Shadow of Love

Tidak ada abu-abu



Tidak ada abu-abu

0Cindy mendekat pada anita yang berdiri mematung dipinggir ruangan. sementara orang-orang tampak berlalu lalang, sibuk bertegur sapa antara satu dengan lainnya. "Kamu boleh pergi sekarang..." ucap Cindy ketus seraya mendengakkan kepalanya keatas. tatapan matanya seolah menunjuk kearah pintu keluar. mengisyaratkan agar anita segera pergi keluar dan meninggalkan Hans dengannya. Anita tidak bergeming. ia memilih tetap diam ditempatnya. berusaha tidak menggubris Cindy dengan sikap arrogantnya. 'Hmm ternyata Cindy memiliki sikap yang lebih agresif dan berani daripada sirena...'     

"Aku yang akan menjaga Hans malam ini. tugasmu cukup sampai disini,"     

Hans langsung mendorong Cindy dengan marah. membuatnya menjauh dari hadapan Anita.     

"Kamu jangan kelewat batas ya !! jangan coba menguji kesabaranku ...."     

Cindy tersentak kaget. tidak menyangka Hans akan bereaksi marah padanya. ia segera menggelayutkan dagunya di bahu Hans dengan mesra.     

"Sayang kamu jangan terlalu kasar padaku. jangan mendorongku begitu..... aku sedang mengandung anakmu, bagaimana kalau kau melukainya." ucap Cindy dramatis, dengan ekspresi wajah memelas, sengaja terus memeluk lengan hans dengan erat.     

"Hah ! Are you kidding me ?. Apa hubungannya denganku. Aku bahkan tidak pernah menyentuhmu... "     

"Kamu jangan berpura-pura begitu. sebulan lalu kita bahkan bercinta beberapa kali dikantormu, mari aku ingatkan kembali..."     

"Hush Jangan bicara sembarangan !" Hans kalap. dengan panik ia membungkam mulut Cindy dengan kedua tangannya.     

"Sebaiknya kamu urus wanitamu. aku akan pulang duluan." wajah anita memerah seketika. ia berdiri sambil mengepalkan tangannya dengan kuat. seketika kepalanya terasa berputar-putar. darahnya seperti bergolak mendidih, dadanya sesak bernafas.     

"Anita wait ... please nita wait...! !" seru hans. berusaha menghentikan anita.     

Tapi kesabaran anita telah habis. ia langsung bergegas meninggalkan restaurant saat itu juga. ia tidak ingin terlibat dengan drama antara Hans dan Cindy.     

"Hihihihi....." Cindy terkekeh geli. mengantar kepergian Anita dengan tatapan puas.     

"Kamu benar-benar yah !" Hans hanya dapat menggertakkan giginya, menatap Cindy dengan wajah kesal. 'Sial !' Meskipun hatinya merasa jengkel, namun Hans tidak dapat berbuat apa-apa. Ia tidak ingin membuat kekacauan di acara orang lain. ini sangat memalukan. terlebih lagi, orang-orang terdekat Cindy juga tampak menghadiri acara tersebut. menginggat Cindy juga berasal dari keluarga terkemuka, ia harus memberi muka pada keluarga besar Cindy.     

.     

.     

"Kita pulang duluan pak."     

"M-Maaf bu....Apakah terjadi sesuatu didalam ?. Kenapa ibu tidak pulang bersama bapak?"     

"Tidak apa-apa pak... pak Hans masih ada urusan yang harus diselesaikan didalam, kita tidak perlu menunggunya."     

"T-Tapi bu..."     

"Kalau bapak keberatan, saya akan pulang duluan dengan taksi. silahkan jika bapak ingin menunggu pak Hans disini"     

"M-Maaf buk ! bukan begitu magsud saya. baik!. saya akan mengantar ibu sekarang juga"     

'Huh ! Kenapa cuaca hari ini cepat sekali berubah ? dari panas membara tiba-tiba turun salju seketika, benar-benar tidak dapat diprediksi.' batin drivers menggerutu, ia tidak mengerti mengapa hubungan tuannya demikian dramatis.     

Perjalanan pulang sangat berbeda dari perjalanan pergi. saat perjalanan pergi tadi Anita bagai terbuai angan yang tinggi. namun sekarang ia seolah-olah sedang berjalan menuju ke tempat penjagalan.     

Gambaran keintiman Hans dan Cindy tadi rasanya membakar otaknya. seluruh kebahagiaan yang baru saja dirasakannya tiba-tiba sirna. tersapu oleh gelombang rasa pedih, bingung dan marah. Bagaimana Hans bisa berbohong padanya seperti ini ?. Semua ucapan cinta padanya ternyata hanya dimulut saja. Sepalsu janji bahwa ia hanya mendambakanya seorang.     

Tampaknya yang diinginkan Hans hanyalah penghangat ranjang, untuk membantu melepas hasratnya secara legal. yang selalu patuh padanya dan bersikap rela berbagi cinta meskipun ia mempunyai banyak wanita gelap diluar sana.     

Dan itu bukanlah hubungan yang diimpikan Anita. Pernikahan semacam ini apa artinya ?... ini hanya sebuah wadah legal yang akan menyiksa fisik dan mentalnya saja. ini sangat tidak adil. tapi jika ia menolak menjalani Pernikahan ini, bagaimana ia akan hidup tenang bersama Bryan ?. Hans sudah jelas berkata bahwa ia menginginkan hak asuh puteranya apapun resikonya. Kemungkinan terbesar ia harus bertarung dengan Hans di pengadilan dengan proses yang lama dan pahit. dan artinya ia harus bersabar menunggu selama proses itu. yang Kemungkinan terpahitnya ia mungkin akan dipisahkan dari Bryan.     

Anita tidak ingin mengambil resiko itu. Bryan pasti akan sangat menderita. baginya kebahagiaan dan kesehatan Bryan diatas segalanya. 'Apa yang harus kulakukan ?' Anita merasa rapuh tidak berdaya. Ia segera mengusap air mata yang jatuh mengalir membasahi wajah pucatnya.     

Satu-satunya jalan hanyalah ia harus menghilang sekali lagi. membawa Bryan bersamanya pergi sejauh mungkin. tapi bisakah ia melaksanakanya ?, Bagaimana dengan Jenny ?, Bagaimana dengan Prastian ? , Bagaimana jika Hans murka dan tidak dapat melepaskan mereka. karena dianggap membantunya menculik puteranya Bryan.     

'Sebaiknya aku harus merencanakan ini dengan matang. aku harus bersabar dan tetap berpura-pura bahagia. meskipun dirinya bukan pembohong ulung. tetapi ia mungkin pemain sandiwara yang baik.     

.     

.     

Anita terbangun dari tidurnya. mendengar suara berisik dari password pintu berulang kali salah dipencet. sekilas ia melihat ke arah jam digital yang terpajang di atas meja disamping tempat tidurnya yang menunjukkan pukul dua dini hari.     

Anita lalu bangun dan membuka pintu kamar, Baru juga ia membukanya tiba-tiba tubuh berat didepannya terjatuh menimpa tubuhnya.     

"Sa~yang..."     

"Kamu baru pulang … ewwh kamu mabuk yah?! "     

"Hehehe Sedikit" jawab Hans jujur, menganggukkan kepalanya dan sengaja memeluk tubuh anita kian erat.     

Dengan jarak sedekat itu, ia dapat mencium bau alkohol yang mencekat keluar dari mulut hans.     

"Ayok ... bersihkan dulu tubuhmu "     

"Tidak !.. aku ingin memelukmu begini selamanya"     

"Sudah. jangan membantah. ayok kita ke kamar mandi sekarang, aku bersihkan badanmu dulu"     

"Sayang !.... aku tidak mau !."     

Anita tidak menanggapi keberatan Hans, dengan sempoyongan ia memapah paksa tubuh Hans menuju kamar mandi. ia lalu membantu Hans melepaskan sepatunya. juga melepaskan semua pakaian yang melekat dibadannya. membersihkan badannya dengan handuk basah. dan menggantinya mengenakan piyama tidur yang nyaman.     

Anita membaringkan tubuh Hans diranjang tidur. ia baru saja menoleh, bersiap untuk bangkit dari sisinya, tiba-tiba kedua tangan kekar Hans memeluknya dari belakang. kedua tangannya perlahan menangkup payudara Anita sambil menggerakkan pinggulnya penuh gairah. pikiran Anita menjadi kacau. ia tahu persis apa yang ada dibenak Hans saat ini. meskipun sebenarnya ia begitu tegang, namun ia berusaha memainkan perannya dengan tenang. agar Hans percaya bahwa hubungan mereka baik-baik saja.     

Setelah membersihkan badan, sepertinya membuat kesadaran Hans beranjak pulih, juga menyadari keberadaannya disisinya. Ia dapat merasakan suara Hans yang perlahan memburu, entah mengapa Anita merasa muak mendengarnya. ia merasa tidak sanggup lagi bertahan dari rabaan Hans. "Kepalaku agak pusing. mungkin terlalu kecapean..." ucap Anita mencari alasan, ia langsung berdiri, sengaja menjauhkan diri dari Hans dan berpura-pura memijit pelipisnya dengan jari-jarinya.     

Hans mematung beberapa detik. "Apakah ini berarti kau tidak bergairah lagi untuk bercinta ?" tanya Hans datar.     

"Tidurlah.... kamu sedang mabuk. kamu juga perlu istirahat, aku kebawah sebentar, biar kubuatkan sup hangat untuk meringankan sakit kepalamu"     

"Tidak perlu repot sayang, aku baik-baik saja kok.... jangan khawatir. tidurlah disini, berbaringlah didekatku" undang Hans mesra, sambil menepuk tempat tidur yang luas disampingnya.     

Anita tidak ingin tidur di samping Hans. tetapi karena menyadari ia juga tidak bisa protes lagi tanpa membuat Hans mencurigainya. Anita memaksa tersenyum. "Aku akan tidur bersama Bryan malam ini, agar kamu dapat beristirahat dengan tenang okay..."     

Tiba-tiba tangan kekar Hans meraih dan menarik tubuh Anita dengan kuat, hingga tubuhnya terseret terbaring persis disampingnya. Anita tidak dapat melawan sedikitpun. ia benar-benar terkejut dengan tindakan spontanitas Hans itu.     

"Anita... Mari kita mulai dari awal lagi" Ucap Hans dengan sengit. Anita berusaha menjauh. menciptakan jarak diantara mereka. namun Hans justru mendekapnya semakin erat. "Kumohon Lepaskan aku...."Anita berkata dengan suara tercekat.     

"Jadi kamu tidak ingin tidur dalam pelukanku ?" sangat jelas terdengar, suara Hans menunjukkan rasa kecewa dan marah.     

"Tidak mau ! " Hardik Anita tegas. ia telah kehilangan rasa sabarnya.     

"Ada apa denganmu nita ! mengapa hatimu begitu labil !, daripada kau marah tidak jelas begini. bukankah seharusnya kau berkata terus terang dan langsung meminta penjelasan padaku !"     

"Kau yang paling tahu, apa yang pernah kau perbuat !. percayalah, Aku tidak keberatan jika kau menganggapku labil. - terserah ! tapi bagiku. Hitam adalah Hitam, putih adalah Putih. Tidak ada abu-abu ! ketegasan sikapmu dipertanyakan !. membiarkan wanita lain dengan sengaja merayumu tepat dihadapanku yang berstatus sebagai isteri sah-mu. itu benar-benar membuatku muak padamu !"     

"Sayang.... semuanya tidak seperti yang kau pikirkan "     

"Bagaimana dengan anak dalam kandungan Cindy ?!"     

"Shitt... apakah kamu sungguh mempercayai kata-katanya ?"     

"Bukannya memang kenyataannya kamu suka membawa mereka ke kantormu. bahkan dulupun kau suka meminta bercinta disana denganku. Apakah kamu juga sudah melupakannya ?."     

"Nita tutup mulutmu !, Aku hanya melakukannya denganmu. Jangan kau sama-kan perlakuanku padamu dengan mereka. saat aku mengijinkan mereka datang kekantor. tujuannya hanya untuk memanasi sirena agar berhenti mengangguku bekerja. that's it!.... Aku sungguh tidak percaya dengan jalan pikiranmu !" Teriak Hans keras.     

"Jadi kau anggap ini semua adalah salahku ?!"     

"Nita percayalah padaku. aku benar-benar tidak pernah ingin menyentuh mereka sepertimu. mereka sangat licin. aku bahkan tidak bisa menghindarinya. sangat susah. Aku hanya minta pengertianmu. kau harus percaya padaku Nitt.... Kalau tidak, pernikahan kita tidak akan pernah berhasil " ucap Hans dengan nada lelah. berusaha meyakinkan Anita.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.