Shadow of Love

Aku tidak mau dikasihani



Aku tidak mau dikasihani

0Lima bulan kemudian …     

Tidak terasa enam bulan sudah masa kehamilan anita, perutnya semakin hari tampak semakin membesar, meskipun sebenarnya dilihat dari luar tidak terlalu besar juga. hanya secara keseluruhan penampilan anita tampak lebih chubby dari keadaan normal biasanya. berat badannya hanya naik lima kilogram saja dalam masa kehamilan enam bulan ini. menurut dokter, itu terhitung kecil untuk usia kehamilannya. karena normalnya pada trimester pertama kehamilan akan ada peningkatan berat badan berkisar antara 0,5-2 kg dan akan meningkat 0,18-0,27 kg tiap minggunya.     

Namun begitu, memang perubahan berat badan pada tiap ibu hamil tidaklah sama dan bergantung pada berat badan ibu hamil itu (berdasarkan indeks masa tubuh/IMT) sebelum mengalami kehamilan. dokter kandungan anita berkata bahwa berdasarkan hasil USG dan pemeriksaan darah. ia dan bayinya sehat-sehat saja didalam. sehingga membuat anita merasa tenang.     

Anita kini membiasakan diri pergi ke kantor dengan dress terusan yang dipadu dengan jas casual untuk memberi kesan formal pada penampilannya. ia ingin memberi ruang lebih luas untuk perkembangan janinnya. sekaligus memberi rasa nyaman untuk dirinya sendiri.     

tidak ada alasan baginya untuk menyiksa diri dan terus menyembunyikan kehamilannya. tohh hans kini juga tidak pernah bertandang lagi ketempat kerjanya. jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang penampilannya kini.     

Pagi ini, seluruh pekerja dimanagement berkumpul diruang meeting kantor, direktur utama menyampaikan arahan tentang berbagai proyek kerjasama yang sedang dikerjakan oleh tiap divisi.     

Dan dalam meeting ini anita mendapat apresiasi excellent atas keberhasilannya dalam pengerjaan proyek kerja sama perusahaan mereka dengan Wijaya group. sehingga direktur utama memberinya jabatan baru sebagai Head finance analyst sebagai reward atas kerja keras dan keberhasilannya itu.     

Semua rekan kerjanya memberi standing applause dan ucapan selamat padanya. Anita langsung berdiri dari tempat duduknya dan mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan perusahaan untuknya. meskipun dalam hati anita tahu persis, jika semua ini adalah karena bantuan hans.     

Anita tahu. Hans sengaja tidak mengajukan satu complained pun ke perusahaannya. karena tidak ingin mempersulit pekerjaannya. terlebih hans tahu persis bahwa anita-lah stakes holder pada pengerjaan proyek apartment miliknya itu. dan anita juga sadar bahwa kemungkinan besar hans-lah yang menyarankan pada direktur utamanya untuk memberinya jabatan baru itu sebagai reward atas usaha dan kerjanya.     

Anita berusaha tidak mengambil pusing akan hal itu. tohh ia juga benar-benar mengerjakan proyek Wijaya group itu secara all out. sehingga memberi hasil terbaik untuk proyeknya. bahkan demi mendapatkan hasil terbaik sesuai yang diharapkan hans. ia rela turun sendiri kelapangan untuk mengecek bahan dan memastikan design. ia memastikan sendiri semua pengerjaan dilakukan as perfect as possible !. saat kemudian hasilnya memang sesuai yang diharapkan. bukankah itu menguntungkan bagi kedua belah pihak. jadi wajar saja jika ia merasa pantas mendapatkan reward itu.     

In fact ini bukan sebuah nepotisme!     

Reward ini murni hasil dari kerja keras, totalitas dan professionalitasnya dalam bekerja.     

****     

Siang harinya …     

Anita selesai makan siang dari kafetaria , dan bersiap menuju ruang kerjanya. saat tanpa sengaja ia melihat dari kejauhan sosok lelaki jangkung berjas hitam yang tidak asing lagi dimatanya berjalan dengan langkah menawan mendekat menuju kekantor perusahaan tempatnya bekerja.     

Anita menjadi gugup setengah mati. "Hans … ? kenapa ia tiba-tiba datang kesini ? ada urusan apa dia tiba-tiba kekantor ? bukankah pengerjaan proyek kerjasamanya sudah selesai sekarang ?…" gumam anita bertanya dalam hati. kemudian dengan langkah cepat ia segera kembali ke ruang kerjanya. dan langsung duduk dikursi kerjanya untuk menenangkan diri. meneguk air putih dalam water bottle berwarna bening miliknya.     

Sudah sekian bulan ia tidak bertemu dengan hans, tepatnya sejak peristiwa di Plaza Indonesia waktu itu. berlanjut saat kemudian hans menemuinya diapartement untuk menyerahkan berkas perceraian mereka. setelah itu mereka berdua benar-benar lost contact.     

"Hufft kenapa tiba-tiba ia datang kesini sih…?"     

Jujur , anita merasa tidak siap bertemu dengan hans, apalagi dengan keadaan perutnya yang kini sudah kelihatan sedikit membuncit.     

Menginggat saat ini proses perceraian mereka juga tinggal selangkah lagi menunggu putusan. Anita takut, jika sampai hans mengetahui bahwa ia kini sedang mengandung anaknya akan membuat hans menjadi ragu untuk bercerai darinya. “Tidak !aku tidak mau dikasihani. aku dan anakku tidak butuh rasa kasihan siapapun” anita membelai lembut perutnya sendiri, seolah sedang meyakinkan anak dalam kandungannya jika mereka akan baik-baik saja. ia tidak mau kehamilannya menjadi alasan untuk menahan hans padanya !.     

meskipun kalau ia pikir-pikir lagi, kemungkinan besar hans ke kantornya adalah murni karena ada urusan bisnis. nothing to do with her. … namun tetap saja ia tidak siap bertemu dengan hans dulu saat ini. setidaknya hingga ada keputusan final dari pengadilan mengenai status perceraian mereka.     

Proses persidangan mereka berjalan alot di pengadilan karena terkendala birokrasi mengenai masalah penyelesaian harta bersama. meskipun anita tidak mengajukan pembagian harta dan tidak ingin menerima sepeserpun uang dari hans. tapi tetap saja dari pihak pengadilan mempertanyakan penyelesaian harta bersama ini untuk diselesaikan secara adil menurut hukum agama dan hukum perdata.     

Anita memilih untuk menyerahkan segala proses perceraian pada lawyernya. yang intinya ia ingin mengakhiri pernikahannya ini secara damai dan kekeluargaan. namuntetap sesuai birokrasi.     

***     

Anita terus mencuri pandang kearah ruang direktur. dimana hans tampak sedang melakukan meeting dengan direktur utamanya. yang juga didampingi oleh beberapa staf disana, seperti biasa hans terlihat sangat tampan dan mempesona. pembawaannya sangat tenang dan berwibawa, tampak sesekali matanya berpencar melihat kearah luar ruangan. seolah sedang mencari sesuatu.     

Anita dapat melihat dengan jelas situasi dalam ruangan direktur itu dari balik dinding sekat dimeja kerjanya. menginggat ruangan direktur utama berdinding kacayang tembus pandang.     

"Ehhh nitt… pak hans datang tuh.. pasti mau ngasih rewards kekamu, dia bilang sangat puas dengan hasil kerjamu." ibu dina datang menghampiri anita dari belakang. sambil menepuk bahu anita dengan keras.     

Anita langsung mengusap perutnya berulang kali, untuk menenangkan bayi dalam kandungannya. akibat rasa kaget dengan kemunculan bu dina yang tiba-tiba itu, hatinya merasa jengkel dengan ulah bu dina.“Hufft kebiasaan ! muncul tanpapermisi. bikin kaget orang saja.” batin anita kesal. “Apakah dia tidak tahu. jika wanita hamil tidak boleh dikagetin! bisa bikin anakku lemah jantung. dasar……”     

Sebenarnya aksi bu dina juga tergolong biasa saja. Anita merasa kaget karena ia sendiri tidak aware dengan sekitarnya. perhatiannya fokus mencuri pandang kearah ruang direktur sana, membuat ia tidakmengetahui kedatangan bu dina yang begitu nyata itu. ia bagai seorang pencuri yang tertangkap basah saat sedang melakukan aksinya. padahal melihat tatapan polos bu dina, ia sepertinya tidak tahu menahu apa yang sedang dikerjakannya kini.     

anita langsung meneguk air putih dalam water bottle miliknya untuk menenangkan diri. sambil terus mengelus perutnya berulang kali.     

"Hehehe ibuk ngaggetin kamu yahh barusan.... maaf… maaf hehehe " ucap bu dina sambil tertawa meringis , dengan ekspresi wajah merasa bersalah padanya. "tapi beneran nit, kamu nanti bakalan dapat rewards gede tuhh dari pak hans … jangan lupa traktir ibu lohhh yah"     

Dasar mata duitan ! umpat anita dalam hati.     

"Hahaha pasti buk... jangan khawatir... kalau dapat reward pasti nita bagi-bagi dehh " sahut anita exited. padahal dalam hati pegen getok kepala bu dina saking kesalnya. karena sudah membuatnya kaget dia setengah mati.     

"Beneran yah nitt!"     

“Tentu saja buk... masa nita bohong hehehe ”     

KRING KRING KRING !     

telfon intercom dimeja anita berdering, ternyata panggilan dari ruang direktur. menunjuk pada tanda merah diangka satu yang berarti dari ruang direktur.     

Mampus ! batin anita gelagapan sendiri, bagaimana reaksi hans bila melihat perubahan penampilanku saat ini. Anita menjadi gugup setengah mati.     

"Bu dina help me please.... "     

"Ada masalah apa nit " jawabnya ikuttan panik.     

"Bu dina.... bantu nita jawab panggilan direktur sekarang please … duhh gak tahu kenapa perut nita tiba-tiba mules bangett nih buk… "ucap anita sambil berpura-pura meringis dan memegangi perutnya. "Tenang saja buk…. nanti kalau nita dapat rewards... nita bagi dua deh sama ibuk… yahh bukk bantu nita sekarang yah…please " ucap anita polos. sambil terus melanjutkan aktingnya berpura-pura meringis, seolah sedang merasa mulas gak ketulungan.     

"Okay...Okay.. kamu buruan ke toilet sana. biar aku ke ruang direktur sekarang " sahut bu nita penuh antusias.     

Yess ! untung anita sudah sangat hafal dengan kharakter bu dina, jadi ia bisa terselamatkan kali ini. untuk menguasai bu dina, cukup menggunakan cara mudah. rewards bagi dua ! that's it ! and problem solved. masalah teratasi.     

"Makasih buk …" sambil tetap pura-pura meringis kesakitan anita segerameninggalkan meja kerjanya dan berjalancepat menuju ke toilet khusus perempuan yang terletak di ruang belakang sana. ia berjalan dengan menundukkan kepalanya serendah mungkin sambil memegangi perutnya. agar tidak terdeteksi oleh penglihatan hans dari ruang direktur sana.     

Lima menit kemudian …     

Anita melihat kekanan dan kekiri memastikan keadaan sekitarnya aman, matanya memencar kedepan mengarah keruang direktur. ia melihat situasi disekitarnya aman dan terkendali. maka dengan hati-hati ia berjalan kembali menuju ke meja kerjanya.     

Hufft. aman … aman ! anita menghembuskan nafasnya lega. segera merapikan jas kerjanya juga membenahi rambutnya, kemudian ia kembali focus dengan laptop didepannya. bergelut dengan work sheet dan mengerjakan laporan-laporan yang harus ia selesaikan hari ini.     

"Kamu sibuk sekali nita… " suara berat yang sangat familiar itu menyapa anita lembut. spontan anita mendengakkan wajahnya keatas. melihat kearah sumber suara. dadanya berdebar kencang tidak terkendali. jantungnya bagai mau melompat dari tempatnya. saat melihat hans tiba-tiba sudah berdiri tepat disamping meja kerjanya. menatap tajam kearahnya dengan aura sangat tegas dan seolah siap untuk menerkam dirinya.     

"Ohhh. selamat siang pak hans " jawab anita gugup, langsung menganggukkan kepalanya memberi salam pada hans.     

Hans tampak tersenyum kecil saat melihat wajah anita perlahan berubah memerah, anita tampak mengiggit bibirnya kuat dan berusaha keras tidak menunjukkan rasa gugup padanya.     

Anita buru-buru memalingkan wajahnya kedepan, kembali fokus menatap layar laptop didepannya. terus berpura-pura sibuk dengan pekerjaannya. dan sengaja tetap mempertahankan posisi duduknya yang kini tampak kaku bagai robot.     

"Apakah kamu punya waktu ? aku ingin berbicara empat mata denganmu … " tanya hans pelan. sambil terus menatap kearah anita terpana tidak berkedip.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.