Shadow of Love

Bagaimana pendapatmu tentangku



Bagaimana pendapatmu tentangku

0Anita datang kekantor dengan wajah kuyu. ia hampir tidak tidur semalaman, memikirkan scandals yang melibatkan suaminya yang kini seolah menjadi topik utama perbincangan seluruh netizen Indonesia. dengan kondisinya sekarang ini, sebenarnya tidak masuk kerja adalah keputusan paling ideal yang harus di ambilnya, namun berdiam diri di rumah ternyata semakin membuatnya pusing tujuh keliling. tangannya seolah ingin terus memencet smartphone dan televisi demi memantau perkembangan gossip terkini tentang suaminya.     

Gossip seakan berkembang semakin liar dan tidak masuk akal. pagi ini ia sempat melihat salah satu media menyebarkan gossip yang menyebut jika sebenarnya Bryan adalah anak Hans dengan Katty. mereka meyakini bahwa sebenarnya Hans telah menikah siri dengan Katty dan melahirkan Bryan, tapi berhubung tidak mendapat restu dari orang tua Hans, akhirnya Hans mengambil anak itu dan membesarkannya bersama isterinya yang sekarang, yang tidak lain adalah dirinya sendiri.     

Saat melihat berita itu, Anita hampir saja pingsan karena tertawa, bagaimana mungkin media bisa menciptakan scenario mengarang bebas dengan data-data ngawur untuk meyakinkan khalayak. Jelas-jelas ia sendiri yang mengandung dan melahirkan Bryan, bagaimana bisa jadi Katty yang mengambil credits ?, 'Dasar berita ngawurr !' keluh Anita, ia langsung membuang ponselnya. tidak ingin melihat gossip itu lagi, situasi ini membuat logikanya benar-benar di pertaruhkan.     

Beruntung, selama ini ia tidak terlalu active bermain media sosial. Akun pribadinya hanya memiliki 200-an followers, yang tidak lain adalah rekan kerja, keluarga dan teman-teman terdekatnya saja. ia juga tidak pernah memasang foto profile dirinya, Bryan atau suaminya di akun media sosialnya, dan tidak pernah memajang kebersamaannya bersama keluarga pada feed media sosialnya.     

ia hanya memposting foto tentang makanan favoritenya, bunga, atau tempat epic yang dikunjunginya saja, dan tidak menampilkan sedikitpun tentangnya.     

Anita seolah baru menyadari bahwa keputusannya itu tepat, dalam situasinya sekarang ini, identitasnya tetap aman, tidak terekspose karena tidak ada satu media-pun yang berhasil mendapatkan fotonya. sehingga ia tetap dapat beraktivitas seperti biasanya.     

Anita berharap dengan pergi bekerja dapat membuat otaknya menemukan Tema baru untuk dipikirkan, membuat fokus masalahnya terpecah , dan membuatnya tidak memikirkan perselingkuhan suaminya itu lagi.     

Anita membaringkan setengah badannya diatas meja kerjanya. dengan kepala menghadap ke samping, ia berangkat lebih pagi, ia mempunyai sepuluh menit lagi sebelum jam kerja dimulai, ia ingin memejamkan matanya sejenak, untuk menghilangkan rasa penat dikepalanya.     

Tidak lama kemudian,     

Chen masuk melalui pintu utama kantor. pagi ini ia datang dengan berpakaian setelan jas semi formal, berwarna biru dengan dalaman kemeja putih tanpa dasi, posture tubuhnya yang tinggi tegap menampakkan kesan cool dan stylish. garis wajahnya yang tegas, dengan hidung mancung, dan mata coklat yang agak sipit menandakan jika ia seorang pria berdarah campuran. sosoknya yang tampan langsung membuat semua mata terpaku mengaggumi ketampanannya.     

Sorot mata Chen langsung memencar keseluruh penjuru kantor. ia lalu melangkah tegas ke arah ruang direktur utama. para pegawai yang tidak sengaja berpapasan, langsung membungkukkan setengah badannya memberi hormat. dan Chen akan membalas dengan anggukkan singkat.     

Pak Malik berjalan dengan langkah terburu-buru menyambut kedatangan Chen, "Selamat Pagi sir..." sambut pak Malik sopan, bibirnya membuka lebar, tersenyum cerah hingga menampakkan barisan gigi putihnya yang berderet rapi, mendampingi langkah Chen berjalan menuju ruang kerjanya.     

Tiba-tiba langkah Chen terhenti, wajahnya menoleh kearah satu ruangan yang terbuka di sebelah kirinya. tatapannya tampak terheran, menatap kearah ruang Anita yang memang tidak berpintu sama sekali.     

Dengan wajah penasaran ia berjalan pelan ke arah ruang kerja Anita.     

Di lihatnya, anita tampak merebahkan setengah badannya, telungkup diatas meja kerjanya dengan kepala menghadap ke samping.     

dengan gerakan bersamaan Pak Malik dan Chen menengok ke arah wajah Anita yang menghadap ke samping meja, dan mendapati Anita yang tampak memejamkan matanya, tertidur pulas.     

Wajah Pak Malik berubah memerah penuh amarah, ingin sekali getok kepala Anita yang molor pagi-pagi di kantor. 'Oh Tuhan kenapa aku bisa memelihara karyawan tidak berguna semacam ini', tapi Chen langsung meletakkan jari telunjuknya tepat didepan bibirnya. memberi kode pak Malik untuk jangan berisik, Chen lalu mengatur wajahnya. membuat kesan sangat berwibawa. dengan wajah tegas ia mengibaskan tangannya berulang kali. seolah memberi kode agar pak Malik pergi dari ruang kerja Anita sekarang juga.     

Pak Malik menatap Chen dengan ragu, ia tidak percaya bossnya itu mengusirnya, padahal ia benar-benar ingin memberi pelajaran untuk karyawannya si tukang tidur Anita itu, demi menunjukkan kredibilitasnya sebagai direktur di kantor. 'Huh bikin malu aku saja !, awass kau kecoa kecil. lihat saja nanti... setelah boss Chen pergi !! Habis riwayatmu !!' batin pak Malik kesal. Pak Malik menganggukkan kepalanya mengerti. ia lalu berjalan dengan pelan meninggalkan ruangan Anita. membiarkan Chen berdua bersama dengan Anita di sana.     

Chen mengampit kedua bibirnya rapat-rapat. menahan tawanya. 'Dasar tukang tidur...'     

Chen mengambil satu kursi di depan meja kerja Anita dengan gerakan hati-hati, ia lalu sengaja duduk disamping meja Anita dan segera mengambil ponselnya untuk mulai sibuk beraktivitas dengan pekerjaannya. sesekali tatapannya melihat pada wajah Anita, dan ia tampak membeku, wajahnya tampak terpana pada pemandangan yang di lihatnya. tanpa sadar tangannya telah menjulur ke depan, meraih helai rambut anita yang terjatuh menutupi wajah indahnya.     

Satu jam kemudian....     

Anita terbangun dari tidurnya, dan ia merasakan pikirannya lebih fresh 'Hmm tidur sebentar juga bikin badan segar lagi' batinnya.     

"Ehhh co-pottt.... copot " teriaknya latah. saat melihat wajah Chen berada tidak jauh dari wajahnya. spontan Anita langsung memegangi dadanya, menatap kearah Chen dengan mata membelalak.     

"Sejak kapan kau disini..." tanya Anita galak, masih berusaha menenangkan diri. sambil terus memegangi dadanya sendiri dengan kuat.     

"Emm sudah sejak satu jam yang lalu..." jawab Chen santai, matanya langsung melihat kearah arloji di tangannya, lalu kembali menatap Anita sambil tersenyum manis.     

"Hahaha kau memang lucu. selera humormu bagus juga hehehe ..." ujar Anita sinis, tentu saja ia tidak percaya pada jawabban Chen. ia merasa baru lima menit saja memejamkan mata, seenaknya saja Chen mengatakan sudah sejam yang lalu disana. 'Dasar hiperbola .. tukang fitnah !', Anita menatap Chen sambil tersenyum mencibir.     

Meskipun ia sadar, Chen adalah Boss besarnya. tapi ia benar-benar tidak dapat menahan diri untuk membalas ejekan Chen padanya. dari cara Chen menatapnya saja, sudah membuatnya ingin melempar sendal pada wajah Annoyingnya itu.     

"Cepat cuci muka dulu sana ... bersihin iler nya"     

Anita auto menyentuh bibirnya sendiri. dan langsung membersihkan area mulutnya yang dipikirnya benar-benar ada ilernya. 'ehhh tunggu bentar.... sejak kapan aku tidurnya ngiler ?", Anita kembali menoleh ke arah Chen, dan dilihatnya Chen sedang terbahak dalam diam. 'Sialan !! aku dikerjain ...' Anita kembali menatap Chen sinis, hatinya semakin merasa kesal setengah mati.     

"Denger yah, aku cuma berbaring lima menit-an doank... mana sempet ileran...,"     

"Hahaha lima menit doank yahh ?... berarti jam-mu salah dong ?." Mata Chen langsung menunjuk ke jam dinding di belakang anita. dan mata Anita reflect mengikuti tatapan Chen, melihat ke arah jam dinding, dan matanya seketika membola lebar, seakan tidak percaya menatap angka pada jam dinding yang dilihatnya. 'Gosh... perasaan tadi belum jam delapan saat aku datang kekantor...., kenapa sekarang sudah mau jam sepuluh saja... mampus aku !!.'     

"Hehehe aku tidak biasanya ketiduran di kantor begini... suwerr.... kenapa kamu tidak membangunkanku saja tadi...."     

"Aku typical boss yang bijaksana khan... bahkan membiarkan karyawanku tidur pada jam kerja, tepat di depanku ... how do you think ?"     

'Ohh... jadi magsudnya ia minta dipuji... hehehe'     

"Ahh Mr Chen memang boss terbaik se-Indonesia , ... tidak di ragukan lagi !!" jawab Anita sambil mengacungkan dua jempol tangannya memuji.     

"Kalau begitu cepat bersiap sekarang...."     

"Hah... K- kemana ?"     

"Kau pikir ngapain aku buang-buang waktu nungguin orang ngiler semeja, kalau gak ada keperluan... ngapain ??"     

Chen langsung berjalan keluar ruangan.     

"Ehhh iya... bener juga... " Anita segera meraih tas kerjanya dan langsung mengalungkan menyilang di pundaknya. dengan langkah terburu-buru ia menyusul Chen keluar dari ruanga kerjanya.     

BHUK !!     

Aghhh.....!     

Anita meringis sambil memegangi dahinya. tidak sengaja ia menabrak bahu belakang Chen yang menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba.     

"Excuse me sir.... hehehe " ucap Anita meminta maaf. 'Duh seandainya kau bukan bossku dikantor, aku tidak sudi meminta maaf padamu. Jelas-jelas kau sendiri yang salah, seenaknya berhenti berjalan dengan tiba-tiba... jadi sakit nih dahiku'.     

Anita tertawa sendiri.     

"Apakah kau memang suka membuat masalah seperti ini ?"     

"Ehhh maaf, saya tidak sengaja..." tawa Anita langsung terhenti. ia melirik kearah Chen. ia pikir Chen sedang marah padanya. tapi tidak. lelaki itu malah kelihatan senang, karena anita begitu mudah terjebak. 'Sialan !!' batin Anita mengutuk, tapi tentu saja ia tidak berani mengumpatnya secara blak-blakan.     

Mereka sampai di depan pintu utama kantor dan Chen langsung melempar kunci mobilnya kearah Anita.     

"Antar aku ke bogor sekarang...."     

"Hah...!! Tapi sir... saya punya banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan"     

'Duh ke bogor lagi.... Apa dia gak trauma dengan perjalanan kesasar tempo hari ?, ngapain masih nyuruh aku setirin lagi kesono ... '     

"Pekerjaanmu sekarang adalah mengantarku !!"     

"Tapi saya khan bukan sopir..."     

"Kau sendiri yang bilang kau multitasking, bisa mengerjakan semua pekerjaan tanpa kendala.. mana baktinya ?."     

"Tapi sir.... "     

"Udah bawa mobilnya sekarang, kita harus sampai di bogor sebelum jam dua.."     

" Huh, Pemaksaan !!" jawab Anita menggerutu.     

"Tenang saja... ada uang capeknya nanti ..."     

'Gak butuh !!' Anita tidak menjawab lagi, ia segera masuk ke dalam mobil dan mengemudikan mobilnya berjalan menuju ke jalan utama.     

"Anda adalah seorang executive yang sangat sibuk, ada baiknya jika memiliki seorang assistance khusus di indonesia, untuk menghandle keperluan anda saat berada disini.." ucap Anita, membuka obrolan di dalam mobil.     

Chen mengabaikan Anita. dan malah membuka tas kerjanya, Anita melirik ke kaca spion. dan pandangan mereka bertemu.     

"Perhatikan jalannya !!" bentak Chen keras.     

'Bedebah !' Anita merasa kaget setengah mati. ia kembali melirik kearah kaca spion lagi, wajahnya pucat dan ingin memaki. Sejenak kelihatannya Chen nyaris tertawa. 'Sialan, kenapa aku harus menjadi sopir si brengsek Sialan ini sih... mood swing banget lagi, tadi bicaranya baik banget, ehh tiba-tiba galak cem abis kesambet setan aja !'     

Beberapa saat Anita menyetir dalam keheningan. melaju keluar dari Km 15, dan memasuki Km 20.     

"Jadi kau tertarik menjadi assistance ku ..."     

"Hahh...." Anita sejenak terpana, ia menatap mata Chen yang sedang menatapnya dengan fokus,     

"T-Tidak... saya tidak punya kompetensi menjadi seorang assistance... saya hanya memberi saran saja tadi pada anda,..."     

"Lain kali , jika kau datang menyarankan sesuatu, pastikan Kau juga sudah mempunyai solusi atas masalahnya... paham..."     

'Paham!! lain kali aku tidak akan membuka mulutku untuk bicara omong kosong lagi denganmu !'     

"Bagaimana anakmu.... sebesar apa dia sekarang" tiba-tiba pembicaraan out of topic.     

"Dia sudah bisa berjalan, mungkin sebentar lagi akan bisa kuajak jogging bersama,"     

Seketika wajah Anita berubah berbinar cerah. membicarakan tentang Bryan adalah topik paling disukainya,     

"Apa aku bisa berkenalan dengannya ..."     

"Tentu saja sir.... anakku tidak takut pada orang asing...."     

"How lovely ...."     

"Yess he is..."     

"Hmm ...Bagaimana pendapatmu tentangku...."     

"Magsudnya...."     

"Aku adalah pria mapan.... " Anita menganggukkan kepalanya setuju.     

"Apa aku tidak punya daya tarik sedikitpun dimatamu ?"     

"Hahh !! anda jangan bercanda sir.... Anda sangat menawan, bagaimana mungkin ada wanita normal yang tidak tertarik pada anda..."     

"Ada ...., Kamu !! "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.