Shadow of Love

Jangan bersikap kejam padaku



Jangan bersikap kejam padaku

0Anita tidak ingin terpancing emosi. ia berusaha menahan diri dan tersenyum simpul kearah sirena, "Aku tidak akan ikut campur urusanmu dengan hans. kau boleh berbuat apapun padanya. lakukan sesukamu okay.... jadi jangan halangi langkahku... biarkan aku pergi kekamarku..."     

"Hah. kekamarmu... ? sejak kapan kau punya kamar dirumah ini ?, dasar jalang tidak tahu malu !"     

"Kecilkan suaramu ! jangan berisik ! Anakku sedang tidur !" gertak anita kesal. matanya melotot tajam. ia sengaja mendekatkan wajahnya pada wajah sirena mengancam. sirena terkejut, spontan ia mundur kebelakang. namun ia segera dapat menguasai dirinya dan kembali menatap anita dengan wajah menantang.     

"Oh ..jadi kali ini kau menggunakan anakmu sebagai senjata agar bisa kembali kesini... hmm banyak juga akalmu.... " sirena tersenyum sinis, melirik kearah kamar Bryan mengejek.     

"Bukan urusanmu. pergilah dari hadapanku. aku tidak ingin berurusan lagi denganmu !."     

"Hahaha good.. good... ternyata nyalimu besar juga. tapi jangan besar kepala dulu !. tunggu hingga hans tahu, kalau kamu sekarang berselingkuh dengan berondong muda diluar sana... aku tidak sabar melihat bagaimana reaksinya....."     

"Seriously.. ? jadi kamu belum mengatakannya hingga sekarang ?...Hahaha kasihan sekali kamu naa.... hanya demi mengejar seorang laki-laki saja, kamu harus bersusah payah membuat drama dan mencari bukti bahwa aku telah berbahagia bersama pria lain hahaha .... sungguh menyedihkan..."     

PLAK !     

Tiba-tiba tamparan keras mendarat dipipi anita, membuatnya hampir saja tersungkur, ia benar-benar terkejut, tidak menyangka sirena tiba-tiba hilang kendali dan berani berbuat kasar padanya.     

"Kamu berani menamparku ?!" hardik anita. dengan tatapan tajam kearah sirena. emosinya memuncak hebat.     

"Kenapa? Kamu mau lagi ? bitch !"     

"Dasar wanita gila !" pekik anita geram. namun sirena tampak merasa diatas angin. ia tahu anita tidak akan berani membalas aksinya. dengan wajah menantang ia sengaja berjalan mendekati anita dan menatapnya tajam.     

PLAK !     

A~aghhhh ! Sirena menjerit kesakitan. ia langsung memegangi pipi kirinya yang sakit, sambil menatap anita dengan tatapan nanar penuh kebencian. Wajahnya tampak memerah. Tidak menyangka anita benar-benar berani membalas menamparnya. sirena merasa tidak terima, dengan amarah yang memuncak sirena ia berdiri dan segera berjalan kearah anita untuk membalas menamparnya lagi.     

PLAK ! Anita kembali mendaratkan tangannya kearah pipi kanan sirena, sirena kembali tersentak kaget, anita seolah tidak memberi kesempatan sedikitpun pada sirena untuk dapat membalasnya. belum juga sirena berada dalam kesadaran penuhnya tiba-tiba anita mendorong tubuh sirena dengan kuat. membuat sirena yang sedang mengenakan high heels tampak hilang keseimbangan dan langsung tersungkur dan jatuh dilantai.     

BHUK !     

Anita segera menghampiri sirena yang tersungkur dilantai, dengan wajah dingin ia duduk jongkok didepannya dan langsung menjambak rambut sirena dengan kuat. ia sengaja menarik rambut sirena hingga wajahnya mendongak keatas menatapnya.     

"Aku peringatkan sekali lagi !. jangan pernah mengagguku juga anakku... jika kau punya masalah dengan hans .... selesaikan masalah kalian dengan baik. jangan pernah mengusik dan melibatkanku dalam konflik kalian"     

"Le~paskan aku.." teriak sirena, sambil menangis kesakitan. tangannya mencoba melepaskan diri dari pegangan anita     

"Hari ini aku akan melepasmu, karena suasana hatiku sedang baik. tapi jangan coba menantangku. aku pastikan tidak akan mengampunimu lagi lain kali, PAHAM !"     

Anita langsung melepaskan jambakan rambutnya. dan menendang tubuh sirena yang terbaring di depannya .     

"Minggirrr ! "     

Dengan raut wajah tenang, Anita melenggang dan berjalan naik menapaki anak tangga. ia tidak menengok kebelakang, sama sekali tidak memperdulikkan sirena yang tampak menangis tersedu dalam diam.     

'Dasar wanita gila !. Sialan ! beraninya menyerangku begini ! Lihat saja nanti....Aku pasti akan membalas perbuatanmu ini ... Aku akan membuatmu membayar semua ini!' Sirena menggigit bibirnya, sambil mengepalkan tangannya dengan kuat. menatap kearah kamar anita dengan geram.     

.     

.     

.     

Satu jam kemudian.....     

Hans telah sampaib dirumah kediamannya. dan segera bergegas masuk kedalam rumah dengan wajah panik.     

"Sayang... sayang.... " teriaknya. mencoba memanggil dan mencari anita dalam rumahnya.     

"Ibu anita sedang ditaman belakang pak...." sambut bibik. sambil memberikan handuk putih basah untuk mengelap keringat. Hans mengambil handuk pemberian bibik dan langsung menyeka wajah dan lehernya dengan cepat. ia tidak ingin berlama-lama menghabiskan waktunya mengobrol dengan bibik.     

"Sirena mana?"     

"Dia barusan pergi pak"     

"Hah... Apa terjadi sesuatu ?"     

"Hehehe bapak tanyakan langsung saja pada ibu,"     

Hans mengeryitkan dahinya, menatap bibik dengan wajah penasaran. mencoba menebak- nebak arti ucapan bibik. namun ia tidak ingin berspekulasi lagi, dengan tidak sabar ia segera berjalan menuju ketaman belakang untuk mencari anita. sesuai petunjuk dari bibik. dan memang benar. dari kejauhan ia dapat melihat anita sedang duduk dikursi panjang ditepi kolam renang. Hans tersenyum kecil, terus melangkah riang menghampiri anita.     

"Pipi kamu kenapa Sayang " tanya hans kaget . melihat pipi kiri anita tampak memerah membentuk bulatan seperti bekas telapak tangan.     

Anita tidak menanggapi pertanyaan hans, ia tetap sibuk mengetik sesuatu pada laptop dipangkuannya.     

"Duh ... pasti sakit bangett nih yank..." Hans langsung duduk disamping anita, dan membelai pipi kiri anita dengan lembut, tatapan matanya jelas menunjukkan bahwa ia sangat peduli dan khawatir pada anita. sorot matanya berpencar meneliti apa penyebab tanda merah itu.     

Anita menoleh kesamping, menatap wajah hans dengan kesal. "Jangan ganggu aku. aku sedang bekerja....."     

"Tapi pipimu merah yank...."     

"Aku baik-baik saja..."     

"Tidak mungkin !, ini pasti sakit sekali. kamu tidak usah bohong padaku "     

Anita semakin kesal. "Jadi apa maumu "     

"Katakan apa yang terjadi...."     

'Tentu saja itu karena bekas tamparan sirena tadi. yang dengan arrogant menamparku duluan.' gerutu anita dalam hati.     

"Tanya sendiri sama pacarmu sana !" jawab anita ketus. tanpa melihat kearah hans. darahnya tiba-tiba mendidih, menginggat pertengkarannya dengan sirena tadi.     

"Hah pacarku ? siapa ? aku khan punyamu seorang... tentu saja aku bertanya sama kamu khan ...." balas hans santuy, berlagak sok lugu.     

"Huhh Basi ! gak usah sok polos kamu..."     

"Dari dulu aku memang polos yank.... apalagi kalau ditempat tidur... bukannya seharusnya kamu yang paling tahu persis khan hehehe"     

"Cukup yah. aku sedang sibuk sekarang. jangan mengangguku lagi !, aku tidak mau berurusan dengan sirena gara-gara ini.... pacarmu itu benar-benar mengerikan !"     

"Oiyaa. tadi bibik bilang sirena datang kesini .... apa kalian bertengkar lagi ?"     

"Lagi ?, jadi kamu sudah memperkirakan kalau dia pasti akan menyerangku bikan ?!. apa kamu sengaja menggunakannya untuk membalas dendam padaku ?"     

"Hah ? Apa magsudmu ? Yank... sepertinya kamu kebanyakan nonton sinetron deh !." ujar hans kesal, mengapa anita justru malah berasumsi demikian.     

"Jadi... sirena yang menamparmu hingga merah begini.... ? , beraninya dia !" lanjut hans lagi, ia segera menyadari magsud ucapan anita. hatinya mendadak menjadi geram. ia lalu mengangkat wajah anita menghadap kearahnya. memeriksa bekas merah di wajah anita dengan seksama. Anita terlihat patuh dan menuruti treat hans padanya dengan ekspresi datar.     

"Menurutmu ...?"     

"Sayang..... Maafkan aku. sirena memang punya temperament buruk dan aku juga tidak tahu harus bagaimana menghadapi kelakuannya itu. aku sudah berusaha meminta Om dan tante untuk bertindak tegas agar dia berhenti mengganguku dan kamu ... tapi tetap saja hasilnya tidak efektive. sirena sungguh tidak mudah dikendalikan,"     

"Sudahlah ... kamu tidak perlu berusaha menjelaskan ini padaku. kamu jangan khawatir, I'm fine ... don't worry....it's not big deal. okay.... by the way, kamu boleh menjalin hubungan dengan siapapun.... itu adalah hak-mu. aku tidak akan ikut campur urusanmu okay.... jadi relax saja,"     

Hans tertegun. tidak dapat berkata sepatah katapun. ia meyakinkan dirinya sendiri. terus menatap anita penuh arti. 'Tidak !....Aku tidak akan percaya dengan kata-katamu, aku yakin... kau pasti masih mencintaiku seperti dulu'     

"Sayang... jangan begitu. jangan selalu terbawa emosi. jangan bersikap kejam padaku,"     

"Hahhh bersikap kejam bagaimana..... emang aku ngapain kamu ?, gak usah drama deh"     

"Tuhh... ngatain suami sendiri drama. emang aku artists sinetron ."     

"Udah sana pergi . jangan ganggu aku yahh. aku lagi gak mood bercanda. aku lagi banyak pekerjaan." Anita mendorong bahu hans agar menjauh darinya.     

"Kerjaan apa sih....yukk dikerjain saja dikamar saja. disini panas banget ...." jawab hans . sembari mengipas wajahnya dengan tangannya.     

"Kalau kamu panas ..nohh nyebur saja kekolam ...biar adem"     

"Enakkan kita masuk ke kamar yank... ngadem dikamar sambil nonton tv" ucap hans lagi, sengaja berbicara dengan nada menggoda sambil mengedipkan satu matanya kearah anita.     

"Udah yah... Aku mau kerja dulu. pergi ngak kamu sekarang ?! "seru anita . seraya pura-pura mengancamnya dengan memasang wajah galak.     

"Kamu bener-bener udah gak sayang aku yah"     

" Emang baru sadar ?!"     

"Kokk gitu jawabnya....sadis amat ! Oiyaa besok kita jadi khan pergi honeymoon ke bali ..."     

"Ngak jadi ! Aku udah bilang kemamah. cancel hingga minggu depan. karena aku masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan minggu ini, dan mamah juga sudah bilang gak apa-apa. terserah kita saja,"     

"Ya~ahh, kok kamu ngak konfirmasi ke aku dari kemarin .... padahal aku sudah kosongkan waktu hingga satu minggu kedepan"     

"Nanti biar aku yang telfon jenny. aku akan menyuruhnya reschedule semua jadwalmu... jangan khawatir jenny pasti bisa membereskan masalah ini dengan baik"     

"Bukan ! kamu tidak perlu menyuruh jenn reschedule jadwalnya ... magsudku, sebenarnya aku sudah berharap banget untuk liburan bersamamu. sudah lama sekali kita gak pernah jalan-jalan berdua lagi yank...."     

"Huhh ! Emang gak pernah jalan-jalan berdua lagi denganku. tapi dengan yang lain khan..... bukannya sama saja pak ? "     

"Sayang ..Mari kita memiliki anak yang banyak "     

"Ngomong apaan sihh kamu."     

Mendadak hans menarik tangan anita dengan kuat. untuk mengikuti langkahnya yang berjalan dengan cepat masuk kedalam rumah melalui pintu sebelah kolam renang.     

"Hans....Apa-apann sihh kamu.... Lepaskan tanganku,"     

Anita berjalan terhuyung, kedodoran sementara tangan satunya tetap memegangi laptopnya dengan kuat, agar tidak jatuh kelantai. ia berusaha sekuat tenaga menahan langkahnya. untuk menghentikan hans menariknya pergi.     

Hans melihat kebelakang, Anita begitu kewalahan. ia menghentikan langkahnya sejenak, anita segera memanfaatkan kesempatan itu, ia segera menghempas pegangan tangan hans padanya. dan menutup laptopnya yang tampak terbuka. wajahnya tampak kesal. menatap hans penuh amarah.     

Melihat anita telah membereskan laptopnya. tanpa basa-basi hans kembali menangkap satu tangan anita dan langsung menariknya kuat, untuk terus berjalan mengikuti langkahnya.     

"Kamu suka sekali yah. memaksakan kehendak. giliran sama sirena dan Cindy saja sokk jual mahal. maunya apa sihh"     

Anita melepaskan paksa pegangan tangan hans. dan langsung melengos. bermagsud untuk pergi ke tempat duduknya semula.     

"Maunya sama kamu .paham!!"     

Tanpa basa basi dan dengan memaksa hans tampak langsung menangkap tubuh anita. dan memanggul badan anita dibahunya. mengendong paksa anita masuk kedalam rumah.     

Hans terus berjalan menuju kelantai atas menuju ke kamarnya. sementara Anita bahkan tidak bisa berteriak. karena malu dan takut menjadi perhatian pekerja pekerja dirumahnya.     

Anita terlihat sesekali memukul badan belakang hans. Agar melepaskannya. dengan teriakkan kecilnya.     

Hans tampak tersenyum. sengaja tidak memperdulikkan pemberontakkan anita. terus berjalan dengan perkasa membawa Anita dengan riang masuk kedalam kamarnya.     

Kemudian langsung mengunci pintu kamarnya dari dalam. dan meletakkan anita ketempat tidurnya. perlahan dan lembut.....     

"Sayang . Apakah kamu tidak tahu bahwa pria akan dengan mudah mencari kesenangan diluar. melakukan dengan wanita manapun ketika isterinya mengabaikannya dirumah ?" ucap hans datar, sambil melepaskan kancing kemejanya satu persatu.     

Anita sangat tahu persis. bahwa hans saat ini sedang begitu menginginkannya....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.