Shadow of Love

Tidak bisa berpisah darinya



Tidak bisa berpisah darinya

0"Tapi mah… hans sebenarnya datang untuk menjemput ibu... hans benar-benar tidak ada hubungan apapun dengan sirena " ucap hans berusaha menjelaskan situasinya pada mamah. namun sayangnya mamah seolah sudah tidak peduli dengan penjelasan hans itu. sambil terus memasang wajah sinis ia tampak mengumpat dalam hati. 'Benar-benar alasan yang tidak masuk akal !dipikirnya aku wanita tua bodoh!jelas-jelas ibunya tidak hadir di butik tapi ia berani membuat alasan sengaja datang kesana untuk menjemput ibunya. huhh benar-benar kebohongan yang amatir !'. gerutu mamah sambil terus mengandeng tangan anita dengan erat untuk memastikan anita mengikutinya berjalan keluar dari gedung pusat perbelanjaan elite itu bersamanya.     

Anita tampak berjalan dengan langkah terhuyung-huyung, berusaha mengimbangi langkah cepat mamahnya dengan patuh. wajahnya tampak melihat kearah hans dengan rasa cemas. sebenarnya dalam hati ia dapat melihat kejujuran yang hans sampaikan.     

“Jauh-jauh kamu! jangan ikuti nita lagi!” ucap mamah ponggah. seraya terus mengenggam erat tangan anita dengan kuat. dan seolah sengaja memisahkan pandangan mereka berdua.     

Hans segera menghentikan langkahnya. dan memutuskan untuk tidak mengejar anita dan mamahnya lagi. ia seolah merelakan kepergian isteri dan mamahnya menjauh darinya. ia sadar diri, setelah mendapat penolakan keras dari mamah anita. dan ia tidak dapat berkeras memaksa mereka untuk percaya padanya. hans hanya berdiam diri ditempatnya. sambil terus menatap kepergian anita dan mamah yang perlahan menghilang dari pandangannya. tersirat rasa putus asa dalam tatapan matanya.     

Anita menatap kearah suaminya yang perlahan menghilang dari pandangannya dengan perasaan tidak rela. terus berusaha melepaskan pegangan tangan erat mamah padanya. meskipun sebenarnya dalam hati ia merasa sedikit terhibur. saat melihat hans masih berusaha mengejar dirinya dan mamah tadi. timbul perasaan bahagia dalam hati anita yang seakan menemukan kembali setitik harapan untuk dapat berbaikan kembali dengan suaminya itu.     

'Ternyata hans masih peduli padaku. hans masih peduli dengan perasaanku. masih berusaha untuk menjelaskan bagaimana posisinya agar mamah dan aku tidak salah paham padanya.'     

"Ngapain bengong disitu !. ayok kita pulang sekarang " bentak mamah, seraya menarik tangan anita untuk segera masuk ke dalam mobil mewah yang kini berhenti didepan mereka.     

"Mah jangan kasar begitu dong… tangan nita sakit" rintih anita sembari berusaha melepas gengaman tangan mamah yang membelenggu pergelangan tangannya. dan mamah seperti baru tersadar, jika ia telah menyakiti puteri kesayangannya. ia segera melepaskan pegangan tangannya pada anita. tampak menyesali aksi kasarnya barusan.     

"Dasar lelaki buaya !!! berani sekali dia menghinamu didepan mata mamah begitu, benar-benar bajingan ! " umpat mamah penuh amarah. sembari mengelap wajahnya yang berkeringat dengan tissue putih ditangannya.     

“Pak yanto tolong AC nya disetting maximal yahh” perintah mamah pada pak yanto yang sedang mengemudikan mobil dikursi depan.     

“Ini sudah paling maximal buk……” jawab pak yanto tenang. seakan sudah sangat memahami kharakter majikan wanitanya itu tatkala sedang emosi.     

Anita hanya bisa diam seribu bahasa. berusaha menenangkan hatinya sendiri yang sama kacaunya dengan mamah.     

Jujur ia memang berharap untuk bertemu dengan hans. tapi bukan dengan cara seperti ini. ia sungguh tidak ingin melibatkan mamah dalam konflik rumah tangganya. selain hanya akan memperkeruh keadaan. juga akan membuat beban pikiran mamah saja.     

Dengan ekspresi wajah tenang. pak yanto terus mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. membawa mereka keluar dari area pusat perbelanjaan elite itu. menuju pulang kerumah mereka di Jakarta utara.     

"Besok kamu tidak usah masuk kerja !, kamu selesaikan urusan perceraian kamu dulu secepatnya," perintah mamah dengan nada tinggi. "Mah... nita tidak bisa." jawab anita lembut, seraya mengenggam tangan mamah dengan lembut. berusaha menenangkan hati mamah. agar jangan dikuasai emosi.     

"Apanya yang tidak bisa ?… kamu mau harga dirimu terus diinjak-injak sama lelaki bangs** itu" bentak mamah dengan suara lantang.     

"Mah.... tenang dulu. jangan emosi please …”     

“Bagaimana mamah tidak emosi ! melihat lelaki brengsek itu berani menghinamu langsung didepan mata mamah !”     

“Mah. bukankah tadi hans sudah mencoba menjelaskan hubungannya dengan wanita dibutik tadi.... jadi mamah jangan langsung berasumsi buruk dulu pada hans tanpa mengetahui fakta yang sesungguhnya ”     

“Nita ! apa magsudmu terus membelanya didepan mamah begini ! bukankah dia lelaki yang telah menghancurkan impian kamu dan begitu kamu benci selama ini !what's wrong with you. ”     

“Mah…… nita hanya ……”     

“Kenapa ?apa kamu berubah pikiran dan mulai menaruh hati padanya hah!” seru mamah dengan nada tinggi.     

“Maafkan nita mah.... ”     

“Maaf apa magsudmu …… ”     

“Nita mencintai hans mah. nita tidak bisa berpisah darinya…". ucap anita pilu, seketika tangis anita pecah membelah keheningan dalam mobil. sambil terus menatap kearah mamahnya dengan berlinang air mata. seolah sedang memohon pengertian mamah atas rasa cintanya pada hans kini.     

“Nita kamu jangan bercanda ….ini tidak lucu sama sekali ” ucap mamah dengan ekspresi wajah tidak berdaya. seketika ikut menangis terisak sambil menatap kearah puteri kesayangannya itu tidak percaya. mereka berdua saling bertatapan dalam tangis. anita tahu. mamahnya tidak dapat menerima realita ini. namun pada akhirnya ia harus dapat menerima keputusan hatinya itu.     

Usai mengungkapkan isi hatinya, anita merasa seperti telah melepaskan belenggu yang mengikat erat dihatinya. mereka berdua terus menangis tersedu didalam mobil. dan berusaha menenangkan hati masing-masing. "Maafkan mamah … mamah akui…ini semua adalah salah mamah. yang awalnya menjebakmu dengan lelaki bang**t itu..." mamah akhirnya meluluh, kemudian memeluk erat tubuh anita. “kamu nurut sama mamah yah. kamu urus perceraian kamu dengan hans secepatnya dan menikahlah dengan prastian … prastian masih setia padamu dan selalu mencintai kamu dari dulu nita, cinta pras tidak berubah sedikitpun kepadamu , dia lebih baik dari hans"     

"Mah please .... Jangan bicara seperti itu , mamah tidak salah apapun pada nita, karena nita sendirilah yang memilih untuk menikah dan hidup bersama hans .… nita benar-benar mencintai hans mah. nita sungguh tidak mau bercerai darinya" bujuk anita dengan nada memohon. seraya terus mengenggam tangan mamah dengan kuat. "Biarkan nita yang memutuskan sendiri, yang terjadi dalam hubungan nita dengan hans. nita mohon mamah mengerti keputusan nita yahh " anita seolah langsung memblock segala kemungkinan yang mamah rencanakan untuknya dengan prastian. karena ia tidak ingin memberi celah sedikitpun pada pria lain selain suaminya.     

Mereka berdua saling terdiam dalam perjalanan pulang itu. hingga mobil yang dikendarai pak yanto telah sampai memasuki komplek perumahan elite mereka di jakarta utara. sesampai didepan gerbang rumah. pak yanto segera membuka pintu belakang mobil dengan otomatis.     

"Terserah kamu saja kalau begitu … kamu memang bodoh seperti mamah dulu."sahut mamah lirih, menahan kepedihan hatinya yang dalam. kemudian ia keluar dari mobil itu. lalu berjalan lunglai masuk kedalam rumah. meninggalkan anita begitu saja didalam mobil. yang tampak tertegun memandangi kepergian mamah.     

Anita sangat mengerti rasa hancur hati mamah , melihat pernikahannya kini seakan berantakan, suami pilihan untuknya bermesraan dengan wanita lain tepat didepan matanya. namun satu hal yang mamah belum pahami bahwa semua yang terjadi padanya sekarang ini tidak ada sangkut pautnya dengan mamah. karena hatinya kini yang berbalik memuja hans dan tidak ingin berpisah darinya.     

“Antar saya kembali ke apartment yah pak” pinta anita pada pak yanto. yang langsung disanggupi pak yanto tanpa membantah sedikitpun.     

Anita menatap kosong kearah luar jendela mobilnya. ia akhirnya memutuskan untuk kembali pulang ke apartment pribadinya. ia meminta pak yanto mengantar hingga kembali ke apartment.     

"Terima kasih pak, sudah nganterin nita kembali kesini .... nita minta tolong, bik imah dan pak yanto tolong jagain mamah yah, saat ini mamah sedang banyak pikiran." pinta anita personally pada pak yanto. bik imah dan pak yanto sudah ikut dengan mamahnya bahkan sejak anita masih kecil. dan mereka sudah anita anggap sebagai bagian dari keluarga.     

" Iyaa neng, jangan khawatir.… ntar kalau ada apa-apa sama mamah pasti akan segera ngelapor ke eneng. eneng disini tinggal sendirian. jangan lupa jaga kesehatan juga yah."     

"Iya pak.... kalau begitu hati-hati dijalan yah pak"     

Pak yanto membalas dengan melambaikan tangan padanya tanda berpisah sebelum mobil pak yanto perlahan melaju pergi meninggalkan halaman depan apartment.     

Setelah memastikan kepergian pak yanto, anita lalu berjalan masuk ke lobby apartment. baru beberapa langkah ia memasuki lobby utama. tidak sengaja ia melihat hans sedang duduk dikursi tunggu lobby apartmentnya. Anita berusaha mengerjapkan kedua matanya berulang kali. demi memastikan penglihatannya.     

Ahh itu benar hans. hati anita sontak bersorak gembira. apakah mungkin dia sengaja datang kesini untuk menemuiku dan menjelaskan kejadian tadi padaku secara langsung? , pikir anita dengan perasaan exited. namun anita buru-buru menyimpan perasaan gembiranya rapat-rapat. dan menampilkan ekspresi wajah senormal mungkin dihadapan hans.     

Anita kemudian melangkah masuk kedalam lobby utama. detik berikutnya hans melihat kearah luar dan ia langsung berdiri saat melihat kedatangan anita. Hans kemudian berjalan dengan langkah tegapnya menuju kearah anita. pandangan mereka saling bertaut penuh arti. mereka saling tersenyum tipis dengan makna yang tidak terkatakan. hati mereka berdua sama-sama berdebar sangat kencang.     

Seperti biasanya hans seperti terhipnotis dengan kecantikkan anita. ia membayangkan anita akan berlari padanya, memeluknya erat seperti biasanya.     

"Sudah lama disini …" ucapan anita langsung mengembalikan akal sehatnya. ia langsung tersadar and back to reality.     

"Tidak juga belum lama kokk … oiya aku datang kesini ingin menyerahkan ini. kamu boleh koreksi kalau ada yang kurang " ucap hans berusaha bersikap tenang dan langsung menyerahkan amplop coklat yang sudah ia persiapkan pada anita.     

"Hah … apaan ini hans …"     

"Kamu baca saja sendiri..." jawabnya pelan. sambil tersenyum getir.     

Dengan wajah penasaran anita segera membuka map coklat pemberian hans dan langsung mengeluarkan isinya tepat dihadapan hans.     

tanpa perasaan curiga anita lalu membaca lembar pertama kertas file itu. seketika tangannya gemetar hebat. "Biar aku pelajari dulu yahh… nanti aku kabarin kalau aku sudah selesai membaca semuanya" jawab anita datar, bertahan sekuat tenaga agar tubuhnya dapat bereaksi dengan senormal mungkin. punggungnya sedikit ia sandarkan pada bahu sofa dibelakangnya untuk membantu posture tubuhnya tetap tegap berdiri. dan tidak terjatuh.     

Anita menatap wajah hans yang terlihat dingin tanpa perasaan. dan ia merasa dunianya hancur seketika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.