Shadow of Love

Tidak tersisa sedikitpun perasaanmu untukku



Tidak tersisa sedikitpun perasaanmu untukku

0"Kamu tenang saja hans... Bryan gak kenapa-kenapa kok, anak kecil panas begini tuh biasa", jelas anita kembali menenangkan hans. menyangka hans terlalu cemas memikirkan kondisi Bryan.     

DEGH !     

Hans bagai kejedot tembok, kepalanya mendadak terasa pening. ternyata ekspekstasinya tidak sesuai realita, anita memanggilnya bukan untuk bermesraan dengannya. 'Hufft sekarang ini anakku lagi sakit, focus... focus...focus Hans ! sadar !' gerutu hans , mengumpat dirinya sendiri dalam hati, tanpa sadar tangannya memukul kepalanya sendiri berulang kali.     

Melihat tingkah absurd hans, anita mengeryitkan keningnya. "Kamu kenapa...?"     

Hans langsung tersadar dari lamunannya. back to reality.     

"Ahh, tidak apa-apa... ada nyamuk lewat barusan hehehe"     

"Ahh nyamuk ! Masa' sih .... cepettan tangkap ! nanti dia gigit Bryan loh !" Kepala anita langsung menoleh kekanan dan kekiri, matanya berpencar kesekitarnya. mencoba mendeteksi keberadaan si nyamuk yang dimagsud oleh hans. ia takut jika si nyamuk beralih mengiggit Bryan sebagai target selanjutnya.     

Hans tersenyum meringis. padahal ia hanya membuat alasan sekenanya tadi. tidak disangka anita menanggapinya dengan serius.     

CLAP !     

"Udah ketangkap yank... " Hans pura-pura menangkap dengan kedua tangannya dan segera membalikkan badannya, berjalan menjauh dari anita. ia memilih duduk dikursi panjang yang berada ditepi kolam bola milik Bryan. untuk menenangkan diri.     

"Sudah, kamu istirahat saja .... tidur dikamarmu sana, biar aku yang urus Bryan sendiri ...it's okay..."     

"Tidak apa apa, aku tidak capek kok yank, aku juga ingin menjaga Bryan bersamamu disini" , jawab hans berkeras, sembari mengatur nafasnya normal kembali.     

"Kamu santai saja hans... Bryan baik-baik saja kok. tuh panasnya udah mulai reda. kamu bisa istirahat sekarang ... biar aku yang tungguin Bryan sendiri, aku sudah biasa kokk", ucap anita lagi, tetap mencoba membujuk hans untuk istirahat.     

Hans bangkit dari duduknya. kembali berjalan menghampiri anita lalu duduk di tepi ranjang. mereka kini berhadapan face to face. hans menatap Bryan yang tertidur gelisah diranjangnya, tepat disamping anita. ia lalu mengulurkan tangannya kedepan, membelai rambut Bryan dengan lembut.     

"Mulai sekarang, kita akan bersama-sama merawat Bryan, dia adalah puteraku. juga tanggung jawabku. jadi kamu harus membiasakan diri dengan kehadiranku ... mengerti !...." balas hans lirih, meskipun hans mengatakan dengan suara yang berbisik lemah namun mampu membuat bulu halus anita meremang. terasa begitu menakutkan. sorot matanya tajam menatap anita lurus . seolah sedang memberi perintah pada anita untuk tunduk. dan patuh padanya.     

Anita seketika terdiam, tenggorokannya terasa kering. tidak berkutik sedikitpun. ia segera menoleh kesamping. menyembunyikan rasa gugupnya. dan tidak ingin membalas kontak mata dengan hans. untuk sekian detik lamanya. ruangan terasa begitu senyap, mencengkam. meskipun mereka duduk saling berhadapan. mereka saling terdiam. sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.     

Anita menundukkan tubuhnya. mengambil handuk kecil dalam baskom stainless steel berwarna perak disisinya. sibuk mengganti kompres hangat di dahi Bryan, yang masih terlelap tidur. diam-diam Hans memperhatikan aksi anita dengan seksama, saat anita kembali menunduk, tatapan mata hans menangkap pemandangan indah didepannya, buah dada anita terlihat menyempul diantara kancing kemejanya yang terbuka. terlihat begitu dekat dan nyata didepan matanya, sangat dekat, hingga tidak memerlukan effort sedikitpun untuk dapat meraihnya.     

Anita terlihat sangat sexy dalam balutan kemeja putih miliknya.     

'Sialan ! wanita ini benar-benar sangat berbahaya !' Hans tiba-tiba merasakan panas yang tak tertahankan naik dari selangkangannya. mulutnya terasa kering. tiba-tiba ia teringat akan perasaan fantastic bercinta dengan anita tempo hari. ia merasa horny hingga keubun-ubun.     

GLEK ! Hans menelan ludahnya dengan berat. bola matanya terus menatap anita tak berkedip. ia seolah tidak dapat melepaskan pandangan matanya dari tubuh menggiurkan didepannya. 'Wtf ! Kenapa aku bahkan tidak berani menyentuh isteriku sendiri sihh !! come on hans.... kemana perginya rasa percaya dirimu...' runtuk hans kecewa. merasa tidak berdaya dengan situasinya.     

Gerak gusar hans disampingnya, mampu mengusik ketenangan anita. ia membalikkan badannya kesamping, dan tatapan mereka saling bertabrakan. tiba-tiba hans meraih satu tangan anita dan langsung mengenggamnya erat.     

"Nit ... Apakah kesalahanku demikian besar hingga kamu tidak bisa memaafkanku lagi ?" tanya hans lirih, menatap anita dengan tatapan sayu.     

"Tanya pada dirimu sendiri !. kamu tahu persis jawabbannya ," jawab anita singkat, ia terlalu malas untuk berdebat dan adu argument. ia yakin hans seharusnya sudah paham kesalahannya. Anita segera mengibas tangan hans melepaskan gengaman pada tangannya.     

"Apa kau benar-benar yakin sudah tidak mencintaiku lagi ?, apa tidak ada tersisa sedikitpun perasaanmu untukku ?"     

"....Apakah kau benar-benar ingin jawabban jujur dariku ?!."     

"Iya..."     

"Baiklah, kalau begitu aku tidak akan sungkan memberitahumu. Jujur ! Aku sudah memikirkan ini sejak lama. aku sudah mantap ingin berpisah darimu.... sudah tidak ada lagi keraguan dihatiku, Aku harap kamu tidak mempersulit prosesnya nanti. jadi Mari kita berpisah secara baik-baik."     

Hans tiba-tiba speechless. terpana dengan jawabban tegas anita.     

"Tidak perlu memperebutkan tentang hak asuh Bryan. kita berdua mempunyai tanggung jawab yang sama untuk mengasuh dan membesarkannya, jadi kita bisa bekerja sama merawatnya , bagaimana ? "     

"Aku sudah berubah sekarang nit... bisakah kamu beri kesempatan sekali lagi untukku" Hans tidak ingin menyerah begitu saja.     

"Aku juga sudah berubah hans... aku juga bukan Anita yang dulu lagi, yang penakut dan lemah. yang tidak berani menghadapi kenyataan..."     

"Sekarang aku punya Bryan, otomatis tujuan hidupku sekarang berubah. aku dituntut harus menjadi lebih baik ..."     

"Hans, jangan merasa bersalah padaku. hiduplah sesuai pilihan hatimu. berbahagialah dengan cintamu .. okay"     

"Nita... bagaimana mungkin aku bisa bahagia jika kamu sudah tidak menginginkanku lagi.... Apakah kamu tahu, kata-katamu itu sangat melukai hatiku.... "     

"Tidak usah playing victim. nyatanya saat aku bersamamu, kamu tidak pernah menganggapku ada. kau hanya mencariku untuk teman tidurmu saja.... iya khan !",     

"Tidak nita ! kamu salah paham padaku ! aku tidak pernah bermagsud mengabaikanmu saat itu ... apalagi menganggapmu sebagai teman tidur saja. kamu adalah isteriku. aku mencintaimu. mengapa kamu tidak percaya padaku"     

"Because.... Actions speak louder than words. words cost nothing. but Actions can cost everything. it's how your act when things aren't good that tells you, who you really are !"     

"Tidak nitt... apa yang aku lakukan saat itu benar-benar karena rasa bersalahku pada sirena. dia mengalami kecelakaan karena kesalahanku. dan aku merasa bertanggung jawab dengan kondisinya saat itu. itu sebabnya aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja.... sungguh !"     

"Huhh ! Terserah apapun alasanmu. kamu tidak perlu menjelaskan padaku. karena aku sudah tidak peduli lagi"     

"Baiklah... aku mengerti,...kamu benar-benar sudah menutup hatimu untukku."     

"...."     

"Apa setelah bercerai dariku kamu berniat segera menikahi prastian ?" tanya hans lirih. wajahnya terlihat frustrasi.     

"Aku belum berpikir sejauh itu..." jawab anita singkat, tidak berusaha mengelak opini hans.     

"Kenapa ? bukankah kalian sudah bersama sekian lama ? apa kamu juga masih belum yakin padanya ? " tanya hans menyelidik. playing dumb. ingin tahu reaksi anita selanjutnya.     

Anita menatap kearah hans dengan tatapan super annoying. Hans berhasil memancing emosinya.     

"Kamu pikir aku wanita yang gak ada kerjaan, yang hanya memikirkan about romance dan pernikahan saja ! sudah kubilang tujuan hidupku sekarang berubah. prioritasku adalah membesarkan Bryan dengan baik, memberinya pendidikan, dan kasih sayang yang cukup, agar dia tumbuh menjadi anak yang sehat dan hebat. sampai disini apakah kamu paham pak hans ?!" jawab anita galak, berbicara dengan nada berbisik tajam. ia menatap kearah hans nanar. merasa hilang kesabaran menghadapi hans.     

Hans memalingkan wajahnya kesamping. melepaskan senyum kecil diwajahnya. entah mengapa hatinya merasa lega mendengar jawaban anita, meskipun anita sekarang menolaknya namun ia masih punya kesempatan lebar. sejak anita juga tidak mempunyai target khusus dengan prastian.     

Anita kembali mengukur suhu tubuh Bryan dengan thermometer telinga. suhu tubuh Bryan sekarang 37,2 derajat celcius, berangsur-angsur normal kembali. ia lalu mengangkat tubuh Bryan dari tidurnya. ia memangku Bryan dengan posisi setengah duduk dipahanya. untuk menyuapi Bryan minum air putih lagi. agar membantu mempercepat pemulihan panasnya.     

"Dia benar-benar pemberani " ucap hans lirih, memuji Bryan yang tampak menurut pada treatment anita. tidak rewel dan menyusahkan mommynya. Hans terus memandangi wajah imut puteranya penuh rasa kagum.     

"Iya. dia tidak pernah menyusahkanku....ehh, lihatlah bulu matanya sangat tebal sepertimu...." timpal anita sambil tersenyum manis kearah hans, seolah sedang membandingkan bentuk alis keduanya.     

"Tentu saja dia mirip denganku ! dia khan puteraku ! dia akan tumbuh tampan dan pintar sepertiku." Anita menganggukkan kepalanya tanda setuju. mereka berdua saling berpandangan, tersenyum bangga menatap putera tersayangnya. tiba-tiba mereka berdua menjadi kompak, satu suara mengenai Bryan. wajah Anita berubah cerah, ia bercerita dengan exited tentang tingkah lucu Bryan sehari-hari. sementara hans mendengarkan cerita isterinya penuh semanggat. perbincangan mereka mengalir begitu hangat, hingga lupa waktu. tanpa sadar mereka berdua kelelahan dan tertidur.     

.     

.     

.     

Keesokan paginya.....     

Hans terbangun dari tidurnya. merasakan tangan kirinya kesemutan dan menjadi mati rasa. dengan susah payah ia berusaha membuka matanya. namun ia terperanjat kaget, jantungnya seakan berhenti berdetak. saat mendapati wajah anita tergolek dihadapannya. anita tampak tertidur dipelukannya, kepalanya menindih tangan kirinya. menjadikannya sebagai bantal.     

Hans tersenyum kecil, spontan ia mencium puncak kepala anita dengan lembut. 'Ahh sudah lama aku tidak mencium wangi rambutmu yank...' Hans menempelkan wajahnya pada kepala anita, merengkuh tubuh anita, membalas memeluknya lebih erat lagi. ia sengaja tidak bergerak , membiarkan anita tetap diposisinya agar tidak membangunkan tidur lelapnya. 'Apalah arti rasa kesemutan ini.... dibanding kesempatan bisa memelukmu seperti ini lagi ....' Bola mata hans berbinar cerah. ia mendengakkan wajah tertidur anita menghadapnya, berusaha meraih dan mencium bibirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.