Shadow of Love

Ini adalah hukuman untukmu



Ini adalah hukuman untukmu

0"Ha~aanss " Anita mendesah. memanggil nama Hans dengan intim, wajahnya tampak memerah, berantakan, ia telah terpancing oleh stimulasi yang diciptakan hans. hasratnya kini memuncak tak tertahankan. Hans tidak memperdulikkan pemberontakan anita, ia tahu bahwa anita juga mengiginkannya. tanpa sadar anita mulai merintih pelan, ia melepas paksa ciuman hans. dan mendesah keras saat merasakan stimulasi hans yang kian menguasai dirinya.     

Ciuman hans semakin turun ke bagian bawah milik anita. Hans sengaja menghisap klitoris anita dengan intense. tubuh anita bergetar hebat, as she felt the surge of pleasure hit her and rendered her helpless.     

Aaghhhh.... Lee~ pass~ Aaghhhh !     

Anita merintih tak tertahankan, matanya terpejam erat. memohon ampun pada hans. untuk dilepaskan. Hans tersenyum kecil, menatap wajah erotis anita dengan tatapan puas. ia semakin terpacu untuk menghisap milik anita dengan seductive, sekian lama menjadi suaminya, tentu ia sudah sangat hafal bagian tubuh paling sensitive milik anita, dan bagaimana menguasai wanitanya itu untuk takluk padanya.     

"Ahhh sayang.... aku tahu kamu masih sama seperti anitaku yang dulu, lihatlah tubuhmu... berkata lebih jujur dari pada mulutmu sayang" Hans sengaja memancing anita dengan dirty talk. ia sangat tahu persis anita kini telah takluk padanya.     

"Breng~ sekkk ~ Aaghhhh " umpat anita gaduh, tidak dapat menahan desahannya. ia mendongakkan kepalanya keatas. kedua tangannya mencengkeram sprei dibawahnya dengan kuat. saat Hans sengaja terus menstimulasi liang intim Anita tanpa jeda.     

Anita merasa marah. ia merasa terhina. tidak terima diperlakukan seenaknya begini. namun ia benar-benar tidak mampu menahan sensasi dasyat pada tubuhnya kini. Anita berusaha melepaskan diri dari belenggu hans, ia menghentakkan bokong seksi miliknya pada permukaan kasur.     

"Cukup hans ...please.. Aarrrghh." Anita membungkam mulutnya sendiri dengan bantal dan memekik sekeras-kerasnya. tangan satunya berusaha memukul tubuh hans sekenanya, yang semakin gila merangsang bagian sensitive miliknya sana.     

Tubuh anita bergetar hebat, akhirnya cairan hangat keluar perlahan dari miliknya. Anita terengah-engah, wajah dan rambutnya basah oleh keringat. bagai baru selesai berlari marathon.     

"Ini adalah hukuman untukmu sayang.... hukuman karena telah berani membuatku menunggu lama, hukuman untukmu karena telah membuatku begitu merindukanmu" ucap Hans tajam, selesai berbicara ia langsung menghisap bagian telinga anita intimately. Anita menjerit tidak tahan. ia tidak dapat menghandle perasaan geli sekaligus aneh pada tubuhnya. sementara tangan Hans terus melanjutkan aksinya merangsang anita untuk bercumbu bersamanya. mereka berciuman semakin panas, anita melingkarkan kedua tangannya pada leher hans, menutup matanya erat. ia mendengakkan wajahnya keatas, mulai membalas ciuman Hans dengan tak kalah dasyat.     

"Mommy....mommy....mommy..."tiba-tiba terdengar suara riang Bryan berteriak memanggil mommynya berulang kali. suara ceria itu semakin terdengar jelas kearah depan pintu kamar pribadi mereka. Anita dan hans saling bertatapan panik. Wajah anita memerah malu, saatia menyadari bagaimana intimnya posisi tubuh mereka saat ini. menemukan dirinya yang telah setengah telanjang dan tubuh hans berada tepat diatas tubuhnya. wajah masculine hans tampak dibanjiri keringat.     

Hans terjatuh kesamping. ia langsung menatap anita kesal. Anita mendorong tubuhnya dengan kuat tanpa peringatan. " Kamu pake perasaan dikit bisa gak sih...." Protes hans, ia segera mengatur nafasnya menjadi normal kembali. hatinya merasa kesal setengah mati. 'Huh sial ! kenapa Bryan datang disaat yang tidak tepat !'     

Anita langsung bangkit berdiri, dengan buru-buru ia segera merapikan pakaiannya kembali. Hans bisa melihat wajah anita tampak merona memerah. "Mommy coming sayang...wait a moment !" jawab anita gugup, mempersiapkan diri untuk tampil dengan tenang didepan puteranya nanti. "Kamu bersihkan badan dulu sana ke kamar mandi" ucap anita sambil berlalu menuju kearah pintu kamar, Hans menuruti perintah anita dengan malas, ia segera bangkit dari tempat tidur dan berjalan kekamar mandi dengan perasaan kesal.     

"Ahh my baby....Good morning Bryan " anita membuka pintu kamar dan langsung mengambil Bryan dari gendongan mbak fitri.     

"Bu.... adek minta berenang dari tadi, boleh gak ?" tanya mbak fitri sopan. mengikuti langkah anita masuk kedalam kamar.     

"Jangan dulu mbak... air kolamnya dingin, nanti adek sakit lagi... ajak main bola atau main ayunan ditaman depan saja yah...".     

"Ohh Iyaa... buk, ini saya habis kasih juice buah ke adek sambil ajakin jalan-jalan ditaman barusan, ehh adek tiba-tiba nangis nyariin ibu, jadi fitri langsung ajak kesini."     

"Iyaa gak apa-apa mbak.... " jawab anita maklum.     

"Bryan kangen yahh sama Mommy, iyaa khan " anita Memainkan badan kecil Bryan dipangkuannya, terus menciumi puteranya penuh kasih sayang.     

Tidak berapa lama kemudian , Hans keluar dari kamar mandi. rambutnya tampak basah, ia hanya mengenakan handuk yang melilit dipinggangnya. memperlihatkan otot perutnya yang tampak kokoh, mengesankan.     

"Say Hiiii to daddy " Anita mengangkat tubuh Bryan keatas untuk say hii pada hans.     

Hans menghampiri Bryan.     

"My baby boy.... bangunnya pagi bangett" hans menghampiri anita, dan langsung mencium dahi Bryan dengan lembut. ia duduk disamping anita dan langsung memeluk pinggang anita dengan mesra. tubuh Anita kini berada diantara pelukan hans dan puteranya.     

"Dia emang terbiasa bangun pagi, ngikutin kebiasaanku, yang harus berangkat kerja pagi-pagi" Hans menganggukkan kepalanya mengerti. ia menempelkan dagunya pada bahu anita. wajahnya menoleh kesamping mencium pipi anita dengan lembut.     

Anita tiba-tiba tersadar, mbak fitri masih bersama mereka. sementara hans memperlakukannya begitu mesra. sungguh memalukan.     

"Mbak fitri keluar dulu yah. biar ibuk yang pegang adek. bapak mau ganti baju sebentar"     

"Ehh. Iyaa buk...maaf.. " mbak fitri seolahlangsung tersadar. wajahnya tersipu, segera melangkah keluar dari kamar hans secepat kilat, dan membantu menutup pintu kamar mereka dengan rapat.     

"Kamu tuh yah... main nyosor saja gak lihat sikon!" gertak anita kesal, ia segera menghempas dagu hans pada bahunya. tidak mau menjadi tempatnya bersandar.     

"Kok galak lagi sih ....bukannya kita udah baikan tadi..."     

"Baikkan apaan! Enak saja !" Anita meletakkan Bryan ketempat tidur didepannya, ia langsung berdiri untuk memperbaiki pakaiannya yang belum dikenakannya dengan rapi.     

Hans mendekatinya lagi."Udah dong. Jangan marah lagi yank ...." Hans kembali mendekati anita dan mengendus lehernya, ia sengaja kembali menempelkan kepalanya pada bahu anita dan bersikap manja. "Kita lanjutkan yang tadi yukk...."     

"Kamu !" Anita terdiam. wajahnya memerah. 'bagaimana bisa dia minta untuk melanjutkan bermesraan dengannya tanpa rasa malu ?', Anita merasa kesal, saat mengetahui betapa tebal mukanya hans itu. Anita segera mendorong tubuh hans menjauh. "Jangan ganggu aku ! aku mau mandiin Bryan ! " ia mengangkat Bryan dari tempat tidur, langsung membawanya pergi dari kamar.     

Sampai didepan pintu ia menoleh kebelakang, "Jangan lupa, sebelum berangkat kerja kamu makan sarapanmu dulu .. omeletnya aku letakkan disana." ujar anita, dagunya mendengak kearah meja disamping tempat tidur.     

"Ohh " Hans menatap omelet telur diatas meja dengan lesu. ia merasa tidak berselera sama sekali. ia menghempas bokongnya diatas kasur. menekan kejantanannya dengan satu tangannya. ia berusaha keras menenangkan pusakanya yang tampak berdiri tegap dibawah sana.     

Anita melihatnya. ia mengampit bibirnya rapat-rapat. menahan tawa, tiba-tiba hatinya merasa kasihan sekaligus lucu secara bersamaan. ia membuka pintu, dan melangkah meninggalkan kamar hans sambil tersenyum terkekeh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.