Shadow of Love

Aku akan melepasmu



Aku akan melepasmu

0Wajah anita terlihat gundah. ia melihat kearah jam perak ber-merk international di pergelangan tangan kirinya. saat ini jam sudah menunjukkan pukul empat sore. namun tidak ada tanda-tanda sirena keluar dari ruangan hans. Anita terus menatap kearah pintu ruangan hans dengan cemas. "Sebenarnya apa yang mereka lakukan di dalam sana ! kenapa lama sekali !" mata anita tampak memerah karena murka. wajahnya terlihat kesal. hatinya begitu panas seperti lava gunung berapi. membara hingga membuat dadanya terasa sesak bernafas.     

satu-satunya keinginan yang ingin ia lakukan sekarang ini adalah mendobrak pintu ruang kerja hans lalu menarik suaminya itu untuk segera pulang bersamanya. ia benar-benar akan memberinya pelajaran sesampai dirumah nanti. ia berjanji tidak akan melepaskan hans begitu saja sebelum ia memberi penjelasan secara detail tentang hubungan ia dan sirena dengan sebenar -benarnya.     

Satu jam kemudian …     

Wajah anita terlihat kuyu dan tidak bersemanggat lagi. ia bahkan sudah merasa capek dengan kemarahannya sendiri.     

"Jenn... ayok kita pulang sekarang … "     

Jam kerja telah usai. anita bersiap untuk pulang. dengan wajah dingin anita menutup laptop dan mulai mengemasi barang-barangnya. ia memasukkan ponsel, notebook dan dompet kecil kedalam tas kerja miliknya.     

"Kamu boleh pulang duluan nitt . aku pulangnya nanti belakangan."     

Anita terlihat menyipitkan matanya terheran,     

"Kenapa …"     

"Aku harus tunggu hingga bapak selesai dengan ibu sirena. baru bisa pulang" ucap jenny singkat. wajahnya terlihat kesal seraya menatap kearah pintu ruangan hans dengan jengkel.     

Hahh memangnya tiga jam bercinta masih kurang lama? masih belum puas juga mereka ?! bikin susah orang saja! bikin orang lembur gak jelas ! dasar gak tahu malu ! tidak bertanggung jawab ! umpat anita dalam hati. sambil mengepalkan kedua tangannya dengan kuat dan mengertakkan giginya. amarahnya kembali meluap hebat.     

"Okay aku mengerti. kalau begitu aku pamit duluan yah jen… "     

"Iyaa. kamu hati-hati dijalan yah … see you tomorrow"     

anita bergegas pergi, sambil melambaikan tangan say goodbye ke jenny, melangkah meninggalkan meja kerjanya. lalu berjalan dengan lesu menuju ke lift yang akan membawanya ke tempat parkir mobilnya di ground-floor.     

****     

Dengan pikiran yang kacau. anita menyetir mobilnya pulang kembali ke apartment. ia merasakan kepalanya terasa berat, serasa mau pecah. ia benar-benar ingin melampiaskan amarah didalam dadanya dengan memukul sesuatu. tanpa sadar ia memukul gagang setir kemudi didepannya berulang kali. meskipun telapak tangannya telah berubah memerah. namun ia tidak merasakan sakit sama sekali karena     

hatinya lebih sakit dari fisiknya. ia kini benar-benar merasa marah dan frustrasi sendiri. sekaligus merasa sedih. perasaan ini begitu campur aduk dan membingungkan baginya. air matanya tiba-tiba jatuh membasahi wajahnya. Anita menangis tersedu sembari tetap mengemudikan mobilnya pulang ke apartment.     

Ponselnya bergetar berulang kali. tanda ada panggilan masuk untuknya. sejenak anita melihat kearah layar ponselnya. ternyata nama hans yang tertera disana. ia langsung menghentikan tangisnya. dan tersenyum sinis menatap kearah ponselnya. huhh ternyata ia masih ingat kalau punya isteri !     

"Kamu dimana " suara hans terdengar parau dari ujung telfon sana.     

"On the way pulang …" jawab anita singkat. enggan bersikap hangat dan berbasa basi.     

"Kenapa tidak bilang dulu padaku …"     

"Aku takut menganggumu!" jawab anita lugas. dengan intonasi sarcasm. membuat suasana menjadi hening seketika.     

"Kalau begitu. kamu tunggu dirumah, sebentar lagi aku pulang" tanpa menunggu lagi anita buru-buru menutup telfonnya tanpa mengiyakan perkataan hans. masih dengan rasa kesal yang menggunung dihatinya.     

namun belum juga satu menit, ponselnya kembali bergetar. Anita berfikir hans menelfonnya kembali untuk memarahinya karena menutup telfon tanpa kata perpisahan.     

"Yaaa !"     

"Nita, ketemuan yukk, ada band favorite mu lagi manggung di kafe Lays" ternyata suara prastian yang terdengar dari ujung telfon sana. seketika wajah anita berubah annoying. tersirat rasa malas untuk menanggapi obrolan dengan prastian itu.     

"Aku sedang gak enak badan pras... lain kali aja yahh… aku ingin istirahat cepat "anita mencoba menolak ajakan prastian secara halus. saat ini ia benar-benar sedang tidak mood untuk berbicara atau menanggapinya.     

"Ayolah nitt ... aku jemput kamu dirumahmu sekarang yah"     

"Terus terang, aku capek banget pras, lagian suamiku juga sudah menungguku dirumah"     

"Kamu tidak usah berpura-pura padaku nitt... mamah sudah menceritakan semua padaku " jawab pras on point. jantung anita bagai berhenti seketika. kaget setengah mati. dan tidak mempercayai apa yang didengarnya.     

Anita realized. mamahnya tidak tahu dengan perkembangan hubungan dirinya dengan hans beberapa bulan belakangan ini , bahwa ia sudah berbaikan kembali dengan hans dan tinggal diapartement bersama dengan hans. sebagai pasangan suami isteri.     

Hah bagaimana ini! gawat !… anita mengusap keringat dingin didahinya. sambil terus berpikir cepat untuk menangkis provokasi prastian.     

Ia tahu. mamah pasti telah bercerita pada prastian tentang keterlibatan hans pada insiden lima tahun yang lalu.     

"Aku sekarang lagi nyetir pras , nanti sampai rumah aku telfon kamu yah…" jawab anita tegas. segera mematikan sambungan telfonnya.     

Anita tampak menghela nafas panjang. berusaha bersikap tenang. terus berpikir dan mencari solusi terbaik. bagaimana nanti ia menjelaskan semua kejadian dengan versi terbaiknya. namun pikirannya benar-benar kacau saat ini. hingga tidak ada satupun ide tersirat dalam otaknya.     

Ia benar-benar blank !     

Hufft aku hanya ingin segera pulang ,berendam di bathtub, dan melupakan semuanya.     

*****     

"Hallo pras...." Anita memulai pembicaraa telfon dengan prastian.     

"Hallo nita … apakah kamu sudah sampai dirumah"     

"Sudah. pras … emmm maafkan aku tadi meninggalkan kamu dikantin hanya bersama jenny .. soalnya ada pekerjaan penting yang harus segera aku selesaikan tadi… aku benar-benar minta maaf yah pras. ”     

“It's okay nit…… santai saja. aku mengerti kok”     

“Ah, kamu masih sama seperti dulu pras. begitu pemaaf. hatimu terlalu baik”     

“Biasa saja kok. sejujurnya aku baik hanya sama kamu saja nita hehehe ”     

Anita langsung menelan ludahnya. ia sangat tahu kemana arah dan magsud pembicaraan prastian itu.     

“Pras …… mamah mungkin telah bercerita tentang masalahku padamu. tapi perlu kamu ketahui bahwa apa yang diceritakan mamahku ke kamu bukan keseluruhan cerita.… actually saat iniaku bersama suamiku baik-baik saja, sejujurnya kami sedang berbahagia" jelas anita berkata dengan suara rendah. mencoba menjelaskan dengan hati-hati agar tidak menyakiti hati prastian.     

"Kamu Sekarang dimana ?" suara prastian terdengar cemas, seolah ingin memastikan keadaan-nya. "Mari kita bertemu nita… "     

"Pras aku bersungguh sungguh." ujar anita tegas. ia menyadari bahwa prastian tidak mempercayai ucapannya tadi. mungkin ia menganggapnya hanya sedang berpura-pura tegar saja.     

"Aku juga bersungguh sungguh nitt.... Mari kita bertemu"     

"Pras jangan nekat yah. jangan memaksaku untuk block kamu seperti dulu lagi yah " jawab anita tegas.     

" Okay.... Okay... nita, dengarkan aku.... aku akan membantumu menyelesaikan perceraian kamu segera, aku tahu suami kamu menipu kamu dan mamah selama ini, ia sudah menjebakmu agar dapat menikahimu khan , kamu tenang saja. aku punya teman lawyer handal, yang akan membantumu mengurus proses perceraianmu agar cepet selesai."     

"Pras siapa yang bilang aku ingin bercerai dari suamiku ?! lagian bilapun aku bermasalah dengan suamiku, maka aku sendiri yang akan menyelesaikannya, please jangan bertindak terlalu jauh. jangan ikut campur urusanku.”     

"Nita.... seberat apapun masalahmu, aku siap mendengarkanmu... kapanpun kamu mau, kamu bisa mengandalkanku",ucap prastian lembut. masih tetap mencoba membujuk anita. "Kamu bisa menghubungiku kapan saja. kamu bisa mengandalkanku nita. apakah kamu mengerti"     

“Terima kasih pras … aku sangat menghargai perhatianmu padaku , tapi tolong jangan ikut campur urusanku dan mulai saat ini, jangan pernah menemuiku lagi…."     

“Tapi nitt ……”     

Anita langsung mematikan sambungan telfonnya tanpa aba-aba. dia sudah tidak mampu berkata-kata lagi. "Huhh gak usah sok care! lelaki sama saja! habis manis sepah dibuang!" umpat anita kesal. saat ini perasaannya benar-benar sedang kacau balau. hatinya merasa marah tidak karuan. tatkala memikirkan hans yang saat ini masih berduaan dengan sirena dikantor membuat isi kepalanya serasa ingin meledak.     

Hans !aku peringatkan kamu untuk pulang sekarang juga! atau kau akan tahu akibatnya!     

Untuk pertama kalinya anita merasakan cemburu, dan merasa diabaikan oleh hans. dan perasaan ini benar-benar sangat menjengkelkan. ia menggigit bibir bawahnya dengan kuat. sambil berulang kali melihat kearah layar ponselnya dengan wajah penuh amarah.     

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat sekian menit. namun hans belum juga pulang. anita terus berjalan mondar mandir didepan pintu apartment. tangannya mengenggam ponsel dengan erat. ingin sekali ia menelfon hans. menanyakkan mengapa hingga sekarang ia belum pulang juga. namun rasa gengsi yang besar mencegahnya.     

"Aku beri kamu waktu sepuluh menit lagi. kalau kamu belum pulang juga. aku benar-benar tidak akan memaafkanmu !" ucap anita dengan kesal. mengancam kearah ponselnya sendiri.     

Satu jam … dua jam… tiga jam kemudian berlalu… Anita terus menunggu kepulangan hans dengan sabar. sambil menonton televisi di ruang tamu. karena kecapean ia pun tertidur di sofa didepan televisi.     

Ag~hhhh !     

Anita spontan menjerit. saat ia merasakan sentuhan tangan memegang pinggangnya dengan kuat. ia terbangun seketika. auto menghempas kasar tangan kekar itu. merasa terkejut setengah mati.     

"Anita jangan takut ....Ini aku ! " ucap hans menenangkannya. ia melihat sosok hans yang begitu tampan kini sudah berdiri disampingnya. dengan sikap badan setengah jongkok seakan sedang bersiap untuk mengangkat tubuhnya.     

"Kamu mengaggettkanku saja " seru anita kesal. sambil memegangi dadanya sendiri dengan kuat.     

Hans tampak berusaha menahan senyum gelinya sambil terus menatap anita. makhluk rapuh itu terlihat tegang dan ketakuttan dibuatnya.     

"Kenapa kamu tidak tidur dikamar…"     

"Tadi aku menunggumu sambil nonton movie, tidak tahunya malah ketiduran" jawab anita polos. seraya membenahi piyamanya yang berantakan.     

"Anita.... " Hans memanggil anita lembut. dengan menampilkan ekspresi wajah yang tampak serius.     

"Yaa …"     

"Aku sudah putuskan sekarang. aku akan melepasmu. aku ingin kamu bahagia dengan pilihan hatimu sendiri nita … selama ini aku begitu egois. karena ingin memilikimu seutuhnya hanya denganku… setelah apa yang kuperbuat padamu... " sejenak hans menghentikan ucapannya. ia menekan hidungnya dengan kuat. seolah sedang berusaha keras agar air matanya tidak keluar. Hans terus menundukkan kepalanya dalam-dalam. tidak berani menatap anita dengan langsung.     

"Aku tidak akan menganggumu lagi nita. aku akan segera mengurus surat perceraian yang kamu inginkan. maafkan aku sudah membuatmu sangat menderita selama ini… maafkan aku…"     

Kata demi kata terdengar dingin dan kejam, bagai sebilah pisau tajam yang menusuk tepat kejantung anita. Anita hanya bisa menatap hans dengan sorot mata linglung. tanpa dapat berbicara sepatah katapun. hatinya terasa hancur berkeping keping.     

Hans benar-benar seperti mendorongnya jatuh dari surga ke neraka. dengan sekuat tenaga ia menahan agar air matanya tidak mengalir dihadapan suaminya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.