Shadow of Love

Magsud tersembunyi



Magsud tersembunyi

0Anita meneruskan perjalanannya dengan sangat hati-hati. kejadian tadi membuatnya terguncang lebih dari yang diakuinya. 'Lelaki itu pasti hanya menggertakku saja ' kata Anita pada dirinya sendiri. 'Tetapi mobilnya pasti merekam kejadian tadi....' Anita melepas jas seragamnya. sambil terus menyetir mobilnya, ia meneguk air mineral dalam botol miliknya, lalu menaruh kembali ketempat minuman disampingnya. 'Bagaimana kalau ia meng-upload cctv mobilnya lalu sengaja mem-viral-kannya...', tubuh anita menjadi gemetar. membayangkan kekacauan apa yang akan terjadi jika hal ini sampai terjadi, Anita menggelengkan kepalanya sendiri, berusaha menepis pikiran buruknya, jika Hans sampai tahu kejadian ini, yang pasti ia akan sangat marah juga malu. dan resikonya Hans pasti tidak akan mengijinkannya menyetir mobil lagi. 'Ahh... semoga Lelaki itu berbaik hati, dan mau melupakan kejadian hari ini... tidak memperpanjang masalah ini menjadi rumit' , Anita menginggat-ingat kembali penampilan impressive lelaki bermobil Jaguar tadi, ia lalu bergumam sendiri 'Melihat dari penampilannya tadi, sepertinya lelaki itu juga seorang yang sangat menghargai waktu, kemungkinan ia tidak punya waktu untuk mengurusi hal sepele seperti ini' Anita menganggukkan kepalanya, menyetujui pikirannya sendiri.     

Setelah selesai menemui beberapa client-nya, Anita membawa mobilnya melaju ke kawasan perkantoran elite di daerah sudirman. ia telah membuat janji dengan Jenny, mereka akan makan siang bersama di kafetaria kantor.     

Disela kesibukan mereka masing-masing, Anita dan Jenny selalu menyempatkan diri untuk meet up minimal seminggu sekali. hubungan pertemanan mereka masih terjalin dekat dan harmonis. semua berjalan dengan apa adanya. meskipun ada beberapa hal yang memang tidak dapat diungkapkan dengan terbuka,     

Saat ini Jenny masih menyembunyikan hubungan cintanya dengan Prastian. Alasannya bukan karena ia takut bahwa Anita akan menentangnya, tapi lebih pada ia sendiri juga belum yakin dengan hatinya.     

"Apa kamu kena macet tadi...." tanya Jenny,     

"Huh kamu tahu, tadi pagi aku hampir menabrak mobil Jaguar dengan Maserati-nya Hans.." jawab Anita sambil terkekeh geli. Ia lalu menceritakan pengalaman itu pada Jenny sambil menikmati casserole lezat favorite mereka.     

"Astaga !"     

"Aku yang salah," ucap Anita memotong.     

"Aku tahu !, tapi- Astaga !"     

Mereka tertawa, kedua sahabat itu berbincang hangat sambil menikmati makan siang mereka, mereka mengobrol ringan dan berbagi rahasia, bagi Anita, Jenny bagai tempat sandarannya kini, ia bisa mengungkapkan semua pikiran dan masalahnya padanya, tanpa merasa dihakimi. meskipun kedekatan mereka baru terjalin dalam waktu setahun terakhir ini, tetapi mereka menemukan kecocokan kharakter satu dan lainnya, ibarat bagai sebuah botol yang menemukan tutupnya dengan sangat klop.     

"Kulihat, kau kini begitu bersemanggat dengan bapak... kurasa tidak ada masalah lagi khan..."     

"Yah begitulah... hatiku tidak bisa berbohong,"     

"Hmm, jangan juga terlalu bucin yaa buk... kalau jatuh sakitnya gak ada obat hehehe "     

"Tenang saja jenn, aku yakin hubungan kami pasti akan berhasil. sebelum aku memutuskan untuk kembali bersamanya, aku sudah memikirkan segalanya..."     

"Baguslah.... aku ikut senang untukmu" ucap jenny dengan nada getir.     

"Aku rasa apa yang diucapkan Hans benar, jika ingin pernikahan ini berhasil, Aku harus bisa memahami lingkungan kerja dan pergaulannya yang kompleks, ..."     

"Apa kau yakin ?"     

"Aku sudah menyanggupinya... "     

"Alright.... talk about love, memang complicated. yang penting kamu merasa bahagia, that's enough... right ?"     

"Seharusnya memang begitu, dan menginggatnya sekarang, membuatku sangat rindu..."     

"Huh sejak kapan kau menjadi alay begitu. besok sore juga sudah pulang khan..."     

"Enak saja !. jomblo macam kamu mana paham... "     

Mereka tertawa terbahak, dalam hati Jenny sebenarnya merasa menyesal. ia tahu bagaimana realita Hans yang sesungguhnya. namun ia tidak tega untuk berkata jujur pada Anita. apalagi melihat wajah tulus Anita yang merindukan Suaminya. Bagaimana mungkin ia tega untuk menghancurkannya begitu saja.     

Biarlah. biar waktu yang berbicara. jika semua perselingkuhan terungkap demikian adanya. bukan ia tidak peduli dengan kondisi sahabatnya itu, tapi dalam masalah ini, ia tidak punya kapasitas untuk ikut intervensi.     

.     

.     

.     

Ini adalah hari terakhir Hans di jepang, ia telah berjanji pada Vanessa untuk menemaninya belanja dan berjalan-jalan menjelajahi Tokyo sebelum kepulangan mereka. Vanessa tampak duduk dengan santai dikursi belakang mobil, sengaja menunggu Hans selesai meeting. saat melihat Hans keluar dari pintu utama kantor perusahaan Sumida land, dengan tergesa ia keluar mobil dan langsung menghambur memeluknya erat.     

"Hari ini kita jadi jalan-jalan khan...." ucap Vanessa mesra, sambil mengayun-ayunkan satu tangan Hans dengan manja.     

"Ayok..."     

Mereka kemudian masuk kedalam mobil, yang akan membawa mereka berkeliling Tokyo. sesuai keinginan Vanessa, tujuan pertama mereka ke Tsukiji. dan Ginza untuk memuaskan kegilaan Vanessa pada shopping. Hans memberi akses Black Card miliknya untuk digunakan Vanessa berbelanja sepuasnya tanpa limited. ia menganggap itu sebagai harga dari transaksi hubungan mereka. dan setelah memenuhi janjinya maka mereka impas. dan itu seperti kesempatan adil untuk mereka berdua.     

Hans dengan sabar menunggu Vanessa selesai berbelanja. ia duduk sambil menikmati kopi hangat yang disajikan pelayan store khusus untuknya , sebagai tamu executive di toko barang Branded tersebut. sesekali Vanessa tampak tersenyum exited , menunjukkan pilihan bajunya pada Hans. dan meminta pendapatnya.     

Meskipun Vanessa tahu, Hans bahkan tidak melihat kearahnya, ia seakan tidak peduli, baginya Hans sudah mau bersamanya saja, sudah merupakan hadiah tak ternilai baginya.     

Hans menghela nafasnya panjang, mendadak hatinya terasa nyeri. melihat bagaimana kontrasnya pemandangan yang ada didepannya sekarang. Vanessa tampak bahagia membelanjakan uangnya. memanfaatkan kesempatan berbelanja dengannya dengan membeli semua barang mewah yang disukainya tanpa beban.     

Sementara melihat fakta bahwa isterinya kini masih tetap bekerja keras dan membangun karirnya sendiri. Anita tetap teguh dengan pendiriannya untuk mencari penghasilan dari usahanya sendiri. meskipun Anita telah menegaskan padanya bahwa alasannya ingin tetap bekerja bukanlah tentang materi atau harga diri, melainkan tentang konsep hidupnya yang memang begitu adanya. ia bekerja untuk menggunakan ilmu yang dimilikinya sesuai passion-nya.     

Dengan sikap kerasnya itu, bisa dibilang sangat susah baginya untuk membujuk isterinya itu sekedar membelanjakan uang miliknya. meskipun begitu, pada akhirnya ia harus menerima keputusan Anita itu, menghargai pilihannya, demi membuatnya bahagia.     

.     

.     

.     

"Daddy home.... " sambut Anita exited, menunggu dengan tidak sabar mobil Alphard hitam yang ditumpangi Hans masuk ke dalam garasi rumah mereka. Ia sengaja menyambut kedatangan suaminya dipintu samping garasi, sambil mengendong Bryan dalam pelukannya.     

Begitu melihat Hans keluar dari mobilnya, ia langsung menghambur dan memeluk tubuh suaminya dengan erat, dengan wajah berseri-seri. Anita mendengakkan kepalanya keatas, dan langsung mencium bibir Hans penuh cinta.     

Hans membalas ciuman hangat isterinya, tangannya dengan tangkas langsung mengambil alih Bryan. mengendongnya dengan satu tangannya. mereka kemudian berjalan masuk kedalam rumah dengan gembira. benar-benar menampilkan citra sebuah keluarga yang sempurna.     

.     

.     

.     

Beberapa hari kemudian....     

Anita tiba dikantor Hans tepat sepuluh menit sebelum jam istirahat siang. ia sengaja tidak memberitahukan kedatangannya terlebih dahulu. karena bermagsud memberi surprise untuk suaminya itu. ia mengantar lunch yang ia masak sendiri ke kantornya. ia ingin menikmati makan siang berdua dengan Hans seperti saat ia masih bekerja bersamanya dulu. 'Pasti Hans akan sangat terkejut ' gumam Anita, sambil berjalan cepat menuju lift.     

"Heiiii ....." Anita menyapa Jenny. yang sedang sibuk dimeja kerjanya. Jenny auto mendengakkan wajahnya keatas. seketika wajahnya berubah pucat pasi karena kaget. matanya terkunci menatap Anita dengan rasa tidak percaya.     

"Hah ! kamu kok ada disini..."     

"Iya dong.... Emang kenapa ?" ledek Anita gusar, seraya mencubit ujung hidung Jenny dengan gemas.     

"Ehh, bukan begitu... magsudku kokk mau datang, gak ngabarin aku dulu"     

"Hehehe Sengaja jenn .... mau bikin surprise buat Hans.."     

"Begitu~.....tapi...."     

"Apaan sih, panik amat.... Yaa udah, Aku mau masuk ke dalam dulu yahh ... bye..." ucap Anita santai, sambil melambaikan tangannya pada jenny say bye-bye.     

Wajah Jenny seketika berubah memutih, dengan langkah seribu ia segera berlari kearah depan pintu ruangan Hans, satu langkah mendahului Anita. dengan suara lantang ia langsung berteriak sekeras mungkin. bersamaan saat Anita membuka pintu ruangan.     

"Bapak .... ibu Anita datang,!!"     

Anita kaget dengan aksi Jenny. wajahnya cemberut, dan langsung membekap mulut Jenny dengan tangannya. "Ihhh Apaan sih ... udah dibilang jangan kasih tahu dia dulu..."     

"Ntar aku kena semprot, kalau gak laporan dulu..."     

balas Jenny lugu, sambil meringis dengan ekspresi awkward. 'Huh dasar penakut' gerutu Anita dalam hati,     

"Sa~yang..."     

Anita segera masuk keruangan kerja Hans. terpaksa harus pasrah menerima nasib surprisenya yang sudah terbongkar.     

Namun wajahnya segera berubah mengeras, saat melihat ternyata ada Vanessa dalam ruang kerja Hans. ia tampak sedang duduk disofa tamu yang menghadap ke view kota Jakarta.     

Vanessa tampak tidak terganggu dengan kehadirannya. ia tetap sibuk dengan laptop didepannya.     

Anita tidak ingin menganggunya. ia langsung menghampiri Hans yang juga     

sedang sibuk dengan pekerjaannya sendiri.     

"Apakah aku menganggu..." ucap Anita lirih, berbicara setengah berbisik, agar tidak menganggu konsentrasi Vanessa.     

"Oh sayangku... aku senang sekali kau datang kesini ... ini benar-benar kejutan manis... bagaimana mungkin kau mengira itu menganggu...."     

Vanessa akhirnya menoleh kearah mereka berdua, sembari menyunggingkan senyum manis dibibirnya. seolah-olah baru menyadari kehadiran Anita.     

"Ohhh haiii.... ness. maaf menganggu pekerjaanmu. aku tidak tahu kamu lagi ada disini..."sapa anita ramah.     

"Ohh tidak menganggu sama sekali kok nit..... lama tidak berjumpa..." Vanessa beranjak dari duduknya. ia berjalan menghampiri Anita dan langsung mencium pipi kanan dan kiri lalu memeluk Anita dengan hangat.     

"Kalian sedang ngerjain apa?"     

"Hmmm... "     

"Aku lagi minta bantuannya untuk me-manage data dari beberapa proyek property terdahulu yank.... " jelas Hans, langsung mewakili Vanessa menjawab pertanyaan Anita. wajahnya tampak tegang, terus mengawasi reaksi Anita dengan seksama.     

"Ohh begitu...."     

"Kamu kokk gak ngabarin dulu mau kesini" Hans menarik tubuh Anita dan langsung memeluknya mesra, menyandarkan kepalanya dibahu Anita dengan manja. tepat dihadapan Vanessa.     

Anita tersenyum hangat, menuruti perlakuan Hans padanya, membalas memeluk tubuh suaminya itu tak kalah mesra. "Sengaja.... rencananya mau bikin kejutan buat kamu... tapi sepertinya gagal...." ujarnya lirih, sengaja memasang wajah kecewa.     

"Hahaha... kalau begitu, apa kau berniat memberi pelajaran pada jenny ?"     

"Huh tidak lucu !"     

"Hahaha baiklah... aku tidak akan meledekmu ..."     

Wajah Vanessa tampak muak menatap kemesraan Anita dan Hans, senyum sinis tersungging samar, ...     

"Oiya aku masak makanan favoritemu hari ini. kita makan siang bersama yukk..."     

"Ahh kamu memang yang terbaik yank .. perutku langsung bernyanyi lapar sekarang," ucap hans, seraya memegang perut ratanya, dan menunjukkannya pada Anita.     

"Ness... kamu ikutan makan siang sama-sama yahh. aku masaknya porsi banyak kokk.... ada buat Jenny juga"     

"Ahh Terima-kasih banyak nit... tapi tidak usah saja. kebetulan pekerjaanku disini sudah selesai. Kalian berdua nikmati saja makan siangnya berdua.… aku mau pamit dulu sekarang "     

"Yahh... aku nawarinnya beneran loh ness ... kita makan rame-rame yuk. Sama jenny juga ... mumpung lagi ada kesempatan. jangan sungkan. okay"     

"Serius nit.... terima-kasih banyak atas tawaran makannya. tapi aku benar-benar harus segera pergi sekarang. ada kerjaan yang harus segera aku selesaikan. kalian enjoy berdua yah.."     

Vanessa segera mengemas laptopnya. dan tanpa berbasa basi lagi segera meninggalkan ruangan Hans dengan langkah terburu buru.     

Sepeninggal Vanessa...     

"Sayang... besok aku ada seminar di singapore. boleh ikut yahh...."     

Seketika Hans menghentikan menyendok makanannya. ia meletakkan sendoknnya begitu saja, lalu menyilangkan tangannya didepan dada, bersedekap sambil memasang wajah serius.     

"Jadi ini magsud tersembunyi dibalik surprisenya...?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.