Shadow of Love

Hormati isteriku



Hormati isteriku

0"Sayang. barusan jenny menelfon. menginggatkanku untuk menghadiri acara charity di Sudirman, kamu temenin aku yah..."     

"Kenapa mendadak sekali...Aku benar-benar capek. masih ingin tidur" jawab Anita malas.     

Hans duduk sambil menarik Anita bersamanya. menciumnya lagi lalu berbisik penuh rasa sesal. "Aku juga ingin sekali menghabiskan hari ini hanya berbaring seperti ini diranjang, melayanimu hingga puas. tapi jika kulakukan, kita tidak akan pernah selesai, Ayolah temani aku, sekali ini saja yah ...."     

Wajah Anita seketika memerah, "Enak saja. bukan itu magsudku !"     

Dengan senyum nakal, Hans berkata "Tidak usah malu... lagian aku juga tidak keberatan kok melayanimu"     

'Huh, pintar sekali pria ini memutarbalikan kata". Namun Anita tahu, percuma saja berdebat dengan Hans, karena ia tidak akan pernah menjadi pemenang.     

Hans menyibak selimut dan berdiri ditepi tempat tidur. Anita mengawasinya dan diam-diam mengaggumi fisik Hans yang indah. Anita mengira Hans akan segera mengenakan handuk mandinya untuk menutupi bagian vitalnya. tetapi dugaannya salah. Ia dengan terang-terangan berdiri disampingnya bertelanjang, sebelum kemudian berjalan menuju kekamar mandi.     

.     

.     

Anita sedang berusaha menentukan gaun mana yang akan ia pakai ketika Hans yang terlihat tampan dengan setelan malam dan dasi kupu-kupu hitam menghampirinya.     

"Sebaiknya aku mengenakan yang mana ?" tanya anita pada Hans dengan intonasi manja. getaran dari percintaan mereka masih menyelimuti Anita.     

Sebelumnya, Hans telah menyiapkan beberapa gaun untuk dikenakan Anita pada Acara malam ini. Melalui jenny ia meminta jenny menelfon stylish terkenal untuk memilihkan beberapa gaun terbaik untuk Anita , disesuaikan dengan kharakter dan bentuk tubuh isterinya itu. dan langsung dikirim kerumah pribadinya.     

Ketika Anita selesai mandi, ia menemukan beberapa paperbag tergeletak disalah satu sofa panjang dikamar. yang berisi beberapa gaun malam beserta pernak-perniknya.     

"Yang ini saja. gaun ini sangat pass untukmu, gaun ini menginggatkanku pada gaun pengantinmu,".Hans memilih gaun putih keperakan yang tampak menyala indah. Biasanya saat mengungkit masa lalu akan membangkitkan kenangan pahit yang menyakitkan. tetapi anehnya sekarang Anita hanya merasa senang karena Hans menginggat hal itu. dengan wajah merona ia langsung meraih gaun ditangan Hans, "Kamu tunggu aku diluar, Aku akan segera selesai..."     

"Kau berani mengusirku ?!"     

"Keluar sekarang. atau kita akan terlambat !", Anita mendorong tubuh hans keluar kamar. Tidak memberinya kesempatan melawan. Hans tercengang dalam rasa tidak percaya, namun kemudian tersenyum lebar terguncang. 'Gadis ini benar-benar tidak bisa dipercaya... apa gunanya mengusirku begini ?, lagian bagian tubuhnya yang mana yang belum pernah kujamah ?!'.     

Setelah selesai berpakaian dan berdandan, Anita keluar kamar , ia langsung berjalan elegant menuruni anak tangga kelantai bawah.     

Mata kelabu Hans tampak menyala, menatap takjub kearah Anita, pandangannya menyapu dari ujung kepala sampai ujung kakinya. Anita tampak begitu menawan mengenakan gown putih menyala berlengan panjang, dengan potongan model tertutup dibagian depan. namun tampak terbuka dibagian belakang, memperlihatkan lekuk pinggang anita yang indah sempurna.     

Anita melangkahkan kakinya menuruni tangga, kaki jenjangnya tampak terexpose dari belahan dipaha kirinya, menampilkan bentuk yang begitu mulus menawan.     

Hans meraih tangan Anita dan mengangkatnya kedekat bibirnya. "Kau makhluk tercantik yang pernah kulihat." Kata hans lembut, sambil mengecup ujung tangan Anita.     

Anita tersenyum kecil membalasnya.     

"Kamu juga sangat tampan hans" balas Anita, seraya membantu merapikan dasi kupu-kupu yang melekat dileher hans.     

Mereka kemudian naik ke dalam mobil mewah yang sudah stand by menunggu dipintu garasi untuk membawa mereka ke tempat acara.     

Sepanjang jalan mereka saling berpegangan tangan seperti dua remaja yang sedang jatuh cinta. mereka mencuri-curi cium sambil menatap pada kaca dashboard. berharap driver tidak mengetahui tingkah mesra mereka.     

Suasana hati Anita berbunga-bunga. ia menghela nafas panjang. terpesona dengan kebisingan, kesibukan dan kemilau magis kota Jakarta. mendengar tarikan nafas Anita, Hans bertanya, "Apa artinya itu ?"     

"Artinya aku bahagia..."     

Hans meremas tangan Anita. "Aku juga sangat bahagia. Aku bahkan tidak pernah membayangkan akan sebahagia ini", Hans mencium puncak kepala Anita.     

"Sampai beberapa hari yang lalu aku merasa menjadi orang yang memiliki segalanya. tapi bukan apa yang kuinginkan".     

.     

.     

Tiba ditempat acara. mereka disambut dengan ramah dipintu masuk restaurants. dan langsung diantar ke meja mereka oleh koleganya yang tidak lain sang pemilik hajat itu sendiri. tampak semua orang memperlakukan Hans dengan istimewa. seolah menegaskan citra bahwa Hans bukanlah tamu biasa.     

Hans dan anita duduk di kursi invitation yang sudah ditandai dengan tulisan nama mereka.     

Semua tamu undangan tampak berpakaian formal tanpa terkecuali. mereka adalah perkumpulan high community dari kaum elite dijakarta. Jadi tidak diragukan lagi kekayaan masing-masing tamu undangan.     

"Hiiii love ....."     

Seorang wanita cantik tiba-tiba datang menyapa Hans ditempat duduknya. tanpa malu-malu ia langsung memeluk dan mencium pipi Hans dengan manja.     

"Ohhh Cindy... how are you" Sapa Hans ramah, langsung berdiri dan membalas pelukannya.     

"Sayang... kenalin ini Cindy . dari keluarga Baker group."     

Anita ikut berdiri , ia langsung mengulurkan tangannya, bermagsud memberi Salam. berjabat tangan. "Hiii....aku nita"     

Cindy menatap tangan Anita enggan membalas jabat tangannya.     

"Hmm. Cindy Baker" balas Cindy sekedarnya, langsung menyandarkan dagunya pada bahu Hans intimately. "Baby.... kapan kita jalan-jalan lagi. waktu itu kamu janji ketemu di Japan. tapi kamu malah bawa Livia.... kamu jahat !" dengan santai Cindy memeluk erat lengan hans dengan mesra. seolah tidak peduli dengan kehadiran anita yang merupakan istri sah Hans yang mendampinginya datang ke acara tersebut.     

"Hahaha.. later okay. emm kamu duduk dulu ditempatmu. kita bicarakan lagi nanti okay. Aku dan istriku sedang ingin menikmati makan malam kita." jawab hans gugup. tatapan matanya terus menatap kearah anita dengan was-was, melihat bagaimana ekspresi anita yang tampak berubah cuek kembali, seolah tidak peduli dengan situasinya. 'Yank.... tolongin aku dong' batin Hans kesal.     

"Tidak mau !. kamu harus menjawabnya sekarang !." ujar Cindy manja.     

"Cindy please. jaga sikapmu. tolong hormati isteriku"     

"Aww jadi ini isterimu ?!... dia isteri yang keberapa yank..."     

Seketika tubuh Hans membeku. "You go with me !"     

Hans langsung menarik satu tangan Cindy dengan kasar, membawanya keluar ruang dinner dengan setengah memaksa.     

Anita menatapnya dingin. ia tidak bereaksi sama sekali. ia tetap menunggu dikursinya dengan tenang. Ia bukan tidak tahu bagaimana sebenarnya Hans diluar sana. selama ini ia telah banyak mendengar gossip tentang suaminya itu di luar sana. yang terkenal sebagai CEO Playboy yang tampan nan tajir. Yang di impikan oleh para wanita.     

Beberapa menit kemudian Hans kembali ke meja mereka dengan langkah tergesa.     

"Sayang... Maafkan aku. tadi itu Cindy, ia teman sirena juga . mereka se-tipe. para gadis yang tumbuh dengan kartu kredit. mereka terlalu dimanjakan oleh orang tuanya. sehingga sikapnya jadi arrogant dan tidak punya manner. "     

Anita terdiam. tidak menanggapi penjelasan hans. dengan tenang ia meneguk air putih dalam gelas panjang didepannya.     

"Sayang... apakah kamu masih haus... mau aku ambilkan minumnya lagi ?."     

Anita menggelengkan kepalanya isyarat dia tidak mau lagi.     

"Yank...." Ucap hans pilu. ia tahu, Anita sedang marah padanya.     

"Aku lelah. Apakah kita masih lama disini ..."     

"Tunggu sebentar lagi. aku harus menyapa rekanku dulu. aku ingin membahas hal penting dengannya . kamu ikut denganku yahh"     

Anita berdiri. langsung menyelipkan tangannya ke lengan hans yang disodorkan padanya. mereka berdua kemudian berjalan bergandengan tangan mesra. menghampiri ke meja kolega Hans diseberang sana. Anita tampak berusaha keras tersenyum dan bersikap biasa saja.     

"Mr. Hans. " Seorang pria berambut perak menyapa Hans dengan ramah.     

"Ohh Hallo pak Irfan...nice to meet you." balas Hans exited. kedua pria itu berjabat tangan dengan hangat. Hans lalu memperkenalkan Anita padanya, "Mrs Anita. senang berkenalan dengan anda", Pak Irfan berpaling pada Hans. "Hans, isteri kamu sangat cantik sekali. kamu harus ekstra berhati-hati menjaganya. Agar tidak diambil orang."     

"Ahhh ... bapak bisa saja. bikin saya jadi besar kepala. hehehe" jawab Hans bangga, seraya menatap Anita dengan tatapan puas.     

"Sudah berapa anakmu..."     

"Baru satu pak..."     

"Kalau begitu kamu harus berusaha lebih giat lagi Hans ... Agar bisa mengalahkanku."     

"Hahaha iya baik..... saya akan berusaha lebih giat lagi. biar bisa punya anak lima seperti bapak."     

"Bagus ! ... begitu dong, mumpung masih muda. yang Semanggat dong kalian. aku tunggu kabar baiknya yah" ucap Pak Irfan sengaja menggoda.     

"Siap... Siap pak. "     

Mereka tertawa dengan lepas. lalu kembali terlibat pembicaraan serius, mereka tampak membahas ke topik utama bisnis mereka.     

"Bagaimana proyek disurabaya. Apakah supply lancar "     

"We do amazing pak... almost done. maybe we can completed in the next few months"     

"WOW hebat kamu Hans. ikut senang mendengarnya. jadi kapan kamu akan mengajakku bekerja sama!! "     

"Can't wait pak. suatu kehormatan kalau bapak berkenan bekerja sama dengan Perusahaan saya. pasti akan menciptakan karya yang luar biasa!."     

"Sure Hans... kita akan menjajaki kemungkinan itu. kamu kirim proposalmu ke tempatku. biar aku pelajari yah !"     

"Siap pak. Saya Pastikan semua proposal akan dikirimkan ke tempat bapak sesegera mungkin."     

Setelah selesai berbincang.     

Pak Irfan berlalu seraya menepuk bahu hans untuk menyemangatinya. Hans tertawa girang sambil mencuri pandang kearah anita yang sikapnya berubah menjadi dingin lagi padanya.     

Tiba-tiba Cindy datang kembali dari arah belakang. sengaja memotong gandengan tangan anita pada hans. Anita terhuyung kesamping, ia hampir saja terjatuh akibat tubuhnya tidak seimbang. ia seakan langsung tau diri dan segera menepi untuk menghindari terjadi keributan.     

"Apa-apaan sihh kamu " ucap hans terkaget.     

"Kamu harus bersamaku malam ini. pokoknya tidak boleh menolak !."     

Anita tersenyum kecut, miris pada keadaannya kini.     

"Lepaskan gak !..." ucap Hans galak. dengan mata melotot kearah Cindy.     

"No way !!"     

"Cindy... it's not right time untuk bercanda. tidak pada tempatnya okay. Kasihan isteriku disana".     

"I don't care.... you must go with me tonight. aku tidak menerima penolakan. titik !"     

"Cindy please...you really embarrassed me right now."     

Hans terus berusaha melepas pegangan tangan Cindy yang menempel kuat bagai lem tikus cap super. ia benar-benar merasa putus asa saat Cindy berkeras menolak melepasnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.