Shadow of Love

Apa yang kamu takutkan



Apa yang kamu takutkan

0Liburan dua hari ke Bali telah usai. merekapun pulang kembali ke Jakarta. mulai bekerja melakukan rutinitas dan kesibukan masing-masing seperti sedia kala. meskipun sikap prastian dan jenny terlihat biasa saja saat berada didepan anita, namun tentu saja perasaan mereka kini sudah tidak sama lagi seperti dulu. bahkan hingga dua minggu pasca liburan. prastian masih tidak mampu menghadapi jenny secara langsung. Ia memilih disebut sebagai seorang pengecut. daripada harus bertemu jenny saat ingin bertemu anita. mau tidak mau prastian kini harus memikirkan perasaan jenny saat bertemu anita dirumahnya. situasi ini membuat prastian menjadi serba salah.     

Sebagai solusi, akhirnya Prastian memilih untuk menemui anita ke kantornya langsung. atau membuat janji bertemu dengannya diluar rumah, meskipun ini menjadi rumit dan melelahkan. karena ia harus memutar otak. memikirkan seribu alasan menjawab pertanyaan anita yang merasa keberattan bertemu dengannya diluar rumah.     

Anita dan Jenny sedang menikmati makan malam mereka setelah pulang kantor...     

"Jenn.... kamu ngerasa gak. kalau prastian menjadi berbeda akhir-akhir ini..." Anita menanyakkan perubahan sikap prastian pada jenny. sekedar konfirmasi apakah jenny juga merasakan hal yang sama dengannya. merasakan sikap prastian yang berubah aneh beberapa waktu belakangan.     

"Ahh masa sih. perasaan biasa saja tuh, ...." jawab jenny gugup. ia tidak menyangka anita akan tiba-tiba bertanya tentang prastian padanya. wajah jenny seketika memerah bagai udang rebus. untung saja mereka sedang makan mie pedas. jadi anita tidak dapat melihat dengan jelas perbedaannya. jenny mengibaskan satu tangannya dan mengibas kearah mulutnya sendiri. sambil berakting seolah sedang kepedesan.     

"Serius jenn. sepertinya terjadi sesuatu deh sama pras. sikapnya jadi aneh aja gitu .... hmm mungkin kamu tahu kenapa jenn ?...." Anita menatap kearah jenny menyelidik. membuat jenny semakin menjadi gugup sendiri. 'Apakah nita menyadari sesuatu ?...' sambil menahan kegugupannya jenny langsung mengambil mangkuk mie didepannya. dan membawanya kearah wastafel.     

"Kenapa kamu gak tanya langsung saja sama prastian kenapa.... kalau sama kamu saja dia tidak terbuka... bagaimana padaku..." Jenny menggigit bibirnya kuat. ia sedikit merasa lega. dapat melarikan diri dari depan anita. ia mencuci mangkuknya di wastafel dengan tangan gemetar. berusaha berbicara sesantai mungkin menjawab pertanyaan anita.     

"Hufft sudah aku tanya beberapa kali jenn..., aku tanya kenapa gak datang saja kerumah. malah capek-capek nyamperin aku kekantor .. tau gak dia jawab apa... 'sengaja kok kesini. pengen bikin surprise kamu' ....." ucap anita menirukan kata-kata prastian sambil memasang ekspresi khas prastian yang sok cool. yang otomatis membuat jenny langsung tertawa terbahak.     

"Kamu tahu sendiri khan, gimana ngeselinnya tuh anak... ditanya serius, sengaja banget jawab banyol.... khan kesel !!"     

Jenny masih tidak berhenti tertawa.     

"Ihhh... Kokk malah ngakak sih" protes anita kesal.     

"Abis kamu lucu.... bisanya tiru ekspresi wajah prastian persis begitu hahaha "     

"Hufft kamu juga sama aja dengan prastian dasar !.... gak bisa diajak bicara serius...."     

Meskipun wajah anita terlihat kesal, namun jenny berpura-pura tidak tahu, ia sengaja mengabaikan rasa penasaran anita. jenny terus tertawa terbahak. sambil mencuci mangkuknya di wastafel, sengaja membuat anita kesal. hingga membuat anita menyerah. ia memilih kembali masuk kekamar, tidak melanjutkan perbincangan mereka selanjutnya tentang prastian.     

Selesai membersihkan meja makan, Jenny masuk kedalam kamar pribadinya. menutup pintu kamarnya dengan rapat dan mengunci dari dalam. ia segera mengambil ponselnya dan menelfon prastian saat itu juga. wajah lembutnya berubah mengeras. prastian yang masih sibuk dikantor tertegun seketika. saat melihat nama jenny menyala pada layar ponselnya. hatinya berdesir hebat. 'Mengapa tiba-tiba dia menelfon ?.... apakah telah terjadi sesuatu dengannya ?.... jangan-jangan dia mau bilang kalau dia kini sedang hamil... tapi jika ia hamil, apakah memang hasilnya akan dapat dilihat secepat ini ?! huhh.... bagaimana ini....'     

Prastian terus tertegun. hanya diam menatap panggilan telfon jenny. merasa takut dengan pikirannya sendiri. terus membeku menatap ponselnya yang menyala. hingga beberapa saat kemudian panggilan telfon jenny berhenti sendiri. ia pun bernafas lega.... namun belum juga satu menit berlalu. smartphone miliknya kembali menyala. dengan nama jenny kembali tertera di layar.     

Prastian berdiri dari tempat duduknya. menatap ponselnya dengan wajah mengeras. 'Tapi... bagaimana kalau ini tentang nita.... bagaimana kalau jenny menelfon karena nita atau Bryan dalam keadaan darurat....' hanya membayangkan jika ini menyangkut keadaan Anita tiba-tiba keberanian prastian muncul. tanpa berpikir lagi prastian segera mengangkat telfon dari jenny.     

"Hallo jenn...." sapa prastian dengan lembut, tapi ia segera menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar suara keras dari ujung telfon sana yang bagai petir menyambar disiang bolong.     

"Kenapa lama sekali angkat telfonnya ?! kamu sengaja tidak mau bicara lagi denganku bukan ?!" semprot jenny to the point. dengan nada kesal bercampur marah.     

Jennifer adalah typical seorang wanita independent dan mandiri. ia memiliki kharakter keras dan terbiasa berbicara on point dan terus terang. dalam urusan pekerjaan dia sangat professional dan cenderung workaholic. ia berprinsip tidak akan menggantungkan hidup pada orang lain. ia sama sekali tidak berminat pada sebuah hubungan yang mengikat, jadi sebuah pernikahan bukanlah option atau prioritas hidupnya.     

"A-Apa magsud-mu.... " tenggorokan prastian seakan tercekat seketika. mendengar semprotan jenny yang tiba-tiba dan meluncur begitu tegas dan mendominasi. 'Ada apa dengan gadis ini.... apakah ia lupa minum obat hari ini ??...' batin prastian menggerutu kesal.     

"Dengar aku baik-baik ! ... aku tidak akan berbasa-basi dan membuang waktuku berbicara banyak denganmu.... mengapa kamu tidak pernah lagi datang kerumah hah ?! apa yang kamu takutkan ?... Apa kamu takut aku akan minta tanggung jawab padamu hufft ...??"     

"..."     

"Sepertinya kamu terlalu banyak nonton sinetron dan drama lebay!! ... jadi berasumsi yang tidak-tidak tentangku !. Aku beritahu... jangan pernah berpikir aku mau bersamamu ! aku sama-sekali tidak minat padamu.! you're absolutely not my tipe by the way...."     

GLEK ! prastian menelan ludahnya sendiri. 'Sialan ! beraninya ia mengataiku lebay ! gadis ini benar-benar sangat keterlaluan ! bicara tanpa disaring !.' Prastian meremas ponselnya dengan kuat. ingin rasanya membanting ponselnya itu sekarang juga. 'Jadi ia menelfon hanya untuk memaki dan menghinaku.... ' gumam prastian menggerutu.     

"Kita berdua sudah sama-sama dewasa. bukankah sex adalah hal yang biasa ?" saat mengatakan itu, jenny tampak mengepalkan tangannya dengan kuat. 'Dasar brengsek! kau yang telah mengambil pertama-ku, dan sekarang aku harus berpura-pura menghiburmu, demi untuk menenangkan hatimu ? sialan....' pekik jenny memendam amarahnya sekuat tenaga.     

"Bisa gak kamu bersikap biasa saja padaku !. tidak usah memperbesar masalah sepele begitu. aku pikir kejadian saat itu terjadi juga atas dasar mau sama mau... iya khan ....!!" Prastian menjawab pernyataan jenny dengan menganggukan kepalanya berulang kali. tentu saja jenny tidak dapat melihatnya. namun ia tahu prastian setuju dengannya. mulut prastian seakan di plester oleh kata-kata tegas dari jenny yang juga mengakui sendiri jika ia ikut andil dalam melakukan kesalahan pada saat kejadian saat itu. 'Gadis ini benar-benar tidak dapat dipercaya...' prastian terus membisu. tercengang dengan keterbukaan jenny.     

"Tapi ingat !! tetap saja. kesalahan pertama jelas ada padamu !! kamu yang salah masuk kekamarku duluan dan tidur diatas ranjangku. tapi aku juga salah.... karena tidak menolakmu dengan tegas saat itu, jadi anggap saja kita impas okay !! "     

"Mulai sekarang lupakan kejadian itu, kamu datanglah kerumah seperti biasanya.... bersikaplah biasa saja saat bertemu denganku. Aku tidak ingin nita semakin curiga karena sikap pengecutmu itu !!" Prastian tersentak. seumur hidup baru kali ini ia dikatai seorang gadis dengan sebutan pengecut dengan begitu lugas. hatinya merasa marah dan mengutuk mulut pedas Jennifer. tetapi anehnya ia seolah tidak berkutik, mulutnya tidak mampu membalas sepatah-pun ucapan jenny.     

"Awas yahh ! Aku peringatkan kamu ! tutup mulutmu rapat-rapat. jangan sampai nita tahu yang terjadi diantara kita. atau kamu akan tahu resikonya. paham !"     

"P- Pa-ham...."     

"Bagus ! Besok sore kamu datang kerumah seperti biasa. ingat ! bersikaplah biasa saja padaku. ! jangan drama !, jangan lebay ...." 'Wtf... apa aku gak salah dengar, lama-lama ngelunjak nih cewek ! ngatain aku drama segala... woiiiii kalau tidak ingat kamu adalah sahabat nita sudah kuhabisi mulut pedasmu itu !!'     

"Iya. baiklah...aku mengerti....."     

Tutt.....tut.... tut.....     

Jenny langsung menutup telfonnya dengan dingin. tanpa kata perpisahan dan basa-basi. prastian menatap layar smartphone ditangannya dengan tatapan tidak percaya. baru kali ini ia diperlakukan begitu semena-mena. namun yang lebih menjengkelkan lagi ia merasa tidak berdaya untuk membalasnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.