Shadow of Love

Pulanglah denganku



Pulanglah denganku

0"Tunggu sebentar hans..."Anita terus berusaha melepaskan cengkraman tangan hans dari pergelangan tangannya. namun Hans tidak peduli. ia terus menarik tangan anita dan berjalan menyusuri koridor hotel tanpa mengatakan sepatah katapun. "Hans, apa sebenarnya maumu... Mari kita bicara disini saja !" Anita mencoba menahan langkahnya, namun usahanya terasa sia-sia, semakin ia menahan langkahnya, hans justru semakin berjalan dengan lebih cepat lagi. hingga membuatnya harus setengah berlari untuk mengimbangi langkah cepatnya.     

Hans seolah tidak peduli dengan keadaan-nya yang sesekali terhuyung dan hampir terjatuh demi mengimbangi langkah cepatnya.     

"Hans. Lepaskan ! kamu menyakitiku." Anita mencoba menghempas dengan keras satu tangan hans yang mencengkeram pergelangan tangannya dengan kuat dan terasa kian menyakitkan. membuatnya merasa tidak tahan lagi.     

"DIAM !" hans akhirnya melepaskan cengkraman tangannya. Sangat memilukan bagi hans melihat bagaimana anita terus berusaha menolak dirinya. Anita benar-benar berusaha memberontak dengan segenap kekuatannya tidak ingin bersamanya. sementara saat berhadapan dengan prastian ia bersikap begitu lembut dan penuh rasa khawatir.     

Mereka akhirnya tiba di depan Presidential room no. 1216, Hans segera membuka pintu dengan kartunya. lalu mendorong tubuh anita dengan kuat masuk ke dalam kamar hotelnya. Anita yang tidak siap, tampak terhuyung. menstabilkan diri dengan high heels yang dikenakan.     

BHAK !!     

Hans menutup pintu kamar hotel dengan keras. ia segera membuang tubuhnya duduk disofa dengan kasar. tatapan matanya terus menatap nanar kearah anita yang tampak berdiri mematung di sudut ruangan.     

"Jadi selama ini kamu pergi bersama cinta pertamamu itu hahh" Hans menatap tajam kearah anita penuh amarah. Anita terdiam, tidak berani membalas tatapan hans sedikitpun. diam menempel pada dinding ruangan dengan wajah ketakutan.     

"Kenapa dia ? Apa yang begitu menarik tentang dia? " suara hans terdengar muram, ia melunak seolah merasa tidak berdaya dengan sikap antipathy yang ditujukan anita padanya.     

"Apakah kamu begitu mencintainya...."     

"Bukankah ini yang kamu inginkan selama ini" sahut Anita memecah diamnya. "Aku tahu, aku hanya batu sandunganmu bersama sirena ...."     

"Tutup mulutmu!!!"     

"Jangan mengalihkan topik pembicaraan untuk menutupi kesalahanmu !" teriak hans dengan intonasi marah yang memuncak.     

"Aku hanya berbicara fakta!!" sahut Anita ketus, tetap berkeras dengan ucapannya. tampak menantang hans dengan berani.     

"Fakta ? fakta yang mana ?!! Faktanya justru kamu kini yang hidup berbahagia bersama cinta pertamamu itu hah !, kamu tidak usah berdalih dengan seribu alasan, dan mencari kambing hitam untuk menutupi perselingkuhanmu !"     

"Dasar wanita murahan !" umpat hans lantang. seraya menatap nanar ke anita. mendengar umpatan keji hans, emosi anita tersulut. ia mengepalkan tangannya dengan kuat. wajah putihnya seketika memerah penuh amarah.     

Anita balas menatap hans penuh kebencian. dan tanpa berpikir panjang ia segera berlari menuju pintu. hatinya terasa sakit, ia sama sekali tidak menyangka hans akan mengumpatnya sebagai wanita murahan. tanpa mengetahui fakta sebenarnya hubungan ia dengan prastian.     

"Kamu mau kemana? aku belum selesai bicara denganmu ! " hans kembali menangkap tangan anita dengan kuat. tidak membiarkannya keluar dari kamar hotel itu. Anita berusaha menghempas gengaman tangan hans dengan sekuat tenaga. wajahnya terus menunduk kebawah. tidak ingin berbicara lagi dengan hans, tetapi air mata tampak keluar membanjiri wajah cantiknya. membuat wajahnya berubah merah merona. seketika Hans seperti terhipnotis dengan kecantikkan isterinya itu. ia terus terdiam memandangi anita sekian detik lamanya.     

"Kamu jawab pertanyaanku, apa kelebihan prastian sehingga kamu lebih memilihnya daripada bersamaku ??"     

Hans mendorong tubuh anita hingga menempel kedinding kamar.     

"Adakah yang ia punya dan aku tidak punya ?!" Hans memukul dinding kamar yang berada tepat disamping kepala anita dengan sangat keras. hingga menimbulkan dentuman disekelilingnya. tubuh hans tampak bergetar, api cemburu benar-benar telah membakar hatinya     

Anita diam terpaku. terus menundukkan kepalanya dalam-dalam. ia tahu saat ini hans begitu emosi dan marah padanya, jadi tidak ada gunanya baginya berdebat kata dan melawannya. karena justru akan semakin memprovokasinya. dan membuat amarah hans semakin memuncak.     

Anita akhirnya memutuskan untuk mengalah dan berhenti melawannya. ia mendorong tubuh hans yang berada didepannya dengan lembut. seraya tetap mempertahankan kontak mata dengannya.     

"Tenanglah hans, ini tidak seperti yang kau pikirkan ... Mari kita bicarakan ini lain kali, dengan hati dan kepala dingin.. okay" ucap anita lembut, seraya mendorong tubuh hans didepannya dengan hati-hati. ia lalu berjalan menjauhinya. untuk membebaskan diri dari kontak fisik dengan hans. namun belum juga satu langkah meninggalkan tempatnya berdiri, tiba-tiba hans kembali menangkap pinggang anita. dan memeluknya erat.     

"Kamu tidak boleh pergi lagi nita...." ucap hans lembut. emosinya ikut mereda dengan kata-kata lembut anita padanya. Hans menyandarkan dagunya dibahu anita dan memeluknya semakin erat.     

"Pulanglah denganku..." ucap hans memelas. Jika anita bersedia pulang. ia hanya akan berpura-pura tidak ada yang terjadi. mereka bisa memulai dari awal lagi seperti dulu. yang lalu biarlah berlalu. yang terpenting mereka bisa berbaikan lagi dan fokus pada masa depan.     

"Tidak. aku tidak bisa pulang denganmu hans. kita sekarang sudah berbeda " jawab anita tegas. 'Kalau aku ikut pulang denganmu, bagaimana dengan Bryan ?.... saat ini ia pasti belum tidur karena menungguku pulang. huhh benar-benar merepotkan saja nih orang ' Anita menatap hans dengan tidak sabar. sambil tangannya berusaha melepaskan pegangan tangan hans dipinggangnya.     

Hans mempererat pelukannya. Apa yang harus ia lakukan ?. ingin sekali ia mencekik prastian hingga mati. hingga anita hanya dapat memikirkan ia seorang.     

"Sepertinya kamu masih bingung siapa aku bagimu..." tatapan mata hans kembali tajam. bagai sebilah pisau yang siap mencabik tubuh anita hingga potongan kecil.     

"Apa magsudmu "     

"Kamu masih isteri sah ku nita... camkan itu !"sambil mengatakan itu, hans merobek gaun hitam anita dengan tangannya. Anita tampak langsung gemetar, wajahnya seketika menjadi pucat pasi, dengan sekuat tenaga ia berjuang melepaskan diri dan segera berlari menuju kepintu keluar. tapi sialnya hans dengan mudah menangkapnya kembali.     

PLAK !!     

Spontan anita menampar pipi hans dengan keras. Hans langsung terpana. terkejut bukan kepalang. tidak menyangka anita yang dikenalnya begitu lembut kini berubah kasar, dan bahkan mempunyai keberanian memukulnya seperti ini. sekian lama mereka bersama. Anita tidak sekalipun pernah berkata kasar, apalagi berani memukul dirinya. Hans mengertakkan giginya , lalu tersenyum dingin.     

"Aku beritahu kamu ! mau tidak mau!, suka tidak suka !, sekarang dan selamanya... kamu hanya akan menjadi milikku. jangan pernah bermimpi kamu bisa lepas dariku. paham !" ucap hans tegas, terus berjalan kedepan dengan arrogant, otomatis menggiring anita berjalan mundur demi menghindarinya, hingga tanpa sadar membuat anita terdesak ketepi ranjang tidur.     

"Jangan macam-macam kamu hans" ucap anita gugup. suaranya terdengar bergetar ketakutan. merasa terpojok, anita berniat menyerang hans kembali. ia mengayunkan tangannya bermagsud menampar pipi hans lagi. namun sebelum tangan anita mendarat dipipi hans, Hans dengan gesit segera menangkap dan berbalik mencengkeram tangan anita kuat.     

"Memang kenapa kalau aku macam-macam hmm ...apa yang ingin kau lakukan ?!"     

"Hans... aku peringatkan kamu sekali lagi ! jangan macam-macam padaku.."     

"Hahaha kau pikir aku takut dengan peringatanmu..."     

"Hans aku tidak sedang bercanda. aku tidak akan segan-segan untuk membalas memukulmu"     

"Ayo...Lakukan saja ! Pukul aku semaumu..."     

Hans seperti telah hilang kesabaran menghadapi anita. dia lalu menarik belakang kepala anita dengan kasar, lalu mencium bibir anita dengan arrogant. Anita tidak tinggal diam. dengan spontan ia membalas sikap arrogant hans. ia mengiggit bibir hans dengan kuat hingga membuat hans langsung melepaskan ciumannya. ia tampak menjauhkan wajahnya dari anita dan meringis kesakitan.     

Melihat wajah anita yang menatapnya tajam penuh kemenangan, Hans tersenyum samar. mereka saling bertatapan tajam. penuh emosi dan kemarahan masing masing.     

Aa~ghhhh ! Anita terjatuh dengan keras diatas ranjang.     

Seketika Hans mendorong tubuh anita dengan keras hingga ia jatuh ke tempat tidur dibelakangnya, tatapan matanya nanar menatap kearah anita yang terkapar diranjang. bagai singa lapar yang siap memangsa buruannya. ia begitu murka. semua akal sehatnya tiba-tiba lenyap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.