Shadow of Love

Aku akan menjaga jarak untukmu



Aku akan menjaga jarak untukmu

0Anita membuka matanya. ia menggeliat pelan. "Ughh !" merasakan seluruh tubuhnya terasa hancur lebur. ia menoleh kesamping, dilihatnya Hans masih tertidur lelap disisinya. Anita tersenyum kecil, menatapnya geli, Akhirnya Hans tumbang juga, setelah menggila semalam penuh mengerjainya habis-habisan. menginggat kejadian semalam wajahnya tiba-tiba terasa panas. 'Apa-apann ini.... bukankah aku masih bertengkar dengannya. kenapa aku bisa jatuh semudah ini' Anita merasa marah pada dirinya sendiri. 'Kamu sangat Lemah Nita ! Kamu benar-benar memalukan !' runtuknya marah. sambil menatap kearah wajah tampan Hans yang berbaring pasrah disampingnya. 'Hmm sebenarnya ia tampan juga jika sedang tidur lelap begini.' Dengan hati-hati Anita mendekatkan wajahnya kearah hans, tiba-tiba ia merasa tidak tahan. spontan ia mencium pipi Hans dengan pelan, sorot matanya mengamati dengan seksama wajah Hans yang tampak ditumbuhi berewok tipis di bagian belakang pipi dan dagunya. Hans tampak begitu menawan.     

Anita membalikkan badannya, kedua tangannya menyangga dagunya, sengaja ingin menikmati ketampanan lelaki disampingnya lebih lama lagi.     

namun, tiba-tiba ia teringat, banyak pekerjaan kantor yang belum ia selesaikannya. Anita menjadi panik sendiri. dengan perlahan ia melepas pelukan tangan hans di perutnya dan bergerak sangat pelan bangkit dari tempat tidur, berusaha meminimalkan suara, agar tidak membangunkan tidur lelap Hans.     

Saat ia berhasil bangkit dari tempat tidur, tiba-tiba ia melihat gelagat kalau hans sudah terbangun. Dengan gerakan sigap. Anita segera melompat ke luar ranjang.     

Hampir saja hans berhasil menangkapnya lagi. Anita menoleh kebelakang, tersenyum mengejek dan segera berlari kekamar mandi dan langsung mengunci pintunya dari dalam. 'Huft hampir saja ' ia mengelus dadanya berulang kali, merasa lega. Hans memang termasuk hyper. jika ia tadi tidak segera kabur darinya, bisa dipastikan mereka akan kembali bercinta lagi. Anita sangat hafal bagaimana Hans, ia terlalu tangguh untuk ditaklukan. ia jelas tidak akan mampu menandingi libidonya.     

'Huh ! berani sekali kamu,.... tunggu saja nanti !, Aku ingin lihat seberapa hebat kamu bisa lepas dariku lagi.' gumam Hans senang, sorot matanya menatap kearah pintu kamar mandi sambil terkekeh geli.     

Anita menatap cermin dan melihat wajahnya yang merona merah. wajahnya meringis tatkala ia mulai membersihkan area sensitive bagian kewanitaannya. terasa perih saat disentuh. ' Dasar bajingan tidak berperasaan !... tidak bisakah berlaku lembut sedikit padaku' keluh Anita kesal, sambil melanjutkan membersihkan tubuhnya dengan body soap milik hans. 'Hmm segarnya.. aroma bamboo ini begitu Hans banget'. Anita lalu menggunakan toothbrush milik suaminya untuk menggosok giginya. entah mengapa mendadak ia menyukai menggunakan semua barang milik hans dalam kamar mandi itu. ia merasa seperti sedang bercumbu secara tidak langsung dengan Hans ketika ia menggunakan semua barang miliknya disana.     

Selesai mandi. Anita menggulung rambutnya yang masih sedikit basah dengan handuk putih diatas kepalanya. ia terlalu malas untuk sekedar mengeringkannya dengan hairdryer. ia lalu mengambil handuk satu lagi dalam tumpukan towel disudut kamar mandi, dan melilitkan ke dadanya dengan erat. 'Hmm sempurna !'     

Anita melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi. pipinya terlihat memerah, kulitnya bersinar dan kenyal. dia menyanggul rambutnya diatas kepalanya. dengan tetesan air masih menempel diwajahnya. Anita tampak segar dan murni. ia terlalu indah untuk dihindari.     

Hans tampak tertegun menatap Anita. namun itu tidak berlangsung lama, karena tanpa Anita perhitungkan tiba-tiba Hans telah menangkap tangannya dan langsung mendorong tubuhnya kedinding kamar. kedua tangannya langsung di kunci dan diangkat tinggi keatas. ia tidak dapat berkutik saat mendapati Wajah hans telah merangsek diantara kedua payudaranya, Hans langsung menyerangnya dengan agresive. hingga handuk yang semula melilit didadanya terlepas dan jatuh kelantai.     

Hans tersenyum puas, sejenak ia mendengakkan wajahnya keatas, menatap wajah Anita yang merona malu dan masih tampak shocked, tanpa menunggu kesadaran Anita pulih, ia langsung menjilat dan menghisap puting pink kecoklatan milik anita repeatedly, mereka tampak telanjang polos tanpa sehelai benangpun ditubuh mereka. "Hans...tunggu...." Anita tersadar, Namun terlambat baginya, Hans seakan sudah tidak terkendali lagi, ia tidak mendengar keluhan Anita, Ia merapatkan tubuh anita didinding kamar, dan mendorong kejantanannya yang keras masuk kedalam tubuh Anita. Anita tidak dapat melawan, saat merasakan sensasi yang sesak masuk kedalam liang intim miliknya.     

"Sakit Hans... A-aghhhh ..."     

Hans menghentikan dorongannya sejenak, dan mencium bibir Anita dengan lembut, "Just Rileks sayang...." ucapnya pelan, membimbing isterinya untuk tidak tegang dan menikmati percintaan mereka tanpa rasa malu.     

Mereka saling bertatapan penuh arti, Lalu kembali saling berbalas ciuman dengan panas.     

Aa-arghh !     

Anita memekik keras. ia seakan tidak mampu lagi menahan dorongan keras yang menghujam miliknya bertubi-tubi. cairan hangat keluar dari vagina indahnya. nafasnya terengah-engah tidak beraturan.     

"Hans kakiku lemah...." Anita merasa letih, kakinya seakan tidak bertenaga, tidak sanggup menompang tubuhnya lagi.     

"Peluk Leherku.."     

"Baiklah..." Hans mengangkat tubuh Anita dengan mudah, Kedua kaki Anita langsung melingkar erat pada pinggangnya yang berotot nan perkasa.     

"Kamu,.. A-Apakah kamu yakin tidak mencintai sirena ?..."     

"Apakah kamu sangat ingin menanyakan hal seperti ini saat ini..."     

"Dilain waktu aku tidak akan bertanya lagi..."     

"Aku tidak pernah memiliki hati padanya... aku tahu dia sangat keterlaluan, aku janji. mulai sekarang aku akan menjaga jarak untukmu. okay"     

Hans menyingkap helai rambut anita yang jatuh menutupi wajahnya, lalu mengecup bibir merah anita dihadapannya dengan lembut, "Tapi, Bagaimana jika ia berkeras mengejarmu..."     

"Itu urusannya sendiri..."     

"Kamu pasti akan memberinya kesempatan..."     

"DIAM !"     

Hans telah cukup bersabar dan menahan hasratnya, Anita membelalakan matanya, bibirnya terkunci lagi sebelum ia bisa mengatakan kata-kata selanjutnya, Hans terus melumat bibir anita panas, ia sudah tidak sabar untuk melanjutkan percintaan mereka kembali. tidak ingin berbincang omong kosong lagi, sambil mengendalikan Anita ia meletakkan tubuhnya pada sofa putih didepan ranjang tidur dan segera mengatur posisi tubuh Anita menungging membelakanginya. mengatur satu kaki anita keatas sofa. sementara satu kakinya lagi tetap berada dibawah bersamanya. lalu kembali menusukkan batang kokohnya kedalam Liang terdalam Anita dan mendorongnya keluar masuk berulang kali. Hans terus menghentak dan memompa Anita sekuat mungkin.     

Anita meremas kedua lengan hans dengan kuat. mencoba menahan serangan Hans yang semakin tidak terkendali. suara erangan dan desahan keduanya terdengar riuh saling bersautan.     

Meskipun Anita berusaha mengimbangi Hans tetap saja tenaganya jauh dibandingkan keperkasaan suaminya itu, nafasnya memburu, tubuhnya terlihat sudah tidak berdaya, namun ia harus tetap bertahan mengikuti segala gaya liar Hans yang seolah tidak punya rasa lelah sedikitpun. Anita kembali mencengkeram kuat lengan hans saat dorongan demi dorongan tidak berhenti menghujam kedalamnya.     

Sekian lama mereka bercinta, Anita merasakan tubuhnya benar-benar tidak sanggup lagi bertahan dengan keaggressivean suaminya. tubuhnya tiba-tiba melunglai. ia hampir terjatuh dilantai. beruntung Hans responsive dan langsung menangkap tubuhnya dengan gesit. menahan Anita dalam pelukannya erat. sambil terus memompa kuat untuk membuat Anita mencapai klimaks kembali bersamanya.     

Anita berteriak dengan keras. Akhirnya Hans mencapai klimaksnya. melepas semua miliknya pada Anita.     

Hans mengendong tubuh letih anita menuju ke tempat tidur dan membaringkannya dengan lembut. ia mencium wajah Anita penuh kasih.     

"Sayang...Kamu istirahatlah dulu yah. aku akan menyuruh bibi menyiapkan breakfast kesini" ucap Hans lembut sambil mengecup punggung belakang Anita yang tampak terbuka.     

Anita tidak menjawab. Kedua matanya terpejam rapat, ia benar-benar merasa sangat lelah. tubuhnya terasa lemas dan tidak bertenaga. saat ini, Ia hanya ingin tidur dan beristirahat sejenak.     

Hans tersenyum samar, menatap wajah isterinya yang tampak berbaring pasrah tanpa daya. ia kembali mencium bibir Anita dengan gemas, sembari melebarkan selimut putih menyelimuti tubuh anita hingga batas lehernya. ia takut Anita akan sakit karena kedinginan oleh AC dikamar mereka.     

"Bik.... tolong bawain sarapan kekamar buat saya dan ibu yah," perintah hans lugas. memanggil bibi melalui telfon intercom dari dalam kamar mereka.     

"Baik pak... segera saya siapkan dan bawa keatas."     

"Hmm..."     

Hans mengakhiri telfonnya.     

Hans lalu mengambil hairdryer dari dalam kamar mandinya. untuk membantu mengeringkan rambut anita yang masih basah. Hans tahu. Saat Anita keluar dari kamar mandi tadi, ia belum sempat mengeringkan rambutnya yang basah karena habis keramas. 'Itu salahmu. siapa suruh kamu terlalu mempesona'. Hans menjentikkan jarinya pada dahi Anita. lalu kembali mengeringkan rambut Anita dengan hairdryer, memperlakukan setiap helai rambutnya dengan lembut agar tidak menyakitinya. Dan Anita tampak benar-benar merasa nyaman. meskipun suara hairdryer terus menderu, tetapi ia tetap tertidur dengan pulas.     

.     

.     

.     

Beberapa jam kemudian....     

Anita terbangun dari tidurnya. ia melihat matahari bersinar dengan benderang dari balik tirai pintu kaca kamar. tiba-tiba ia menyadari hari telah siang. Alarm dikepalanya seakan langsung berdering keras. dengan panik ia segera bangkit dari tempat tidurnya.     

BHUK !     

A~aghhhh ! Ia terkejut. tubuhnya terbanting jatuh kembali ketempat tidur. "Mau kemana kamu..."     

Anita menoleh kesamping, mendapati Wajah Hans telah berada tepat didepan wajahnya.     

"Huhh. Bisa ngak jangan ngaggetiin orang !"     

"Bukannya justru kamu yang ngaggetiin aku ?! Seperti tikus saja, baru bangun tidur langsung mau lari lagi ..."     

"Enak saja ngatain aku tikus ! Kamu tuh yang tikus !"     

"Jangan khawatir. Meskipun kamu tikus, tapi dari jenis tikus kecil yang cantik kokk, dan Aku rela jadi suaminya tikus. hehehe 'Peace'..." ledek hans sambil mengangkat dua jari.     

"Gak lucu ! Udah sana jauh-jauh... Aku mau kekamar mandi dulu" Anita sengaja mendorong tubuh Hans menjauh darinya. Namun Hans menolak dan justru semakin merekatkan pelukannya kian erat padanya. "Hans please... Aku harus segera mengerjakan deadline-ku. Aku tidak punya banyak waktu lagi..." ucap Anita kesal, tapi sengaja berkata dengan lembut dan meminta pengertian Hans agar mau melepaskannnya.     

"Gak boleh. Pokoknya hari ini kamu hanya boleh bersamaku disini. No debat !"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.