Shadow of Love

Kenapa harus jenny ?



Kenapa harus jenny ?

0'Aghhh, seharusnya aku tidak tergesa-gesa menyatakan cinta pada nita. tentu saja ia masih belum siap menerima cintaku. setelah kegagalan pernikahannya dengan suaminya. lelaki brengsek itu telah memberi banyak trauma dihatinya. gara-gara dia. nita melalui banyak kesulitan. jadi wajar saja jika ia butuh waktu lama memulihkan diri untuk percaya kembali akan cinta... hmm'     

"Maafkan aku telah mengejutkanmu nit... it's okay. kita jalani saja pelan-pelan. tidak perlu terburu-buru. kita jalani saja apa adanya. biarkan semua mengalir seperti air...." Anita terhenyak sesaat. menatap prastian penuh arti. seperti biasa, prastian begitu sabar menghadapinya. bahkan tidak ada rasa marah yang tergambar diwajahnya. Prastian tampak bersikap begitu tenang dan rileks. seolah penolakan cintanya tidak berpengaruh sama sekali padanya.     

"Terima kasih pras... maafkan aku..."     

"Gadis bodoh ! Minta maaf kenapa ? emang kamu punya salah apa padaku.... " satu tangan prastian mengacak puncak kepala anita dengan lembut. memaklumi sikap anita seperti layaknya anak kecil yang nakal, menolak melakukan perintah orang tuanya.     

"Akuu...."     

"Hahaha jadi kamu merasa bersalah bukan ?. baguslah kalau begitu, mulai sekarang aku akan membuatmu terus memikirkanku..."     

"Dasar kurang kerjaan !!" Anita spontan mencubit lengan prastian. merasa kesal saat menyadari prastian sengaja mengerjai dirinya.     

"Amp~uuunnn Hahaha ...". Anita berdiri dari tempat duduknya. membalikkan badan dan segera berjalan keluar area taman.     

"Heiiii~ mau kemana.... acaranya belum selesai "     

"Kamu nonton aja sendiri. aku ngantuk. aku mau balik duluan kekamar !"Anita melambaikan tangannya keatas say goodbye. pergi meninggalkan prastian menonton pertunjukan sendiri. ia terus berjalan menyusuri lorong hotel untuk kembali ke kamar miliknya.     

Prastian menatap kepergian anita dengan raut wajah kecewa. hatinya terkoyak. melihat kearah tempat duduk disebelahnya telahkosong. tiba-tiba ia merasakan kehampaan didalam hatinya.     

.     

.     

Prastian berjalan dengan terhuyung huyung masuk kembali ke room hotel miliknya. wajahnya tampak memerah berantakan. ia terlihat sangat mabuk. setelah menghabiskan waktu bersenang-senang dengan beberapa tamu yang baru dikenalnya dikafe hotel. 'Ugh gelap sekali...' keluhnya dalam hati. tapi ia terlalu malas untuk menyalakan lampu kamar. merasa lelah dan hanya ingin segera membaringkan tubuhnya diranjang. ia tampak begitu payah. kepalanya terasa berat dan berputar-putar.     

Tanpa berpikir panjang, ia lalu menanggalkan pakaian yang melekat ditubuhnya satu per satu. hingga hanya tinggal celana dalam pendeknya saja yang masih melekat ditubuhnya. tanpa membersihkan diri terlebih dahulu, ia langsung membaringkan tubuhnya diranjang.     

"Ugh nyamannya....." Namun tiba-tiba ia merasakan nafas lembut berhembus dari arah sebelahnya. spontan ia membalikkan tubuhnya kesamping. membuat nafas itu semakin leluasa menerpa wajahnya. sungguh terasa menggoda, wangi tubuhnya membangkitkan sensasi liar prastian bangkit menggolakkan gairah lelakinya. belum juga imajinasi indahnya terjabarkan, tiba-tiba sebuah tangan mungil melingkar diatas pinggangnya. membuat prastian tidak tahan lagi.     

Ia segera menangkap wajah mungil didepannya, dan langsung menciumnya dengan penuh hasrat.     

Gayung bersambut. sosok lembut itu menyambut ciumannya tak kalah panas membuat prastian benar-benar hilang kendali. saat ini ia tidak ingin memikirkan apapun. ia membelai tubuh kecil itu dengan penuh gairah, menciumi setiap inches tubuhnya dengan mengebu-gebu, dan mereka bercinta dengan panas. layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.     

.     

.     

Keesokan paginya....     

Pancaran sinar matahari menerpa menembus pintu kaca kamar hotel. begitu menyilaukan. membangunkan tidur lelap prastian. dengan malas ia membuka matanya perlahan,     

Aa~ghhhh !.     

Prastian seketika memegangi kepalanya yang terasa pusing. ia ingat semalam ia terlalu banyak minum alkohol bersama beberapa tamu yang kebetulan ia temui dikafe hotel. mereka terlibat obrolan seru. hingga tanpa sadar mereka menghabiskan beberapa gelas beers bersama.     

Ia merenggangkan tubuhnya. menarik kedua tangannya keatas. tapi ia terheran saat merasakan satu tangannya terjepit sesuatu disampingnya. ia mengeryitkan dahinya seraya berusaha menarik tangannya keatas. namun ia melihat sesuatu yang aneh berada disisinya. dengan susah payah ia berusaha membuka matanya. 'Hahh.... what's going on....."Wajah prastian seketika berubah memutih. terkejut setengah mati. saat mendapati Jenny tampak tertidur begitu nyaman disisinya, merengkuh pinggangnya dengan intim. dengan wajah terlihat tenang. tertidur dalam dadanya begitu damai, tanpa rasa canggung sedikitpun.     

Dengan gerakan perlahan ia membuka selimut yang menyelimuti tubuh mereka berdua. 'Shit ! ' Prastian merasa shocked sendiri. saat mendapati dirinya dan jenny benar-benar naked. telanjang, tanpa mengenakan sehelai benangpun ditubuh mereka.     

Prastian langsung panik. dan     

mencoba menginggat kembali kejadian tadi malam, ia sungguh tidak pernah memikirkan hal ini terjadi padanya. 'Sialan !!' umpatnya kesal pada dirinya sendiri. saat menyadari jika ia telah bercinta dengan jenny semalaman, prastian terus memukul kepalanya sendiri, berharap ini hanya mimpi semata.     

Merasakan gerakan absurd disampingnya. membuat jenny terbangun dari tidurnya, seketika wajah prastian memerah. 'Huhh mampus aku !! bagaimana ini....' prastian langsung menutup matanya. pura-pura tidur kembali. ia benar-benar merasa awkward dengan situasi mereka sekarang ini. tidak pernah terbayangkan olehnya akan berada dalam hubungan rumit begini bersama jenny. sungguh memalukan !.     

Jenny sesaat seperti terkejut dengan keberadaan prastian disisinya. ia langsung melepas pelukan tangannya pada pinggang prastian, ia tersenyum samar. kemudian dengan santai mengambil Jubah piama yang berserakan dilantai, lalu mengenakannya kembali didepan prastian yang masih pura-pura tertidur.     

Jantung prastian seakan ingin melompat dari tempatnya. keringat dingin membasahi tubuhnya. ini benar-benar the real senam jantung. ia memberanikan diri membuka sedikit matanya. mencoba mengintip, untuk melihat apa yang dilakukan jenny. namun ia langsung menutup kembali matanya rapat-rapat. Prastian menelan ludahnya, 'Ahhh gadis ini benar-benar gila....' ia melihat jenny yang masih bertelanjang bulat mengenakan piama tepat disampingnya. dan entah mengapa tiba-tiba miliknya dibawah sana secara natural bangkit kembali. seakan ingin kembali menikmati sensasi bercinta yang begitu panas seperti semalam.     

Jantung prastian kian berdegup kencang tidak terkendali. ia tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya sendiri. ini benar-benar penyiksaan. tiba-tiba ia merasakan panas yang tak tertahankan naik dari selangkangannya. mulutnya terasa kering. ia teringat perasaan fantastic tadi malam bersama jenny.     

GLEK !     

Prastian menelan ludahnya dengan berat. 'Huh aku tidak menyangka. gadis ini ternyata begitu luar biasa '     

Selesai mengenakan piama. jenny melangkah pergi menuju ke kamar mandi. membersihkan dirinya disana. dengan tenang ia kemudian masuk kedalam. saat pintu kamar mandi tertutup dari dalam. Prastian segera beranjak dari tempat tidur, dengan gerakan secepat kilat ia segera meraih seluruh pakaiannya dan mengenakannya kembali, sambil terus memutar otak bagaimana menyelesaikan tragedy ini. 'Huh sial.... benar-benar sial !! kenapa harus jenny ??.. dasar bodoh ! Prastian kenapa kamu bisa begitu bodoh !Huhh bagaimana ini....' Prastian terus mengumpat dirinya sendiri. menyalahkan kebodohannya semalam.     

Prastian tampak berpikir keras, memikirkan bagaimana cara menghadapi jenny setelah ini. kata-kata apa yang tepat ia ucapkan sebagai permintaan maafnya. namun belum juga prastian selesai mempersiapkan diri tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. ia melihat jenny yang tampak begitu ranum nan segar keluar dari kamar mandi. dan tiba-tiba semua kata-kata yang telah ia persiapkan menghilang dari ingatannya hingga tak bersisa.     

Prastian hanya bisa berdiri mematung. tanpa sadar ia justru terus menatap kearah jenny dengan perasaan yang rumit. terdiam membisu. ia seolah kembali terbius oleh pesona kecantikkan jenny yang baru disadarinya.     

Prastian masih diam mematung. saat jenny kini telah berdiri tepat didepannya. Jenny mempunyai posture mungil, tinggi badannya 160 cm. sedangkan tinggi badan prastian hampir 180 cm. jenny harus mendengakkan wajahnya keatas untuk menatap prastian.     

"Good morning... " sapa Jenny hangat, menjijitkan kedua kakinya keatas. dan langsung mencium bibir prastian dengan lembut. tersenyum cerah menatap prastian     

Prastian tersentak sekaligus speechless, tidak menyangka dengan reaksi Jenny yang terlihat santai menghadapinya.     

"Jenn.... Maafkan aku... aku tidak bermagsud.... " Prastian menelan ludahnya kembali. matanya reflect melihat kebawah. melihat belahan buah dada jenny yang begitu ranum dan menggoda. benar-benar membuat kepalanya pusing. prastian segera membuang pandangannya. menatap kearah pintu kaca yang tembus ke kolam renang. ia tidak mengerti, kenapa jenny bisa berubah begitu mempesona.     

Jenny terus menatap mesra kearahnya, membuat prastian kehilangan kata-kata lagi, ia lupa mau bicara apa.     

"Tidak bermagsud apa ??" tanya Jenny santai, ucapan jenny otomatis membuat prastian back to reality.     

"Jenn.... ini benar-benar accident, aku sungguh tidak sengaja...Maafkan aku...." ucap prastian lirih. seolah menyesali perbuatannya semalam.     

"Okay... jadi semalam kamu tidak sengaja masuk kekamarku dan bercinta denganku right ?" Jenn bertanya balik dengan ekspresi santuy. membuat prastian salah tingkah, tidak tahu bagaimana menjelaskan situasinya pada Jenny, mata mereka saling bertatapan.     

"Jangan katakan ini pada nita... please " pinta prastian memohon. hanya satu yang ada dipikiran prastian sekarang ini. yaitu jangan sampai anita tahu kejadian ini. ,"Tolong Jenn.... aku tidak mau menyakitinya.... aku akan memberimu berapapun untuk kompensasi ...please " prastian terus memohon pada Jenny, dengan raut wajah tampak putus asa. tanpa disadari oleh prastian, seketika raut wajah jenny kini berubah jutek dan keras.     

"Aku tidak ingin apapun darimu... pergilah" jawab Jenny ketus. "Jangan khawatir. anita tidak akan mengetahui ini. kamu tenang saja". Prastian menatap jenny dengan ekspresi wajah penuh penyesalan. bukankah seharusnya ia dapat merasa lega karena jenny berjanji tidak akan memberitahu anita. tapi entah mengapa, sisi hatinya tiba-tiba merasa terluka. ia terus menatap jenny membuka koper dilantai, sikap jenny kembali dingin. tidak mempedulikan prastian yang masih berdiri mematung didepannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.