Shadow of Love

Ini menjijikan sekali



Ini menjijikan sekali

0Anita tersenyum kecil, menatap wajah suaminya dengan lekat, 'Mengapa semakin hari sikapnya semakin possessive saja...., apa magsudnya ... ia memintaku agar membujuknya lebih keras lagi ?,' Anita meragukan opininya, matanya melirik kesamping, mencuri pandang kearah Hans, 'Tapi, gak ada salahnya jika kucoba saja...'     

"Sayang...ini my big opportunities .... asal kamu tahu, aku tidak mendapatkan kesempatan ini dengan mudah .... sangat susah untuk bisa terpilih menjadi wakil perusahaan untuk menghadiri seminar ini yank...., hanya karyawan tertent, yang memang telah terbukti berhasil memenuhi beberapa target, juga lolos dari audit dan test seleksi kemampuan finance nya yang akan terpilih, ... dan dari Jakarta, hanya aku dan bu Vera yang terpilih berangkat ke seminar ini sayang, bukannya ini membanggakan bukan....please.. bolehin aku ikut yah.... sayangku...yahh...."     

Hans memperhatikan Anita mengeluarkan beberapa makanan, ia mengendus-endus dan air liur segera membasahi mulutnya saat ia mencium harum masakan Anita yang terlihat begitu lezat.     

"Boleh yah...." rayu Anita lagi,     

"Udah. gak usah merajuk, kalau aku bilang tidak yaa ...Tidak !.... pokoknya kamu tidak boleh pergi jauh tanpaku. titik !" ucap Hans berkeras, sambil menelan ludahnya kembali. berusaha untuk tidak terjebak pada godaan Anita.     

"Sa~yang kenapa kau tidak mengijinkanku ... ini hanya sebuah seminar assurance biasa kok.... lagian aku berangkat pagi dan langsung balik lagi ke jakarta sorenya ... gak pake nginep kok yank.... dan gak ada meeting dengan klien or something... hanya seminar sehari doank kok .. boleh yahh...." Anita mendekap pinggang Hans semakin erat, berusaha melunakkan hati suaminya sebisa mungkin.     

"Pokokknya enggak boleh... !!" jawab Hans tegas. tidak bergeming sedikitpun.     

Anita mendengakkan wajahnya keatas, menatap wajah Hans sekali lagi, ia tahu, Hans tampak serius dengan kata-katanya.     

"Baiklah. Kalau memang kau tidak mengijinkanku, ... aku tidak akan pergi", ucapnya pelan, ia langsung melepaskan pelukan erat nya pada pinggang Hans dan duduk dikursinya dengan posisi tegak. ekspresi wajahnya berubah menjadi dingin, 'Huh tidak ada gunanya merayu.... tetap saja tidak akan berhasil..' gumam Anita kecewa. Ia lalu menyendok beberapa lauk buatannya, menyajikan kehadapan Hans, namun sengaja membiarkan Hans mengambilnya sendiri untuk dimakannya, wajah Anita berubah menjadi dingin, nyaris tanpa senyum hangat seperti sebelumnya.     

"Kamu marah ?...."     

"Marah-pun juga tidak berguna..." balasnya kesal, sambil mengunyah makanannya dengan susah payah. ia mengambil beberapa makanan untuk dimakan, sementara sebagian besar makanan lainnya masih belum tersentuh.     

"Aku mampu memenuhi semua keinginanmu,... tanpa kau harus berkerja, dan menyusahkan dirimu sendiri seperti itu ..."ucap Hans lugas, ia tampak berhenti mengunyah makanannya dan sengaja menatap wajah isterinya lekat, menunggu reaksi Anita selanjutnya.     

Anita memilih tidak peduli, berpura-pura tidak melihat kerisauan Hans, ia terus makan makanan miliknya sendiri. suasana hatinya sedang buruk. dan ia tidak bisa menutupi itu.     

"Aku tahu.... dan aku tidak pernah meragukan itu," jawab Anita singkat, ia ikut menghentikan makannya. dan langsung meletakkan lunch box stainless steel ke atas meja didepannya. ia sudah kehilangan nafsu makannya. 'Menyebalkan !' ia tahu, jika Hans sudah berkata tidak, merayunya sekeras apapun juga sia-sia belaka.     

"Aku sudah selesai.... kamu habiskan makanmu Pelan-pelan... aku ingin keluar menemui jenny sebentar"     

Anita langsung membalikkan badannya, bermagsud pergi keluar ruangan. "Tunggu sebentar... ", Hans meraih satu tangan Anita dengan tegas, hingga membuat Anita langsung terduduk dikursinya semula.     

Anita memalingkan wajahnya kesamping. merasa sangat kesal.     

Hans menghela nafasnya panjang. mengatur perasaannya sendiri, berusaha mengendalikan rasa marahnya.     

"Sepertinya pekerjaanmu lebih penting daripada aku ...."     

"Aku sudah bilang okay.... kamu mau apa lagi ?"     

"Tapi kamu gak ikhlas..."     

'Huh dasar serakah !, sudah memaksaku untuk tidak pergi.... masih juga memintaku ikhlas... masih bagus aku hanya bersikap dingin begini, kalau saja aku bisa, pengen kutelan kau bulat-bulat.', batin Anita kesal. ingin rasanya memaki Hans habis-habisan.     

"Apa pentingnya perasaanku.... bukannya yang terpenting aku menuruti apa mau-mu..." jawab Anita cepat, wajahnya cemberut dan menoleh kearah Hans, hingga mereka kembali saling bertatapan.     

"Segalanya tentangmu penting bagiku !, dengar baik-baik ! ....aku ingin tubuh dan hatimu... dan semua yang ada padamu, menurut padaku ",     

"Aku malas bertengkar denganmu... aku mau ke toilet sekarang !"     

"Tidak. kamu tidak akan kemana-mana sebelum kita selesai membahas ini...."     

"Apalagi yang harus dibahas.... jika kau sudah menetapkan bahwa kau tidak mengijinkanku pergi ... apa lagi yang bisa kulakukan..."     

"Sekarang aku jadi bertambah yakin. jika aku memang harus membuatmu benar-benar kehilangan pekerjaan sialanmu itu !"     

Anita meradang, "Ohhh, jadi selama ini kamu tidak suka melihatku mempunyai karir sendiri..."     

"Memang iya !! baru sadar ?. aku memang lebih suka kamu dirumah, fokus menjagaku dan Bryan saja ...."     

"..... emmm... jika bisa, cepat-cepat hamil lagi.... biar Bryan punya sibling sebagai teman bermain..." ucap Hans dengan suara melembut, ia menyandarkan dagunya pada bahu Anita, seolah sedang membujuknya dengan manja.     

'Astaga.... jaman sudah maju begini.... tapi pemikiran masih stuck di jaman purba... Ckckckck ' Anita tersenyum kecil, ia melihat peluang, sikap Hans mendadak melunak kembali.     

"Tapi yank ... ini kesempatan langka untukku. aku sudah stuck diposisiku setahun ini"     

"Jangan Khawatir ..... aku akan memberimu gaji seratus kali lipat, jika kau kehilangan pekerjaanmu itu.... bagaimana...?"     

"Sa~yang... kau tahu persis magsudku, ... aku tahu kamu sanggup memberiku apapun yang kumau. dan aku menghargai itu, tapi aku benar-benar ingin berkarir dengan kompetisiku sendiri ... mengertilah..."bujuk anita mesra,     

Bibir Hans mendesah pelan, pertahanannya seakan runtuh seketika, menatap wajah memelas isterinya yang tampak seperti seorang gadis yang terintimidasi. membuatnya tidak sanggup mendebatnya lagi.     

"... tapi kamu harus janji. jam lima sore harus sudah pulang kerumah...."     

"Hehehe Jan-jiii...." jawab anita tegas, sambil menunjukkan kedua jarinya keatas sebagai symbol akan menepati janji. wajahnya seketika berubah berbinar cerah dan senyum manis tersungging indah dari bibirnya.     

"Jadi, Apakah aku berhak mendapatkan hadiah ?"     

"Ohh ...." Anita langsung mencium bibir Hans dengan lembut.     

"Hanya ini ?"     

"Hehehe..." Anita terkekeh mengerti, ia langsung menghambur dan kembali memeluk tubuh Hans dengan erat, kedua tangannya meraih wajah Hans dan menghujaninya dengan ciuman diseluruh wajah dan bibirnya bertubi-tubi. "Begini... apa sudah cukup ?" tanya Anita polos, ia segera mengatur nafasnya kembali, wajahnya merah merona, hatinya terlalu senang dengan keputusan Hans.     

Hans segera menyambar bibir sensual isterinya dengan beringgas, kedua tangannya menangkup payudara Anita dalam genggamannya, ia seakan terhipnotis dengan kemolekan Anita yang menggoda, dengan tidak sabar ia ingin segera menikmati keindahan yang menjadi miliknya itu.     

Gayung bersambut, Anita meraih lidah Hans dan menelusuri bibir bawah Hans dengan lidahnya. Hans terbakar, ia melepas jas kerjanya dengan tergesa-gesa. dan langsung merobek Bra indah milik Anita. dan tiba-tiba puting Anita sudah masuk kedalam mulut Hans, Anita memegangi lengan Hans dan merintih kecil,     

Mendengar suara rintihan Anita membuat Hans semakin menggila. ia segera mengencangkan pelukannya dan menghisap kedua puting Anita dengan kuat.     

Dengan suara terengah-engah Anita tiba-tiba menahan wajah Hans ditempatnya, "Tu~nggu...."     

Keadaan Anita sudah setengah telanjang, Hans langsung mendengakkan wajahnya keatas, ia berhenti bergerak dan mendengus. "Ada apa...."     

"Ini menjijikan sekali...." Anita segera bangkit dari sofa, dan menatap jijik kearah tangan kirinya, tanpa sengaja ia telah menyentuh cairan lengket entah dari mana.     

Mata Anita memencar kearah sudut sofa, mencari dengan seksama titik dimana tangannya tadi menyentuh cairan lengket itu. "Ew-wwh...." Anita menemukan ternyata sofa tempatnya mereka memadu cinta barusan penuh dengan bercak cairan menjijikan dibeberapa titik.     

Awalnya ia tidak menyadari itu, namun setelah tanpa sengaja menyentuhnya membuatnya jijik setengah mati.     

Hans ikut berdiri dari duduknya. wajahnya tampak tidak gembira.     

Dengan kaki telanjang Anita bermagsud untuk mencuci tangannya di wastafel sebentar, sebelum membenahi keadaannya, tetapi lagi-lagi kaki telanjangnya juga tanpa sengaja menginjak sesuatu yang basah dan lengket juga.     

"Aw-whh ! Hans apa yang sebenarnya terjadi " tanya Anita dengan suara keras.     

"Ter-ja-di Apa magsudmu...."     

"Kenapa banyak cairan lengket dimana-mana... ini benar-benar menjijikan !!"     

"A-ku.....tidak tahu..."     

Anita menatap Hans marah.     

"Tunggu saja, aku akan segera mengetahuinya. dan akan membereskan masalah ini secepatnya !"     

"Yank... jangan marah.... jangan emosi... ini tidak seperti yang kau pikirkan..."     

"Aku tidak percaya padamu "     

"Sayang please...."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.