Shadow of Love

Mengapa aku tidak cukup untukmu



Mengapa aku tidak cukup untukmu

0Hans membuka pintu mobil dan langsung menutupnya kembali dengan keras. dengan langkah tergesa ia berjalan menuju pintu masuk rumahnya melalui pintu samping garasi. ia mempercepat langkahnya, tidak sabar untuk segera naik ke lantai dua kamar pribadinya dan menemui isterinya.     

Saat membuka pintu kamar, ia mendapati Anita tampak sedang berbaring di atas ranjang, dengan posisi tubuh telungkup, Anita tampak menindih kepalanya sendiri dengan bantal putih, dan menahannya dengan kedua tangannya. punggung belakang Anita tampak bergerak naik turun, sesenggukkan, menunjukkan jika ia sedang menangis terisak.     

Hans mengatur nafasnya senormal mungkin.     

"Sayang.... ada apa ?, kenapa menangis ?...." tanya hans pelan. ia ikut berbaring disamping Anita, dan berusaha mengambil bantal putih yang menindih kepala isterinya dengan perlahan.     

Mendengar suara Hans, membuat hati Anita kembali terbakar, tanpa sadar Anita justru semakin mengencangkan suara tangisnya semakin keras.     

"Ayolah....Katakan padaku... apa yang sebenarnya terjadi... kenapa kau tiba-tiba marah padaku....."tangan Anita reflect menepis tangan Hans yang mencoba membelai punggungnya. Anita sangat marah, dan ia tidak ingin suaminya menyentuhnya.     

Seketika Anita mengangkat wajahnya, ia bangkit dari tidur telungkupnya, dan langsung menarik beberapa lembar tissue dari tempatnya.     

Anita mengelap wajah dan hidungnya yang berair. matanya terlihat memerah dan bengkak akibat menangis terlalu lama.     

Hans reflect ikut merapikan rambut Anita yang terurai berantakan menutupi wajahnya.     

Tetapi Anita langsung menepisnya...     

"Kamu benar-benar jahat !! beraninya kau bermain curang dibelakangku !!" ujar Anita marah.     

"Apa magsudmu...."     

"Tidak usah berpura-pura lagi ! kau benar-benar memuakkan !!"     

"Sayang...."     

"Jangan menyentuhku !!" Anita kembali menepis tangan Hans yang mencoba meraih tangannya.     

Hans terkejut, ia melihat Anita menatapnya tajam, seolah berkata dengan tegas, ia menolak disentuh olehnya lagi, Hans melenguh pelan, ia segera menarik kembali tangannya, tiba-tiba hatinya merasa gentar. sebuah luka yang terjahit rapi dihatinya kini seolah mengangga kembali. menimbulkan rasa nyeri yang tidak terlukiskan.     

"Sayang...."     

"Tidak perlu memanggilku Sayang !! jika aku tidak berarti apa-apa bagimu !!"     

"Bisakah kau jelaskan apa yang sebenarnya terjadi..."     

"Aku sudah melihat segalanya..."     

"Aku tidak mengerti...??."     

"Aku tahu kau yang bersama artist itu...."     

"Artist ??"     

"Tidak perlu berlagak bodoh..."     

" Artist Siapa...?"     

"Katty !!" kata Anita dengan suara lantang. membuat bulu kuduk Hans langsung berdiri.     

"Aku tahu, kau yang ada di video itu !! itu kamu !! kau yang berinisiative menciumnya !! kau mengkhianatiku , aku sudah melihatnya dengan jelas ..."     

Anita tidak mampu melanjutkan kata-katanya. ia kembali menangis terisak. ia membenamkan wajahnya pada bantal.     

Tubuh Hans bergetar, ia merasa bagai berjalan diatas pecahan kaca yang runcing dengan kaki telanjang, tapi ia tetap harus bisa bertahan. meskipun menahan sakit dan harus berdarah-darah. Hans mendekatkan tubuhnya pada Anita, dengan perasaan takut yang luar biasa ia mencoba menyentuh tangan isterinya kembali.     

Anita mendengakkan wajahnya keatas, tatapan matanya bagai bola api yang menyambar dasyat, yang seolah akan membakar siapapun yang berani menyentuhnya.     

Tanpa basa basi Anita langsung menepis tangan Hans dengan keras.     

"Aku bilang jangan berani menyentuhku lagi !!"     

Hans tahu, Anita memang keras kepala. tidak mudah untuk menaklukan hatinya .... dan sepertinya masalah yang ia timbulkan kali ini benar-benar melukainya. ia harus berusaha keras menyembuhkannya, atau dia akan benar-benar habis.     

"Sayang.... jangan marah, aku bisa menjelaskan ini padamu.. tenanglah, jangan terbawa emosi please..."     

"Aku melihatmu menciumnya ... apa lagi yang ingin kau jelaskan !"     

"Sayang tidak seperti itu..."     

"Kau menciumnya berkali-kali..." tukas Anita penuh amarah.     

"Itu bukan aku..." Hans berkeras mengelak....     

"Aku melihatnya berulang kali... itu kamu !! dan kau mencium artist itu di bibirnya .. " Anita mengucapkan kalimat terakhir dengan pelan, sambil memegangi bibirnya sendiri. air matanya mengalir deras, ia terlihat begitu terluka.     

Tangis Anita seketika meledak lagi. hatinya terasa sakit. bagai tertikam pisau yang tajam. terasa sangat perih.     

Hans memandang Anita dengan tatapan tidak berdaya. baru kali ini ia melihat Anita begitu emotional, ia bahkan tidak menutupi rasa cemburunya, dan mengungkapkan perasaan marahnya secara terbuka padanya. tapi justru itu yang semakin membuat Hans merasa ketakutan, Hans tahu, kali ini Anita benar-benar sedang marah padanya.     

Wajah Hans terlihat tegang. tangannya terasa lembab akibat keringat, 'Sialan !! video yang mana yang sebenarnya ia lihat...' Hans berpikir keras, 'Bukankah dia bilang sudah berhasil meredam beritanya ?!! berani sekali ia membodohiku !! dasar wanita Sialan tidak becus !! wanita tidak berguna !!'     

"Sayang.... aku tidak bersalah ...." ucap Hans lemah, berkata dengan bersungguh-sungguh, ia berusaha memasang wajah lugu yang meyakinkan. untuk menguatkan kesan bahwa ia tidak bersalah, sorot matanya sayu, bagai pria malang yang teraniaya dan sangat menderita, membuat kesan bahwa ia adalah korban sesungguhnya.     

Ia hanyalah korban dari berita yang di plintir untuk mendongkrak popularitas artist itu.     

"Hans.... aku sungguh tidak tahu lagi ....aku harus bagaimana.... aku tidak tahu bagaimana caranya menahanmu agar tetap setia hanya padaku.... aku sudah melakukan semua yang terbaik semampuku.... "     

"Aku tahu.... aku tahu itu sayang..."     

"Tapi mengapa ... mengapa aku tidak cukup untukmu ??," ucap Anita pelan, nada suaranya terdengar parau dan putus asa.     

"Dengarkan aku sayang... " Hans mengangkat kedua bahu anita dan memaksanya untuk melihat kearahnya.     

Anita membiarkannya.... ia membalas menatap Hans dengan wajah sayu.     

"Aku memang mengenal beberapa artis terkenal dan menjalin komunikasi dengan mereka.... kamu tahu khan, perusahaan kita menggunakan artist-artist sebagai brand ambassador untuk beberapa advertising promosi.... dan itu telah digunakan dalam strategy marketing beberapa tahun terakhir ini .."     

Sambil berbicara Hans mengunci pandangan isterinya agar fokus mendengarkannya.     

"Sayang.... saat ini kantor sedang gencar melakukan promosi untuk Wijaya boulevard and apartment, yang merupakan proyek terbaru kita... selain Katty, kita juga mengontrak banyak artis besar lainnya. "     

"Lagian kau juga tahu, kita juga sering mengadakan acara charity secara reguler, dan mengundang mereka untuk memeriahkan acara"     

"Sayaang.… video itu tidak membuktikan apapun....logikanya jika aku memang ada hubungan khusus dengan Katty , kenapa aku harus melakukannya dengan sembunyi-sembunyi... kenapa aku tidak menikahinya saja dari awal !!, tohh aku yakin artist itu tidak akan menolakku !!," jelas Hans dengan wajah berapi-api.     

"Sayang... percayalah. aku seorang yang professional, dan aku selalu memisahkan otak dengan hatiku... aku tidak pernah membawa urusan pekerjaan melewati batas setia-ku. akui, aku sering mencium pipi artis-artis itu dalam beberapa kesempatan .... tapi sebatas untuk ceremony dan menghargai cara mereka mengucapkan salam.... that's it !!" jelas Hans meyakinkan anita panjang dan lebar.     

'Huh akhirnya ide mengalir begitu saja dari mulutnya...' Hans merasa sedikit tenang, setelah mengucapkan penjelasanya, ia tiba-tiba bersyukur, memiliki kemampuan public speaking diatas rata-rata. terbukti ia selalu dapat membuat semua orang terhipnotis dengan pidatonya.     

"Kamu pembohong !!" teriak Anita galak.     

Hans tersentak kaget.     

"Jadi kau sudah tidak percaya padaku lagi..."     

Rupanya kebohongannya kali ini tidak berhasil. 'Habislah aku.... apa yang harus kulakukan ?! Ayo Hans cari ide lainnya ! cepat temukan ide lainnya !'     

"Aku tidak sebodoh itu Hans... kau pikir aku idiot yang akan percaya dan menelan semua kata-kata bohongmu begitu saja !! kau tidak akan bisa menipuku... paham !!"     

"Sayang..." Hans meraih wajah Anita, bermagsud ingin menciumnya, satu-satunya hal terakhir dalam otaknya kini adalah mencumbu isterinya, ia harus bisa meredakan amarah Anita dengan bercinta.     

Tapi Anita buru-buru menghempas tangannya, ia berdiri dan langsung berjalan menjauh darinya. Anita seolah menciptakan batas diantara mereka, dan ia benar-benar tidak ingin disentuh olehnya.     

Hans menatap kearah Anita dengan tatapan pilu, hatinya benar-benar terluka. Dia seperti tersadar.... dan ia menyesal !! ia benar-benar menyesal telah membuat Anita menjauh darinya.     

"Jangan memanggilku Sayang... aku tidak sudi berbagi sayang dengan artist itu !! kau pergi saja bersamanya... aku ingin akhiri pernikahan ini"     

"Nita jangan suka bermain-main dengan kata-kata pisah. pernikahan adalah sakral, kau tidak boleh mengatasi ingin berpisah meskipun sedang emosi sekalipun !!"     

"Instropeksi diri sebelum bicara !! siapa orang yang membuat pernikahan ini sebagai mainan ??, membuatku bagai sebuah lelucon ?. bagai badut penghibur di rumah ini Hah !!"     

"Aku tidak melakukannya...."     

"Berbohonglah sampai akhir.... jika itu membuatmu merasa lebih baik. tapi aku tetap pada pendirianku...!"     

"Sayang...."     

"Lepaskan !!"     

"Aku mohon maafkan aku.... kau benar-benar membuatku takut...."     

"Kamu tenang dulu please.... aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya padamu... jika kau tidak mau mendengarku begini..."     

"Atau begini saja,... bagaimana jika kita bertemu saja dengan artist itu secara langsung.... aku akan menelfon Jenny sekarang, untuk mengatur jadwalnya... kau boleh bertanya padanya secara langsung, untuk mengklarifikasi masalah ini yahh.... mau yahh.....", pinta Hans bersungguh-sungguh. Hans terus memandangi wajah isterinya dengan lekat. ingin memastikan reaksi anita selanjutnya. apakah ia mempercayai perkataannya atau tidak.     

Tiba-tiba ia merasa bangga pada dirinya sendiri, realized jika skills ngeless nya telah berkembang dengan pesat. ia harus berterima kasih pada Otaknya yang cemerlang, kata-kata defense seakan meluncur begitu saja melindunginya. Hans tampak tersenyum samar, mengamati isterinya dalam diam.     

Anita terdiam. wajahnya mengeras, ia tampak sedang berpikir serius. sepertinya Anita sudah bisa menenangkan diri. tangisnya mulai mereda. sesekali ia menarik beberapa tissue dari package untuk menghapus air mata dan hidungnya yang masih berair.     

"Sayang.... beri aku satu kesempatan untuk membela diri... atau, setidaknya kau harus bersikap adil padaku... jangan menghakimiku dengan opini sepihak..."     

Anita pergi kearah ruang wardrobe, ia langsung mengambil beberapa baju secara acak juga mengambil beberapa set pakaian dalamnya.     

Hans mengeryitkan dahinya, mengamatinya dari jauh.     

Anita membawa tumpukan bajunya dan melangkah keluar kamar.     

"Kau mau kemana...?"     

"Bukan urusanmu !" jawab Anita galak.     

"Tidak, kau tidak boleh pergi dari sini..." Hans berkeras menghalangi Anita di depan pintu.     

"Siapa yang mau pergi dari sini !! .. aku akan menggunakan kamar sebelah... minggirrr !!"     

"Hahh !!... kau bermagsud pisah ranjang denganku.... ."     

Hans menyipitkan matanya,     

'Ohh apakah itu berarti ia tidak mau tidur denganku ?!!, Huh tidak mungkin !!, Apakah dengan kata lain, ia tidak mau bercinta denganku malam ini ?? Tidak. aku tidak akan membiarkan itu terjadi ...'     

Anita mendorong tubuh Hans kesamping. dan Hans berpura-pura lemah, tubuhnya seketika terhuyung, ia hampir terjatuh ke samping.     

Anita sedikit terpana, 'Perasaan aku tidak mendorongnya dengan kuat....', saat melihat Hans telah berdiri sempurna, ia langsung membuka pintu kamar dan melangkah keluar menuju salah satu kamar tamu yang berada di sebelah kamar mereka.     

Hans mengikuti langkah Anita dibelakangnya.     

"Biarkan aku sendiri.... aku tidak ingin diganggu"     

"Aku tidak menganggumu... aku tidak bersuara ...." jawab Hans sambil mengangkat kedua tangannya keatas.     

"Jauh-jauh !!.... Jangan mengikutiku ...." Mata anita menunjuk ke pintu, seolah mengusir Hans dari sebelahnya.     

"Tidak... aku mau ikut bersamamu... "     

"Jangan memaksaku... atau aku benar-benar akan pergi dari sini.... "     

"Apa kau sedang mengancamku ?!..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.