. dan tangisnya pun meledak. hans terpana. menatap kearah anita lekat, dengan gerakan perlahan ia lalu melepaskan seluruh cengkraman pada tubuh anita dan melepaskan tindihan dikakinya.     

"Jadi kamu benar-benar sudah tidak menginginkanku lagi...." ucap hans dengan suara dingin. duduk disamping anita dengan wajah sayu.     

"Tidak !" jawab anita lantang. ia tidak ingin melihat hans yang seperti itu. yang memperlakukannya dengan kasar. itu sangat menakutkan.     

Mendengar jawabban menantang dari anita, emosi hans kembali tersulut. wajahnya kembali mengeras. ia membalikkan badannya dan kembali mencengkeram kedua tangan anita keatas kepalanya.     

"Tidak ? jadi siapa yang kau inginkan ?!" Anita menggelengkan kepalanya. 'Hah apa aku sudah gila !, kenapa aku berteriak kasar padanya. kenapa aku memancing emosinya lagi.... Huh aku benar-benar bodoh! benar-benar cari mati'     

Hans segera menarik kedua kaki anita mendekat kearahnya. dan membukanya lebar. menahannya dengan pahanya yang kuat.     

"Kamu sekarang tidak ingin bersamaku, tapi kamu ingin bersama prastian khan ?! " suara hans terdengar frustrasi.     

"Tidakkah kau pikir kau terlalu kejam nita....." mereka saling bertatapan penuh arti.     

"Aku tidak peduli !" jawab anita ketus.     

"Ohh jadi begitu... baiklah... aku mengerti." tapi yang dilakukan hans selanjutnya membuat anita tercengang. dengan gerakan cepat hans melepas ikat pinggang pada celananya. anita merasa ketakutan dan berusaha memberontak dengan sekuat tenaga, menatap hans dengan tatapan malu.     

"Hans kamu jangan gila yah !"     

Aa~gghh !! Anita mengerang keras. tanpa basa-basi Hans mendorong kejantanannya yang keras masuk jauh kedalam tubuhnya. perlawanan anita selanjutnya seakan tidak ada artinya lagi. meskipun ia berusaha memukul hans namun pukulan-pukulannya seolah hanya sebuah kelitikan yang tidak berarti. yang justru semakin membuat Hans beringas mencumbunya penuh hasrat. sambil terus mendorong ereksinya keluar masuk liang intim anita, hans terus mengerayangi tubuh polos anita dibawahnya. menikmati setiap inches kemolekan tubuh isterinya itu tanpa kecuali. menjilat dan menghisap kedua payudara indah anita dengan aggressive. hingga nafasnya tampak memburu cepat, terengah-engah oleh hasrat lelakinya yang sudah tidak terkendali.     

Aa-ghhhh !!     

Anita memekik keras. matanya membelalak lebar. ia ingin mengumpat, namun bibirnya terkunci lagi sebelum ia bisa mengatakan apa-apa. Hans menghentak kuat kejantanannya menusuk kedalam liang terdalam anita. Hans terus mengulanginya berulang kali. hingga tidak terhitung lagi.     

Aa~ghhhh....Aarrrghh... sakit hans !     

Saat merasakan sensasi begitu sesak. Hans merasa lega. ia merasa jauh lebih baik setelah mengetahui bahwa isterinya dan prastian tidak berhubungan seks. ia kemudian mencium anita lembut.     

"Jangan menolakku sayang ..."     

"Dasar bajingan !" balas anita mengumpat. Hans mendengar itu, dan sikap lembutnya lenyap seketika. kembali mendorong pusakanya masuk kedalam liang sempit anita dengan arrogant.     

Hans menjadi buas kembali, ia bahkan tidak peduli lagi dengan permohonan anita yang terus meronta dibawahnya.     

Hans seakan justru menikmati sensasi teriakan kesakitan isterinya yang terus memukul dan meremas lengannya dikala hentakan pusakanya mencapai dinding terdalam sana. Hans sengaja membungkam anita dengan ciuman bertubi-tubi, tidak memberi celah bagi anita untuk bisa melawannya. kedua tangan hans terus menjelajahi seluruh tubuh anita dengan liar, memberi stimulasi intense pada bagian tersensitive milik isterinya tanpa ampun.     

Sekian waktu lamanya, mereka bagai sedang bertarung dalam cinta yang panas dan tak terbayangkan. dalam pandangan anita, Hans seolah menjelma seperti raksasa yang kuat dan tidak terkendali. terus memompa pusakanya tiada henti. menghentak dasyat hingga kedinding terdalam miliknya.     

Hans seolah sedang membalas dendam untuk melepaskan hasrat lelaki yang terpendam selama beberapa bulan isterinya itu meninggalkannya.     

Mulut hans terus sibuk menghisap dengan serakah kedua puting payudara anita secara bergantian. ia tampak bersemanggat menyetubuhi anita penuh gairah yang menggelora.     

Sementara anita merasakan hal yang sebaliknya. ia telah kehabisan seluruh tenaganya. hanya tinggal rintihan dan desahan yang keluar dari bibir sensualnya. ia tampak pasrah membiarkan hans melakukan apapun dengan tubuhnya. menuruti semua gaya bercinta yang diciptakan hans padanya. ia benar-benar sudah tidak mempunyai kekuasaan pada tubuhnya sendiri.     

"Aaghhhh ! stop !. Aaghhhh... stop !.... Hans....!"     

Anita memekik keras. ia menggelengkan kepalanya beberapa kali. sambil meremas lengan hans dengan kuat. tidak dapat menahan deraan serangan extreme hans padanya. Anita menggigit bibirnya kuat. ia menatap hans dengan wajah layu. wajahnya terlihat ngeri saat melihat belum ada tanda-tanda suaminya itu akan menyudahi percintaan mereka. Hans tampak masih begitu bersemanggat dan mengebu-gebu. sementara tubuhnya sudah sangat kelelahan dan menyerah.     

"Hans.... stop sebentar please...." Anita menatap hans dengan wajahmemelas. sorot matanya meredup, seolah memohon belas kasihan. Anita sengaja memeluk tubuh hans yang berada diatasnya dengan erat, untuk memperlambat gerak tubuh hans yang tidak berhenti menghujamnya dengan aggressive.     

Anita berharap hans memberi sedikit waktu padanya untuk beristirahat sejenak. ia kini benar-benar sudah berada di titik menyerah. ia telah mengeluarkan cairan hangatnya tak terhitung lagi. benar-benar menguras seluruh tenaganya. dan ia yakin hans sangat tahu persis itu.     

Mereka saling bertatapan mesra, dengan tubuh masih saling menempel dan basah oleh keringat. Hans melembut. ia segera mengecup bibir anita dengan penuh cinta,     

"Bertahanlah sebentar sayang... aku akan segera menyelesaikannya..." ucapnya lirih tepat ditelinganya. Anita balas menatapnya lembut, menganggukkan kepalanya mengerti. kembali memeluk tubuh hans dengan lebih erat lagi. untuk memastikan hans menepati kata-katanya.     

Hans tersenyum samar. ia lalu kembali mencium bibir anita dengan mesra, menautkan lidah mereka lebih intense. seolah ingin membangun kembali keintiman perasaan dengan isterinya yang terasa menjauh darinya.     

Berapa menit kemudian.....     

Hans mengerang dengan keras. sambil menghentak kuat miliknya hingga menyentuh dinding terdalam milik anita. dengan kekuatan terakhirnya, Anita berusaha menahan sensasi tidak terbayangkan itu. ia mencengkeram telapak tangan hans dengan kuat. mereka akhirnya mencapai klimaks bersama. detik selanjutnya     

Anita dapat merasakan cairan hangat memenuhi tubuhnya. begitu nyaman. hingga membuatnya tertidur lelap.     

Mereka berdua melunglai ditempat tidur. suasana dalam kamar kembali senyap dan dingin.     

Hans memeluk anita disampingnya, sambil kembali mengatur nafasnya yang terengah-engah. menatap tubuh polos anita yang terbaring indah dan tampak memejamkan kedua matanya. dalam keadaan habis bercintapun wajah anita terlihat begitu mempesona, bagai lukisan yang tidak memiliki cela sedikitpun. Tanpa sadar, hans mengulurkan tangannya kedepan, hatinya tidak tahan untuk menyentuh wanita indah itu sekali lagi.... namun tangannya tiba-tiba berhenti bergerak tepat didepan wajah anita. Hans segera mengurungkan niatnya menyentuh wajah anita. karena ia tidak ingin menganggu tidur lelapnya.     

Hans mengampit bibirnya rapat-rapat. menahan senyum bahagia dihatinya. sambil terus memandang wajah cantik isterinya yang tertidur pulas dan tampak begitu kelelahan. dengan gerakan perlahan ia menyelimuti tubuh telanjang anita dengan selimut putih yang berada disebelahnya. lalu segera beranjak menuju ke kamar mandi.     

Hans bercermin pada kaca diatas wastafel. bibirnya meringis menahan sakit. semua itu akibat tamparan yang dilontarkan anita padanya tadi. ia menoleh kesamping, melihat sisi samping bibirnya, tampak juga luka gigitan pada tepi bibir bagian bawahnya. terasa perih dan sedikit nyeri. namun entah mengapa ia merasa tidak keberatan dengan rasa sakitnya itu. ia justru tampak bahagia, membersihkan lukanya dengan senyum riang.     

Hatinya kini berbunga-bunga, ia bagai berada di musim semi. merasakan bahagia lagi yang tak terlukiskan. karena akhirnya ia dapat menemukan cinta sejatinya kembali kedalam pelukannya. dan menjadi miliknya lagi.     

.     

.     

Anita mencoba bangkit dari tempat tidur. ia mencoba mengangkat satu kakinya kebawah ranjang. "Aa-ghhhh !" tanpa sadar ia mengerang kesakitan, namun dengan panik ia segera membungkam mulutnya rapat-rapat. berusaha turun dari ranjang tidur secepat ia bisa. sesekali iatampak memegangi kemaluannya yang terasa perih. sementara pandangan matanya tampak nanar mengawasi pintu kamar mandi.     

Anita sengaja bergerak sangat hati-hati seperti pencuri dimalam hari. memungut gown hitamnya yang tampak berserakan dilantai. dan segera mengenakannya kembali dengan terburu-buru. kemudian ia berjalan kearah samping dan mengambil high heels miliknya yang tidak sengaja terlempar hingga kesudut ruangan. sembari mengikat rambutnya sekedarnya, agar penampilannya terlihat normal dan tidak acak-acakkan.     

Anita kemudian berjalan keluar pintu kamar dengan langkah pelan, nyaris tanpa suara. ia ingin pergi secepatnya meninggalkan hotel, sebelum hans selesai membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi. hatinya sudah yakin tidak mau lagi memperpanjang pernikahannya dengan hans. langkahnya sedikit tertatih, akibat menahan rasa sakit dan perih diseluruh tubuh dan keintimannya. Hans benar-benar telah membuat seluruh tubuhnya terasa hancur lebur. mengerjai dirinya habis-habisan. mereka bahkan bercinta tanpa foreplay sedikitpun, yang tentu saja membuatnya kesakitan dan tidak nyaman.     

Sesampainya dilantai bawah, Anita berjalan cepat keluar dari hotel mewah itu. ia berjalan senormal mungkin melewati lobby utama. suasana hotel sudah tampak sepi dan terasa lenggang. nyaris tidak ada seorang tamu-pun yang berada di lobby utama. hanya terlihat dua orang petugas receptionist yang berjaga di counter depan.     

Sementara gedung auditorium yang berada disisi kanan lobby juga tampak senyap. menandakan bahwa acara yang diadakan oleh Bank tempat prastian bekerja sudah berakhir. Anita menghempas nafasnya panjang. menatap kedepan, dan terus berjalan keluar.     

Sesampai diluar hotel, anitamelihat jalanan didepannya tampak sepi, langit terlihat gelap tak berbintang. Anita terus berjalan meninggalkan hotel. berjalan menyusuri trotoar dalam diam. tiba-tiba air matanya mengalir. hatinya terasa hancur. sekali lagi, hans telah berhasil merobohkan pertahanan yang coba ia bangun selama ini. dan ini benar-benar terasasangat menyakitkan. ia merasa hans hanya menganggapnya bagai boneka seks pemuas hasrat. yang hanya dipakai disaat hans membutuhkan pelampiasan saja. ini sungguh sangat tidak adil !.     

Anita menggigit bibirnya dengan kuat. ia merasa tidak berdaya. ia seolah tidak mampu melakukan apapun untuk mempertahankan diri. ia merasa kalah. merasa terhina.     

'Dasar lelaki brengsek ! egois ! mengapa kamu tidak pernah sedikitpun peduli dengan perasaanku ! Apa sebenarnya maumu ?!'     

Anita menghentikan langkahnya, seketika ia jongkok sambil memeluk lututnya. kepalanya ia sandarkan pada lututnya sendiri, sambil kembali menangis terisak isak. menahan rasa kecewa dihatinya.     

Anita tampak sangat terluka, dia tidak berhenti menghusap air mata di wajahnya.     

"Taksiiii" teriak anita dengan keras. ia segera berdiri dan segera menghusap air mata di wajahnya hingga bersih. ia berhasil menghentikan taxi yang kebetulan melintas dijalan raya.     

"Minta tolong antar saya Ke-perumahan bogenvile diJakarta selatan yahh pak !"     

"Baik neng.... ." jawab sopir taksinya sopan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.