Shadow of Love

Mengapa kamu begitu gigih padaku



Mengapa kamu begitu gigih padaku

0Prastian menghentikan mobilnya di depan gate Terminal dua keberangkatan domestic bandara Soekarno Hatta, dengan sigap ia segera turun dari mobil dan berlari memutar didepan mobil lalu membuka pintu penumpang disebelahnya. layaknya seorang gentlemen. satu tangannya ia taruh diatas langit-langit pintu mobil, untuk mencegah kepala anita terbentur atap saat keluar mobil.     

Anita kemudian turun dari mobil itu dengan hati-hati, ia tampak mengendong erat anak lelaki dalam pelukannya. senyum kecilnya merekah indah kearah prastian,"Thank you pras..."     

"Sama-sama" jawab prastian sambil menutup pintu mobil. sejenak mereka bertatapan penuh arti. ia lalu berlari menuju kebelakang mobilnya, untuk menurunkan koper dan barang bawaan mereka yang ditaruh dalam bagasi mobil.     

"Mbak...minta tolong pegang Bryan dulu yahh. ibu mau bantuin pak pras bawain koper " pinta anita. berkata dengan sopan pada baby sitter disebelahnya. "Iyaa buk.... " jawab mbaknya. auto sigap mengambil alih Bryan dari pelukan Anita. lalu mengendongnya erat.     

Anita telah melahirkan seorang putera yang sehat dan tampan, yang kini berusia delapan bulan yang ia beri nama Bryan Siddhartha Wijaya. dan untuk membantu menjaga puteranya. ia memutuskan untuk memperkerjakan seorang baby sitter, menginggat kondisinya yang terkadang mengharuskan ia keluar rumah karena pekerjaannya.     

Anita kini tinggal menetap dirumah pribadi jenny dikawasan jakarta selatan. Anita juga telah bekerja kembali di Perusahaan assuransi terkemuka di Jakarta, ia sengaja memilih bekerja diPerusahaannya sekarang ini. dengan mempertimbangkan waktu kerjanya yang lebih flexible. ia bisa bekerja dari rumah. karena perusahaan tempat kerjanya sekarang berorientasi pada pencapaian target. intinya yang penting ia dapat mencapai target pemasaran yang disudah ditetapkan setiap bulan. maka semuanya aman.     

Setelah melalui pemikiran yang dalam, Anita mantap memutuskan berpisah dari suaminya. ia sengaja memutuskan komunikasi dengan hans. dan tidak pulang kembali ke apartment. demi dapat memberi waktu pada hans untuk dapat menentukan hatinya dengan bebas. ia ingin hans dapat memilih sirena tanpa perasaan bersalah padanya. dan agar hans dapat pergi menjenguk sirena setiap waktu, tanpa terbebani olehnya. ia merasa bagai benalu dalam hubungan mereka. Ia tidak ingin lagi mengikat hans dengan pernikahan dan tanggung jawab. membebaskan suaminya itu untuk melakukan segala sesuai keinginan hatinya.     

Meskipun sebenarnya ia sangat hancur dan terluka. namun ia berusaha tegar menghadapi semuanya. Anita tahu, cinta tidak harus memiliki. ia menganggap bahwa cinta hans padanya dulu hanya didasari rasa bersalah atas insiden sebelumnya.     

Prastian dan jenny adalah dua orang yang membantunya melewati masa sulitnya beberapa bulan belakangan ini. mereka seolah menjadi dua perisai hidup yang menjadi pelindung dan menghibur hatinya.     

Setiap hari, prastian secara rutin datang kerumah Jenny untuk menjenguknya dan Bryan. mereka berdua adalah orang-orang terdekat Bryan. Anita bahkan mengajari puteranya itu untuk memanggil prastian dengan " Ayah." dan memanggil Jenny dengan " bunda". sebagai bentuk apresiasi ikatan kedekatan mereka.     

Anita berjalan menuju belakang mobil, segera membantu prastian mengambil satu per satu koper bawaan mereka. mengumpulkannya ditepi jalan, sebelum kemudian menyeret menuju keruang tunggu penumpang, dan menaruh didekat posisi tempat duduk mbaknya Bryan. setelah semua koper terkumpul anita kemudian menuju ketempat check-in pesawat, sementara prastian memarkir mobilnya di tempat parkir bandara.     

Prastian, Anita dan Jenny berniat pergi liburan ke pulau dewata Bali. untuk menghabiskan waktu akhir pekan mereka bersama-sama, anita dan prastian berangkat duluan dengan pesawat pagi, sementara Jenny akan menyusul berangkat dengan pesawat malam. karena kesibukannya dikantor hans yang tidak memungkinkan untuk ditinggalkan. Anita telah booking empat kamar hotel mewah dikawasan jimbaran Bali.     

Saat tiba dihotel, hari masih sore.....     

Prastian dan anita berinisiative mengajak Bryan bermain di kids club hotel. sembari menikmati pemandangan pantai di sore hari. Anita meminta suster Bryan untuk menjaga puteranya itu selamabermain disana. hotel tempat mereka menginap berada ditepi pantai yang indah. sangat mempesona.     

"Nit... jalan-jalan kesana yukk" ajak prastian sambil menunjuk kearah tepi pantai didepan sana.     

"Ayukkk" Anita menyanggupi tanpa berpikir lagi. ia berjalan duluan kearah pantai meninggalkan prastian. wajahnya terlihat exited melebihi prastian. prastian tampak tersenyum lebar melihat tingkah polos anita, segera berlari kecil menyusulnya dari belakang. mereka berjalan-jalan ditepi pantai berpasir putih, sambil bergandengan tangan bermain dengan ombak ditepi pantai.     

"Nitt... ini seperti saat kita pertama kali kencan dipantai anyer, ingat ?"     

"Hahaha iyaa, ingat ... tau gak, saat itu aku bohong ke mamah, ijinnya mau kerja kelompok dirumah temen hahaha"     

"Hahaha parah.... dasar tukang kibul kamu ...."     

"Bukannya kamu yang ngajarin..."     

"Benarkah ?...." Prastian memicingkan matanya. mencoba menginggat dengan serius.     

"Yaa iyalah kalau bukan kamu, siapa lagi..." ucap anita meyakinkan. padahal sebenarnya ia hanya bercanda. sengaja ingin mengerjai prastian. mengobrol dengan prastian ia merasa dirinya sedang bersenang-senang. dibandingkan dulu saat bersama hans yang tidak peduli padanya. lebih sering meninggalkannya sendirian dirumah.     

Mereka berdua kini menjadi dekat kembali, pasca prastian ikut membantu anita mengurus kelahiran puteranya dirumah sakit kala itu.     

Hubungan mereka perlahan-lahan menghangat kembali. meskipun bagi anita. perasaannya pada prastian tidak lebih dari sekedar teman baik. tapi jujur, menghabiskan waktu bersama prastian jauh membuatnya rileks. ia merasa sangat santai.     

Mereka berdua bermain dengan ombak dipantai. saat gelombang kecil menerpa kedarat, mereka berdua kompak melompat keatas, menghindari ombak kecil itu menerpa kaki mereka. tentu saja bagi prastian ini adalah masalah kecil. ia dapat melompat lebih tinggi dari anita. celana selutut yang ia kenakan juga masih terlihat kering dan rapi seperti semula. berbeda dengan anita. meskipun ia telah menggulung celananya hingga paha. tapi tetap celananya basah. karena ia tidak mampu melompat tinggi saat menghindari ombak.     

Anita dan prastian tertawa lebar , tampak tawa bahagia terpancar diwajah mereka bagai dua insan yang sedang dimabuk cinta.     

.     

.     

Hari menjelang malam...     

Prastian mengajak anita melihat atraksi wisata tari Barong dan tari Kecak yang dipertunjukkan di halaman belakang hotel. mereka menikmati pertunjukan bersama tamu hotel lainnya. yang kebanyakan adalah wisatawan asing mancanegara. sugguhan hidangan berupa jajanan lokal, irisan buah-buahan dan berbagai jenis minuman tersaji rapi dimeja prasmanan di area samping taman. agar mereka betah menikmati pertunjukan dengan nyaman.     

Prastian dan anita duduk berdampingan dibarisan kursi penonton paling belakang. didepan mereka duduk sepasang kekasih, yang merupakan wisatawan asing. mereka tampak sedang dimabuk cinta. tanpa rasa malu mereka berciuman mesra ditengah pertunjukan, membuat Prastian dan anita yang duduk dibelakangnya merasa canggung, salah tingkah sendiri. 'Hufft dasar kadal nih dua. merusak suasana saja' batin anita kesal.     

"Nita maukah kamu memulai lagi denganku." ucap prastian tiba-tiba, seraya mengambil satu tangan anita dan mengenggamnya erat.     

Anita tampak terkejut bukan kepalang. ia mengerjapkan kedua matanya berulang kali. seolah sedang memastikan bahwa ini bukanlah mimpi. ia mengambil nafas dalam-dalam. berusaha menguasai dirinya kembali. lalu segera tersenyum hangat kearah prastian.     

"Ahhh silahkan tebar pesona kearah sana pak !... pesona anda sudah tidak mempan untuk saya hahaha "     

"Nitaa aku serius...." prastian memasang wajah super serius, sambil tidak melepaskan pandangan     

darinya. terus menatap tajam kearahnya, membuat anita mengatupkan bibir seketika. tidak berani tertawa lagi.     

"Kenapa kamu begitu gigih padaku....." tanya anita tenang, balas menatap lekat wajah prastian.     

"Karena aku tidak bisa melihat yang lain selain kamu nitt," jawab prastian tegas , walau terkesan gombal, tapi memang realitanya begitu adanya. prastian telah membuktikan konsisten mencintai Anita sejak mereka SMA dulu, hingga hari ini, ia berbicara sesuai fakta. dan anitapun tidak bisa menyangkal itu. bahkan mamah anita juga mengakui kesetiaan prastian padanya.     

"Kamu akan menyesalinya pras...."     

"Aku sudah melewati semua untukmu, tapi kamu masih meragukanku... apalagi yang harus aku buktikan padamu nitt, asal kamu tahu. aku justru akan menyesal jika aku tidak bersamamu " jawab prastian lugas.     

"Dulu... karena Kebodohanku, aku kehilanganmu..., si bang**t itu telah merebutmu paksa dariku, aku telahmelalui rasa hancur yang begitu dasyat saat kehilanganmu. akuterus dihantui perasaan bersalah padamu, karena tidak mengetahui alasan yang sebenarnya kenapa kamu meninggalkanku saat itu... "     

"Aku ingin memilikimu nita.... sungguh...." ucap prastian sendu. menatap anita dengan lekat.     

"Maafkan aku pras.... tapi aku tidak bisa. aku sudah berubah sekarang. aku punya Bryan "     

"Dia juga adalah anakku "     

"Tidak pras !! dia mempunyai ayahnya sendiri" jawab anita tegas.     

"Nita... kamu harus melihat kedepan, jangan terus menengok ke belakang. kamu berhak bahagia nitt..." Prastian mendengakkan wajah anita keatas untuk menatapnya, seolah berusaha meyakinkan anita untuk mengambil keputusan bersamanya.     

"Aku tahu...." Anita melepaskan tangan prastian dari dagunya. lalu mengenggamnya erat. ia menolak prastian dengan halus. entah mengapa, hatinya tidak ingin memberi celah untuk cinta prastian. karena ia sadar, biar bagaimanapun ia masih berstatus istri hans. jadi bagaimana mungkin ia dapat menerima lelaki lain masuk kedalam hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.