Shadow of Love

Bersama lagi seperti dulu



Bersama lagi seperti dulu

0"Sayang. Apakah kamu tidak tahu bahwa pria akan dengan mudah mencari kesenangan diluar. melakukan dengan wanita manapun ketika isterinya mengabaikannya dirumah ?" ucap hans datar, sambil melepaskan kancing kemejanya satu persatu.     

Anita sangat tahu persis. bahwa hans saat ini sedang begitu menginginkannya....     

"Lakukan saja ! ... kamu bisa melakukan apapun sesukamu diluar sana ...."ucap anita lugas, ia segera bangkit dan duduk ditepi tempat tidur.     

Hans tampak membeku, jelas bukan kata-kata itu yang ingin ia dengar dari anita.     

"Apa kau yakin ?" tanya hans sopan. dengan sorot matanya nakal. sengaja mendekatkan wajahnya sangat dekat pada wajah anita. Anita tersentak. ia mengerjapkan kedua matanya. terpesona dengan wajah tampan didepannya. ia merasakan wajahnya seketika memanas dan terasa menyebar keseluruh tubuhnya.     

"Y-Yakin sekali !, aku sudah tidak ingin bersamamu atau siapapun sekarang ini." jawab anita gugup. langsung mengalihkan pandangannya kesamping, sambil membenahi rambut panjangnya yang tergerai berantakan. 'Huh hampir saja....' Tentu saja ia tidak akan membiarkan Hans mematahkan dengan mudah pertahanan yang dibangunnya susah payah selama ini.     

"Bagaimana kalau aku menggunakan caraku agar kamu tidak mengabaikanku lagi hmm," meski hans mengucapkan kata-katanya dengan nada yang santai, namun anita merasakan ada ancaman didalamnya.     

"Kamu tidak bisa memaksaku hans !..., selama ini. aku sudah berusaha mengalah padamu, aku sudah bersedia tinggal disini dan menuruti semua kemauanmu demi Bryan, meskipun itu bertentangan dengan keinginanku sekalipun. apakah semua itu belum cukup ?"     

"Tentu saja belum cukup. bahkan bisa dibilang masih jauh dari "cukup"..."     

"Dasar serakah...Katakan apa sebenarnya maumu !"     

"Simple. Aku hanya ingin kita bersama lagi seperti dulu"     

"Apa ?" Mata anita terbelalak tidak percaya. dengan tenang hans mengulang kata-katanya sekali lagi, "Aku ingin kita bersama lagi seperti dulu", Ucap hans mantap sambil menganggukkan kepalanya berulang kali. meyakinkan anita yang tampak menatapnya ragu.     

Kecemasan dan ketakutan menyadarkan anita, "Kau pasti bercanda.... "     

Hans menarik nafas," Apakah aku terlihat sedang bercanda ?, lagian apakah kau pikir aku akan membiarkan anakku tumbuh sebagai anak broken home ?!."     

"Tapi aku tidak ingin bersamamu lagi..."     

"Kurasa kau tidak punya pilihan lain, kamu harus memilih bersama lagi denganku, atau aku akan mengambil Bryan darimu."     

"Tidak. kau tidak bisa melakukannya."     

"Aku rasa kau akan menyadari bahwa aku bisa."     

Jika hans berteriak atau menggertak, Anita tidak merasa seperti ancaman. tetapi ketenangan Hans membuat Anita ketakutan.     

"Tolonglah, Hans..." Anita mendapati dirinya memohon. "Aku tak sanggup kehilangannya. Bryan segalanya bagiku."     

Hans mendekatkan wajahnya kedepan anita, hingga anita dapat melihat garis lembut yang ada disudut mata Hans. dan bekas luka di dagunya, akibat tertembak peluru senapan angin saat masih kecil. "Jadi, buatlah semua ini mudah nitt... atau kita benar-benar akan bertemu di pengadilan. Tak peduli apapun cara yang harus kutempuh, aku berniat memiliki putraku."     

"Hans... apa kau tidak kasihan pada anakmu, meskipun Bryan masih belum mengerti apa-apa, namun ia pasti akan sangat sedih jika melihat ayah dan ibunya memperebutkan hak asuhnya di pengadilan... itu pasti akan melukai hatinya "     

"Oleh karena itu, semua keputusan tergantung padamu...."     

Anita duduk tidak bergerak. seolah-olah ia berubah menjadi batu. kedua tangannya terkatup erat hingga kuku-kuku jarinya tampak memutih. ia seolah dihadapkan pada jalan buntu.     

"Walaupun kau pergi ke pengadilan, kau akan kalah !, tidak akan ada hakim yang mengambil anak dari ibunya. dan memberikan kepada Ayah yang tidak pernah merawat anak itu." jawab anita mantap. membalas argument hans penuh percaya diri.     

Hans tersenyum samar, menatap kearah anita dengan wajah menantang. kemudian berkata dengan suara lembut. "Kecuali ibunya tidak mampu...."     

Karena shocked, Anita menjerit. "Aku bukan ibu yang tidak mampu !"     

"Aku tahu kau bukan ibu yang tidak mampu," Hans setuju dengan segera, "Tapi jika kau mendesakku, aku akan menggunakan setiap cara kotor yang bisa kutemukan untuk membuatmu tampak tidak mampu,"     

Anita terperanjat, "Mana mungkin kau lakukan itu ?"     

Mata Hans menjadi nanar, dengan wajah dingin ia menantang, "Coba saja..."     

"Kau akan menyesalinya hans"     

"Aku tidak akan pernah menyesali apapun ... selama kamu menjadi milikku lagi, apapun akan kulakukan...."     

Hans lalu mengapit kedua kaki Anita. mendekatkan wajahnya persis ke wajah anita yang terlihat begitu tegang dan berkeringat dingin.     

"Kau yang memaksaku melakukannya...aku telah bersikap lembut padamu, aku sudah bertekuk lutut dan memohon didepanmu .... tapi kamu terus menolakku, jadi aku tidak punya pilihan lain, selain melakukannya dengan caraku,"     

"Hans ... aku peringatkan kamu yah...." suara anita meninggi sedikit. ia merasa terdesak dan putus asa.     

Hans tampak sudah tidak mendengar ancaman Anita. Dengan tergesa ia langsung menyambar bibir anita dan melumatnya penuh gairah. lidahnya mendesak kedalam untuk bertemu dengan lidah anita. Anita meronta, ia mendorong tubuh hans dengan kuat, dan berhasil melepas ciuman hans padanya, ia langsung mengalihkan pandangannya kesamping. menolak Hans dengan caranya.     

Namun Hans tidak menyerah, mulut dan lidahnya segera beralih menciumi area leher anita dengan seductive. dan terus menjalar mencium semakin kebawah, menjilati area dada anita secara membabi buta. Anita menjadi kewalahan saat Hans terus mengulum, menghisap dan melumat puting coklatnya secara intense.     

Dengan gemetar dan nafas memburu Anita menarik Hans kearahnya sambil mendesah pelan, "Hans please..."     

Hans tersenyum licik, "Jangan harap aku akan mengampunimu." ucap hans lirih, ia segera membuka Kedua kaki Anita dengan pahanya, sementara tangannya mulai berkeliaran menjelajahi area bawah anita. bibirnya terus menciumnya, tidak memberi kesempatan Anita dapat melawannya lagi. Dengan terampil, tangan Hans perlahan memasuki area sensitive anita. ia mulai memasukan jarinya kedalam liang intim Anita. memberi stimulasi konstan dan liar disana, terus menstimulasi G spots anita tanpa ampun.     

Anita bernafas terenggah-engah.     

Aaghhhh.....!     

Anita hampir menyerah dengan stimulasi yang terus menyerangnya tidak terkendali, tubuhnya tampak bergetar hebat. Anita menatap hans dengan tatapan tidak berdaya. ia memalingkan wajahnya kesamping. merasa malu. perasaannya semakin kacau. ia sudah tidak dapat berpikir dengan jernih.     

Hans tau, ia telah menguasai anita seutuhnya. dan telah memegang kendali atas tubuh isterinya itu. Hans mengangkat dagu anita menghadapnya, Anita tidak menolak, ia menutup matanya rapat-rapat.     

"Tataplah aku..."     

Spontan Anita membuka matanya. Hans tersenyum lembut pada Anita. ia mencium sudut bibir Anita penuh cinta, membuat perasaan anita begitu dramatis. ia terpana dengan senyuman menggoda dihadapannya. ia tidak peduli lagi, Anita segera mengalungkan kedua tangannya pada leher Hans dengan suka rela. dan menyambut ciuman Hans tak kalah panas.     

Mereka kemudian saling berbalas ciuman dalam hasrat yang mengebu. rintihan erotis Anita menggema dalam kamar, saat pusaka kokoh hans terus menghentak menembus dinding terdalamnya. tanpa sadar ia meremas lengan hans dengan keras seiring dorongan demi dorongan yang menghujamnya tak terbayangkan.     

Mereka terus bercinta dengan panas sekian waktu lamanya.     

Anita tampak sudah menyerah dibuatnya. ia bahkan sudah tidak dapat berbuat apa-apa ketika hans memperlakukan tubuhnya semaunya. mengajaknya bercinta dalam berbagai gaya. ia hanya bisa menjerit dan memukul sekenanya saat hans tidak berhenti memberi dorongan tajam padanya. keluar dan masuk dirinya untuk mencapai ujung kenikmatan.     

Meskipun Anita sudah memohon untuk berhenti, tapi hans seolah tidak mengampuninya. ia mengambil satu kaki anita dan mengangkatnya keatas bahunya. sebelum kemudian kembali menghujaninya dengan dorongan yang menghujam hingga kedalam dinding terdalam anita disana.     

Ha~aans !     

Sewaktu merasakan puncak kenikmatan yang sempurna, Anita meneriakkan nama Hans, dan Hans langsung melumat bibir Anita intense.     

Dengan suara seperti mengerang Hans menindih tubuh anita dan mereka kembali bersatu. untuk waktu yang sangat lama mereka diam dan tak bergerak. seolah-olah satu gerakan saja akan menghancurkan perasaan dahsyat yang mengalir ditubuh mereka. dengan perlahan-lahan dan hati-hati Hans mulai bergerak berirama.     

keduanya seolah melepaskan kerinduan yang terpendam selama ini , hingga mereka mencapai puncak pelepasan nyaris bersamaan. anita terlebih dahulu. disusul hans tidak lama kemudian.     

Mereka berpelukan erat dalam peluh keringat. Hans mencium bibir anita lembut."Sudahi marahmu yahh ... aku sungguh membutuhkanmu.",Hans kemudian kembali mencium bibir anita, lalu mencium dahinya, pipi dan seluruh bagian wajah anita penuh cinta.     

Anita tampak mengatur nafas dan memejamkan matanya terdiam.     

Ketika dunia telah normal kembali. Anita berbaring dilekukan lengan Hans, menyandarkan kepalanya pada bahu kekar Hans.     

Anita tiba-tiba merasakan bahagia. dan ingin berbaring seperti itu selamanya. dengan lembut Hans menyibak untaian rambut panjang Anita dari wajahnya, "Mulai saat ini, saat aku bangun tidur, aku ingin melihatmu berada disisiku.... apa kamu mengerti "     

Hans mengeratkan pelukan pada tubuh anita.     

"Aku pikir-pikir dulu..." jawab anita santai, sengaja memasang wajah tidak peduli.     

"Hahh !" Hans terkejut, ia langsung menunduk kebawah, menatap kearah wajah anita tajam. ia tidak percaya, jika percintaan mereka sekarang tidak mempengaruhi keputusan Anita. 'Apakah ia benar-benar sudah mati rasa padaku ?' Hans menatap Anita dengan putus asa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.