Shadow of Love

I felt so dumb



I felt so dumb

0"Good morning bunda...." Sapa anita cerah. sambil mengangkat satu tangan Bryan keatas say hello pada jenny, jenny tampak berjalan lesu menuju kearahnya. wajahnya terlihat pucat dan kelelahan. "Apakah kamu sedang tidak enak badan jenn...." tanya anita dengan nada cemas. Anita tampak sedang mengajak main Bryan di swimming pool for kids yang terletak di pelataran belakang hotel. berlatar belakang view indah yang menghadap langsung kearah pantai.     

Jenny tersenyum kecil, mengangkat satu tangannya, membalas say hello dari Bryan.     

"I'm feeling good kok nitt. don't worry. ohh Hiii sayang bunda .... pagi-pagi udah berenang. seneng banget main air yahh" pandangan mata jenny seketika berubah exited. menatap kearah bocah kecil dalam lindungan anita, yang tampak enerjik. terus memukul air disekitarnya dengan exited.     

Bryan tampak imut mengenakan baju renang berwarna kuning dan topi renang biru, Anita juga mengenakannya sebuah pelampung mini yang imut. membuatnya terlihat begitu menggemaskan.     

"Memang, kamu semalam tiba jam berapa jenn..." tanya anita lagi, membuka obrolan dengan jenny,sambil tangannya tetap focus menghandle tubuh puteranya yang begitu atraktive dikolam renang.     

"Jam sepuluh malam baru nyampek sini nitt.. huh capek banget tau..."     

"Ohh... pantes, saat aku pulang lihat atraksi semalam, kulihat kamarmu masih gelap, berarti saat itu kamu belum datang" Anita pulang dari menonton pertunjukan kesenian bersama prastian sekitar jam sembilan malam. wajar saja kalau saat itu kamar jenny masih gelap. ternyata ia belum sampai dihotel. pikir anita.     

"Nanti kita jalan-jalan ke kuta yukk jenn....",     

"Sorry nit tapi hari ini aku mau istirahat dihotel saja... capek banget. pengen tiduran"     

"Ohh begitu yah.... sebenarnya keliling sekitaran hotel saja juga lumayan kok jenn. viewsnya disini bagus. banyak spot keren buat foto-foto hehehe "     

"Oiyaa Prastian kokk belum kebawah juga ?... apa dia belum bangun ? , semalam begadang pasti tuh... tuhh anak kalau sudah ketemu komputer pasti nge-game sampai lupa waktu.... " lanjut anita, bertanya dan kemudian menebak sendiri jawabannya. mendengar nama prastian wajah Jenny seketika berubah memerah. ia menatap kearah anita dengan gugup, ia buru-buru mengambil smartphone dalam saku celana pendeknya, dan berpura-pura sibuk memainkannya.     

"Bundaa fotoinn Bryan dong." pinta anita polos, sengaja membuat ekspresi bibir manyun. sambil berpose mencium wajah Bryan yang berada dalam lindungan tangannya.     

Jenny langsung tertawa terbahak. saat melihat ekspresi lucu Bryan yang tidak peduli dengan ajakan berfoto mommynya. bocah kecil itu tampak asik dengan dunianya. ia terus memukul air dengan kedua tangannya hingga tanpa sengaja mengenai wajahnya sendiri juga anita. sesaat kemudian ia akan kesulitan untuk membuka matanya. namun tidak berapa lama kemudian, ia mengulanginya lagi begitu seterusnya.     

"Bryan.... lihat ke mommy dong" bujuk anita gemas.     

Jenny segera menekan fitur camera. dan bersiap untuk mengambil foto mereka berdua. "Okay ..... Bryan smile"     

"Bryan lihat ke bunda ... say che~ese " seru anita pada Bryan, Jenny dengan gesit mengambil beberapa moment foto mereka berdua. meskipun Bryan tidak kooperatif saat pengambilan foto. namun jenny berhasil mengabadikan beberapa moment foto.     

"Heiiiii pras.... udah bangun " teriak anita tiba-tiba, saat melihat kedatangan prastian berjalan mendekat ke arah mereka.     

"Huhh.... wajahmu merah begitu. pasti kamu habis mabuk semalam khan.!" anita menebak dengan polos, seraya melihat kearah wajah prastian yang tampak masih memerah.     

"Ehh Iyaa. diajak minum sama tamu yang tadi malam duduk didepan kita itu loh nit hehehe ... mereka ngajakin ngobrol dan traktir minum aku di cafe, mereka sangat ramah. bikin ngak enak hati menolaknya"     

"Halah pake alasan gak enak menolak... basi ! bilang aja situnya aja emang doyan."     

"Ihh sadis amat ngomongnya"     

"Iya lebih sadis lagi kalau sampai menolak rejeki khan"     

"Apaan sih. aku beneran gak enak hati kok. mereka nyamperin aku duluan. ngajak ngobrol. ramah banget tau "     

"Ahh I see... mungkin dilihat kamu duduk bengong sendirian. macem orang ilang, jadi lebih baik dipunggut gitu... daripada mubazir hahaha " ledek anita seraya tertawa lebar. sengaja menggoda prastian. Prastian tersenyum simpul, tampak canggung. sesekali tatapan matanya mencuri pandang kearah jenny yang tengah duduk ditepi kolam renang diseberangnya. Jenny terlihat asik memainkan smartphonenya. bahkan tampak tidak peduli dengan kehadirannya.     

'Hufft shit ! why I felt so dumb !' prastian bukan tipe pria yang pandai berpura-pura. ia adalah pria yang apa adanya, insiden yang terjadi diantara ia dan jenny semalam benar-benar diluar control. dan situasi berkumpul bersama seperti ini, kini membuatnya merasa canggung setengah mati.     

"Ayah... main sama Bryan dong" pinta anita. sengaja mengayunkan tangan kecil Bryan yang sedang asik bermain air kearah prastian, mengajak prastian bergabung masuk ke kolam renang, dan bermain dengan Bryan.     

Prastian tersenyum cerah. perasaannya tiba-tiba menjadi tenang saat melihat senyum polos Bryan yang begitu happy bermain air. ia langsung turun ke kolam renang. kebetulan ia memang berencana untuk berenang jadi ia telah mempersiapkan diri mengenakan outfit berenang sejak keluar dari kamar hotelnya. yaitu mengenakan celana renang sepaha, karena ia berencana untuk menyegarkan tubuhnya dengan berolah raga renang sejenak.     

Prastian menyambut tangan Bryan yang sengaja diulurkan anita kearahnya, dengan gemas ia menciumi Bryan bertubi-tubi, senyum Bryan tampak merekah gembira, tidak berhenti menggerakan badannya seolah dia sudah bisa berenang sendiri.     

"Ayokk sini gantian ayah yang pegangiin Bryan okay... biar mommy istirahat sebentar" ucap prastian, mengambil Bryan dari pegangan tangan anita.     

"Ahhh kamu memang paling mengerti aku pakk !!. finnaly mommy bisa istirahat sekarang hahaha."     

"Oiyaa mana bunda ya.. ... bunda fotoinn kita lagi dong" pinta anita polos. menatap jenny dengan riang. seketika tatapan prastian dan jenny saling bertemu. dalam hati mereka berdua seolah sedang terjadi perang dasyat. wajah canggung keduanya terlihat jelas. beruntung anita terlalu sibuk focus pada Bryan. hingga tidak memperdulikan perubahan wajah keduanya.     

Anita membuat pose berdiri disamping prastian tangannya membentuk sebuah bentuk hati memakai jari telunjuk dan jempolnya, isyarat atau symbol cinta ala Korea.     

"Never mind.... "     

"Everyone say che~ese." ucap jenny, mulai mengambil foto menggunakan smartphonenya.     

Prastian tersenyum canggung sambil mengendong Bryan dalam pelukannya. sementara anita berdiri bersebelahan, tapi tetap menjaga jarak sepantasnya.     

"Okay ..... all DONE !!" Jenny menyudahi pengambilan foto, kemudian berjalan ketepi kolam, untuk memperlihatkan hasil fotonya pada anita. Anita berjalan menepi menghampiri jenny. mereka saling terkekeh melihat hasil jeprettan jenny.     

"Nice....! Tengkyuh bunda yaa..." anita kembali ke tengah kolam menghampiri Prastian dan Bryan.     

"Pras... hari ini mau main kemana ? "     

"Terserah kamu ... aku ikutt saja" jawab pras datar,     

"Jenny mau istirahat dihotel, dia kecapean semalam .... kalau kamu emang gak ada rencana mau kemana gitu ... kita jalan-jalan disekitar hotel saja yah. temenin Jenny "     

"Boleh ...." jawab prastian tegang. wajahnya tampak panas dingin. tentu saja ia tahu alasan jenny hari ini merasa kecapean. karena ia telah bercinta dengannya sepanjang malam.     

Anita menoleh kearah jenny seolah yang sedang duduk di Lounge chairs umbrellas yang terletak ditepi kolam renang, jenny yang sedang merebahkan tubuhnya tampak menganggukkan kepalanya setuju.     

Mereka bertiga berjalan-jalan menyusuri tepi pantai. deburan ombak menyapu lembut kaki mereka, hamparan pasir putih begitu indah dan hangat. senyum bahagia tampak diwajah mereka bertiga , menikmati pemandangan laut di Gili jimbaran nan indah.     

"Aw~wwh" Jenny hampir terjatuh saat berusaha menghindari ombak yang menyapu kakinya, Ia mengira dirinya akan jatuh dan basah. sebuah tangan yang kuat menariknya kembali. membuat tubuh jenny jatuh dalam sebuah pelukan hangat. ternyata prastian yang berjalan dibelakangnya melihat moment itu, spontan ia menangkap tubuh Jenny dan memeluknya erat, untuk menyelamatkan agar tubuh jenny tidak jatuh terjerembab kebawah.     

Mereka bertatapan sesaat,     

"Te-rima- kasih", ucap jenny lirih, langsung melepaskan diri dari pelukkan prastian. dan menjaga jarak. wajahnya memerah seperti tomat. mereka berdua tampak salah tingkah.     

"Hahaha... aku tadi juga hampir jatuh Jenn... " tawa anita memecah awkward mereka. seolah langsung meredakan intensitas ketegangan diantara mereka. mereka berdua sadar. Anita tidak boleh mengetahui tentang incident semalam. atau ia akan kembali terluka dan merasa dikhianati.     

"Jenn... kita spa yukk.... " tanya anita pada Jenny.     

"Ayokkk. Kebetulan badanku capek semua. serasa hancur lebur. semalaman dipaksa lembur." ucap Jenny sarcasm. sambil melirik ke arah prastian yang wajahnya seketika berubah memerah seperti udang rebus.     

"Aku jugak... pengen pijat nihh... biar rileks" ujar anita setuju. "Kamu mau ikuttan gak pras ? " tanya anita , tersenyum kearah prastian.     

"Tidak... aku mau swimming, kalian enjoy berdua saja."     

"Okay ... kalau gitu kita cabutt duluan yahh pras bye-bye...."     

Anita berpamit pada prastian, melambaikan satu tangannya. namun dengan gerakan spontan. prastian menangkap tangan anita. lalu mengenggam dengan erat. Anita hanya tersenyum kecil. membiarkan prastian memegang tangannya sejenak, tapi tiba-tiba rasa canggung menyelimuti hati prastian. tatapan lesu jenny seolah terus menghukumnya. ia benar-benar terpenjara dalam rasa bersalah dan tidak berdaya. Hatinya kini seolah tersekatt dengan kehadiran Jenny.     

Prastian melepas tangan anita, lalu membiarkan anita pergi bersama Jenny. satu tangannya naik keatas membalas lambaian tangan anita padanya.' Mengapa semua menjadi kacau begini....'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.