Shadow of Love

Kamu meragukan dirimu sendiri



Kamu meragukan dirimu sendiri

0Jenny menatap prastian dengan wajah heran, tidak mengerti. ia menerka nerka. apa yang sebenarnya prastian inginkan. tumben sekali dia memintanya untuk menemaninya ?, jelas itu bukanlah gaya prastian. ia telah mengenal kharakter prastian sekian lama. biasanya prastian lebih senang jika ia menjaga jarak darinya sejauh mungkin. bahkan dulu ia sering di usir oleh Prastian secara halus ketika ia sedang bersama anita dirumah ini. dimata Prastian ia bagai serangga penganggu yang harus dibasmi secepatnya.     

Jenny bukanlah orang yang naive dan polos. yang tidak mengerti magsud tersembunyi prastian. Ia yakin magsud prastian menahannya sekarang ini tidak lain untuk membantunya membujuk anita agar kembali padanya.     

"Katakan !. apa yang harus aku lakukan ?" ucap Jenny dengan nada tegas.     

"Bisakah kamu off kerja hari ini ?"     

"Tidak masalah...."     

Jennifer berjalan kembali kemeja makan dan meletakkan handbag-nya diatas meja. ia duduk dengan santai, raut wajahnya tampak serius, menunggu dengan sabar keinginan Prastian selanjutnya. 'Tidak apalah, sekali-sekali bolos kerja. itung-itung ini sebagai balasan atas bantuan prastian tempo hari. saat itu, ia juga rela menolak ajakan anita demi menurutiku'     

Prastian tampak semakin gugup dengan jawaban lugas Jenny. wajahnya berubah memerah. tidak menyangka Jenny langsung setuju dengan permintaannya. ia benar-benar terlalu terbuka dan on point.     

"Lalu...." tanya Jenny menantang, seolah ingin secepatnya masuk ke inti pembicaraan.     

Prastian menelan ludahnya dengan panik. ia tidak tahu bagaimana mengambil inisiatif duluan pada Jenny. 'Huft kenapa gadis ini tidak sabaran bangett sih', sorak Prastian dalam hati. ia tahu Jenny sangat menyukainya. dan bahkan akan dengan suka rela menyerahkan diri padanya..... tapi masalahnya ini benar-benar pengalaman baru baginya. ia tidak tahu cara terbaik untuk mengatakan pada Jenny kalau saat ini ia ingin bercinta dengannya. ia ingin Jenny melayaninya seperti kala itu.     

'Tunggu sebentar....Mengapa saat itu dia demikian mudahnya menguasaiku ?, ia bahkan bisa membuatku langsung tunduk padanya ?, ... hmm, sepertinya aku harus mencoba metodenya'     

Dengan hati-hati Prastian mulai memberanikan diri menyentuh tangan Jenny didepannya.     

Jenny tersentak !.     

"Biasa aja kamu !" bentaknya galak. langsung menghempas tangan Prastian dengan cara sadis. tentu saja mengaggetkan aksi prastian yang bahkan baru mencoba memulai pendekatannya.     

Prastian membeku. tubuhnya merinding, merasa takut, ngeri-ngeri sedap.     

"Emmm ..." Prastian merasa bimbang, tangannya seketika tidak mampu bergerak lebih jauh lagi.     

"Katakan saja, apa yang harus aku lakukan ..." tegas Jenny lagi. merasa tidak sabar.     

Prastian merasa canggung, ia tiba-tiba menjadi salah tingkah sendiri.     

"Apakah kamu mau aku membantumu mengatur pertemuan dengan nita ?" tanya Jenny tegas.     

Wajah prastian langsung berubah linglung, ia tidak mengerti magsud ucapan Jenny. 'Apa-apann sih. sebenarnya apa yang ada dipikiran nih cewek ?, Apa hubungannya aku mau bercinta dengannya dengan mengatur pertemuan dengan nita ?,' batin prastian bingung. ia mengangkat alisnya, berpikir keras.     

"Jenn... "     

"Atau..... kamu mau aku berbohong sama nita. bilang aku sakit, lalu memintanya menemuiku sekarang disini ?"     

"Hah ?, Tunggu. bukan begitu magsudku Jen ...."     

Prastian menghentikan ucapannya. nafasnya terasa berat. Dia sudah bersusah payah mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakan keinginannya. tapi sepertinya Jenny telah salah mengartikan sikapnya sejak awal.     

Prastian menatap jenny dengan pandangan letih, ia memilih menyerah. ia menyadari dirinya-lah yang telah salah memahami perkataan Jenny.     

"Aku harus ke kamar mandi. perutku benar-benar mual sekarang, kamu boleh berangkat kerja, aku akan mengatasi ini sendiri. " ucap prastian kesal, sambil berjalan cepat masuk kendalam kamar tamu, ia kemudian menutup pintunya dari dalam.     

'Sialan !'. batinnya marah, sambil terus memegangi miliknya yang terlanjur menegang kuat. Prastian berjalan mondar-mandir didepan pintu kamar mandi, ingin meninju sesuatu untuk melepaskan rasa kesal yang menumpuk didadanya. 'Apakah dia benar-benar tidak tahu magsudku ?.... atau memang sengaja mengerjaiku.?'     

Aw~whh ! Prastian berteriak frustasi. ia mengacak-acak rambutnya dengan kedua tangannya. menahan hasrat yang seakan sudah berada diujungnya. yang membuat kepalanya berdenyut hebat, benar-benar menyakitkan.     

Prastian seolah menyadari sesuatu yang aneh. selama ini, ia tidak ada feeling apapun pada Jenny. tapi entah kenapa, akhir-akhir ini hatinya seolah ingin selalu melihat wajah Jenny ?, ingin mengetahui kabarnya setiap waktu, ingin selalu bersamanya.... yang lebih gila lagi, ia ingin selalu menyentuhnya. merasakan kedekatan intim dengannya.....perasaan apakah ini ?..... Apakah jangan-jangan ia sudah gila.....     

.     

.     

.     

"Semua barang bawaan sudah masuk kedalam mobil sayang.." ucap Hans lembut, seraya mencium pipi anita yang sedang sibuk berdandan didepan meja riasnya.     

"Masih ada satu koper lagi di kamar wardrobe. minta tolong bibik untuk bawain kemobil juga takut kelupaan nanti.... " anita menjawab hans tanpa berpaling. terus fokus membenahi eyeliner pada matanya.     

"Kenapa kamu harus berdandan secantik ini sayang... bukankah kita hanya akan honeymoon ke Bali." ucap hans protes. sambil merundukkan kepalanya dibahu anita. lalu menciumi leher anita erotis. ia melingkarkan kedua tangannya pada pinggang ramping isterinya dengan erat.     

Mereka kompak melihat kearah cermin didepan mereka dan saling bertatapan penuh arti. Anita mau tidak mau menghentikan aktivitas berhiasnya. Hans dan Anita sama-sama menatap pantulan wajah mereka didepan cermin. wajah Anita seketika melembut, ia menoleh kearah samping dan langsung mencium bibir Hans yang berada tepat didepan wajahnya.     

"Apakah kamu berharap aku tampil jelek dihadapan banyak orang.... bagaimana kalau tiba-tiba kita bertemu dengan wanita-wanitamu dibandara nanti. Apakah kau tidak malu ditertawai. karena punya isteri jelek dan lusuh sepertiku."     

"Aku sangat percaya diri dengan pilihanku. Kamu tanpa make up saja sudah mempesonaku sayang... kamu sangat memikat dengan atau tanpa makeup. .... aku justru takut, jika kau berpenampilan terlalu mencolok akan mengundang banyak lelaki yang sengaja ingin menggodamu.... aku punya satu rival saja. sudah dibikin pusing kepalaku.... jadi jangan mencoba menambah masalahku okay!"     

"Jangan bicara omong kosong !. aku sudah kembali bersamamu. berarti tidak akan ada yang lain. itu adalah prinsip."     

Hans tampak puas dengan Jawaban isterinya. ia terus menciumi leher dan bahu anita passionately. punggung belakang Anita terbuka, dengan rambut panjang yang tampak di sanggul keatas, lebih memudahkan Hans menciuminya dengan leluasa. dan semakin lama tangan hans mulai berkeliaran, menyibak kaos yang dikenakan Anita.     

"Stop ! ... kamu tunggu aku diluar sekarang ! Kamu lihat apakah Bryan sudah siap atau belum .... aku sebentar lagi selesai. dan kita harus segera berangkat kebandara secepatnya".     

Dengan nada memerintah Anita segera menghentikan aksi suaminya. ia mendorong Hans menjauh darinya. saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk bercinta, mereka harus segera berangkat kebandara. untuk jadwal penerbangan sore ini. meskipun mereka akan berangkat dengan private jet, tetap saja jadwal keberangkatannya telah di atur.     

Dengan berat hati, Hans melepas pelukannya dari pinggang Anita. ia tampak menurut dengan perintah anita.     

"Iyaa buk ... siaap ... tapi....nanti kita lanjut lagi kalau sudah sampai diBali khan ..." ucap hans nakal, sambil tersenyum menggoda kearah anita.     

"Aku pikir kamu sedang meragukan dirimu sendiri, Apakah mungkin kau tidak akan menyentuhku setelah ini ?"     

"Tidak mungkin !" jawab Hans tegas.     

"Jadi, tunggu apa lagi ....cepat bereskan barang bawaan kita sekarang !"     

"Hehehe iya...iya !"     

.     

.     

.     

Anita menutup matanya erat. merasakan hembusan angin laut yang menerpa lembut wajahnya. rambut panjangnya terberai berantakan, mengikuti arah angin. Saat ini mereka sedang menikmati pemandangan laut lepas, mereka berlayar di lautan yang tenang dikawasan Pantai Pelabuhan Benoa dengan menggunakan Yacht mewah yang merupakan hadiah honeymoon dari ibu untuk mereka berdua.     

Hans berjalan menghampiri anita yang duduk sendirian dipinggir Yacht. kakinya sengaja dijulurkan ke bawah, sementara tangannya tampak memegangi besi putih didepannya sebagai pengaman. ia tampak sedang menikmati sepoi angin laut.     

"Kamu suka laut sayang..."     

Anita mengangguk kan kepalanya. kemudian menatap hans mesra.     

"Bangett... "     

Hans menganggukkan kepalanya setuju. ia kemudian ikut duduk disamping Anita, mengikuti gaya duduk yang sama dengannya. ia langsung mencium tepi bibir Anita dengan mesra.     

"Mau diving ?"     

"Besok pagi saja. sebenarnya tadi juga sudah ditawarin sama coach. tapi aku males..."     

"Baiklah.... kamu boleh melakukannya besok, aku akan menemanimu " ucap Hans lembut, sambil menarik kepala anita dengan lembut untuk bersandar dipundaknya. Anita menurut , ia membenamkan kepalanya dipundak Hans pasrah.     

Perasaan Anita jauh lebih rileks, ia mulai bisa memahami kehidupan dan lingkungan bisnis suaminya. yang tidak lepas dari wanita-wanita cantik disekitarnya. dan realita itu tidak dapat dihindari.     

Seperti yang Hans bilang padanya, hanya ada satu solusi untuk berhasilnya hubungan mereka kedepan. ia harus percaya padanya. mendengar penjelasannya. bisa lebih mengerti dan beradaptasi dengan situasinya.     

Anita telah setuju, hatinya mantap memilih Hans. kedepan, ia hanya akan mempercayai ucapan dan penjelasan suaminya. tidak akan mendengar apapun gossip diluar sana. mereka telah berkomitmen akan memperbaiki hubungan mereka kembali.     

Suasana sore begitu mendukung, sunrise keemasan terbentang indah dihadapan mereka. Anita merasa sangat santai, mereka mengobrol dengan santai sambil menikmati minuman ringan. Anita mendekatkan wajahnya pada pipi Hans, tiba-tiba Hans menoleh kesamping. Anita terpana, tidak mengira bibirnya telah mencium bibir hans. ia langsung tersenyum cerah. ia tahu, Hans sengaja melakukannya. mereka kemudian saling bertatapan penuh arti, kembali berbalas ciuman mesra diatas Yacht nan romantis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.