Shadow of Love

Kamu pikir aku bodoh



Kamu pikir aku bodoh

0Ibu mengantar anita pulang kembali ke apartmentnya. mereka lalu berpelukan hangat sebelum berpisah. Anita mengantar kepergian ibu dari teras didepan lobby. melambaikan tangan kearah mobil ibu yang semakin menjauh pergi meninggalkan gedung apartment.     

Anita kemudian masuk kedalam lift yang akan membawanya kelantai dua puluh satu miliknya. ia berencana, sesampai di apartement ingin segera berbaring tidur, menenangkan diri. namun baru saja ia membuka pintu apartmentnya. ia terperanjat kaget. matanya terpana menatap hans yang juga sedang menatapnya dari sofa diruang tamu. ternyata hans sudah menunggu kedatangannya disana.     

Wajah hans terlihat tampan seperti biasanya, tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. wajah hans seketika berubah bersemu merah dan tampak canggung.     

Sepertinya hans sudah mengerti betul kesalahan yang telah diperbuatnya. Anita mencoba memasang wajah tenang. ia pergi menuju keruang dapur, mencuci tangan di wastafel, lalu mengambil segelas air putih dan minum perlahan. ia duduk disalah satu kursi meja makan. menghabiskan air minum dalam gelas ditangannya. ia dapat mendengar langkah kaki hans yang berjalan mendekat menghampirinya. hatinya merasa gugup sekaligus geram.     

Hans langsung mengambil tempat duduk disampingnya. mereka saling berpandangan..     

"Sayang maukah kamu mendengarkan penjelasan ku ?" ucap hans lembut, berusaha meraih tangan anita dan mengenggamnya erat. melihat raut wajah hans yang tampak tenang dan seolah tidak merasa bersalah. membuat anita menjadi muak. ia segera menghempas gengaman tangan hans dengan kasar sembari menatapnya dingin. "Katakanlah..." balas anita singkat. meletakkan gelas diatas meja didepannya.     

"Sayang... apa yang kamu lihat tadi, tidak seperti yang kamu pikirkan... " ucap hans. seraya berusaha mengenggam tangan anita kembali. "Memang kamu tahu apa yang aku pikirkan..."     

"Sayang... aku minta maaf, aku tahu aku salah, tapi percayalah padaku. hubunganku dengan sirena hanya sebatas saudara. tidak lebih dari itu." melihat reaksi anita yang membiarkannya mengenggam tangannya. membuat hans merasa percaya diri. bahwa hati anita sudah kembali melunak. Hans lalu menyentuh wajah anita dengan lembut.     

"Jangan sentuh aku !" spontan anita menghempas tangan hans dengan kuat. hingga membuat hans terkejut dan langsung menarik tangannya kembali. tidak berani menyentuhnya lagi. "Sayang." panggilan hans terdengar muram. menatap anita dengan wajah memelas.     

Anita menggigit bibirnya kuat. ia berpikir sejenak tampak sedang memikirkan kalimat yang akan ia utarakan,     

"Hans...aku beri waktu kamu untuk berpikir kembali. kamu boleh pergi sekarang juga jika mau. jangan merasa terbebani oleh anak didalam perutku..... aku sudah tahu sejak lama perasaan kamu pada sirena" Anita mengucapkan setiap kata dengan sangat tenang. dan terlihat sangat tegar dipermukaan. padahal dalam hatinya ia seperti sedang menancapkan pisau pada tubuhnya sendiri. terasa perih dan pilu. hingga membuat matanya berkaca-kaca.     

"Sayang... jangan berkata seperti itu.... "     

"Jadi, aku harus berkata seperti apa ?, Aku telah mendengar sendiri kamu menyatakan cintamu pada sirena hari itu hans. .. dan hari ini aku juga melihat dengan mataku sendiri kamu berciuman mesra dengannya.... apakah itu belum cukup sebagai bukti bahwa kamu sebenarnya menyimpan cinta pada sirena... come on !, jangan membuat segalanya menjadi rumit. kamu hanya perlu jujur pada dirimu sendiri. ... dan aku akan menerima segalanya dengan terbuka"     

" Sayang itu tidak benar ... kamu salah paham padaku, ".     

"Ohh jadi begitu, coba jelaskan padaku dimana salah pahamku.."     

"Sayang, dokter yang merawat sirena mengatakan padaku untuk membuat sirena happy, untuk merangsang saraf otaknya agar mempercepat pemulihan trauma dikepalanya, aku hanya melakukan apa yang mereka minta. that's it !"     

"Apakah kamu pikir aku bodoh ! mempercayai bahwa kata cinta dan ciumanmu pada sirena adalah bagian penyembuhan hahaha kamu sungguh memuakkan" potong anita marah, diselingi suara tawa mencibir.     

"Sekarang aku balik bertanya padamu. bagaimana jika aku juga berciuman dengan pria lain didepanmu, lalu berdalih sebagai bagian dari proses penyembuhan .... apakah kamu dapat menerimanya " balas anita sengit. menatap hans dengan wajah menantang.     

"Sayang .... aku tahu aku salah, maafkan aku"     

"Hanya itu ? ...so, what's the point ?, apakah kamu pikir dengan meminta maaf segalanya selesai."     

"Jadi aku harus bagaimana agar kamu berhenti marah padaku." hans merasa putus asa. Anita begitu keras kepala. terus menolak penjelasan darinya.     

"Mari kita masing-masing dulu hans.... introspeksi diri dan berpikir lebih jernih, setelah itu baru kita putuskan apa yang terbaik untuk hubungan kita ... "     

"Sayang jangan bicara seperti itu please. .. aku tidak mau pergi darimu.... "     

"Baiklah... kalau begitu maumu... aku yang akan pergi dari sini ..." Anita langsung berdiri dari tempat duduknya, benar-benar ingin melakukan apa yang telah diucapkanya. tapi belum juga ia melangkahkan kakinya menjauh dari tempat duduknya hans segera menangkap tubuhnya, dan langsung berdiri dihadapannya untuk menghalangi langkah anita selanjutnya.     

Anita menatap hans dengan tajam. seolah siap memberi perlawanan atas dominasi hans padanya.     

"Nita... please calm down..." hans paham, bahwa saat ini anita sudah sangat marah padanya. ia melembutkan kata-katanya untuk menenangkan hati isterinya itu. terus menggiringnya untuk kembali duduk ketempatnya semula.     

"Sayang... I telling the truth .... aku membiarkan sirena memeluk dan menciumku hanya untuk mempercepat penyembuhannya.... dokternya sendiri yang bilang padaku, tante juga Om juga mengetahuinya. mereka memintaku menuruti keinginan sirena. mengertilah posisiku please" hans terus berusaha meyakinkan anita dengan alasannya. menatap anita lekat, dengan mimik wajah super serius. 'Huh alasan ! kamu pikir aku bodoh !. apakah dokter juga yang menyuruhmu mengungkapkan cintamu didepan sirena yang sedang koma !' Anita menggigit bibir bawahnya, seraya menatap hans dengan keras.     

"Sirena got serious injuries at her head, and doctor say she need support from the love one to make her happier.... to get faster recovery. itulah kenyataannya, aku sama sekali tidak berbohong padamu"     

"Apakah kamu sudah selesai...."     

"Anita ... please..."     

Anita tidak menggubris ucapan hans selanjutnya. hatinya merasa muak dengan sandiwara yang coba hans tampilkan untuknya. ia merasa sudah cukup bersabar dengan semua itu. dan kini ia tidak dapat berpura-pura tenang lagi. Anita menghempas tangan hans dari atas tangannya dan melangkah menuju ke kamar tidur. ia mengambil koper yang terdapat di sisi lemari bajunya, membukanya lebar dan langsung melempar baju dalam lemarinya secara acak.     

"Anita.... stop , tenanglah dulu, jangan emosi begitu please..." dengan panik, hans berusaha menghalangi gerakan anita yang terus mengambil baju dalam lemari pakaiannya. sesekali ia memegangi perut buncitnya, namun tetap melanjutkan aksinya mengambil baju dalam lemari dan membuangnya secara acak kedalam koper begitu saja.     

Melihat kemarahan anita yang tidak terkendali itu. hans merasa khawatir. ia takut gerakan kasar anita akan membahayakan isterinya sendiri. bagaimana jika perut anita membentur lemari didepannya. Hans menatap anita dengan panik, lalu berkata dengan putus asa. "Okay.. baiklah, aku akan pergi sekarang, sudah cukup... kamu tidak perlu mengemas barang milikmu... aku yang akan pergi dari sini. I'm leaving now okay" hans mengangkat kedua tangannya, ia terlihat menyerah dengan kemarahan anita. ia berjalan mundur kebelakang, sambil terus menatap anita lekat. "I'm leaving now.... okay...."     

Hans terus menatap kearah anita sambil berjalan perlahan meninggalkan kamar. seraya terus memperhatikan reaksi anita selanjutnya. ia masih berharap isterinya itu akan melunak, setidaknya balas menatapnya. namun sekian detik berlalu anita tampak masih dengan marahnya. hingga membuat hans berpikir bahwa anita benar benar menginginkan ia pergi dari apartmentnya.     

CLAK !.... CLAK ....     

Terdengar suara pintu terbuka dan tertutup kembali.     

Tanda hans benar-benar telah keluar dari apartment. tubuh anita seketika meluruh kelantai. ia segera menghentikan aksinya, membiarkan baju-bajunya tergeletak tidak beraturan diatas koper begitu saja.     

Pandangan mata anita kemudian tertuju kearah pernak-pernik bayi yang sudah ia beli dan menghias kamarnya. ia sudah menyiapkan baby box berwarna putih yang ditempatkan disamping tempat tidur mereka, agar nanti ia dapat tidur bersama bayinya dalam satu kamar, juga ada stroller berwarna hitam yang tersimpan rapi diujung ruangan. Anita kemudian bangkit dari duduknya dilantai. berdiri dengan berpegangan pada tepi ranjang tidur dan berjalan kearah lemari baby yang telah ia persiapkan khusus untuk calon bayinya.     

Anita mengambil satu baju baby berwarna putih , bergambar teddy bears yang tersusun rapi dalam lemari, terlihat imut dan mengemaskan. "Bukankah seharusnya hari-hari sekarang ini, menjadi hari berbahagia kita ,... aku tidak mengerti, mengapa hatimu cepat sekali berubah hans... mengapa kamu bersikap kejam begini padaku... aku benar-benar membencimu... aku benar-benar benci padamu..." Anita meremas baju bayi ditangannya. tangisnya pecah seketika. ia menangis dengan keras sambil meratap pilu sendirian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.