Shadow of Love

Jangan membuat keributan disini



Jangan membuat keributan disini

0Anita langsung berdiri. wajahnya berubah memerah. ia menatap kearah hans dengan wajah super kesal. tanpa basa-basi ia segera meraih tangan kanan hans dan mengandeng paksa untuk ikut pergi dari meja makan bersamanya. Anita bahkan tidak peduli meskipun tahu hans belum selesai dengan makan malamnya. Hans terpaksa melepas sendok makan ditangannya yang full dengan nasi plus lauk yang siap masuk kedalam mulutnya. ia ikut berdiri dengan tergesa, sengaja memasang wajah shocked dan pura-pura tidak berdaya ketika isterinya itu menyeret tangannya dengan kasar untuk ikut dengannya masuk kedalam kamar.     

Jenny terbengong. ia tidak mengerti, mengapa ekspresi wajah boss nya justru tampak senang dengan aksi kasar anita itu. bahkan saat boss nya itu berjalan melewatinya tadi ia sempat mengkode dengan mengedipkan satu mata kearahnya, sambil satu tangannya membentuk symbol OK, tanda kalau ia senang dengan reaksi anita padanya sekarang.     

Jenny tampak duduk terpaku ditempatnya. ia merasa tidak dapat berkutik. pandangan matanya mengikuti langkah keduanya pergi meninggalkan ruang makan. ia terus melanjutkan makan malamnya dimeja makan dengan tertib, tidak tahu harus bereaksi bagaimana.     

Anita membawa hans masuk kedalam kamarnya dan langsung mengunci pintunya dari dalam. mereka saling bertatapan dalam diam selama beberapa detik lamanya. 'Duh pengen banget geprek mpe gepeng nih manusia!!' gerutu anita dalam hati.     

"Hans... aku mohon, bisa gak kamu tuh bersikap dewasa. jangan membuat keributan disini please. akutuh malu sama jenny, aku merasa gak enak , aku sudah banyak menyusahkannya selama ini..." ucap anita lirih, berbicara dengan nada memohon pada hans. meskipun saat ini ia sedang dalam suasana hati berantakan dan ingin meluapkan marahnya. tapi ia sadar, jenny ada diluar. dan ini bukan rumahnya, jadi ia tidak boleh berteriak lantang dan bertengkar membuat kegaduhan. it's so embarrassing.     

"Loh bukannya dulu kita memang selalu beradegan dewasa setiap hari. apakah itu kurang bisa membuktikan kedewasaanku yank..."     

"Hans.... aku sedang bicara serius !" bentak anita kalap. tanpa sadar ia berjalan kesisi tempat tidur, mendekati hans. ingin rasanya ia mengayunkan cobek tepat dikepalanya agar manusia satu itu dapat berpikir secara rasional.     

Hans berhasil memancing emosi anita meledak kembali. ia tampak tersenyum manis, menatap kearah isterinya penuh arti, tanpa ragu ia langsung meraih satu tangan anita didepannya dan mengecupnya mesra.     

"Aku juga serius yank .. apakah harus aku buktikan sekarang juga betapa dewasanya aku hmmm" jawabnya santai. seraya berusaha menarik tangan anita untuk lebih mendekat lagi padanya.     

Anita menghempas pegangan tanganhans tanpa ampun. ia sengaja langsung lap bekas ciuman hans pada punggung tangannya. menggosoknya dibagian samping bajunya berulang kali. balas menatap hans dan memasang ekspresi jijik.     

Melihat tingkah kekanakan isterinya, hans terkekeh geli. justru merasa senang. membuat anita semakin kesal sampai keubun-ubun.     

"Lagian kamu yang aneh.... kalau memang kamu merasa tidak enak sudah menyusahkan jenny. nyatanya kamu betah tinggal berbulan-bulan disini.... itu namanya sudah nyaman yank..." ucap hans dengan intonasi suara menyindir.     

Anita merasa tidak berdaya menghadapi sikap bebal hans. yang justru sengaja mengerjai balik dirinya. mematahkan segala argumentnya dengan kata-kata nyeleneh.     

"Ayolah hans... jangan keras kepala. "     

"Semua tergantung padamu yank..." jawab hans santai, ia berjalan dengan tenang menuju kearah tempat tidur, Hans mengangkat kakinya duduk diatas ranjang tidur anita. berselonjor dengan pose menyilangkan kaki diatas kaki satunya. pandangan matanya menatap kearah anita lekat.     

"Malam ini kamu pulang dulu yah... besok kita bicara lagi, beri waktu aku untuk berpikir, please.." ucap anita lembut. merendahkan intonasi bicaranya. untuk membujuk hans secara baik-baik.     

"Tidak akan ! .. Aku tidak akan tertipu lagi olehmu. aku tidak akan pernah memberi kesempatan lagi untukmu kabur dariku... paham !...."     

Anita menghela nafas panjang, ia sebenarnya sudah merasa hilang harapan menghadapi hans yang berkeras tetap tidur ditempat mereka malam ini. namun ia tiba-tiba seperti mendapat ide cemerlang. Anita mendapatkan cara lain yang berpotensi dapat meluluhkan pendirian hans. 'hmmm' Anita melemaskan kerutan diwajahnya. perlahan mengganti memasang ekspresi lembut, seulas senyum kecil menghias bibirnya. dengan penuh percaya diri ia kemudian berjalan menghampiri hans, kedua tangannya mendarat dibahu lebar suaminya, kemudian menghempas pantatnya duduk dipangkuannya.     

"Dengarkan aku... aku benar benar tidak enak dengan Jenny hans... Ayo~lah hans... kamu tahu persis khan, kehadiranmu membuatnya tertekan ... sekarang kamu pulang duluan yahh ...aku janji besok kita pulang bersama okay " ucap anita merajuk, berusaha mengambil hati hans. membujuknya secara halus agar hans mau pulang malam ini.     

Hans terdiam. tidak menjawab sepatah katapun, membiarkan anita menunggu jawaban darinya sekian waktu lamanya. mereka hanya saling bertatapan lekat. Anita mencoba bersikap sabar. ia ingin bujukannya kali ini berhasil. ia sangat hafal jika Hans tidak akan tahan mendengar rengekkan darinya. tiba-tiba kedua tangan hans merengkuh pinggangnya. hans balas memeluk tubuh anita yang kini masih berada dipangkuannya. ia sengaja menyadarkan kepalanya pada buah dada anita yang empuk. lalu sengaja menggosok dengan dagunya berulang kali. menimbulkan sensasi liar keduanya. Anita dapat merasakan sesuatu semakin mengeras dan kian menonjol dari bawah tempatnya duduk sana. 'Huhh lelaki ini benar-benar tidak dapat dipercaya!, bisa-bisanya ia terangsang dalam situasi seperti ini'. Anita menunduk kebawah. menatap kearah kepala hans yang berada didadanya dengan wajah semakin kesal.     

"Ayolah hans... " Anita bangkit dari pangkuan hans, tidak membiarkan hans semakin menikmati tidur pada buah dadanya dengan nyaman. yang bagai memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan 'No way. Enak saja!', geram anita jengkel, ia langsung berjalan menjauhkan diri dari hans.     

"Kenapa harus aku yang mengalah dan pulang ?, kamu sungguh tidak adil....     

bagaimana kalau kamu saja yang mengalah.... malam ini tidur bersamaku disini hmm" protes hans santuy, sambil menepuk bed anita, ia sengaja membaringkan tubuhnya diranjang, kemudian memasang selimut dibadannya. seakan siap untuk tidur.     

Awwhhh !!     

Anita berteriak frustasi, sambil mengacak rambutnya sendiri, matanya menatap benci kearah hans didepannya. ia benar-benar merasa kehabisan cara menghadapi hans kali ini.     

"Terserah kamu saja !!! bodo amat " Anita langsung berjalan keluar. meninggalkan hans didalam kamarnya sendirian. sampai diruang tamu ia segera mengambil bantal ditepi sofa dan langsung membaringkan tubuhnya disana.     

Anita merasa sangat lelah. tubuhnya terasa hancur lebur. hari ini ia telah bekerja seharian dikantor, saat kembali kerumah ternyata ia harus berhadapan dengan hans dan segala keribettannya. benar-benar menguras emosi dan pikirannya. ia telah berada diambang batas lelah. dan seperti biasa. ia masa bodoh, hanya ingin tidur saja.     

Tidak sampai lima menit. Anita tampak telah tertidur pulas disofa ruang tamu begitu saja.     

Hans datang menghampiri. ia tampak tersenyum bahagia. duduk disampingnya pelan, dia teringat saat pertama berjumpa kembali dengan Anita yang saat itu juga tertidur pulas disofa rumah sakit , setelah kedatangannya dari Makassar untuk menunggui mamahnya yang sedang sakit typus.     

Rasa yang sama, yang saat ini hans rasakan melihat anitanya tertidur pulas disofa, setelah delapan bulan lebih pergi meninggalkannya tanpa kabar, rindu yang teramat sangat dihatinya dan perasaan anita kepadanya yang dingin dan seperti tidak tergapai lagi.     

Hans membelai rambut anita dengan lembut, kemudian mengulurkan tangannya pelan kebawah tubuhnya, mengangkat tubuhnya dengan lembut, berharap agar jangan sampai membangunkan tidur lelapnya. hans mengendong anita perlahan masuk ke kamar tidurnya, dan membaringkan perlahan di tempat tidurnya.     

'Ahh cintaku ...' Hans mencium rambut anita dengan lembut, lalu menyelimuti tubuhnya dengan rapi agar ia tidak kedinginan.     

Perlahan-lahan ia pergi meninggalkan ruangan kamar anita , menuju kearah sofa diruang tamu .     

Hans membaringkan tubuhnya disana.     

****     

Keesokan paginya....     

Suara ocehan Bryan membangunkan hans dari tidur lelapnya, ia melihat kearah arlojinya menunjukkan pukul enam lewat sekian menit.     

segera dia bangkit dari sofa, dia heran mendapati selimut anita sudah berada diatas tubuhnya, lalu dia tersenyum sendiri.     

Hans mengetuk pintu kamar anita pelan,     

"Nitt... mau pinjam kamar mandi yahh "     

"Masuk aja "sahut Anita dari arah dapur.     

Hans sedikit terkejut, ia menoleh kesamping, seketika ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke toilet. ia langsung menuju arah dapur untuk menghampiri anita.     

"Sedang masak apa sayang ... harum amat" sapa hans mesra. mendekat kearah anita dan langsung memeluk pinggangnya dari belakang.     

"Bubur ayam kesukaanmu, bersihin muka dulu gihh baru sarapan pagi" balas anita lembut. membiarkan saja saat hans memeluk dirinya. kedua tangannya terlalu sibuk mengaduk bubur dalam pot diatas kompor listriknya.     

Hans mengangguk mengerti. Tanpa basa basi ia segera bergegas menuju kekamar anita untuk membersihkan diri dan sikat gigi. agar dapat segera sarapan bubur buatan anita.     

Beberapa menit kemudian. ia selesai membersihkan dirinya. ia menatap kearah cermin didepannya. tersenyum cerah. merasa optimis menyambut pagi. namun tiba-tiba ia mendengar suara seorang laki laki berbicara dari luar kamar. sambil mengeryitkan dahinya, hans langsung berjalan keluar kamar untuk melihat siapa gerangan lelaki yang sedang berada diluar saat ini.     

Saat ia baru saja membuka pintu kamar. alangkah terkejutnya dia, ternyata prastian sudah berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. tatapan mata mereka saling bertabrakan. saling merasa terkejut.     

Tampak wajah prastian langsung mengeras. pupil matanya yang hitam menatap hans dengan arrogant. ia terkejut setengah mati saat melihat hans keluar dari kamar wanita pujaannya. 'Apa yang sebenarnya terjadi ! mengapa si bang**t ini berada disini !' Prastian mengertakkan giginya dengan kesal. wajahnya memerah. mengepalkan tangannya dengan kuat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.