Shadow of Love

Sengaja membuatku terkesan



Sengaja membuatku terkesan

0Step by step Anita menaiki tangga putih nan kokoh dihadapannya. ia berjalan perlahan menapaki satu persatu anak tangga menuju kelantai dua. tiba-tiba hatinya berdesir hebat. ingatannya seolah membawanya kembali kemasa dua tahun yang lalu, saat ia pertama kali menginjakkan kaki dirumah ini, saat itu hatinya benar-benar bahagia, penuh cinta dan berbunga-bunga menyambut pernikahan impiannya bersama hans yang sangat dicintainya. Hans sengaja membangun rumah ini sebagai hadiah pernikahan untuknya. ia mendesign sesuai seleranya, ia ingat betul, bagaimana mereka dulu sering berdebat dan menghabiskan waktu berdiskusi hanya demi memilih furniture yang akan di pasang pada setiap ruangan dalam rumah baru mereka. saat itu semua terasa begitu indah dan sempurna. semua berjalan seperti keinginannya.     

Dirumah ini juga mereka menghabiskan malam pertama mereka. sebelum kemudian ia menyadari siapa hans yang sebenarnya. yang tidak lain adalah pria yang telah merenggut kesuciannya pada masa kuliahnya saat itu. mengingat semua itu, anita tersenyum kecut. seolah sedang mentertawakan dirinya sendiri. 'betapa naive nya aku .... '. ia menyadari bahwa yang dilakukan hans selama ini, tidak lebih adalah untuk menebus rasa bersalah padanya dulu. realized, bahwa Hans tidak sungguh-sungguh mencintainya. karena cinta matinya hanya pada sirena.     

Anita menghembuskan nafas panjangnya sejenak, tiba-tiba merasakan dadanya terasa sesak untuk bernafas. bagai ada batu besar yang menekan tubuhnya. terasa sangat berat !.     

Anita menepuk dadanya berulang kali. melegakan rasa sesak dihatinya. ia mencoba menyadarkan dirinya sendiri. untuk stay strong. dan tidak perlu melihat kebelakang lagi. ia menyadari semuanya telah berlalu. jadi tidak perlu diingat lagi.     

"Huftt !" ia membuang nafasnya keras, kemudian melanjutkan langkahnya menapaki tangga. hingga ia mendapati dirinya telah sampai di lantai atas. pandangannya memencar kesekitarnya. hingga matanya menangkap ke pintu besar disudut ruangan, itu adalah kamarnya dan hans dulu. tempat dimana ia dan hans menghabiskan malam pertama saat itu. tanpa sadar ia melangkah semakin dekat kearah pintu kamar. hatinya merasa penasaran, ingin mengetahui bagaimana keadaan kamarnya itu sekarang.     

Dengan hati-hati Anita mencoba menekan password pada pintu kamar.     

CLAK !     

Tidak disangka. pintu kamar benar-benar terbuka. Anita membeku sejenak. merasa speechless. Ternyata hans tidak pernah mengganti password pintu kamar setelah kepergiannya beberapa tahun yang lalu. 'Apakah hans sengaja melakukan ini untuk membuatku terkesan ?....' Anita mencoba menebak. ia termenung didepan pintu sekian waktu lamanya, 'Tapi ia sama sekali tidak tahu aku akan masuk ke kamarnya saat ini. jadi tidak mungkin ia merencanakan ini demi membuatku luluh.'     

'Ahh. mungkin aku saja yang terlalu banyak berpikir ... bisa saja ia memang tidak punya waktu untuk mengganti password. jadi membiarkan semua seperti sebelumnya ' Anita menganggukkan kepalanya. seolah sedang membenarkan opininya sendiri.     

Anita membuka lebar daun pintu kamar didepannya, matanya berpencar kekanan dan kekiri, mengamati dengan seksama adakah orang yang sedang berada didalam sana. ia menghembuskan nafas lega, saat ia tidak melihat seorangpun berada didalam. ia lalu menutup pintu, dan berjalan kearah ranjang tidur nan luas didepannya. Pandangan matanya lansung tertuju pada foto pernikahan yang tergantung didinding diatas tempat tidur. tampak begitu megah, berbingkai perak nan aesthetic.     

Dalam foto pernikahan itu ia tampak tertawa lebar, mengenakan gown pengantin yang begitu menawan. Sementara hans memeluknya begitu mesra. entah mengapa air matanya tiba-tiba jatuh. hatinya tiba-tiba merasa sedih. foto pernikahan itu seperti membuka lukanya kembali, bernostalgia dengan kepedihannya menginggat pahit dan manisnya percintaan mereka dulu. anita segera menghusap air matanya. ia membalikkan badannya. tidak ingin menginggat hal-hal yang telah berlalu. ia berjalan meninggalkan ruang tidur, beralih menuju ke ruang wardrobe yang terletak disampingnya.     

Terdapat dua lemari besar yang penuh dengan pakaian milik hans, satu lemari terbagi menjadi dua tingkat, satu untuk koleksi jas dan satunya lagi khusus untuk kemeja, sementara bagian sampingnya lagi untuk jacket dan celana. disisi sebelahnya lagi terdapat rak-rak kecil untuk outfit olah raga dan kaos sehari-hari.     

sementara didepannya terdapat lemari khusus untuk sepatu hans. semua koleksi sepatunya tertata rapi di dalam lemari kaca.     

Ditengah ruangan terdapat Kotak kaca exclusive berisi koleksi arloji mewah milik hans. yang berharga ratusan juta hingga milyaran rupiah. semua tertata sangat rapi disana. itulah alasan mengapa kamar pribadi hans dilengkapi dengan cctv diberbagai sudut ruangan juga pintu khusus yang di locked dengan password. agar memiliki tingkat keamanan yang secure. karena didalam kamarnya terdapat assets berharga milyaran rupiah dan tidak terhitung jumlahnya.     

Semua yang berada didalam kamar hans tampak masih sama seperti yang dulu.     

Usai bernostalgia dan berkeliling kamar , anita merasa lelah, ia ingin menyegarkan diri. membersihkan badannya yang terasa lengket. maklum seharian ini ia belum mandi. moodnya menjadi jelek setelah perang argument dengan hans sejak pagi tadi.     

Ia berjalan masuk kedalam kamar mandi dan langsung membersihkan diri dengan riang. saat melihat bathtub luas disampingnya. ingin rasanya ia berendam aromatherapy disana. untuk melepas penat dan menyegarkan tubuhnya. 'Ahh betapa rileks nya....' batin anita berseru. Namun ia segera menepis keinginannya. Jelas ia tidak mungkin memanfaatkan bathtub itu dan berendam disana... bagaimana jika nanti hans tiba-tiba pulang dan mendapati ia berada disana. sungguh akan sangat memalukan.     

Anita menggunakan semua peralatan mandi milik hans. ia yakin hans tidak akan mengetahuinya, jika ia mengembalikan dalam keadaan seperti semula. mumpung saat ini hans sedang berada dikantor. sehingga ia dapat membersihkan diri dengan tenang dikamar mandinya.     

Selesai mandi, anita merasa lebih baik. ia keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk putih yang melilit ditubuhnya, lalu berjalan menuju ruang wardrobe didepannya. ia mengambil salah satu kemeja putih yang tergantung disalah satu cabinet, 'Apakah tidak apa-apa jika aku meminjamnya sebentar.... biarlah. nanti aku coba pinjam baju milik mbak fitri dibawah. aku akan mengembalikan kemejanya kesini sebelum hans pulang...' pikir anita simple. ia mulai membuka kancing kemeja dan mengenakan pada tubuhnya. ia menyesal karena tidak membawa pakaian selembarpun saat kesini tadi. padahal tadi jelas-jelas hans sudah menawarkan padanya untuk berkemas.     

Anita menatap kearah cermin panjang didepannya. Kemeja putih itu tampak kedodoran ditubuhnya. wajar saja ini terjadi mengingat tubuh hans yang tinggi besar, tentu kemejanya juga jumbo. Anita menggulung lengan kemejanya hingga ke siku, lalu mengikat rambutnya ekor kuda dibelakang, agar lebih simple saat beraktifitas nanti. ia menoleh kepintu, bermagsud untuk beranjak pergi dari ruang wardrobe hans.     

Awwwhhh !!     

Jantung anita nyaris copot ditempat. kaget setengah mati. saat melihat sosok tegap berdiri mematung di dinding dekat jalan keluar dari ruang wardrobe. ia tampak terus menatapnya tidak berkedip. bahkan tidak bergeming dari tempatnya meskipun ia berteriak dengan keras. anita segera memegangi dadanya dengan kuat. menahan degup jantungnya yang berpacu tidak terkendali. wajahnya seketika berubah memerah, mixed antara malu telah ketahuan masuk ke dalam kamarnya tanpa ijin. juga ingin marah karena hans datang tiba-tiba tanpa memberi warning sedikitpun. ia benar-benar dibuat surprise, ia sama sekali tidak menyadari kedatangan hans tadi.     

"M- M~ Maaf tadi aku numpang mandi disini sebentar, rencananya aku baru mau bilang sama setelah kamu pulang dari kantor nanti hehehe "     

Hans terdiam. ia tidak meresponse ucapan anita sedikitpun. matanya seolah terkunci. terus menatap anita membeku ditempatnya.     

"Mmm... Saat kesini tadi, aku tidak membawa baju ganti. aku pinjam kemejamu dulu yah... nanti aku balikin setelah dicuci, " ucap anita gugup , ia kini merasa bagai seorang maling yang ketangkap basah saat sedang beraksi. sungguh memalukan !.     

Hans mengangguk, namun tatapan matanya tetap terpaku menatap anita, anita tersenyum awkward, salah tingkah sendiri. 'Sial ! kenapa nasibku bisa sial begini sih huhuhu'     

"Kalau begitu, A~aku keluar dulu sekarang, mau lihat Bryan " kata anita, berniat bergegas pergi dari hadapan hans yang tampak masih diam mematung disana.     

"Tunggu sebentar !..." Hans tiba-tiba menangkap lengan anita, dan menahannya kuat.     

"Yaa..." jawab anita polos. ia sebenarnya terkejut dengan reaksi hans yang tiba-tiba memegangi lengannya. tapi ia dapat segera menguasai dirinya. berusaha tidak marah. mungkin hans ingin mengatakan sesuatu yang penting.     

Mereka saling bertatapan penuh arti. tanpa sadar Hans semakin mendekatkan wajahnya kearah anita.     

"A~da apa.... apakah ada se~suatu yang ingin kau bicarakan lagi~...." Anita mundur selangkah kebelakang. berusaha menjaga jarak dari hans. jantung anita seketika berdegup sangat kencang. wajah hans sudah berada tepat didepan wajahnya. ia membalas menatap hans dengan tatapan gentar. ketakutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.