Shadow of Love

Memang aku harus bagaimana ?



Memang aku harus bagaimana ?

0"Sayang ... bagaimana kabarmu ... " sapa ibu hans lembut, ia duduk disamping anita, memulai berbincang dengannya, sambil memperhatikan Bryan yang tampak bermain toys diranjang tidur ibu yang luas.     

"Mah... kabar Nita sehat mah... Nita dan Bryan baik-baik saja." jawab anita santun. ia membalas mengenggam tangan ibu dan menatapnya hangat.     

"Mamah kenapa sekarang jadi kurus begini ? apa mamah habis sakit ?"     

Ibu tersenyum kecil. menatap anita lekat. ia lalu membelai rambut anita penuh kasih. dan berkata dengan suara lembut.     

"Mamah getting old sayang. jadi sering sakit-sakitan .. begitulah kalau sudah tua, nak... "     

"Siapa bilang mamah sudah tua. meskipun mamah kurusan tapi mamah masih sangat cantik dan bugar... jangan terlalu banyak pikiran mah, lakukan olah raga yang mamah suka secara rutin, be happy and enjoy your time ... pokoknya mamah harus jaga kesehatan yah"     

Hans masuk kedalam kamar ibu. ia langsung berbaring santai di atas ranjang. ikut bergabung menjaga Bryan yang masih asik bermain dengan mainannya.     

"Iya sayang... mamah akan ingat pesan kamu." ibu menepuk puncak hidung anita dengan jari telunjuknya. "Mamah happy melihat kalian kembali rukun begini, kalian jangan bertengkar lagi yah, mulai sekarang baik baiklah menjalani rumah tangga … dengan begitu mamah bisa tenang menikmati masa tua mamah okay"     

"Kamu juga hans! !!! , mulai sekarang jaga sikapmu, jangan berulah lagi ! jangan bikin anita kecewa lagi....apa kamu mengerti !!! " gertak ibu dengan intonasi galak.     

"Ehh... iyaa bu " jawab hans polos. langsung menganggukkan kepalanya dengan patuh. meskipun ia tidak memperhatikan points pembicaraan ibu dan anita tadi. tapi ia bisa menyimpulkan jika ibu sedang berusaha mendamaikan dirinya dan anita. ia tersenyum kecil, menatap puteranya yang sedang bermain dengan tatapan optimis.     

Ibu kembali membelai rambut anita, kemudian tangannya beralih mengenggam kedua tangan anita dengan erat . "Mamah tahu . membangun Rumah tangga itu memang tidak mudah, dibutuhkan kejujuran, pengertian, juga saling memahami. mamah bahagia sekali, kamu mau menerima dan memaafkan hans kembali."     

"Mamah yakin. Hans sudah menyadari kesalahannya. melihat kalian sekarang rujuk kembali seperti ini, mamah merasa sangat bahagia. ini merupakan hadiah terindah buat mamah" ibu menatap Hans dan anita bergantian. senyum cerah terpancar diwajahnya. ia menganggukkan kepalanya merasa lega.     

"Mamah bahagia, akhirnya kalian berdua mampu melewati ujian pernikahan kalian ini dengan baik... ingat. Kunci utama langgengnya sebuah pernikahan adalah bagaimana kalian berusaha saling memahami karakter pasangannya. juga saling menerima segala kelebihan dan kekurangan masing-masing, karena pada dasarnya tidak ada satu manusiapun yang sempurna, jadi jangan pernah berharap kesempurnaan dari pasangan kita, karena jelas itu sangat mustahil ! berkompromilah dengan ketidak sempurnaan itu. dengan saling menghargai dan bersikap dewasa,"     

"Mamah harap kalian menjadikan perpisahan kalian kemarin sebagai pelajaran berharga. untuk menjadikan hubungan kalian lebih kuat lagi, dan yang terpenting jangan sampai terulang lagi, mengerti kamu hans !....." meskipun ibu menandaskan ucapannya untuk hans, namun Anita dan hans serentak menganggukkan kepalanya bersamaan. tanda mengerti. mereka seolah langsung kompak, saling sepakat untuk membiarkan ibu melihat hubungan mereka kini dari sudut pandang dan persepsinya sendiri.     

"Oiyaa Mamah punya hadiah untuk kalian berdua. sebenarnya mamah menyiapkan ini secara mendadak tadi. saat hans ngasih kabar kalau kamu sudah pulang kerumah" ucap ibu pada anita. seraya tersenyum kecil penuh arti. anita mengeryitkan keningnya, menatap ibu curious.     

"Memang ibu sudah menyiapkan hadiah apa bu ?" tanya hans menyela. tak kalah penasaran dengan hadiah ibu. ia langsung pergi menghampiri ibu yang duduk dipinggir tempat tidur diseberangnya. ia duduk tepat disamping anita.     

"Begini...mamah tahu, sejak awal menikah sampai sekarang , kalian berdua bahkan belum pernah pergi honeymoon khan ... jadi mamah berinisiative untuk booking hotel dan tickets pesawat untuk kalian berdua honeymoon di Bali esok lusa ... bagaimana? apa kalian suka ?"     

"Hahh !"     

Hans dan anita langsung saling bertatapan. wajah keduanya tampak memerah. terlihat sama-sama gugup dan malu. tidak menyangka ternyata hadiah yang dimagsud ibu adalah menyuruh mereka untuk bulan madu ke Bali.     

"Hahaha ibu bisa aja..." hans tertawa awkward, seandainya tidak melihat bagaimana wajah anita kini tampak merah bagai udang rebus, ia pasti akan langsung mengendong ibu untuk mengucapkan rasa terima-kasihnya yang tidak terhingga. namun tentu saja ia tidak dapat melakukan itu. ia merasa tidak enak hati pada anita. 'Ahh ibu memang yang terbaik. ia sangat tahu betul trick jitu mendamaikan pasangan hehehe '     

"Ahh. Terima kasih banyak mah atas perhatiannya, tapi kita gak perlu honeymoon ke Bali segala mahh ... kita bukan pengantin baru lagi, lagian kita juga sudah punya Bryan, honeymoonnya dirumah saja juga sudah cukup kok mah.", ucap anita sopan, berusaha menolak hadiah ibu secara halus, ia mengenggam telapak tangannya sendiri yang basah oleh keringat dingin.     

Hans langsung menganggukkan kepalanya. pura-pura setuju dengan penolakan anita. wajahnya langsung berubah upset. hatinya tiba-tiba merasa kecewa. Anita seolah langsung membuyarkan imajinasi indahnya dalam sekejap mata.     

"Saa~yang ... honeymoon itu bukan hanya untuk pengantin baru saja. justru sangat dianjurkan untuk old married, atau pasangan yang sudah lama menikah. untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. pokoknya, kamu dengerin deh nasehat mamah, mamah lebih berpengalaman dari pada kalian. honeymoon ini adalah kesempatan bagus untuk menghangatkan kembali hubungan suami istri ...paham..." ucap ibu sengaja berbicara dengan intonasi menggoda. terlihat sangat antusias menasehati anita untuk setuju dengan sarannya. Anita mencuri pandang kearah hans sorot matanya begitu pasrah, tidak berdaya untuk menolak ibu. ia seolah sedang mengibarkan bendera putih tanda menyerah.     

'Yes ! I've got you ! l love you mom !... you're the best ! ' batin hans bersorak gembira. Hans tahu. ibu adalah sosok yang sangat dihormati anita. jadi anita tidak akan sampai hati untuk mengucapkan kata 'tidak' pada ibunya itu. mengingat isterinya adalah typical wanita yang sangat patuh dan menghormati orang tuanya. bahkan anita telah menganggap ibunya bagai orang tuanya sendiri.     

"Baiklah mah... nita paham"     

Anita menganggukkan kepalanya pasrah, menuruti keinginan ibu. ia tidak punyanyali untuk mengecewakan ibu yang telah sangat baik dan perhatian padanya selama ini.     

"Goodgirl ! .... pokoknya kamu dengerin deh kata mamah, mamah gak bakal bohongin kamu. mamah sudah berpengalaman dalam pernikahan, so trusted me. okay!".     

"I- Iyaa mah, nita ngerti ... nita akan nurut apa kata mamah ...kita akan pergi honeymoon ke Bali seperti yang mamah bilang, terima-kasih banyak atas hadiahnya ", 'Biarlah. yang penting mamah bahagia, anggap saja trip kali ini sebagai liburan keluarga. reunion antara Bryan dan daddynya. urusan bagaimana disana nanti. aku bisa atur belakangan.' batin anitamenenangkan dirinya sendiri.     

"Ahhh so sweet. itu baru anak mamah... mamah seneng banget kamu akhirnya setuju dengan hadiah mamah, kamu memang anak yang penurut, tidak salah hans mati matian ngejar kamu untuk jadi isterinya. you're absolutely beautiful inside out sayang...." ibu memeluk anita dengan erat. terpancar rasa puas pada senyuman diwajahnya.     

"Biasa aja mah.... justru, Hans yang sangat beruntung memiliki mamah yang begitu baik dan tulus seperti mamah..."     

Mereka berdua saling bertatapan penuh kasih.     

"Oiya. Nanti biar mamah yang jagain Bryan ... kalian nikmati saja honeymoon kalian disana dengan tenang okay."     

Anita langsung melongo tidak percaya 'OH cobaan apalagi ini yaa lord !'     

"Tidak mah... Bryan ikut kita dong... nita gak bisa ninggalin Bryan. nita gak bisa tidur tanpa Bryan." sahut Anita dengan spontan. ia keberatan dengan ide ibu kali ini, untuk pergi ke Bali tanpa Bryan. bagaimana mungkin ia dapat berpisah dengan puteranya itu. selama ini ia tidak pernah melewatkan seharipun tidur tanpa Bryan disisinya. 'Ah tidak mungkin... aku tidak mungkin bisa meninggalkan Bryan hanya bersama mbak fitri saja dirumah. apalagi aku akan ke Bali selama beberapa hari... huhh tidak mungkin. itu jelas impossible !'     

"Hmm. kalau begitu.... mamah juga ikutan ke bali saja gimana, mamah akan booking kamar lagi. biar nanti disana mamah bisa jagain Bryan sama mbaknya. jadi kalian bisa focus menikmati honeymoonnya, bagaimana ?"     

Anita dan hans sama-sama terdiam. speechless. tidak tahu harus bagaimana menghadapi ibu.     

"Perfect ! Aku anggap kalian berdua setuju. ... Ahh senangnya ... mamah tidak sabar ingin menimang banyak cucu disini "     

"Bryan pengen punya adek gak ??... Pasti pengen yaa khan.... Bryan pengen adek yang banyak yahh .... " ibu sengaja berseloroh pada Bryan. mengajaknya berbincang. meskipun Bryan tampak cuek. dan tetap asik bermain dengan toysnya. Bryan tampak tidak memperdulikan ucapan ibu sama sekali.     

Anita tiba-tiba merasa sangat pusing, ia memegangi kedua pelipisnya. memijatnya ringan. ia ingin sekali mencari lakban. untuk menutup mulut ibu agar tidak terus bicara sembarangan.     

Hans tampak menoleh kebelakang. tidak bisa menahan tawanya. ia sengaja menyembunyikan wajahnya dibalik punggung ibu. agar anita tidak bisa melihat reaksinya dan mengkodenya meminta bantuan.     

Melihat wajah gelisah anita, ibu menepuk pundak anita santai.     

"Udah kamu tenang saja, serahkan semua pada amah. mamah yang akan mengatur semuanya ... pokoknya kalian berdua tahu beres....okay "     

.     

.     

"Kamu kokk diam saja sih tadi ! " gertak anita. menatap kearah hans dengan wajah cemberut. mereka kini telah berada didalam kamar pribadi hans dirumah ibu. tentu saja saat ini mereka harus tetap melanjutkan acting mereka sebagai pasangan suami istri yang harmonis. dan tidur didalam satu kamar. agar ibu tidak curiga dengan keadaan pernikahan mereka yang sebenarnya.     

"Lah. memang aku harus bagaimana ?"     

"Yaa... kamu ngomong kekk.... kalau kamu ada kerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. atau pake alasan apa gitu..., biar mamah gak maksainn kita honeymoon !"     

"Aku tadi juga udah berusaha nolak khan. lagian siapa suruh kamu tadi gak briefing aku duluan, mana aku tahu harus jawab gimana selanjutnya" balas hans lugu, sengaja memasang wajah innocent tanpa dosa. padahal didalam hatinya kini sedang berpesta.     

"Dihh. masak begini saja harus di briefing dulu. kamu khan pintar. pake inisiatif sendiri lah..." jawab anita kesal. langsung mengambil satu bantal didepannya dan membantingnya dikasur dengan keras. meluapkan rasa kesalnya pada hans.     

"Yaa udah. gak usah marah begitu. biar aku kebawah sekarang ... kita terus terang saja sama ibu. kalau kita gak bisa pergi honeymoon," hans berjalan keluar pintu dengan santai. sambil tetap sibuk dengan smartphone ditangannya. untuk menemui ibu dibawah dan mengatakan yang sebenarnya.     

Wajah anita seketika berubah tegang. ia langsung bangkit dari tidurnya dan menyusul hans dengan terburu-buru.     

"Heii. Apaan sihh kamu ! jangan gila yah !... Apa kamu mau bikin mamah kena serangan jantung ! Percuma kamu ngomong sekarang ke mamah. sudah telatt !! magsudku itu, tadi pas mamah ngomong ke kita, kamu langsung menolak dengan halus. dan pakai alasan yang masuk akal, begitu.... ."Anita mencegat hans didepan pintu kamar. kedua tangannya langsung mendorong hans untuk duduk kembali ke tempat tidur.     

"Emang apa bedanya ?. kita batalin sekarang juga masih bisa, masih belum terlambat. hotel dan ticket pesawat masih bisa dicancel khan .. kamu tidak usah memaksakan diri jika memang tidak ingin pergi ..." jawab hans lugas. berkata dengan penuh percaya diri. sengaja sok jual mahal, ia yakin anita tidak mungkin punya keberanian membatalkan honeymoon mereka.     

"Udah yahh... kamu diem disini !, jangan macem macem!! aku mau mandi." kata anita galak, menarik tubuh hans untuk duduk diranjang. seolah sedang mengancam hans untuk tetap diam ditempatnya.     

Anita masuk kedalam kamar mandi dengan langkah arrogant. lalu menutup pintunya dengan kesal. hans seketika terkekeh, menikmati kemarahan anita. 'Kita lihat saja. apakah kamu masih bisa menolakku setelah malam ini'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.