Shadow of Love

Kami baik-baik saja



Kami baik-baik saja

0Hans memeluk anita dengan erat, raut wajahnya tampak berbinar cerah. "Sayang. aku senang sekali " masih dengan mengenakan sepatu kerja dari kantor, hans langsung masuk kedalam kamar utama mereka. untuk menemui anita yang tampak berbaring diranjang dan sedang melihat kearah laptop diatas pakuannya. Hans memberitahu anita. bahwa sirena telah sadar dari koma, hans merasa sangat bahagia. karena akhirnya ia dapat bernafas lega. mengetahui bahwa sirena berpeluang besar akan sembuh kembali seperti sedia kala. "Ahh syukurlah hans... akhirnya doa kita terkabulkan" ucap anita. balas memeluk suaminya tak kalah erat.     

"Iya sayang. tante tadi telfon ngasih tahu kalau sirena sudah sadar dan membuka matanya. dan yang lebih menggembirakan. saat pertama sadar, sirena bisa langsung mengenali dan memanggil mamahnya.."     

"Ahhh kabar baik berarti, Hans .. bolehkah aku ikut menjenguk sirena bersamamu nanti please..."     

"Sebaiknya jangan dulu sayang. karena sirena saat ini masih dirawat intensive di ICU. kita tunggu hingga keadaannya sudah membaik dan stabil, nanti aku pasti bawa kamu untuk menjenguknya okay"     

Anita terdiam sejenak."Baiklah .. terserah kamu saja ", jawab anita singkat, setuju dengan keputusan hans, meskipun dalam hati ia merasa kecewa.     

Hari demi hari berlalu .....     

Dengan penuh semangat hans menjenguk sirena setiap hari. menghabiskan sebagian besar waktu luangnya untuk merawat sirena. ia akan dengan senang hati datang kerumah sakit kapanpun sirena menelfon dan menginginkannya datang untuknya. Hans selalu tampak exited ketika berbicara atau membahas tentang sirena. ia berencana akan membawa sirena ke jerman jika kondisi fisiknya telah memungkinkan untuk perjalanan jauh. Hans berencana memberikan pengobatan yang lebih baik agar mempercepat pemulihan fisik sirena. semua perkembangan tentang kondisi sirena sekarang adalah prioritasnya. seolah didalam pikiran hans kini hanya tentang sirena dan sirena. sirena seolah telah memenuhi seluruh ruang hati hans , tanpa menyisakan sedikitpun untuk anita.     

Anita harus menerima jika hans kini sering pulang larut malam. atau bahkan tidak pulang kerumah sama sekali. "karena sirena lebih membutuhkannya". itulah alasan pembenaran yang selalu keluar dari bibir hans bila ia protes dan merasa keberattan dengan aksinya itu.     

Hingga akhirnya membuat anita lelah dan memilih diam. memilih tidak lagi menunggu ia pulang kerumah. atau mencemaskanya lagi. demi meminimalkan pertengkaran dan debat dengannya. karena ia tahu. jika hans tidak pulang, ia pasti sedang bersama sirena.     

Anita seolah dipaksa harus bisa memahami dan tidak boleh mengeluh, karena ia juga ikut andil atas kondisi yang dialami sirena.     

"Nita..... " Suara ibu hans menelfonnya dari seberang sana.     

"Iyaaa mah.."     

"Jadi kapan acara tujuh bulanannya nak...??"     

"Ohh itu ...mamahnya nita rencana mau bikin acara pengajian dirumah minggu ini mah " ucap anita. menjawab telfon ibu hans dengan sopan.     

"Ohh begitu yah..., mamah juga mau bikinin acara buat cucu mamah dong nitt... "     

" Boleh mah.... tentu saja boleh. memang mamah mau bikin acara yang bagaimana..." tanya anita dengan nada penasaran.     

"Mamah pengen bikin acara party sederhana di Pelataran Hotel kemp***y , mau undang temen-temen mamah dan saudara-saudara dekat .... hmm. semacam baby shower gitu nita.. boleh yaa.. .". jawab mamah exited.     

"Boleh mah ... boleh bangett. nanti mamah kabarin saja nita waktunya. juga apa saja yang harus nita siapkan.."     

"Sure sayang.... tenang saja. nanti mamah yang atur semua, pokoknya kamu tinggal datang. tinggal tahu beres deh. okay"     

"Iyaa mah. terserah mamah saja..... thank you for your love mah... thank you udah mau buatin acara buat nita."     

"Ahh sayang jangan berbicara sungkan begitu sama mamah .... tentu saja mamah cinta dong sama menantu mamah sendiri. calon ibu dari cucu mamah. iyaa kan. pokoknya kamu nikmati masa kehamilanmu ini dengan bahagia okay..."     

"Sure mah... I love you mah... "     

"Mamah love you more sayang.... ". mereka berbincang hangat hampir setengah jam lamanya. membahas tentang rencana acara tujuh bulanan untuk anita sesuai yang ibu hans inginkan. bagi anita, ibu mertuanya itu sudah ia anggap seperti mamahnya sendiri, karena sejak awal ibu hans memperlakukan ia dengan sangat baik , menyayanginya dengan tulus seperti anaknya sendiri. ibu hans tidak segan menunjukkan rasa sayang padanya dihadapan saudara , juga teman-temannya. dan ini juga yang menjadi alasannya dulu , yakin menerima lamaran hans saat itu.     

.     

.     

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore , namun hans belum juga muncul ditempat acara Baby shower tujuh bulanan yang dipersiapkan oleh ibu untuk anita. acara diselenggarakan dipelataran hotel berbintang lima di area Jakarta Selatan. dengan konsep garden party dan mengambil tempat acara di area outdoor pelataran hotel mewah nan eksotis itu. dekorasi mewah berbentuk gate tertulis " Anita's baby shower " yang terbuat dari rangkaian bunga mawar segar berwarna biru dan putih menghias indah sebagai background. ada cake besar bertingkat berwarna biru dan putih diletakkan ditengah meja. bunga mawar berwarna biru dan putih dan balon berwarna senada juga menghias setiap sudut tempat acara, meja tamu sengaja diatur memanjang agar dapat memuat sekitar lima puluh tamu undangan. agar dapat menikmati hidangan semeja bersama.     

Secara keseluruhan tempat acara terlihat begitu mewah dengan dekorasi di dominasi warna putih dan birusebagai lambang menyambut anak laki-laki hans dan anita. setiap sandaran kursi tamu berhiaskan pita biru yang besar yang dirangkai begitu cantik dan mewah.     

Ibu hans sengaja menyiapkan acara ini dengan bantuan event organizer terkenal di Jakarta, beliau juga pesan baju couple yang di design oleh designers ternama untuk dikenakan hans dan anita khusus untuk acara ini. juga menyiapkan make up artist untuk mendadani anita agar dapat berpenampilan secantik mungkin diacaranya. ibu hans benar-benar ingin memastikan anita merasa special di acara Baby showernya.     

Pukul lima sore ...     

Para tamu undangan yang merupakan teman-teman sosialita ibu hans dan juga keluarga dekat mulai berdatangan satu per satu, mereka tampak menghampiri anita. memberi ucapan selamat kepada anita dan ibu hans yang terus mendampingi anita disampingnya. Para tamu undangan tampak datang dengan membawa hadiah berupa perlengkapan bayi juga bouquet bunga untuk anita.     

Mereka kemudian berbincang hangat sambil menikmati hidangan demi hidangan yang disajikan langsung oleh chefs andalan hotel. para pelayan berlalu lalang mengantar hidangan demi hidangan ke meja tamu. melayani para tamu undangan dengan senyum ramah. "Nitt..... sudah jam segini, kenapa hans belum datang .." tanya ibu hans dengan suara berbisik , menatap kearah anita dengan wajah gusar. "Nita tidak tahu mah, .. tadi nita sudah telfon, hans bilang lagi on the way kesini, nita juga gak tahu kenapa hans belum juga nyampe sampai sekarang mah..." jawab anita sambil melihat kearah layar ponselnya. berusaha menelfon suaminya itu beberapa kali. mencoba menghubungi untuk mencari tahu mengapa sudah satu jam perjalanan tapi ia belum sampai juga ketempat acara.     

Entah mengapa, ada perasaan khawatir dalam hatinya jika sampai hans tidak dapat hadir dalam acara mereka itu karena alasan sirena. meskipun dirinya telah meminta waktu sejak jauh hari sebelum acara. juga sudah menginggatkan jenny untuk mengosongkan waktu hans hari ini. agar hans dapat hadir di acara Baby shower yang dibuat ibu. "Sabar mah... mungkin hans kena macet di jalan, kita tunggu sebentar lagi yahh... ". ujar anita mencoba menenangkan hati ibu hans agar tidak panik. "Dasar anak ini. benar-benar tidak tahu prioritas ! bikin malu saja. tenang saja nitt... mamah pasti akan memarahinya begitu ia sampai disini nanti ..." balas ibu hans , sambil memasang wajah galak. membuat anita tersenyum dan langsung menganggukkan kepalanya mengiyakan rencana ibu.     

Matahari semakin tenggelam kearah barat, langit biru nan cerah berganti warna menjadi gelap tanda malam datang. satu per satu tamu undangan mulai berpamit pulang, meninggalkan tempat acara. namun hans belum juga menunjukkan batang hidungnya. wajah anita tampak sayu dan terlihat lelah, sementara mamah hanya bisa menghela nafas panjang , dengan raut wajah terlihat kecewa. "Nita.... are you okay " ibu hans menatap kearah menantunya itu dengan tatapan cemas. seolah sedang memastikan raut wajahnya.apakah ia baik baik saja. " It's okay mah...I'm fine." jawab anita tenang. seraya tersenyum kecil kearah mamah. sebenarnya anita sudah menebak jika hans tidak akan datang pada acara mereka itu. saat telfonnya tidak dapat dihubungi tadi. ia sudah tahu persis alasan dan dimana sebenarnya hans saat ini berada. namun ia berusaha menghibur diri dan berharap hans akan memprioritaskan dirinya untuk kali ini saja.     

"You're the one who look so upset mah ". anita segera memeluk ibu dengan erat, menghibur hatinya yang tampak kecewa. "Yeah you're right nita.... hans really disappointed me this time. mamah tidak paham, urusan sepenting apa yang membuatnya menomor duakan acara ini ! sungguh mama lihat, semakin lama sikapnya semakin keterlaluan saja"     

"Mah... jangan marah begitu, nita yakin hans pasti sudah berusaha untuk datang tepat waktu .. mungkin tiba-tiba ada keadaan urgent yang tidak bisa ditinggalkan " jawab anita berusaha membela posisi suaminya.     

"Huh pake alasan apapun. bagi mamah tetap gak masuk akal !!.... mamah benar-benar tidak bisa menerimanya.!! sudah ... sudah tidak usah pedulikan dia lagi. kita pulang saja. sekarang. Hari sudah sangat malam, kamu pasti capek sekali khan... kita pulang sama-sama. biar sopir mamah nanti antar kamu duluan ke apartment "     

"Mah jangan khawatir. nita bisa pulang sendiri kok. pake taksi saja biar praktis. mamah cepettan pulang dan istirahat yah.. jaga kesehatan mamah "     

"Apa apaan sihh... gak mungkin mamah biarin kamu pulang sendirian pake taksi. ngawurr saja kamu. pokoknya kamu tidak boleh membantah. harus pulang sama mamah mengerti...."     

"Hahaha Iyaa Iya... asal mamah berhenti marah nita akan nurutin semua kata-kata mamah. kita pulang sama-sama" Ibu hans menganggukkan kepalanya dengan puas. langsung menggandeng tangan anita untuk masuk kedalam mobil Alpard mewah berwarna hitam yang telah menunggu mereka didepan tempat acara.     

Selama didalam mobil, ibu hans terus memegang kedua tangan anita dengan erat. sembari tangan satunya terus membelai perut anita penuh kasih sayang.     

"Nita.... "     

"Iyaa mah...."     

"Apakah ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan pada mamah ...."     

DEGH !     

Anita langsung diam membeku.'Apa magsud pertanyaan ibu ?, apa jangan-jangan ibu sudah tahu tentang hans yang sering tidak pulang kerumah?... tapi bagaimana mungkin? selain aku, tidak seorangpun tahu tentang ini' anita menundukkan wajahnya kebawah. tidak berani menatap balik kearah ibu hans. dengan sekuat tenaga ia berusaha tetap tenang. menampilkan kesan bahwa semuanya baik-baik saja. "Apakah hans sering berbuat seperti ini padamu...." Anita yang semula membentengi dirinya dengan kuat , mendadak merasa rapuh, dan meleleh bagai gunung es yang tersengat panas matahari. 'Ohh please nita bertahanlah... jangan lemah. jangan menangis... please ' air mata anita tiba-tiba jatuh tanpa dapat di tahan lagi.     

"Tidak mah... kami baik baik saja". sahut anita pelan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.