Shadow of Love

Iya. kamu memang bodoh



Iya. kamu memang bodoh

"Hahh sudah sampai !" ucap anita dengan wajah kaget. auto membelalakkan matanya lebar. menyadari bahwa ia kini sudah berada di area parkir didepan lobby utama apartment. dan mendapati hans sedang menatapnya lekat disampingnya. hans tampak merebahkan setengah dadanya pada setir kemudi. wajahnya menoleh kearahnya. tampak asik mengamatinya dalam diam. "Kenapa kamu tidak membangunkanku begitu sampai disini ?" tanya anita menjadi salah tingkah sendiri. ia lalu menengok kekanan dan kekiri melihat sekitarnya. seraya membenahi rambut panjangnya yang tergerai.     

"Kamu terlihat sangat kelelahan, aku tidak tega membangunkanmu."     

"Ohh. maaf … efek hamil, aku menjadi cepat merasa capek akhir-akhir ini" jawab anita seadanya. sambil langsung membuka pintu mobil dan beranjak pergi dari mobil hans untuk pulang ke apartment. hans segera mematikan mesin mobilnya, lalu dengan terburu-buru ikut keluar dari mobil.     

Anita sengaja berjalan duluan menuju kearah lift yang terletak dibagian ujung tempat parkir. sementara hans masih tampak mengambil barang-barangnya di dalam mobil. kemudian mengunci mobilnya disana. lalu berlari kecil menyusul langkah anita agar dapat naik lift bersama-sama dengannya. namun anita bereaksi sebaliknya. ia terlihat enggan, tidak ingin berjalan bersama hans. begitu sampai didepan lift anita langsung memencet tombol naik keatas. tanpa peduli dengan keberadaan hans yang belum sampai ditempatnya. sengaja meninggalkannya dan tidak ingin naik kelantai atas bersama-sama.     

TING !     

Pintu lift terbuka......     

Tanpa ragu, anita segera masuk kedalam lift. setelah sekian detik tidak ada yang masuk kedalamnya. pintu lift itu otomatis menutup sendiri. anita tampak tersenyum samar dan menghembuskan nafas lega. namun tiba-tiba sebuah tangan memegang pinggir pintu untuk menahannya tertutup. dengan nafas terengah-engah hans menggapai tepi pintu lift agar tetap terbuka untuknya. 'Huhh gadis ini benar-benar tidak punya perasaan ! tidak bisakah menungguku sebentar saja.' hans hanya dapat menggerutu dalam hati. sambil menatap anita dengan kesal. sementara anita dengan cuek menyilangkan kedua tangan diatas perutnya. hatinya tak kalah kesal. namun berpura-pura tenang dan menatap lurus kedepan.     

Didalam lift. mereka berdua bertingkah bagai dua orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain. sama-sama saling diam. anita sengaja menjaga jarak dan berdiri menjauh dari hans. dan memalingkan wajahnya kearah samping.     

Hans yang merasa tidak berdaya, hanya dapat diam dan membiarkan anita memperlakukan dirinya semaunya. matanya terus mencuri pandang kearah isterinya itu , seolah sedang meneliti setiap bagian tubuh wanita yang kini berdiri diseberangnya dengan seksama. ada perasaan bahagia luar biasa dihatinya karena akhirnya apa yang ia harapkan terjadi, kepastian bahwa anita kini sedang mengandung anaknya bagai mimpi yang menjadi realita. meskipun secara kasat mata tidak ada perubahan yang berarti pada bentuk tubuh isterinya itu. ia hanya terlihat lebih chubby dan berisi saja. tidak nampak seperti wanita hamil tua pada umumnya. tapi entah mengapa penampilannya kini justru semakin mempesona. Anita tampak berdiri dihadapannya bagai sebuah lukisan yang tidak memiliki cela sedikitpun.     

Tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. dan seperti biasanya, wajah anita langsung memerah malu, dengan segera ia mengalihkan pandangannya kearah depan. ia sadar hans terus menatapnya lekat. jantungnya berdegup kencang, menjadi salah tingkah sendiri. ia hanya berharap lift secepatnya membawa ia sampai di lantai apartmentnya agar ia dapat segera melarikan diri dari situasi awkward ini secepatnya.     

Hans tetap diam acuh tak acuh. terus menikmati waktu menatap anita tanpa merasa sungkan sedikitpun. 'Ahhh Finnaly …! sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah.… tidak ada yang lebih membahagiakan selain mengetahui fakta ini. Ohhh thanks God !' batin hans merasa exited dan bersyukur.     

Begitu sampai diapartement. Anita langsung meletakkan tas kerjanya diatas meja. melepaskan sepatu flat hitamnya dan mengganti mengenakan sandal nyaman yang khusus dipakai didalam ruangan. "Kamu mau minum apa" tanya anita sopan. menawarkan minum pada hans.     

"Air dingin please !"jawab hans singkat. sambil matanya asik mengamati seluruh ruangan dalam apartment anita dengan wajah exited seolah sedang merencanakan sesuatu dalam pikirannya.     

Anita menatap hans dengan wajah penuh curiga. sambil mengambilkan satu botol air mineral didalam kulkas, kemudian ia berjalan kearah ruang tamu untuk memberikan air minum itu pada hans yang kini sedang duduk disofa.     

"Silahkan …" anita mengulurkan air mineral dingin itu pada hans,namun tiba-tiba hans menarik tangan anita dengan spontan untuk duduk disofa disampingnya. tubuh anita yang tidak siap otomatis terjatuh dalam pangkuan hans dengan posisi tidak siap.     

Karena merasa terkejut. anita reflect memukul lengan hans dengan keras. wajahnya pucat dan menunjukkan rasa marah. "Apakah kamu gila… ini sangat berbahaya !aku sedang hamil besar begini. dan kamu sengaja mengerjaiku. bagaimana kalau aku jatuh dan perutku membentur sofa ! apakah kamu sengaja ingin membunuh aku dan bayiku !"     

Wajah hans auto memucat. ia segera memeluk erat tubuh anita didalam pangkuannya. "Maafkan aku …maafkan aku. aku benar-benar tidak bermagsud melukaimu dan anakku. aku tidak berani.... kamu tahu pasti. aku tidak bermagsud demikian. aku janji tidak akan melakukannya lagi … maafkan aku " ucap hans penuh penyesalan. ia tidak berpikir panjang saat melakukan tindakannya tadi.     

Anita yang masih dalam kondisi kesal sekaligus kaget. tampak membiarkan saja ketika hans memeluk perutnya sangat erat. wajah hans menghadap pada perutnya dan terus menciumi perutnya berulang kali penuh penyesalan.     

"Sayang … mari kita bersama lagi …" tangan hans mencoba mengelus perut anita yang terlihat sedikit menonjol itu.     

seketika anita langsung back to reality. ia langsung bangkit dari posisi duduk di pangkuan hans. dan buru buru menjauhkan diri darinya. wajah hans seketika berubah menjadi lesu penuh rasa kecewa.     

"Huhh enak saja ! Kamu pikir siapa kamu ! bisa datang dan pergi sesuka hatimu " balas anita dengan ketus. seraya memalingkan wajahnya membelakangi hans.     

"Nita please, aku tahu aku bersalah padamu. aku minta maaf. saat itu aku benar-benar merasa cemburu pada kedekatanmu dengan prastian. aku benar-benar merasa sangat putus asa padamu”.     

"Huhh alasan !” jawab anita kesal. sambil berjalan menuju ke kamar pribadinya. enggan untuk menanggapi hans lebih lanjut. namun dengan percaya diri hans terus mengikuti langkah anita dibelakangnya.     

"Apa yang kamu lakukan ?” anita mendadak menghentikan langkahnya . dan langsung menoleh kebelakang. membuat hans otomatis ikut menghentikan langkahnya dan berdiri tidak seimbang. hampir saja ia menabrak anita didepannya. "Aku juga capek nitt. aku ingin berbaring sebentar dikamar ” ucap hans seraya menyeimbangkan tubuhnya kembali.     

"Jangan harap ! kalau mau tidur yaa cepettan pulang sana. ngapain pake acara mau berbaring disini.” anita auto mendorong tubuh hans kearah pintu keluar apartmentnya. namun hans sengaja menahan tubuhnya dengan kuat. hingga ia tidak bergerak sedikitpun dari posisinya.     

Anita menatap wajah hans dengan geram. sambil berusaha mendorong tubuh hans lebih kuat lagi. namun usahanya tetap sia-sia belaka. karena justru hans yang berhasil membalikkan situasi dan balik menggiringnya hingga masuk kedalam kamar pribadinya.     

"Ahhhh! bodok. percuma saja melawanmu. seperti biasanya, kamu tetap akan menang. lakukan saja apapun maumu. aku tidak akan peduli” ucap anita kesal, langsung meninggalkan kamar tidurnya dan kembali menuju keruang tamu.     

"Nita kenapa kamu begitu membenciku … aku tahu aku bersalah padamu, tapi semua aku lakukan karena cintaku yang besar padamu … aku tidak tahu lagi bagaimana cara untuk mendapatkan hatimu. ”     

Suara parau hans berhasil menghentikan langkah anita seketika.     

"Aku tahu cintaku yang begitu gila ini telah membuatmu terluka dan terpenjara ! dan meskipun aku merasa tidak rela, aku berusaha keras untuk melepaskanmu... karena aku pikir kamu akan lebih bahagia bersama prastian daripada bersamaku… tapi… tapi … sebenarnya aku sakit dan terluka. karena sejujurnya aku benar-benar ingin kamu tetap bersamaku nita! …”     

Anita seketika terdiam membeku. ucapan hans terasa pilu menghujam jantungnya. 'Bagaimana mungkin ?' ia dapat mendengar dengan jelas, suara hans yang terdengar bergetar menahan tangis. dan ia dapat merasakan luka yang dalam dihatinya.     

"Nita kumohon ...aku tidak ingin bercerai darimu… aku tahu… kamu tidak pernah mencintaiku. tapi maukah kau mencobanya sekali lagi. setidaknya demi anak kita. beri aku satu kesempatan lagi .... please... "     

Hans bukanlah tipe perayu. ia terbiasa berbicara to the point. tapi saat menghadapi isterinya itu. ia bagai seorang dungu yang bahkan tidak tahu bagaimana menjelaskan hatinya. ia hanya terus mengucapkan kata yang terlintas dalam benaknya. berusaha meyakinkan anita akan cintanya.     

Hans menundukkan kepalanya dalam. wajahnya terlihat suram dan putus asa, kedua tangannya mengusap kepalanya. ia terlihat begitu rapuh seolah sedang menunggu keajaibban datang padanya kali ini.     

'Hhhh bagaimana mungkin hans bisa berpikir aku tidak mencintainya? dasar pria ini! apakah ia benar-benar bodoh, atau sedang berpura-pura tidak tahu?' . Anita terus menatap kearah hans dengan suspicious. ia merasa tidak terima dengan pernyataan hans padanya. yang seolah melimpahkan semua kesalahan padanya.     

"Kenapa kamu tiba-tiba berubah pikiran ? tidak ingin bercerai dariku ?…apakah karena melihatku sedang hamil begini hmmm ?!" Anita bertanya dengan mimik wajah mencibir sinis kearah hans.     

"Kamu menuduhku masih punyaperasaan pada prastian, hanya karena kemarahanku atas sikap possessivemu saat itu. jadi bagaimana denganmu yang jelas-jelas menunjukkan perselingkuhan kamu dengan sirena didepan mataku hahhh!.”     

"Tidak usah bersandiwara didepanku! ini anakku, dia tanggung jawabku, nothing to do with you , jangan khawatir aku bukan typical drama Queen. aku Jamin aku dan anakku tidak akan menganggu hidupmu lagi setelah perceraian …"     

"Nita please... aku sungguh tidak punya hubungan apapun dengan sirena, percayalah padaku. dia tidak berarti apapun bagiku. hubungan kami tidak seperti yang kamu pikirkan... ”     

"Sirena sudah mengejarku dari dulu, tapi aku tidak pernah membalasnya. Anita... hatiku hanya mencintaimu. dari dulu hingga saat ini. kamu jangan salah paham padaku please ". hans mencoba menjelaskan hubungannya dengan sirena pada anita sebisanya. jika ia tidak mempunyai perasaan apapun pada sirena.     

"Apa magsudmu menjelaskan ini sekarang ? kamu tidak bisa mempermainkan aku lagi hans, aku sudah tidak bisa menerima sikapmu ! aku benci keadaan seperti ini, apa kamu pikir aku adalah perempuan murahan yang bisa kau buang kemudian kau pungut lagi sesuka hati !" ucap anita tajam sambil tertunduk. air matanya bercucuran bagaikan hujan. kedua tangannya memegang pinggir bajunya sendiridengan gemetaran.     

Hans langsung mendengakkan wajahnya keatas. menatap kearah anita yang berdiri menjauh darinya disisi sofa sana. dengan segera ia berjalan mendekatinya dan langsung meraih tubuh anita dan memeluknya erat. "Siapa yang berani mengatakan kamu adalah perempuan murahan … kamu sudah menyiksaku bertahun-tahun lamanya. apakah kamu pikir itu masuk akal untuk menyebutmu demikian ?… maafkan aku nita... maafkan kebodohanku selama ini, aku sungguh sangat bodoh "     

"Iyaa kamu memang bodoh !!!" jawab anita dengan lantang. sambil mendorong dada hans yang terus memeluknya erat. Anita tidak berhenti menangis hingga tubuhnya gemetaran. "Kamu berpikir aku tidak mencintaimu hanya karena aku tidak mengungkapkannya. tapi apakah kamu tidak berpikir ! bagaimana mungkin aku bisa memberikan tubuhku padamu. jika aku tidak mencintaimu ! dasar bodoh!"     

Hans tampak terkejut mendengar ungkapan manis anita. matanya seketika berbinar cerah full excitement. ia mendengakkan wajah anita keatas. untuk memastikan raut wajahnya. seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.     

Mereka saling bertatapan penuh arti. Hans kemudian mengusap air mata anita dengan lembut. lalu mencium bibirnya penuh cinta. ciuman hans yang terasa begitu dalam dan penuh cinta seakan memastikan anita bahwa kekuatan diseluruh dunia tidak akan bisa memisahkan mereka lagi.     

Anita memejamkan matanya. kedua tangannya memeluk pinggang hans dengan erat. membalas ciuman hans padanya dengan sama hebatnya.     

"Maafkan kebodohanku nita. aku mencintaimu nita... dari dulu hingga selamanya. hanya kamu satu-satunya dihatiku. terima kasih … terima kasih telah membalas cintaku, terima kasih karena kamu mau mengandung anakku. aku sungguh merasa sangat bahagia… sangat bahagia". ucap hans lembut, kembali mencium kening anita dengan lembut. lalu mereka saling tersenyum dan berpelukan erat.     

Anita tampak memejamkan matanya sambil menyandarkan kepalanya didada hans,menikmati perasaan aman yang selalu ia rindukan selama ini. anita tidak ingin memikirkan apapun. ia hanya ingin tenggelam dalam perasaan yang diberikan hans padanya. tidak ingin menanyakkan apapun lagi. karena ia tahu hans selalu mencintainya. sesungguhnya, didalam lubuk hatinya. ia selalu menunggu ungkapan cinta hans itu dari dulu.     

Hans mengangkat dagu anita menghadapnya. lalu mencium bibirnya dengan lembut. detik selanjutnya tangan hans telah menjelajahi tubuh indah isterinya itu dengan aggressive.     

Anita membiarkan hans terus menciumi seluruh tubuhnya, untuk melepaskan hasrat dan cinta mereka selama ini.     

"Pelan-pelan ..." kata anita memperingatkan. hans hanya tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya mengerti. ia lalu meraih tubuh anita dan mengendongnya masuk ke kamar tidur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.