Shadow of Love

Everything is gonna be okay



Everything is gonna be okay

0Hans hanya bisa nenuruti keinginan jayden untuk pergi dari tempat itu, dia berjalan lunglai menuju ruang tunggu yang berada dibagian luar operation room. perasaan bersalah terus meliputi hatinya. membuat dia tetap bertahan disana , meskipun harus duduk menjauh sementara dari ruang tunggu tempat keluarga sirena berada.     

Hans menghela nafas panjang. wajahnya menunjukkan rasa putus asa. 'Naa.... kamu harus kuat. kamu harus berjuang agar pulih kembali seperti dulu. atau aku tidak akan pernah memaafkanmu...' setetes air mata tiba-tiba jatuh dari pelupuk mata hans. hatinya mendadak terasa perih. ia seakan merasakan rasa sesal yang begitu mencekat. tak terkatakan.     

.     

.     

Langit mulai menguning keemasan, tanda pagi akan datang. hans masih duduk seorang diri disudut ruang tunggu kamar operasi, matanya memerah, wajahnya menunjukkan rasa lelah yang pekat, setelah tidak memejamkan mata semalaman.     

Ia menatap kearah depan. melihat orang tua sirena dan jayden terlihat tidak mampu lagi menahan rasa lelah dan kantuknya. mereka bertiga tampak tertidur dikursi ruang tunggu berbalut pakaian seadanya.     

Hans berinisiative membeli sarapan pagi untuk mereka, ia lalu melangkah pergi untuk mencari kafetaria terdekat.     

Hans sengaja membangunkan papa sirena dengan lembut. untuk memberikan breakfast yaitu segelas kopi juga sandwich hangat dalam kertas kemasan yang telah dibelinya di kafe rumah sakit. ia sengaja membeli breakfast satu per satu untuk mereka sebagai sarapan. karena ia tahu, saat ini dalam pikiran mereka hanya tentang keadaan sirena. dan tidak sempat memikirkan isi perutnya     

"Tante sarapan dulu yah ... Hans beliin Latte hangat dan sandwich. makan dulu biar sedikit ... tante harus tetap jaga kesehatan agar bisa merawat sirena nanti" bujuk hans lembut, sambil menyodorkan sandwich juga Latte kehadapan mama sirena. "Terima kasih hans.... anak baik tante," jawab mama sirena. tersenyum kecil kearah hans. langsung menerima breakfast pemberian hans. kemudian hans berjalan menuju kearah tempat duduk jayden. dan langsung memberikan satu cup expresso favoritenya dan satu bungkus roti sebagai sarapan. meskipun jayden tampak bersikap dingin dan tidak peduli. namun hans bersikap biasa saja. ia bisa menerima dan memaklumi rasa marah jayden padanya itu. ia meletakkan gelas expresso dan roti di kursi tempat duduk disebelahnya.     

Hans berusaha untuk mendampingi keluarga sirena menghadapi saat saat sulit ini. selain karena ikatan keluarga. ia juga merasa bertanggung jawab atas peristiwa yang menimpa sirena ini.     

.     

.     

Mereka berdiri serentak dari tempat duduknya masing-masing, ketika seorang dokter laki-laki paruh baya keluar dari ruang operasi yang berada didepan mereka. setelah menunggu selama tujuhjam lamanya. akhirnya team dokter dapat menyelesaikan operasi untuk menyelamatkan sirena.     

"Bagaimana anak saya dokter " mama sirena langsung menghampiri dan bertanya pada dokter itu dengan wajah cemas.     

"Masa kritisnya telah lewat mam... " jawab dokter dengan wajah tenang. sembari melepas hair cap hijau dikepalanya.     

"Tapi pasien harus menjalani masa observasi dalam dua puluhempat jam kedepan ... untuk memastikan seluruh organ vitalnya berfungsi secara normal" jawab dokter to the point.     

"Syukurlah.... setidaknya kita dapat bernafas lega saat ini.karena kita tahu sirena dapat diselamatkan" mamah sirena tampak menghembuskan nafas panjang. seraya menghapus air mata yang meleleh kembali diwajah tuanya.     

"Saya ingin memberitahu bahwa kemungkinan besar pasien akan mendapat beberapa komplikasi berhubungan dengan fracture kepala juga fracture kakinya... namun kita belum dapat memastikan jenis komplikasi yang mungkin akan terjadi. kita akan terus evaluasi dan berusaha mencegah keadaan pasien memburuk"     

"Magsudnya komplikasi yang bagaimana itu dok " tanya jayden curious.     

"Karena nona sirena mengalami fracture dikepala yang menyebabkan pendarahan dalam kepalanya, tentu itu punya konsekwensi besar pada bagian saraf , tapi sejauh ini kita belum bisa pastikan saraf mana saja yang terindikasi mengalami kerusakan. karena prioritas kita sekarang yang utama adalah menyelamatkan nyawa nona sirena dulu."     

"Nanti jika kondisinya sudah stabil baru kita akan melakukan beberapa test dan pemeriksaan lebih dalam"     

"Iyaa dok. kami mengerti.... kami percayakan anak kami dalam perawatan dokter. tolong usahakan yang terbaik untuknya yah dok" pinta mama sirena dengan suara sesenggukkan.     

"Tentu saja mam.... " jawab dokter itu lembut. ikut bersimpati atas rasa sedih mama sirena.     

" Bolehkah kami melihatnya sekarang dok " tanya mama sirena memohon.     

"Boleh .... sebentar lagi pasien akan dibawa ke ruang observasi VIP , silahkan kalian jenguk langsung ke kamarnya nanti ... "     

" Mmm...tapi jenguknya satu per satu dan harus mengganti dengan pakaian steril yang tersedia di ruang observasi yah. untuk meminimalkan komplikasi pasien "     

"Baik dok. pasti ! kami akan melihatnya sesuai procedure rumah sakit. .. sekali lagi terima kasih banyak atas kerja kerasnya dok ". hans menjabat tangan dokter tanda apresiasi.     

Setelah kepergian dokter itu, mama sirena langsung memeluk hans dengan hangat dan menepuk pundaknya pelan seraya tersenyum lega. "Kita ke kamar sirena sekarang " tangan mama sirena langsung mengandeng lengan hans untuk pergi bersama dengannya.     

Hans membalas dengan tersenyum kecil menyambut gandengan tangan mamah sirena dengan hangat , sementara tangan satunya membawakan hand bag dan coat milik sirena yang diletakkan di kursi tunggu.     

Mereka kemudian berjalan bersama menuju lantai VIP tempat sirena di rawat.     

.     

.     

Hans tampak terpaku melihat sosok wanita yang dikenalnya terbaring lemah di bed single didepannya, seluruh badannya tampak penuh luka. satu kakinya terbalut perban hingga ke paha. sementara kepalanya tampak plontos tanpa sehelai rambutpun tumbuh disana. dokter terpaksa menggunduli seluruh rambut panjang sirena. untuk memudahkan operasi yang dijalaninya. dan melihat luka terbuka yang diderita dibagian kepalanya.     

Kepala sirena kini tampak berbalut perban yang menempel mengelilingi seluruh kepalanya.     

Tidak terasa air mata hans terus mengalir bagai hujan deras. hatinya terasa pilu dan nyeri. dengan langkah gemetar ia mendekati tubuh sirena didepannya, dan memberanikan diri untuk menyentuh lembut tangan indahnya. sirena tidak membuka matanya, ia tidak meresponse sentuhan tangan hans sama sekali. karena ia masih belum sadar dari anastesi total pasca operasi.     

Hans terus terdiam membeku disamping tubuh sirena.....     

Tiba-tiba sekelebat bayangan sirena datang menyapa. dengan senyum ceria seperti biasanya. dan segala tingkah clumsynya , juga sikap manja padanya , yang selalu memperlakukannya seolah dia adalah miliknya seorang. tanpa sadar hans menyunggingkan senyum kecil diwajahnya.     

"Everything is gonna be alright naa~ ". hans berbisik lembut ditelinga sirena.     

"Kamu kuat naa~... kamu akan baik baik saja , kamu akan sembuh seperti sedia kala " ucap hans lirih, seraya mengusap air mata di wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.