Shadow of Love

Jadi kamu sangat mencintai lelakimu ini



Jadi kamu sangat mencintai lelakimu ini

0Wajah hans yang semula begitu sendu, menatap sosok wanita didepannya sana penuh kerinduan, tiba-tiba berubah menjadi suram dipenuhi amarah. ia tampak tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya kini. ia mengerjapkan kedua matanya berulang kali. meyakinkan penglihatannya. ia merasa jantungnya seakan tertikam sebilah pisau. saat melihat sosok isterinya tampak sedang tersenyum lebar, berbincang mesra dengan seorang pria muda nan tampan disebelahnya. yang tidak lain adalah Prastian. yang ia kenal sebagai cinta pertama isterinya itu. sesekali mereka tampak saling bertatapan penuh cinta. bagai sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.     

'Sialan !! jadi ini alasanmu pergi meninggalkanku !... sekian bulan aku mencarimu siang dan malam. menghawatirkanmu setengah mati. tapi ternyata kamu malah asik bersenang-senang dengan pria brengsek itu ... shit !!'     

Hans meminum semua anggur digelasnya hingga tak bersisa. ia mengertakkan giginya. api cemburu membakar hatinya. tubuh hans tampak bergetar penuh amarah, tatapan nanarnya terus menatap kearah pria disamping anita penuh kebencian.     

Dengan amarah yang berkobar, Hans berjalan angkuh mendekat kearah anita dan prastian yang sedang asik mengobrol. tidak menyadari kehadiran hans yang kian mendekat.     

"Long time no see sayang ...." ucap hans lembut. berbisik tepat ditelinga anita. Anita sontak terkejut. merasa tidak asing dengan suara berbisik ditelinganya. spontan ia menoleh kearah samping. dan tatapannya bertabrakan dengan wajah hans yang telah berada tepat dibelakangnya. jantung anita hampir saja melompat dari tempatnya. ia tampak terkejut bukan kepalang. wajah anita seketika langsung berubah memutih pucat pasi. tubuhnya gemetar ketakutan. ia merasa shocked setengah mati.     

"Gak nyangka yahh.. kita bisa bertemu disini" ucap hans sinis dengan suara mengintimidasi. entah apa yang ada dalam pikiran anita. tanpa sadar ia menyembunyikan tubuhnya dibelakang prastian.     

"Jangan takut nit ... tenanglah. ada aku disini" ucap prastian. menenangkan anita yang tampak ketakutan dan terus memegang lengannya dengan erat. tentu saja semakin membuat emosi hans tidak terbendung lagi.     

"Kamu Lepaskan tangan isteriku bang**t !". dengan geram hans melangkah menghampiri dan meraih kerah baju prastian, dan tanpa aba-aba langsung meninju wajah prastian dengan keras.     

Bough ! !     

Plakk !!…     

Prastian memekik dan ambruk seketika dilantai. kaca mata miliknya terlepas. membuat pandangannya menjadi buram, yang bisa dilihatnya kini hanyalah sebuah sosok ganas yang sedang berjalan kearahnya penuh dendam. melihat itu, anita segera berteriak.     

"Apa yang kamu lakukan !"     

"Nita.... " Prastian meraih tangan anita, memintanya untuk segera pergi menjauh darinya secepatnya. interaksi keduanya yang terlihat begitu intim itu membuat hans semakin marah.     

"Dasar baji**an ! beraninya kau menyentuh isteriku !"     

Hans mendekati prastian dan mengangkat tubuhnya hingga berdiri kembali, kemudian meninju wajahnya sekali lagi. jantung anita nyaris copot. i berteriak ngeri melihat pemandangan memilukan tepat dihadapannya. ia langsung berinisiatif memeluk pinggang hans dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya. sambil berteriak dengan keras,     

"Hentikan... sudah Hentikan"     

Anita segera berdiri didepan hans, sambil menahan kepalan tangan hans yang telah bersiap meninju wajah prastian kembali. berusaha keras mengendalikan amarah suaminya yang meledak tidak terkendali.     

Anita menatap hans dengan wajah memohon. sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali. memintanya berhenti memukul prastian. ia melihat darah segar tampak keluar dari hidung dan mulut prastian. sangat memilukan.     

"Hans... jangan pukul lagi.... please " ucap anita sambil terisak. Hans bahkan merasa lebih berang saat menyadari jika isterinya lebih menghawatirkan pria itu dibanding dirinya. 'Mengapa bajingan ini selalu menjadi duri dalam pernikahanku.... kenapa dia tidak mati saja !'     

Hans tidak ingin mendengarkan keberattan anita. ia merenggut tangan anita dari pinggangnya dan mendorongnya menjauh.     

Hans sangat kuat. emosi yang membara benar-benar membuatnya hilang kendali.     

"Hans stop please... kamu akan membunuhnya..." anita tidak menyerah. ia kembali memeluk pinggang hans lebih erat lagi. tapi mendengar kata-kata anita itu, hans justru merasa semakin jijik. hatinya sangat kecewa. ia kemudian tersenyum sinis dan mengangkat dagu anita.     

"Ahh, romantis sekali.... jadi kamu sangat mencintai lelakimu ini hmm... "     

"Hans... bukan begitu... " Anita merasa dagunya hampir remuk. Hans menatapnya penuh kebencian. ia tidak tahu bagaimana harus bereaksi. tubuhnya spontan menggigil ketakutan.     

Merasakan tubuh anita yang gemetar hans merasa hatinya ditusuk pisau. isterinya merasa takut padanya. namun begitu rileks dan nyaman saat bersama prastian. hatinya terasa perih.     

Melihat hans sedang lengah. dengan terhuyung prastian berdiri dan langsung menendang tubuh hans hingga tersungkur kelantai. prastian tentu merasa tidak terima dengan perlakuan seenaknya hans padanya tadi. ia seakan tidak peduli lagi dengan tatapan ngeri rekan-rekan kerjanya yang kini tampak melihat kearahnya. ia kini membalikkan situasi. memberi perlawanan sengit pada hans. menindih tubuh hans dan membalas meninju wajahnya berulang kali.     

"Pras stop... stop.... jangan...." teriak anita panik . dan tanpa berpikir panjang langsung berlari melerai prastian dan hans yang berguling sambil saling pukul dilantai hotel. wajah anita tampak panik dan ketakutan.     

"Please stop.... stopped !!!" teriak anita lagi, kali ini ia langsung berinisiatif memeluk tubuh prastian. agar tidak memukul hans lagi.     

Sudut bibir hans tampak mengeluarkan darah segar. ia mengusapnya dengan kasar. hatinya murka melihat aksi anita yang memilih melindungi prastian. Hans tidak dapat menerima aksi mesra yang tampak nyata didepan wajahnya. ia langsung berusaha bangkit memukul dan menendang kearah prastian dengan geram.     

Anita tidak tinggal diam. ia segera membawa prastian pergi menjauh dari hans. beruntung mereka kini telah dikerumuni banyak orang yang mencoba melerai perkelahian itu. beberapa security hotel tampak datang mengamankan situasi. mereka langsung memegangi hans yang masih begitu emosi, dan terus berusaha mengejar anita dan prastian.     

Shit !!!     

"Lepaskan !!" teriak hans sambil menghempas pegangan tangan para security ditubuhnya. tatapan matanya begitu nanar. mengancam. ia benar-benar sangat marah karena telah kehilangan jejak anita. Para security bukan tidak tahu siapa hans. Tapi mereka tidak punya pilihan lain, selain harus mengamankan hans untuk menghindari situasi lebih kacau lagi. meskipun karier mereka menjadi taruhannya.     

.     

.     

Anita membawa prastian menuju ke sebuah sudut kosong didalam hotel, untuk menghindar dari hans sementara waktu. mereka duduk melantai. Anita mengusap dengan lembut luka lebam dibibir prastian menggunakan kain kassa putih dan cairan antibiotik pemberian petugas hotel yang membantu memisahkan prastian dan hans.     

Prastian tampak memejamkan matanya. menurut dengan perawatan yang diberikan anita, ia tidak mengeluh sedikitpun. merasakan kelembutan setiap usapan antibiotik pada lukanya yang bagai belaian tidak langsung anita padanya. namun, sekian detik kemudian ia merasakan anita berhenti mengusap lukanya. ia pun membuka mata. tanpa sengaja tatapan mereka bertemu.     

"Maafkan aku pras.. " ucap anita sendu.     

"Maaf kenapa ?, ini bukan salah kamu nitt". dengan gerakan tiba-tiba, prastian merengkuh tubuh anita kedalam pelukannya. kedua tangan anita menyentuh dada prastian. mencoba menahan agar tubuh mereka tidak menempel. Anita benar-benar merasa awkward. namun ia juga merasa tidak enak hati untuk menolaknya. ia merasa bersalah karena dirinya telah membuat prastian mendapat pukulan berkali-kali dari hans.     

Anita akhirnya pasrah. membiarkan prastian memeluknya dengan erat.     

Prastian membelai lembut rambut anita. kemudian mengangkat wajah anita untuk menghadap tepat diwajahnya.     

"Kamu tenang saja. selama akubersamamu semuanya akan baik-baik saja. paham..." ucap prastian, mencoba menenangkan anita. sebelumnya ia hanya mengetahui beberapa rumor tentang suami anita. Ia tahujika hans adalah CEO Wijaya group. yang mempunyai jaringan usaha meliputi hotel dan property yang tersebar dibeberapa wilayah besar di Indonesia, ia termasuk pengusaha berpengaruh di Jakarta.     

"Ngomong-ngomong suamimu benar-benar mempunyai temperament yang buruk "     

Aa~ghhhh....     

"Bagian mana yang terluka??" tanya anita, kembali duduk dengan posisi tegap. sambil meraba perut prastian, ia tahu hans memang tidak memiliki temperament yang baik. terutama saat mendapat penolakan darinya.     

"Bukan masalah besar kok nit .. it's okay", Prastian berkata sambil meringis dan memegangi bagian perutnya. seingatnya saat berkelahi tadi, hans sempat menendang bagian perut prastian beberapa kali. Apakah ini meninggalkan luka yang serius dibagian perut prastian....     

"Kalau begitu, biarkan aku melihatnya ...."     

"Serius... aku baik-baik saja "     

"Buka kemejamu sekarang !" perintah anita tegas. sambil memasang wajah galak pada prastian.     

"Iyaa. iya..."     

Prastian membuka kancing kemeja hingga setengah badannya terekspose. dan tanpa sengaja memperlihatkan perut sixpack miliknya, prastian memang sangat rajin berolah raga dan latihan otot , tidak heran bila bentuk tubuhnya benar benar atletis. memang tidak ada luka berarti diperutnya namun tanda kemerahan tampak membekas jelas pada kulit putih prastian.     

"Huhh pamer..."     

"Pamer apaan ... kamu tadi yang maksa suruh buka baju khan..." ujar prastian malu. wajahnya auto memerah. ia langsung menutup kemeja putihnya kembali. mereka saling bertatapan sesaat, kemudian tertawa bersama. dalam hati prastian bagai gerimis. ia merasa bahagia dengan kepedulian anita dan kekhawatiran anita padanya. karena itulah yang diharapkan selama ini. cintanya berbalas seperti dahulu lagi.     

Prastian tampak merapikan rambut anita yang terberai kebawah , sanggul kecilnya terlihat acak acakan, yang justru semakin memancarkan kecantikkan anita didepannya. ia kemudian melepaskan jas yang dipakainya untuk menutupi punggung anita yang tampak terbuka dan terlihat mempesona.     

"Kita pulang sekarang " ucap anita. memecah senyap.     

"Ayok … Aku akan mengantarmu pulang kerumah sekarang ". sambut prastian. dengan membentangkan kedua tangannya kearah anita.     

membalas dengan tersenyum, dan segera menerima uluran tangan prastian didepannya, kemudian mengandeng lengan prastian dengan erat.     

Mereka berdua kemudian berjalan menuju pintu keluar hotel, sambil tersenyum dan berpegangan tangan berdua.     

*     

*     

*     

*     

"Nita aku ingin bicara denganmu," Suara hans seketika menghentikan langkah mereka berdua, terpancar jelas. wajah hans tampak masih penuh dengan emosi dan amarah.     

Hans ternyata telah menunggu kedatangan mereka di samping lobby utama. Prastian yang melihat kehadiran hans langsung memasang badan melindungi anita. seperti halnya hans, prastian juga tampak tidak bisa mengendalikan emosinya. mereka bagai dua ekor banteng yang siap di adu. Anita menjadi panik seketika. ia langsung berdiri diantara keduanya.     

"Jangan pras.... " pinta anita. dengan ekspresi wajah memohon.     

"Aku akan bicara dengan hans sebentar".     

"Kamu kemobil dulu yahh.... nanti aku akan menyusulmu " pinta anita panik, mencegah mereka berkelahi lagi seperti tadi.     

"Tidak!! Aku ikut bersamamu!" jawab prastian tegas.     

Hans yang juga tampak penuh kebencian dan amarah yang memuncak. langsung berjalan mendekati prastian lagi.     

"Apakah kamu tuli !!! aku ingin berbicara berdua dengan isteriku !!" tegas hans kasar. yang disambut tatapan nanar anita pada hans. yang seolah sedang protes tidak terima aksi kasarnya pada prastian.     

"Please Calm down pras..." pinta anita lembut. sambil memohon kearah prastian.     

"Kamu akan membawa nita kemana?" balas prastian tak kalah sengit.     

"Bukan urusanmu bang**t" sahut hans.     

"Aku tidak akan melepaskanmu, kalau kamu berani melukai nita. Mark my word !!!" ancam prastian. sambil menunjuk kearah hans.     

"Pras please .… sudah ... sudah... kamu mengalah yahh...please "seru anita. sambil terus berusaha mendorong tubuh prastian masuk kemobilnya.     

"Tapi nit.... " jawab prastian. merasa tidak puas dengan sikap anita.     

"I'll be back soon... I promised..." Anita berusaha meyakinkan prastian. sambil menutup pintu mobil prastian dengan paksa.dan menyuruh driver membawa prastian pulang segera. dan meninggalkan hotel duluan.     

Setelah mobil prastian menjauh dari hotel.....     

"Katakan sekarang.... kita bicara disini saja" ucap anita. sembari menatap hans tajam.     

"Kamu ikut aku keatas, ke kamarku , kita bicara disana" ucap hans tegas.     

"Tidak ! Kita bicara dikafe disana" balas anita. sembari menunjuk kearah coffee shop didalam hotel. disebelah selatan.     

Tetapi tanpa basa basi. dan tanpa meminta persetujuan anita lagi. hans langsung mengandeng kuat tangan anita untuk mengikuti langkahnya.     

" Lepaskan !!!" teriak anita, berusaha melepaskan tangan kuat hans yang mengenggamnya erat dan itu menyakitinya.     

Hans tidak mengindahkan perlawanan anita. dia terus fokus mengandeng tangan anita erat, berjalan mengikuti langkahnya menuju lift dan membawanya menuju ke room hotel tempat hans menginap.     

Tergambar jelas , wajah hans yang masih penuhi kemarahan pada anita.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.