Shadow of Love

Berarti ini sudah tiga minggu



Berarti ini sudah tiga minggu

0Anita hanya diam mematung ditempatnya. ia seakan tidak punya kekuatan sedikitpun untuk membantah setiap kata yang keluar dari mulut suaminya itu. "Maafkan aku sudah datang malam-malam begini dan membangunkan tidurmu. aku janji tidak akan melakukannya lagi lain kali. aku pamit sekarang nitt…" hans sejenak menatap kearah anita lalu berdiri dari duduknya. perlahan ia berjalan menuju pintu keluar. ia tampak berhenti sejenak didepan pintu, 'Please tahan aku nita! tahan aku untuk tidak pergi darimu , kumohon tahan aku sekali ini saja ! please…' hans terus berharap dan memohon dalam hati, agar anita setidaknya mengucapkan satu kata untuk menahannya. namun apa yang diharapkannya tidak terjadi.     

Hans menyadari sejak awal cintanya pada anita hanya bertepuk sebelah tangan. dan fakta bahwa selama ini dirinya lah yang selalu mengejar dan memaksa anita untuk membalas cintanya. jadi bagaimana mungkin anita akan menahan kepergiannya… bagaimana mungkin anita akan melewatkan kesempatan dapat bebas darinya sekarang ini.     

Hufft jangan bermimpi terlalu tinggi hans !     

Hans kemudian meraih gagang pintu lalu membukanya dan pergi menghilang bersama dengan tertutupnya kembali pintu itu.     

Hans benar benar telah pergi dari apartement anita ....     

Seketika tubuh anita meluruh bagai tidak bertulang. ia terduduk lemas diatas sofa. tubuhnya seakan tidak bertenaga, hatinya terasa perih. air mata pun tumpah tidak terbendung lagi. kedua tangannya memeluk lututnya, perlahan ia meringkukkan tubuhnya hingga kepalanya menempel pada lututnya.     

Kenapa dia setega ini padaku. mengapa ia mempermainkan perasaanku begini … apakah ia sengaja melakukan ini untuk membalas dendam atas sikapku dimasa lalu … dan kini setelah ia benar-benar mendapatkan hatiku ia sengaja mencampakkan aku begitu saja … ahhh sungguh bodoh sekali kamu nita … telah berpikir bahwa hans benar-benar mencintaimu dengan segenap jiwa.     

Betapa bodohnya aku …     

Anita terus menangis pilu, hatinya benar-benar terluka dengan sikap hans padanya. yang tega meninggalkannya begitu saja, setelah sekian minggu mereka lalui bersama dengan bahagia. Anita terus menangis hingga menjelang pagi. hingga pada akhirnya ia terlelap tidur dalam kesedihan yang dalam.     

****     

Beberapa hari kemudian …     

Anita masuk kerja seperti biasa, hanya saja pagi hari ketika ia terbangun dari tidur, ia terus merasakan sakit kepala yang menganggu. begitu pening dan membuatnya tidak nyaman.     

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat sekian menit. namun hans belum juga tampak datang ke kantor. tidak biasanya ia ngaret lama begini. meskipun kini hans begitu menjaga jarak dengannya. namun karena mereka bekerja dalam satu kantor. setidaknya ia masih bisa melihatnya setiap hari.     

"Tumben pak hans belum datang hari ini ?" dengan nada berhati-hati. anita memberanikan diri bertanya pada jenny.     

"Ohh Pak hans tidak datang kekantor hari ini. ia ada kunjungan kejepang selama lima hari ." ucap jenny menjawab pertanyaan anita dengan santai. sebagai sekretaris pribadi hans, tentu ia tahu betul daily schedule hans . karena jenny sendiri yang mengatur secara personal semua kegiattan formal hans.     

"Haaahhhh kokk aku gak dikasih tahu …" seru anita dengan nada terkejut. namun ia buru-buru mengatur ekspresi wajahnya senormal mungkin saat Jenny terlihat tak kalah kaget melihat reaksinya.     

jenny auto mengeryitkan keningnya mendengar kata kata anita.     

"Magsudku .... kokk aku gak dikasih tahu sebelumnya. khan job-ku disini adalah presentasi langsung pada pak hans setiap hari untuk membahas mengenai progress pengerjaan proyek. jadi, jika pak hans pergi kejepang selama lima hari kedepan, khan keberadaanku tidak dibutuhkan lagi disini. bagaimana aku membuat laporan harian ke atasanku dikantor nanti, selama kepergian pak hans keluar negri…"     

Jenny tampak mengangguk kan kepalanya tanda setuju. "Benar juga …"     

Anita tersenyum kecut. lalu menghela nafasnya lega. ia lalu mengambil ponsel dari kantong jas miliknya dan segera menelfon bu dina atasannya.     

"Bu.... hari ini saya akan kembali kekantor "     

"Kenapa "     

"Pak hans sedang ada kunjungan ke jepang selama lima hari kedepan, jadi saya tidak diperlukan lagi disini, "     

"Apakah dia tidak mengatakan sesuatu padamu sebelum pergi, atau titip pesan ke sekretarisnya tentang bagaimana posisimu disitu …"     

"Tidak bu… pak hans tidak meninggalkan pesan sama sekali. sepertinya beliau sudah tidak membutuhkan kehadiran saya disini. namun belum sempat berkomunikasi dengan ibu saja"     

"Yaa sudah. kamu boleh kembali bekerja dikantor. nanti biar aku yang bicara sama pak hans."     

"Baik bu... kalau begitu saya bersiap sekarang"     

"Hmm "     

Telephone berakhir …     

Anita segera mengemas semua barang barang miliknya, tumpukan berkas-berkas laporan ia kumpulkan dalam kabinet. kemudian ia susun menjadi satu dan ditaruh dalam satu box ukuran sedang. saat ia sedang tekun melakukan pekerjaannya, entah mengapa tiba tiba ia merasa kepalanya semakin terasa pusing. dan perutnya juga mulai mual.     

Anita segera berlari kekamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.     

"Kamu tidak enak badan yahh " tanya Jenny dengan nada cemas. sekembalinya anita dari kamar mandi.     

"Iyaa nih Jenn.. ..aku sudah merasa tidak enak badan. pusing, mual mual sejak bangun tidur tadi" jawab anita jujur. sambil mengusap keringat dingin didahinya. spontan jenny mendekat ke anita, lalu mulai membantunya mengoles minyak kayu putih dipundak dan perutnya.     

"Terima kasih Jenn.... aku merasa lebih baik. aku harus pulang kekantorku sekarang, "     

"Apa tidak sebaiknya kamu ijin hari ini ?, beristirahatlah dulu dirumah nitt … hingga kamu merasa lebih baik."     

"Ahhh tidak perlu jenn. aku baik-baik saja kokk. hanya masuk angin biasa. mungkin karena kurang tidur akhir akhir ini … nanti juga baikkan …"     

"Apakah kamu yakin …"     

"Tenang saja. I'm good. jangan khawatir …"     

"Baiklah kalau begitu terserah kamu saja. hati hati bawa mobilnya nanti yah. jangan ngebut dijalan paham ! " pinta jenny dengan suara lantang namun menyiratkan rasa cemas yang dalam.     

Dalam waktu beberapa minggu mereka bekerja bersama dalam satu ruangan bersama. mau tidak mau menimbulkan kedekatan personal diantara mereka. Jennifer yang mempunyai kepribadian keras dan discipline. bertemu dengan pribadi anita yang tangkas namun rapuh. mereka seperti klop dan bersingkronisasi dengan sendirinya.     

Hubungan mereka jauh dari kepalsuan. Jenny dengan ketidaktahuannya tentang identitas anita yang sebenarnya. menganggap anita seperti junior dalam pekerjaan. ia bersikap supportive memberi advice secara objectives. begitupum anita. ia menyukai sikap apa adanya dan professionalism jenny itu. ia merasa senang karena dapat berteman dan menjalin kedekatan dengan Jenny tanpa embel-embel yang disandang hans sebagai CEO Wijaya group yang juga atasan jenny.     

"Siiipp, thank you so much Jennifer " dengan manja anita mencium pipi jenny lalu ia berpamit pergi meninggalkan kantor hans.     

****     

Sore harinya setelah jam pulang kantor. Anita sengaja menyempatkan waktu untuk pergi ke dokter kandungan di sebuah rumah sakit terkenal di Jakarta selatan. ia sebenarnya hanya ingin memastikan kecurigaannya saja. tentang gejala klinis yang ia alami beberapa hari terakhir ini. ia sendiri kurang yakin apakah ia sedang hamil. jadi daripada ia menduga tidak jelas akan lebih baik jika ia mengetahui tentang kondisi tubuhnya secara pasti lewat ahlinya.     

"Kapan haid terakhir " tanya dokter padanya.     

"Sekitar tanggal tiga belas maret dok…"     

"Ahh... berarti ini sudah tiga minggu yahh"     

"Hah … magsud dokter …?"     

"Selamat miss anita.. you're three weeks of pregnancy now ..." ucap dokter itu exited.     

Wajah anita seketika berubah memucat. ia hanya dapat tersenyum canggung sambil terus menatap dokter kandungannya dengan rasa tidak percaya. meskipun sebenarnya ia telah memprediksi hal ini sebelumnya. tapi saat kepastian kehamilannya itu diucapkan langsung dari mulut seorang specialists kandungan dantidak dapat diragukan lagi keabsahannya auto membuat pikiran anita seketika seperti blank.     

Ia tidak tahu bagaimana harus bereaksi atas kabar kehamilannya ini. apakah dengan menangis sedih atau dengan tersenyum gembira ...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.