Shadow of Love

Aku merindukanmu



Aku merindukanmu

0Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, namun hans belum juga dapat memejamkan mata. Ia terus membalikkan badannya kedepan dan kebelakang. mencoba mencari posisi senyaman mungkin agar cepat tertidur. ia hampir merasa frustrasi. merasa lelah dengan kegelisahannya sendiri. Hans kembali membalikkan badannya kedepan. menatap punggung belakang anita yang tertidur pulas disisinya. meskipun anita tidur dengan posisi membelakangi dirinya. namun tetap saja keberadaannya sangat meresahkan. Anita tidak sadar, sedikit move saja darinya. mampu membangkitkan hasrat lelakinya berkobar hebat. Hans menelan ludahnya dengan berat. untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. 'Tarik nafas..... hembuskan... tarik nafas.... hembuskan....' Hans berusaha keras menenangkan diri. mencoba untuk focus tidur dan tidak memikirkan hal lainnya. namun tubuh anita seolah terus memanggilnya. mengajaknya untuk bercinta dan bercumbu mesra.     

GLEK ! Hans menelan ludahnya dengan cepat.     

Tanpa sadar ia semakin mendekatkan tubuhnya pada anita. ia menempelkan hidungnya pada rambut belakang anita, terus mengendus wangi rambutnya repeatedly, Anita tidak menyadari, saat tangan hans kian lama, kian berani menjalari tubuhnya. mencoba menyentuh setiap lekuk tubuh indahnya. menikmati fantasynya yang kian menggelora. semakin lama nafas hans terdengar semakin memburu. telah diliputi gairah.     

Anita begitu mempesona. ia memiliki kulit yang putih. begitu halus, sangat nyaman saat disentuh. matanya begitu bulat dan gelap dengan bulu mata lentik yang tumbuh dengan alami. sangat cantik.     

"Sayang aku merindukanmu... " ucap hans lembut, berbisik mesra ditelinga anita. suaranya begitu indah, bagai alunan musik syahdu namun penuh bahaya. membuat anita merasa geli.     

Seketika anita terbangun. ia membuka matanya. dan menoleh kebelakang.     

"Apaan sih kamu ! ... jangan macam-macam yah !!" bentak anita tersadar, ia segera bangkit dan langsung membenahi selimutnya. menggulung tubuhnya dengan rapat, menyerupai lumpia. sejenak ia menatap hans annoying. sebelum kembali melanjutkan tidurnya dengan wajah cuek.     

"Yank ... beri aku satu kali saja please... aku sudah tidak tahan..." hans merajuk manja ke anita, tangannya merengkuh pinggang Anita lagi, seraya berusaha membuka selimut yang membungkusnya rapat.     

"Beri apaan ! Enggak ! enak aja !,"     

"Yank... jangan gitu-lah, masa gak kasian sih sama suamimu ... sekali ini saja yahh please ..." Hans tidak hilang akal, wajahnya langsung mengendus pada leher anita yang masih terbuka. ia mengecup dan menjilat area itu intensively.     

"Ihh~ Apaan sih. Lepas ! ...pokoknya enggak !" anita hilang kesabaran ia membuka selimutnya, untuk melepaskan diri dari jeratan hans. Anita menarik tangan hans dari pinggangnya berulang kali namun selalu gagal melepaskan dirinya dari hans. ia mendapati bahwa pria disampingnya itu terlalu kuat.     

"Yank, kamu gak boleh nolak suami, dosa tau'... sekali ini saja... yah please " rayu hans lagi, tetap berkeras dengan hasratnya. dagunya menempel dibahu anita, sengaja menggeseknya passionately. detik berikutnya Hans langsung meraih kedua buah dada anita , kepalanya kebawah mengendus dan menciumi leher anita dengan ganas. Anita meronta, selimutnya terlepas dari tubuhnya. membuat mata hans dengan bebas menelusuri buah dada anita yang terbuka lebar dihadapannya. Hans tersenyum mesum. ia menatap mata anita yang tegang. Hidungnya memerah, bibirnya sedikit terbuka, basah dan lembut. begitu menggoda. Hans segera menyambar bibir anita, dan langsung melumatnya tanpa belas kasih.     

"Lepaskan ! " Anita menggeliat. mendorong tubuh hans sekuat tenaga. ia berhasil menyingkirkan hans dari atas tubuhnya.     

Hans terpaku, menatap kearah anita keras. merasa terkejut dengan perlawanan Anita. matanya menjadi lebih gelap.     

"Enough ! , baik !... biar aku yang tidur disofa ! kamu tidurlah dengan tenang disini. jangan datang dan menganggu tidurku lagi...."     

Anita membenahi piyamanya yang telah berantakan. ia bergerak cepat mengambil bantal dan selimutnya, dan langsung berjalan kearah sofa yang ada disudut kamar untuk tidur disana.     

"Kok kamu tega sih yank..."     

"Bodok !" jawab anita cuek.     

Hans hanya bisa menatapnya tidak berdaya. membiarkan anita pergi darinya begitu saja. ia mengatur nafasnya. berusaha menenangkan diri.     

kembali berbaring tidur dengan tenang, tidak berani menatap kearah anita lagi. menahan kesal juga sakit hati karena diabaikan oleh isterinya sendiri. hatinya seolah membenarkan opininya sendiri, bahwa anita sudah tidak menginginkannya lagi. dan tidak tersisa sedikit pun perasaan cinta anita padanya. so annoying.     

Satu jam kemudian....     

Hans masih tidak dapat memejamkan matanya. matanya terus memandangi Anita yang kini telah tertidur pulas disofa didepannya sana.     

"Damn !" Hans bangkit dari tempat tidurnya, ia melakukan gerakan otot dilantai kamarnya. sambil matanya terus mengawasi tubuh Anita. hasratnya masih menguasai. tubuhnya seakan ingin meledak dan tidak bisa ditahannya lagi. namun ia tidak berdaya untuk memaksa anita. ia tidak ingin anita semakin membencinya.     

.     

.     

.     

"Selamat pagi sayang....." sapa ibu hangat, saat melihat kedatangan anita keruang makan.     

"Pagi mah.... "     

"Bagaimana tidurnya semalam ? apakah nyenyak.... Oiyaa hans mana?"     

"Hans masih tidur mah...."Anita menarik kursi makan didepannya, dan mulai minum susu hangat yang disajikan untuknya.     

Ibu tersenyum penuh arti. ia mengerti mengapa hans kecapean dan belum terbangun pagi ini. seraya menatap kearah anita penuh rasa haru. Anita seolah langsung tersadar. wajahnya seketika memerah malu. 'Hah mah... imajinasimu terlalu berlebihan.. hans masih tidur sampai sekarang karena ia tidak bisa tidur semalam... karena sange'     

"Kamu suruh hans sarapan gihh, tidak baik melewatkan makan pagi, bisa merusak kesehatan " ucap ibu menggoda. ia tampak langsung mengambil dua omelet telur diatas piring, dan meletakkannya pada nampan kayu yang aesthetic. memaksa anita memegangnya. lalu ibu kembali meletakkan segelas susu hangat diatasnya. Anita langsung berdiri. saat ibu menyuruhnya memegang nampan itu dengan baik. ia seakan tidak bisa berkutik. 'Hah jadi magsud mamah nyuruh aku sarapan dikamar sama hans?' ibu langsung mendorong tubuh anita dari ruang makan. sambil melambaikan tangannya, ia mengibaskan kedua tangannya sebagai isyarat mengusirnya dari ruang makan. 'Hufft unbelievable... mamah benar-benar the real mak comblang ' Anita hanya bisa pasrah pada nasibnya, tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginan ibu. ia berjalan melangkah menuju kembali ke kamar.     

"Hans... bangun sarapan dulu" sapa anita lembut, berusaha membangunkan hans. Hans menyipitkan matanya seolah silau. membuka matanya sebentar.     

"Hmmm"     

"Bangun yuk ... mamah sudah menyiapkan sarapan untukmu "     

"Nanti saja, aku gak lapar. aku masih pengen tidur" Hans menarik selimutnya. tidak memperdulikan anita, ia kembali memejamkan matanya.     

"Nanti omeletnya keburu dingin loh.... "     

"Hmmm"     

Anita menatap kearah hans dengan tidak sabar. 'Huh kalau bukan karena mamah, aku juga tidak peduli kamu mau sarapan atau enggak!' tangannya bersedekap menatap kearah hans dengan kesal. sepertinya ia harus mencari cara untuk membangunkannya. dan mau segera sarapan. agar ibu senang saat melihatnya membawa piring kosongnya nanti kedapur.     

Tanpa berpikir panjang, Anita langsung naik ketempat tidur. dan duduk tepat disisinya "Ayok hans... bangun dulu sebentar yah..." Anita mengangkat setengah tubuh hans dengan susah payah. untuk memberinya posisi duduk. namun ia tidak menyangka jika tubuh hans ternyata sangat berat. membuatnya justru terjatuh bersama dan stuck dipelukan hans.     

Wajah mereka saling bersentuhan, hans tampak masih memejamkan matanya. Anita berniat untuk bangkit, tapi kedua tangan hans menahannya. Hans memeluknya dengan sangat erat. Anita terdiam. sejenak ia terpaku. menatap wajah tampan dihadapannya. Hans memiliki alis yang sangat tebal. matanya dalam dan tajam seperti bintang dilangit malam. ia merasa tidak pernah bosan menatap wajahnya. tidak peduli berapa lamapun ia melihatnya.     

Anita tersentak. Hans tiba-tiba membuka matanya. Hans meraih dagunya dan berbisik lembut "Aku tahu.... kamu masih menginginkanku " sebuah ciuman tiba-tiba mendarat dibibirnya. Anita membeku. tubuhnya terjebak dalam pelukan kuat hans. dan ciuman hans semakin terasa dalam dan intense. ia dapat merasakan kenikmatan menjalari seluruh tubuhnya. Hans memutar tubuh anita dan menindihnya. tangannya yang terampil langsung menjelajahi setiap area sensitive anita, nafas anita terdengar memburu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.