Shadow of Love

Hanya berbagi gairah, tapi bukan cinta



Hanya berbagi gairah, tapi bukan cinta

0Prastian membungkukan badan lalu mengangkat tubuh jenny yang melunglai diatas sofa dan membawanya kekamar pribadinya diruang tengah. ia membaringkan jenny keatas tempat tidur dengan lembut. Prastian kemudian duduk dipinggir tempat tidur, memandangi wajah jenny dengan lekat. tubuh jenny tampak langsing dan memikat, kulitnya putih bersinar dengan lekuk tubuh indah sempurna.     

Tiba-tiba jenny membuka matanya. ia menyadari Prastian sedang terus menatapnya. "Kenapa kau melihatku seperti itu ?" ucapnya pelan, wajah Jenny bersemu merah, tampak tersipu malu.     

Prastian menundukkan kepalanya yang berambut hitam dan langsung mencium bibir jenny ringan. seketika membuat jantung jenny berdegup kencang. setiap tulang ditubuhnya seperti meleleh. ciuman Prastian yang terasa begitu lembut berhasil membuatnya bagai terbakar hebat.     

"Kenapa ?, Apa kamu sudah sadar sekarang ?" Prastian tahu. jenny merasa malu diamati sedemikian cermat olehnya.     

"A-Apa magsud-mu..."     

"Ahhhh ~ sepertinya alkohol memang bisa membuat orang tiba-tiba terkena amnesia. jadi melupakan begitu saja apa yang sudah diperbuatnya barusan..."     

"Hah ?..." Jenny menatap kearah prastian linglung, tidak mengerti magsud ucapannya.     

"Baiklah. kalau begitu, aku terpaksa membantu mengingatkanmu lagi, bagaimanapun aku harus apresiasi kerja kerasmu untuk menggodaku."     

Prastian menundukkan kepalanya, ia langsung membenamkan wajahnya pada payudara lembut jenny. "T-Tu-nggu sebentar.... " ucap jenny panik, segera menahan wajah prastian agar mendengak menatapnya. wajah jenny terlihat memerah karena malu. "Maafkan aku pras. aku tidak bermagsud... "     

Humph...~     

Prastian langsung menyambar bibir jenny. tidak memberinya kesempatan berbicara. ia melumat bibir jenny intense , sambil satu tangannya meraih tangan jenny yang sedang menahan wajahnya. dan segera menguncinnya diatas kepalanya. menahannya agar tidak bisa memberi perlawanan padanya. "Biarkan aku menyentuh dan mencicipi setiap jengkal tubuhmu. bukankah ini juga yang kau inginkan..." ucap prastian nakal, sambil menangkup payudara jenny dengan telapak tangannya. dan membelai puncak payudara yang berwarna coklat kemerahan itu dengan lidahnya dan terus menghisapnya dengan lembut.     

Jenny terengah-engah. "P-pras...." mereka saling bertatapan penuh arti, tangan prastian merambat kebawah, sengaja menyentuh bagian paha dan setiap lekuk tubuh jenny dengan lembut.     

Jenny merasa ini pengalaman paling erotis yang pernah dialaminya. lidah prastian menjelajah menjilat seluruh bagian tubuhnya, seolah sedang mencari dan merangsang tempat erotis yang tak ia impikan pernah ada.     

Nafas jenny semakin memburu . ia tidak bisa bertahan lebih lama lagi. rangsangan prastian benar-benar membuatnya gila. membuat darahnya bergolak panas yang tidak dapat ditahan lagi.     

"Pras~" Walaupun gumaman jenny nyaris tak terdengar, prastian menjawab segera "Yaa, sayang "     

Aaghhhh !, Bersamaan dengan itu, Prastian langsung menancapkan miliknya kedalam jenny. wajah jenny mendengak keatas, dengan mulut terbuka lebar. prastian menyelaraskan dirinya dalam ayunan pinggang jenny. memacunya dengan gerakan bersamaan. Jennifer melingkarkan kedua tangannya pada leher Prastian. menyerahkan diri pada kenikmatan yang mengebu-gebu dengan intensitas yang semakin lama semakin tinggi dan akhirnya meledak. menyebarkan panas dan meluas keseluruh tubuh jenny.     

Mereka kembali bercinta dengan panas hingga beberapa waktu kemudian mereka mencapai klimaks bersamaan.     

Mereka tampak saling berbaring berpelukan. wajah prastian menempel pada leher jenny. tubuh pria itu menindihnya dan memberinya rasa bahagia. sesaat ketika nafas dan denyut nadi prastian kembali normal, ia tersadar dan memindahkan tubuhnya kesamping, namun ia segera merengkuh jenny kedalam pelukannya lagi. ia menarik selimut keatas tubuh mereka dan meletakkan kepala jenny dibagian tubuh yang nyaman diantara dada dan bahunya.     

Merasakan perlakuan mesra prastian jenny tiba-tiba bergumam, "Apakah ini berarti kau menyukaiku sekarang ?" ucap jenny lirih, ia menghela nafas panjang. berusaha mengumpulkan kembali tenaganya.     

"Huh. tetaplah bermimpi..."     

"A-aghhh ! Apa yang kau lakukan ! sakit tauk !" Prastian memegangi pipinya sambil menatap jenny tajam. ia meringis kesakitan. tidak menyangka jenny bakal mencubit pipinya dengan keras, hanya demi membuktikan kata-katanya.     

"Ini bukan mimpi kok...."     

"Dasar bodoh !" Prastian menjentikkan jarinya pada dahi jenny yang berbaring dalam pelukannya.     

"Hehehe aku hanya mencubitmu sedikit saja kamu sudah kesakitan begitu, dasar kolokan !"     

"Apa kau bilang barusan ? coba ulangi sekali lagi"     

"Aku lelah. mau tidur . besok harus bekerja lagi", ucap jenny malas, ia tiba-tiba tersadar. yang terjadi diantara mereka sekarang adalah sementara. situasi mereka saat ini hanya berbagi gairah tapi bukan cinta. hasrat, dambaan, rasa kagum. bercampur dengan nafsu dan gairah yang tidak mematuhi hukum apapun kecuali hukumnya sendiri. jantung jenny berdegup dengan begitu liar. hingga prastian dapat merasakannya. ia lalu meletakkan tangannya diantara payudara jenny yang masih telanjang dan hanya berbalut selimut bersama.     

"Bagaimana kalau kita menghabiskan sisa malam ini. pasti masih ada bagian tubuhmu yang belum kucicipi hmm..."     

"Huh jangan harap !"     

Prastian berkeras. ia meraih pinggang jenny dan mendekatkan kemaluan jenny pada miliknya. "Heiiii, seriously.... apakah kamu tidak ingin beristirahat sebentar "     

"Dia sangat gembira sekarang. kamu berhasil membuatnya mabuk kepayang. dia bilang, dia tidak butuh beristirahat..." Prastian mengambil tangan jenny dan memaksanya memegang kejantanannya yang telah kembali tegang dan berdiri dengan tegap dibawah sana.     

"Dasar maniac !"     

Jenny mendorong tubuh tegap didepannya. berusaha melepaskan diri dari Prastian.     

Drtttt ~...Drtttt.....Drttttt.....!     

Bunyi getar ponsel diatas meja tiba-tiba menderu. membuat prastian terkejut, ia segera melepaskan pegangan tangannya pada pinggang jenny, dan menoleh kesamping. melihat kearah ponselnya yang menyala berkedip-kedip. Prastian segera mengambil ponselnya, ia melihat nama anita tertera dilayar ponselnya.     

"Hallo nit" Jawab prastian gugup. ia langsung meletakkan jari telunjuknya didepan bibirnya. meminta jenny untuk tidak bersuara sementara ia berbincang dengan anita. jenny menganggukkan kepalanya mengerti. namun reflect ia mendekatkan kepalanya kearah ponsel prastian. ikut mendengar perbincangan mereka selanjutnya.     

"Pras.... " sapa anita diujung telfon sana.     

"Iyaa ..."     

"Kita ketemuan hari sabtu yukk ...."     

"Hah ?!"     

Jenny tiba-tiba mengerti tujuan utama anita menelfon prastian. ini pasti karena ia akan mengajaknya pergi jalan-jalan ke mall bersama dengannya sabtu ini. Jenny segera menatap tajam kearah prastian sambil menggelengkan kepalanya sebagai kode agar prastian menjawab 'tidak bisa' dengan permintaan Anita.     

Prastian tentu saja tidak mau mengiyakan permintaan Jenny begitu saja. ini adalah kesempatan luar biasa baginya, jarang-jarang anita menelfon dan mengajaknya jalan-jalan dengan inisiatifnya sendiri. namun ia terpaksa segera menganggukkan kepalanya setuju. Prastian merasa tidak berdaya, melihat ekspresi jenny yang tiba-tiba berubah dan menatapnya galak. sementara tangannya telah bersiap mencubit pada area vital miliknya. ini jelas-jelas pemaksaan dengan ancaman. memanfaatkan keadaannya yang kini masih dalam keadaan telanjang bulat, 'Huh gadis ini benar-benar mengerikan !', prastian mengenggam tangan jenny. ia menganggukkan kepalanya setuju. ia merasa tidak berdaya dengan intimidasi Jenny.     

"Aduh sorry nit.... kebetulan aku ada acara penting dikantor hari sabtu ini. gimana yah...."     

Jenny tersenyum samar, merasa puas.     

"Ohh okay. aku ngerti kok pras. yaa sudah. kalau begitu nanti aku akan pergi berdua dengan Jenny saja. it's okay."     

"Beneran Sorry bangett yah nit ...." ucap prastian annoying. sambil melirik kearah jenny, dengan memasang wajah kesal.     

"Hahaha biasa saja lagi pras.... bukan masalah besar juga. tidak perlu merasa bersalah begitu. Oiyaa apa kamu sudah tidur , apakah aku menganggumu ?"     

"Aku belum tidur kok nit... aku baru saja pulang dari kantor ini..."     

"Owhh. jadi hari ini kamu lembur yah. pasti capek bangett... kalau begitu kamu segera istirahat saja. sorry udah ganggu menelfonmu malam-malam begini "     

"Tidak menganggu sama sekali nit. aku justru senang. ternyata kau masih menginggatku."     

'Huh dasar buaya. dalam keadaan begini masih sempat-sempatnya tebar pesona,' Jenny tiba-tiba merasa muak. ia mengertakkan giginya. api cemburu membakar hatinya. ia menenggelamkan kepalanya kedalam selimut sembari berbaring membelakangi prastian. ia tidak ingin menganggu dan mendengar perbincangan dua merpati yang sedang jatuh cinta.     

Prastian merasakan suasana awkward. menjadi serba salah, "Nit aku matiin dulu telfonnya yahh. aku mau mandi dulu. sudah mau jam sepuluh nih,"     

"Okay pras... have a good rest yah. good night".     

"Good night nita ...."     

Telephone berakhir.     

Prastian menghembuskan nafas panjang. menatap punggung belakang jenny dengan tatapan kosong. "Apa kamu puas !",     

Jenny membalikkan badannya. menatap prastian lugas.     

"Jadi kamu keberattan ? "     

Prastian tidak menjawab, namun wajahnya jelas menunjukkan rasa kesalnya.     

"Tenang saja. aku tidak akan meminta lebih dari ini... dan kamu boleh pergi dari rumahku sekarang" ucap jenny tenang, ia kemudian kembali membalikkan badannya kesamping. berbaring membelakangi prastian. Jenny terheran dan bertanya pada dirinya sendiri. apa yang membuatnya menahan diri terhadap pria yang sedang mendapatkan genggaman yang sangat kuat terhadap hati dan indra-indranya itu. padahal ia ingin sekali memukulnya. beraninya dia memperlakukannya begini.     

Untuk pertama kalinya tiba-tiba prastian merasa bersalah karena telah berbicara mesra dengan anita dihadapan jenny. Prastian mengangkat tangannya keatas. berniat meraih pundak jenny dan memberinya pelukan hangat. namun ia segera mengurungkan niatnya. kalau saat ini dia memberi harapan pada jenny, lalu bagaimana dengan anita ?.... , Prastian membalikkan badannya kesamping. terus menatap punggung jenny dengan sabar, pandangannya kian lama kabur, ia merasa lelah, ia memejamkan kedua matanya dan memutuskan untuk tidur bersama jenny.     

.     

.     

.     

Sirena membunyikan klakson mobilnya dengan berisik. menunggu dengan tidak sabar security penjaga didepan rumah kediaman hans untuk membuka pintu gerbang rumah mewah itu. security tersebut tampak mengenali mobil sirena dan segera membuka gerbang dengan remote otomatis. mempersilahkan mobil sirena masuk kedalam area halaman rumah hans yang luas nan megah.     

Tanpa basa-basi sirena langsung memarkir mobilnya di salah satu space pada garasi rumah mewah hans. ia lalu keluar dari mobilnya sambil mengenakan kembali kaca mata hitamnya yang elegant. ia juga terlihat menenteng hand bag merk terkenal dilengannya. berjalan arrogant masuk kedalam rumah tanpa sungkan.     

"Selamat datang Nona sirena …" sapa bibik dipintu masuk samping rumah yang terletak persis disamping garasi.     

"Hmm. Hans ada ?!"     

"Bapak sudah keluar sejak dari tadi pagi non .. apakah nona tidak memberitahukan kedatangan nona pada pak hans sebelumnya ?."     

"Emang kenapa kalau aku datang mendadak ?, Ada masalah ?, Aku kasih tahu yah. Aku tidak perlu ijin siapapun untuk datang kesini. Aku bisa datang sesukaku. kapanpun aku mau, paham !"     

"Ahh tentu saja nona. maafkan saya. saya tidak bermagsud bersikap tidak sopan. tapi saat ini ibu anita juga tinggal disini. saya takut kehadiran nona sirena akan menimbulkan kesalahpahaman antara ibu anita pada bapak nanti....."     

"Hah. apa kamu bilang ! ..Wanita jalang itu tinggal disini ! beraninya dia menginjakkan kaki dirumah ini ! dasar jalang tidak tahu malu !! " teriak sirena marah, ia mengertakkan giginya dengan kesal. wajahnya langsung berubah memerah penuh amarah seraya berjalan memeriksa ruangan demi ruangan dirumah hans untuk menemukan keberadaan anita.     

"Katakan padaku. dimana si jalang itu sekarang !"     

Bibik menghela nafas kecil. menggelengkan kepalanya pasrah. sebagai kepala rumah tangga dirumah keluarga hans. ia telah mengenal sirena sejak kecil. jadi ia sudah sangat hafal dengan kharakter arrogant sirena. ia hanya bisa membiarkan sirena terus berteriak mengeluarkan rasa marahnya.     

"Nona sirena. tenanglah dulu... tidak ada gunanya anda berteriak mencari bu anita kesana kemari. anda tidak akan menemukannya. karena beliau sedang keluar rumah sekarang."     

Sirena segera menghentikan langkahnya. ia lalu menatap kearah bibik dengan tajam. "Kenapa kau baru bilang sekarang ! dasar pelayan tua tidak berguna!!"     

"Aku akan menunggunya dikamar hans. kamu harus segera meberitahuku begitu melihat wanita jalang itu sampai dirumah. paham!" bentak sirena. berkata dengan kasar pada bibik.     

"Tapi non..... bapak tadi memerintahkan saya untuk tidak mengijinkan siapapun memasuki kamar pribadinya. selain beliau dan bu anita,"     

Mendengar itu, hati sirena semakin terbakar, sangat panas. ingin rasanya memukul kepala bibik dengan keras atas mulut lancangnya.     

"Sejak kapan kau mulai berani melawanku Hah !. urus saja sana pekerjaanmu ! jangan ikut campur urusanku !" ucap sirena garang. sorot matanya tajam menatap ganas kearah bibik. bagai singa lapar yang siap menelan mangsanya hidup-hidup.     

"Minggir kau !" sirena mendorong pundak bibik dengan keras. bibik terhuyung. namun bibik dapat segera menyeimbangkan lagi tubuhnya. ia kembali berdiri tegap ditempatnya. dengan wajah cuek sirena berlalu pergi menuju kelantai dua. menuju ke kamar pribadi hans.     

Wajah bibik terlihat cemas. ia tahu hans pasti akan marah besar jika tahu sirena masuk kedalam kamarnya. Hans telah dengan tegas memberinya perintah bahwa tidak ada seorangpun yang boleh memasuki ruang pribadinya. selain ia sendiri. isterinya Anita dan putra satu satunya Bryan. tuannya itu sudah sangat jelas memperingatkan peraturan itu padanya selaku orang yang bertanggung jawab atas management rumah. bahkan untuk urusan kebersihan kamar saja, bibik sendiri yang setiap hari turun tangan mengawasi pekerja lewat cctv.     

Namun bibik juga tidak punya pilihan lain . selain menuruti perintah sirena yang dikenalnya sebagai sepupu jauh tuannya. ia hanya seorang pekerja kecil yang dibayar dirumah itu. tidak punya kekuatan untuk dapat melawan sirena.     

Meskipun sebenarnya ia juga sangat cemas memikirkan bagaimana nanti kalau Anita pulang kerumah dan mendapati sirena berada dikamar tuannya. takutnya akan menyebabkan kesalah pahaman lagi.     

'Aku harus menelfon bapak....'     

'Tapi bagaimana kalau bapak sedang sibuk....' bibik berjalan mondar mandir dibawah tangga. wajahnya mendengak keatas. menatap pintu kamar tuannya dengan wajah cemas. 'Ahh. biarlah, yang penting aku harus melaporkan situasi ini pada bapak sekarang ' bibik menganggukkan kepalanya sendiri. ia lalu berjalan menuju keruang kerjanya dan memutuskan menelfon hans.     

"Hallo. pak ini saya bibik menelfon dari rumah kediaman di menteng"     

"Iya bik. ada apa ?"     

"Bapak... sebaiknya segera pulang sekarang. nona sirena datang kerumah pak. dan beliau memaksa beristirahat dikamar pribadi bapak. saya takut jika bu anita pulang, dan melihatnya berada disana, akan menimbulkan salah paham pak" ucap bibik sopan. memberikan informasi dengan bijaksana.     

"Siapa yang mengijinkan dia masuk kerumah !"     

"Tadi security di pintu gerbang tidak berkoordinasi dulu dengan saya pak. mereka ketakutan karena nona sirena bersikap arrogant dan langsung memarahi mereka untuk segera membukakan gerbang. ini benar-benar diluar kendali kita pak"     

"Yaa sudah... aku akan segera pulang sekarang . kamu awasi saja dia,"     

"Baik pak..."     

telfon berakhir.     

.     

.     

Berselang beberapa menit kemudian. terdengar deru suara mobil memasuki garasi rumah. tidak lama kemudian terlihat anita turun dari mobilnya. ia lalu membuka pintu belakang mobilnya. membantu mbak fitri yang sedang mengendong Bryan membawa barang-barang belanjaan milik Bryan.     

Dengan langkah tergesa bibik segera menghampiri mereka digarasi "Ibu biar saya yang membawa barang-barang belanjaannya" ucap bibik segan,     

"Iyaaa bik... minta tolong bantuin ambilkan barang barang belanjaan saya yang lain dimobil yahh bik ... masih banyak belanjaan yang saya taruh di dalam jok belakang "     

"Baik buk. biar saya yang atur nanti ..... "     

"Terima kasih yah bik..."     

"emm ibuk ..."     

"Yaaa ..."     

"Nona Sirena tadi datang kerumah dan sekarang sedang berada dikamar bapak diatas...."     

"Ohhh.... hmm bukannya hari ini Bapak main golf "     

"Iyaa bu bapak sedang bermain golf ... tapi nona sirena berkeras mau menunggu bapak pulang "     

" Yaa sudah, terserah dia saja. bibik segera telfon dan kasih tahu bapak saja kalau begitu"     

"Sudah bu... tadi saya langsung telfon bapak dan beliau bilang akan segera pulang kerumah."     

"Ohh Begitu yaa...., minta tolong jagain Bryan yah bik. jangan sampai sirena menyentuh anak saya. kalau perlu mbaknya Bryan ditemenin dua assistance lagi dikamarnya, buat jaga-jaga saja"     

"Baik bu... saya, mengerti ". jawab bibik mantap.     

Anita menganggukkan kepalanya dan berjalan masuk kedalam rumah. ia memeriksa keadaan putranya dikamarnya, Bryan sudah tertidur lelap sejak dimobil tadi akibat kelelahan setelah bersenang-senang bermain di play kids. Anita mencium puncak kepala Bryan dengan lembut. kemudian membenahi selimut ditubuhnya.     

"Mbak... jagain adek yah. jangan keluar kamar kalau belum saya suruh. kalau mbak fitri butuh apa-apa, langsung telfon bibik saja yahh"     

"Baik bu... saya mengerti "     

Anita lalu meninggalkan kamar Bryan. ia menutup pintunya perlahan. agar tidak menimbulkan suara yang dapat mengaggetkan tidur puteranya. ia memutar tubuhnya, berjalan pergi meninggalkan kamar Bryan. namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba ia dikejutkan suara tepuk tangan. pandangannya menyapu ruangan. ia sedikit tersentak saat melihat sirena muncul dan tampak berdiri didepan sofa tepat didepan tangga menuju lantai dua.     

"WOWW WOWW WOWW ~ lihat siapa yang ada disini !, berani betul kamu menginjakkan kakimu dirumah ini bitch.!" ucap sirena lantang. sambil terus berjalan mendekat ke arah anita di depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.