Shadow of Love

Menerima dua kabar gembira



Menerima dua kabar gembira

"Sayang.... " Hans memanggil anita dengan lembut, dan langsung meraih tangan isterinya itu untuk mendekat padanya. Anita menoleh kearah hans, dan langsung mengerti dengan ajakan suaminya. ia segera berpamit dengan sopan pada tamu undangan yang sejak tadi mengajaknya berbincang didepannya. Hans ikut menganggukkan kepalanya sekali kearah tamu undangan tersebut lalu mengenggam tangan anita dengan erat, dan membawanya pergi dari sana. mereka berjalan bergandengan tangan menuju kearah meja undangan bagian depan.     

Hans mengajak anita attending acara open ceremony Wijaya's Apartement and boulevard, yang merupakan proyek terbaru perusahaan miliknya. acara diselenggarakan disebuah hotel mewah dikawasan elite Jakarta pusat.     

Raut wajah keduanya terlihat berseri dan bahagia. Hans tidak segan mengenalkan anita pada kolega bisnis yang kebetulan hadir dalam acara tersebut. "Kenalkan, ini isteri saya " ucap hans bangga, sengaja terus menggandeng mesra tangan anita mengenalkannya pada seorang pria paruh baya berkaca mata tebal dihadapannya. Anita segera mengulurkan tangan kedepan menyambut jabat tangan dari pria itu dengan senyum ramah.     

Anita tahu. pria paruh baya itu bukanlah orang sembarangan. pembawaannya menunjukkan keagungan dan berkelas. meski ia hanya mengenakan setelan jas tanpa dasi. yang terkesan biasa saja. namun kharisma yang terpancar begitu mahal tak terkatakan. Pria paruh baya itu juga tampak mengandeng isteri disebelahnya. "Hiiii.. nice to meet you Mrs. hans, " pria setengah baya itu membalas sapaan hans dengan sopan. segera menundukkan kepalanya sekali untuk memberi salam pada anita. Anita balas menganggukkan kepalanya juga, sebagai salam dan respect padanya.     

"Nice to meet you too pak… " jawab anita dengan senyum mengembang, seraya membalas jabat tangan lelaki paruh baya itu dengan sikap ramah dan langsung menghampiri isteri disebelahnya dan memberi hormat serta berciuman pipi kanan dan pipi kiri. lalu kembali ke-sisi hans lagi.     

Hans kemudian berbisik lirih ditelinganya, memberitahu anita bahwa lelaki paruh baya itu adalah rekan bisnisnya yaitu pengusaha terkenal Affandi dari Affandi resources. tbk. Hans menjelaskan dengan detail bagaimana hubungan baik kedua keluarga tercipta dan kiprah mereka dalam kerjasama bisnis dapat terjalin selama ini.     

Anita menatap wajah hans penuh arti. mendengarkan penjelasannya dengan serius. sesekali menganggukkan kepalanya tanda mengerti. tentu saja ia sudah mengetahui bagaimana sepak terjang mega bisnis Affandi resources. tbk. yang diketahui public sebagai perusahaan pertambangan terkemuka nomor dua setelah pert**ina, di Indonesia itu. namun anita tidak menyangka akan dapat berkenalan langsung dengan sosok pebisnis yang begitu tersohor dan paling sering disebut di televisi itu secara langsung dan face to face seperti ini.     

Ekspansi usaha Affandi resources mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, dan batubara.     

Mereka memiliki konsumen setia di Eropa dan Asia yang meliputi Jepang, China, India, Malaysia, Korea Selatan, hingga Taiwan.     

Anita sangat mengetahui persis bagaimana perkembangan ekspansi bisnis perusahaan itu dari dalam dan luar. karena ia pernah bekerja sebagai finance accounting di salah satu anak perusahaan di cabang makassar. yang mengelola pertambangan semen terbesar di Indonesia bagian timur.     

"Sudah berapa bulan kehamilannya nita…" tanya isteri pak affandi dengan ramah. "Ahh ibu affandi, ini sudah masuk bulan ke enam bu ," jawab anita sopan, tangan kanannya spontan membelai perutnya yang mulai kelihatan menonjol.     

"Awhhh....Tinggal menunggu beberapa bulan lagi yah… kokk gak kelihatan.... apakah kamu punya gangguan makan ? atau kamu melakukan diet dalam masa kehamilan ini ?"     

"Tidak bu…. saya tidak melakukan diet sama sekali. kebetulan beberapa hariyanglalu hans baru saja membawa saya ke Singapore untuk memeriksakan kehamilan dengan dokter kandungan terbaik disana,dan hasil medical check up- nya semuanya baik-baik saja, hanya saja. saya mengalami morning sickness yang lumayan hebat . tapi kata dokter, it's okay.... not big deal"     

"OH begitu. syukurlah...aku benar-benar merasa cemburu padamu nita...bentuk tubuhmu tidak banyak berubah meskipun sudah memasuki usia kehamilan enam bulan. ini adalah impian para ibu diseluruh dunia termasuk aku dulu hahaha, sungguh beruntung kamu nita,"     

"Hahaha ibu affandi bisa saja... suami saya justru bilang saya gendut lohh.." ucap anita santai seraya melirik kearah hans yang juga sedang berbincang dengan pak affandi.     

"Ahh. jangan dengerin dia... aku pastikan, dia sengaja membully-mu. untuk menyembunyikan rasa insecure nya sendiri hehehe " ujar ibu affandi, sengaja berbicara lirih ditelinga anita. matanya melirik kesamping mengkode menunjuk kearah hans. lalu mereka berdua tertawa kecil, saling mengerti.     

"By the way.... aku jadi teringat saat pertama kali melihatmu dipernikahan kalian dulu …. kamu begitu menawan, sangat cantik bagai boneka. aku pikir kamu adalah pengantin paling cantik yang pernah aku lihat kala itu, pantas saja hans begitu jatuh cinta padamu"     

"Ah Mam … anda terlalu memuji istri saya, lihatlah wajahnya langsung berubah memerah, saya harus memeriksanya dengan teliti apakah pujian anda membuatnya besar kepala … hahaha" ucap hans sarcasm, yang tiba-tiba datang dari arah belakang dan langsung memeluk perut anita dengan erat. ikut bergabung dalam pembicaraan anita dan ibu affandi.     

"Hahaha kamu tidak boleh jail pada isterimu begitu hans, bagaimana kalau ia lari dan pergi darimu ... baru tau rasa kamu ! hahaha"     

"Jangan khawatir mam. saya sudah pastikan isteri saya tidak akan pernah bisa lari dari saya. karena saya akan terus membuatnya sibuk mengandung banyak anak-anak setiap hari hingga ia tidak punya kesempatan untuk melarikan diri …"     

"Hahaha dasar ! "     

Anita hanya dapat tersenyum meringis. sambil tangannya diam-diam mencubit pinggang hans dari belakang. untuk membuatnya berhenti mengerjainya dihadapan Nyonya affandi.     

"Ahhh ~ senang sekali melihat pernikahan kalian bahagia seperti ini, sepertinya sebentar lagi aku juga akan segera menjadi saksi kalian menjadi seorang ayah dan ibu, … sehat-sehat yahh. harus jaga kandungannya dengan baik nita… banyak istirahat dan jangan stress okay" isteri pak affandi sangat ramah dan bijaksana. ia seperti tahu bahwa anita sudah sangat malu. maka ia mengalihkan topik pembicaraan dan mengajak anita mengobrol dengan hangat.     

"Terima kasih banyak bu…, ini semua juga berkat doa restu dari ibu dan bapak, sehingga Tuhan mempercayakan anak ini pada kami"     

"Ahh, kamu memang sangat manis anita, tidak salah hans memilihmu untuk menjadi isterinya!"     

"Tapi dia masih ngeyel mam, tidak mau berhenti bekerja hingga sekarang, susah dikasih tahunya..."     

"Hah. kamu masih bekerja nita ?, kamu harus denger apa kata suami dong,... gak boleh ngelawan. Hans melakukan itu juga demi kebaikkan kamu. mengerti… "     

"Iyaa bu... saya mengerti..." jawab anita sopan. langsung mengiyakan ucapan Nyonya affandi tanpa rasa ragu sedikitpun. "Bener yahh ! denger kata suami yahh! gak boleh bekerja lagi mulai sekarang yahh! " hans sengaja memanfaatkan moment itu untuk meyakinkan jawabban anita, dan menekan setiap kata dengan ekspresi wajah super serius didepan Nyonya affandi.     

Anita tidak punya pilihan lain selain menganggukkan kepalanya dan tidak bisa menarik lagi ucapannya.     

Hans lalu menatap lekat kearah wajah anita sambil tersenyum puas penuh kemenangan.     

Anita tersenyum simpul, dalam hatinya meskipun hans tidak memintanya berhenti kerja, sebenarnya ia sendiri juga sudah berencana untuk resign dari kantor. karena kemungkinan besar. identitas dirinya kini sudah diketahui oleh rekan-rekan kerjanya. dan ia merasa sangat Awkward bila nanti harus bertemu dengan boss dan teman-temannya dikantor. ia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan situasinya nanti pada mereka.     

.     

.     

.     

Ceremony acara pun berlangsung dengan meriah.     

Pembawa acara meminta hans selaku owners dan CEO Wijaya's group untuk naik ke stage memberi sambutan. Jenny yang juga hadir dalam acara itu tampak sudah menunggu hans di tepi panggung, dan telah mempersiapkan secarik kertas untuk hans. sebagai kisi-kisi sambutannya nanti. "Sayang, ikut aku keatas yah..." spontan hans mengajak anita untuk naik keatas stage bersamanya. sambil terus mengandeng tangan anita dengan erat. agar ia tetap menempel padanya. wajah anita seketika memerah malu. ia tidak dapat menyembunyikan rasa gugup saat menyadari semua mata para undangan dalam hall itu seolah tertuju kearah mereka berdua. hans memeluk pinggang anita dengan mesra. "it's okay sayang... " bisiknya lirih. seolah mengetahui rasa gugup isterinya. dengan gentlemen ia tampak membimbing anita menapaki stage dan menghampiri sang pembawa acara.     

Hans kemudian memberikan sambutannya. ia berbicara dengan gaya yang lugas dan berwibawa. kata-kata yang keluar dari mulutnya seolah langsung menghipnotis setiap tamu dalam ruangan acara. dengan pembawaan tenang, hans menyampaikan sambutannya yang begitu smart dan berbobot tentang perspective hunian exclusive yang ia ciptakan itu. kata-katanya mengalir begitu saja. ia bahkan sama sekali tidak melihat kertas yang sudah disiapkan oleh Jenny.     

Anita terus menatapnya tak berkedip. ia seakan baru menyadari pesona ketampanan suaminya. Hans benar-benar terlihat semakin menawan saat berbicara serius diatas panggung. he's look outstanding dan berkharisma. anita seakan baru sadar ternyata suaminya juga excellent as spokesperson.     

Tatapan anita terus tertuju pada hans, seolah begitu terpana memandang kearah suaminya itu. hans menyadarinya, ia balas menatap anita lekat seraya berkata dengan suara rendah, "Hari ini saya sengaja datang bersama isteri saya tercinta. untuk memperkenalkannya pada hadirin yang berada disini, juga berbagi kabar gembira sekaligus, bahwa kami berdua sedang sangat berbahagia dan exited untuk menyambut anak pertama kami yang diperkirakan akan lahir dalam tiga bulan kedepan. pada saat itu, kemungkinan saya akan menerima dua kabar gembira yaitu selesainya proyek ini juga kelahiran putera pertama kami." ujar hans dengan wajah bangga. lalu tanpa ragu hans langsung mencium bibir anita dengan mesra. yang disambut tepuk tangan dan ucapan selamat berbahagia dari semua audiences. "Jangan terlalu terpana padaku. aku tidak bisa memberimu lebih dari ini. meskipun aku lihat kamu begitu menginginkanku saat ini....." bisik hans lirih, kemudian menatap kearah isterinya itu tenang, sengaja membuat ekspresi datar seolah tidak terjadi apa-apa.     

Wajah anita tampak bersemu kemerahan menahan rasa malu sekaligus tidak berdaya. detak jantungnya berdegup dengan kencang. ia hanya dapat terus memasang senyum awkward. sambil terus mengenggam tangan hans dengan erat. masih tidak menyangka sama sekali dengan aksi spontan hans yang main cium dihadapan semua orang. 'Pria ini benar-benar sudah gila !'     

'Sebenarnya apa yang ada dalam kepalanya ?!. pede banget main nyosor didepan umum. he's absolutely crazy. tingkahnya benar-benar bisa bikin jantungku copot ditempat !'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.