Shadow of Love

Apa uang dariku belum cukup



Apa uang dariku belum cukup

0'Apa hubungannya denganku.. ?.'Anita menatap kearah spion mobil, matanya bertemu dengan tatapan tajam Chen padanya. 'Apa dia sengaja memancingku ? ... biarin aja, kalau begitu aku tidak keberatan kau menganggapku bagian dari wanita tidak normal itu...'     

"Saya... ?"     

"Siapa lagi ?,...Kulihat, kau tidak tertarik sedikitpun padaku . .." ujar Chen dingin, seolah sedang mencibir dirinya sendiri.     

"Hahaha saya sudah berkeluarga sir, saya dilarang mengaggumi pria lain selain suami saya...."     

"Huh...How boring...."     

'Huh bagaimana ada manusia senarsis ini ?!' Anita tersenyum samar.     

"That's the marriage rules..."     

"Apa pekerjaan suamimu.. ?."     

"Emm-mm konsultan reproduksi ... " jawab Anita asal. ia masih merasa marah pada Hans, dan hanya mendengar kata 'suamimu' saja, seakan membuat tanduk di kepalanya tumbuh kembali. tentu Anita tahu jika Chen tidak bermagsud mengejek atau bicara sarcasm padanya, faktanya Chen bahkan tidak tahu jika dirinya adalah isteri Hans Siddhartha Wijaya yang sedang viral sekarang ini.     

"Aku baru dengar, ada profesi semacam itu ?"     

Chen mengeryitkan keningnya, tampak berpikir keras, "Apakah ruang kerjanya di lingkup rumah sakit ?"     

'Rumah bordil lebih tepatnya ' jawab Anita dalam hati, "Bukan... dia mempunyai klinik sendiri " Jawab Anita pelan, tiba-tiba ia merasa bersalah, telah berbohong pada Chen yang bertanya padanya dengan serius.     

"Hmm menarik..." ujar Chen , menanggapi dengan suara ringan, lebih tepatnya ia terlihat pengen ngakak. 'Bodo Amat. toh yang diketawain Hans, bukan aku' Batin Anita dingin, ia ikut tertawa.     

"Kamu cantik saat tertawa nita..."     

"Hahaha meskipun anda adalah Boss saya, tapi pepatah bilang... anak kecil di larang menggombal pada orang tua.... pamali boss !!"     

"Hah Come on ... beraninya kau memanggilku anak kecil ?!!...aku dua puluh lima tahun sekarang. kita hanya berselisih tiga tahun saja. aku mengetahuinya, aku sudah memeriksa profile mu, jadi aku tahu usiamu sekarang..."     

"Tetap saja kau masih dibawahku..."     

"No I'm not. I'm always superior. kau boleh di atasku dalam hal tertentu... tapi itu hanya terjadi atas persetujuanku...."     

"Mengapa harus atas persetujuanmu ?... nyatanya, mau tidak mau... aku tetap diatasmu ",     

"Apa kau begitu suka mendominasi ?" ucap Chen sambil tersenyum samar, Anita menatap kearah spion, dan tatapan mata mereka bertemu, ia merasakan sesuatu yang salah dari ucapan Chen.     

"Apa yang kau bicarakan ?!"     

Wajah Anita seketika memerah bagai udang rebus. ia tidak tahu, apakah ia yang terlalu berprasangka berlebihan. Tetapi sepertinya ucapan Chen tadi mengarah pada hal tabu.     

Anita tidak berani berbicara lagi, ia merasa telah berbicara terlalu banyak. Tidak baik baginya berbicara terlalu terbuka seperti ini. ia takut, akan menimbulkan bossnya itu menjadi salah persepsi padanya.     

Anita mencoba fokus menyetir kembali.     

Chen tadi menginggatkan, harus sampai di tempat pertemuan pukul dua siang. dan Anita berusaha sebaik-baiknya untuk mengantarnya tepat waktu. tapi kondisi jalanan tidak mendukung, ke arah puncak sedang turun hujan begitu deras. otomatis ia harus menyetir dengan sangat hati-hati.     

Anita tahu, Chen menganggap kerja sebagai hidupnya. ia benar-benar merasa bersalah karena tidak dapat mengantar Chen ke pertemuan itu tepat waktu.     

Mereka akhirnya sampai di tujuan pukul dua lewat tiga puluh menit. Anita sangat letih, matanya lelah, dan terasa berat karena di paksa bekerja berat. "Aku mungkin agak lama", Kata Chen sambil menutup laptopnya.     

"Kalau begitu aku akan mencari restaurant di sekitar sini untuk makan siang", jawab Anita riang,     

"Bisakah aku add Line or whatsapp mu ?,.. hanya untuk jaga-jaga jika aku tidak menemukanmu..."     

"Ohh... " Anita segera mengambil ponsel miliknya dan memberikan QR Code untuk di add pada ID whatsapp miliknya.     

Dan mereka bertukar nomor whatsapp.     

Chen lalu meninggalkan mobil tanpa berbicara. Anita menduga ia takkan melihatnya lagi sampai tiga jam kedepan. Ia merasa murung lagi, melihat punggung belakang Chen hingga menghilang dari depan pintu Villa mewah di depannya.     

.     

.     

"Ayokk keluarkan suaramu my Katt.. sebut namaku baby.... keluarkan desahanmu lebih keras lagi ....." seru nicky sambil terus menyodokkan batang kejantanan tiruan itu intense ke lubang anus Katty.     

Mereka telah bercinta semalaman, saat pagi hari Hans beristirahat, memberi waktu Katty dan Nicki bercinta berduaan saja. tapi ketika terbangun sore hari, melihat percintaan mereka masih berlanjut Hans kembali bergabung.     

Katty semakin lama semakin dapat menerima penis buatan dalam anusnya, ia bagai mendapatkan pengalaman bercinta dengan double stimulasi, dan tidak dapat dipungkiri, itu memberinya double kenikmatan dan membuatnya orgasm berkali-kali.     

Hans dan nicky bergerak memompa vagina dan lubang anus Katty bersamaan.     

Ketika sodokan itu menyentuh dinding terdalam sana. Katty auto menjerit, spontan ia meremas tubuh Hans di bawahnya sambil menggelengkan kepala, menahan sejuta rasa yang tak terkatakan.     

"Aag~hhhh enough please Aaa~aghhhh cukup !!" pinta Katty memohon, Hans dan nicky tampak tidak peduli. dimata mereka penolakan Katty bagai kamuflase munafik yang berarti sebaliknya.     

Hans kian terpacu memuaskan gairah liarnya. mewujudkan fantasi bercinta dengan bebas menggunakan tubuh Katty.     

"Kau sungguh hebat Butchi !!" ucap hans sarcasm, memuji pertahanan Katty yang mampu bertahan bercinta hingga waktu yang lama.     

Hans tidak tahu, jika Nicky telah memberi obat perangsang dan beberapa jenis narkoba pada Katty agar dapat bertahan bercinta dengannya seharian.     

Dengan serakah Hans merenggut payudara Katty yang terhentak bergoyang diatas tubuhnya.     

Sambil terus menikmati hentakan nicky yang terasa hingga padanya, Hans menghisap payudara Katty passionately. membuat Katty tanpa sadar mendesah nikmat.     

Katty yang semula berkeras menolak percintaan itu akhirnya takluk dan tampak mulai menikmati permainan yang mereka ciptakan.     

Lima menit kemudian ...     

"Aag~ahhh !!" Katty terpaksa terbangun dari afterglownya. ia merasakan tubuhnya tersengat rasa panas yang membakar tubuhnya.     

Matanya terbelalak. saat melihat nicky tampak tersenyum sambil membawa sebuah lilin putih dalam gelas bening ditangannya.     

Nicki dengan sengaja meneteskan lilin putih itu pada payudara Katty.     

"Perempuan gila !! ..apa yang kau lakukan !"     

Katty berteriak, menjerit kesakitan. ia segera bangkit dari tempat tidur, berlari menghindar dari tetesan lilin nicky selanjutnya.     

Nicki lalu mengkode Hans yang sedang duduk malas disofa, untuk kembali membantu aksinya.     

Nicki ingin bercinta kembali dengan Katty dengan gaya sadis lainnya.     

"Ohh don't do this !! Hans....i begging you … please" pinta Katty memohon, sambil menatap kearah Hans dengan wajah memelas. sorot mata Katty jelas menunjukkan kelelahan dan rasa putus asa yang dalam. ia berdiri dipojok kamar, menempelkan tubuhnya pada dinding ruangan.     

Seandainya Katty dapat memutar waktu, ia akan menolak pertemuan dengan Hans, ia tidak pernah membayangkan akan mendapatkan perlakuan gila, mengerikan, sadistic sebagai hukuman atas terbongkarnya hubungan mereka.     

Katty benar-benar menyesal telah datang ke tempat ini !!.     

Katty menatap Hans memohon... namun Wajah tampan dengan garis rahang jantan itu seakan     

telah berubah menjadi orang lain. Sorot mata yang biasanya terlihat begitu intim dan lembut menatap romantis padanya, kini seolah berubah terlihat kejam dan mengerikan. membuat Katty terrified, merasa sangat ketakutan.     

Katty tahu, percuma saja ia memohon ampun pada Hans. sorot matanya tidak berubah, Hans tampak tidak tersentuh dengan wajah memelas Katty, Hans seakan tidak peduli pada rasa sakit yang dirasakan Katty. ia tidak peduli apakah Katty terluka karena ulahnya.     

Katty seolah tidak berarti apa-apa baginya...     

Dengan wajah marah Hans berjalan angkuh mendekatinya, Katty terjebak di sana, matanya menoleh ke kanan dan ke kiri, ia sadar, tidak punya tempat lain untuk melarikan diri, pintu kamar tampak terkunci rapat, dan tubuhnya kini telanjang, tanpa sehelai benangpun ditubuhnya.     

Hans menyambar tangan Katty dan mengenggamnya kuat. lalu mendorong tubuh Katty kearah ranjang, Katty jatuh terkapar diatas tempat tidur. dan Nicky langsung menyambut umpan dari Hans, ia kembali meneteskan lilin panas pada tubuh terlentang Katty, Katty tidak dapat melawan ketika Hans menahan kedua tangannya keatas, dan mengikat kembali pada Kanopi di tepi ranjang. lalu membantu melancarkan aksi nicky meneteskan lilin panas ketubuh dan payudaranya.     

Katty menjerit kesakitan....     

Nicky tersenyum geli. ia beranjak dari tempat tidur, mengambil sebuah vibrator , dan langsung memasukkan pada vagina Katty dan memberinya speed maksimal.     

Tubuh Katty auto mengelinjang kekanan dan kekiri. dengan stimulasi vibrator dalam vaginanya, dan keringat mulai membasahi seluruh tubuhnya. Nicki merasa itu belum cukup menyiksa Katty, dengan gerakan gesit ia menindih kaki Katty yang terus bergerak tak tentu arah.     

Sambil menahan kedua tangan Katty Hans melanjutkan aksi nicky meneteskan lelehan lilin pada payudara Katty sementara Nicki kini sibuk menjilati dan menghisap bagian Vagina Katty yang diisi beberapa vibrator.     

Katty terlihat mendesah sambil meneteskan air mata...     

Nicky lalu memasukkan dildo yaitu sejenis penis buatan yang telah ia persiapkan sebelumya pada lubang anus Katty secara paksa.     

Katty menahan anusnya sebisanya, namun nicky tidak memberi ampun, ia tampak mendorong kuat, terus menyesakkan dildo besar itu kedalam lubang anus Katty hingga masuk sepenuhnya.     

"Aaghhhh sakit ! Ampun hans... A-aghhhh f*ck !"     

Katty menjerit dan terus mengumpat kesakitan.     

Ia sudah tidak dapat memetakan lagi dimana rasa tersakit ditubuhnya saat ini. karena seluruh tubuhnya terasa begitu hancur lebur oleh siksaan demi siksaan tanpa henti.     

"Hans stopped !!!"     

"Aag~ahhhh ! f*ck f*ck f*ck !!!!"     

Nicky justru memacu dildo besar itu menyodok kedalam lubang anus Katty intensely. juga memastikan vibrator dalam vagina Katty bekerja dengan maksimal. Perut Katty tampak bergetar hebat akibat gerakan vibrator di dalam vaginanya sana. yang terus memberi stimulasi dari didalam tanpa jeda.     

Hans tersenyum puas. sambil terus meneteskan lilin panas pada titik tersensitive ditubuh Katty.     

Dengan tangan masih terikat erat pada kanopi ranjang. Katty tampak berusaha menghindari tangan Hans yang bergerak meneteskan lilin panas selanjutnya. Namun Katty hanya dapat menggerakkan tubuhnya terbatas. nyaris tidak bisa menghindarinya.     

Perlawanan Katty terlihat semakin lemah, ia tampak tidak dapat endure lebih lama lagi rasa sakit dalam aktivitas seksual tidak lazim itu.     

dan pandangan Katty tiba-tiba berkunang-kunang , dan ruangan tiba-tiba menjadi gelap ....     

Katty tidak sandarkan diri...…     

.     

.     

Katty membuka matanya...     

Ia melihat Hans melepaskan ikatan tangannya.     

Katty terlihat menyedihkan. ia tergolek lemas di atas ranjang, tubuhnya tampak bermandi keringat, ia tampak meringkuk seperti bayi yang tidak berdaya.     

"Semoga kau puas dengan pelayanan kami ." ucap Hans sinis,     

"Tunggu … apakah ini berarti kamu sudah memaafkanku…" tanya Katty lirih, berusaha meraih tangan Hans yang masih berusaha melepaskan ikatan di pergelangan tangannya.     

Hans langsung menepis tangan Katty. tidak membiarkan Katty menyentuh tangannya.     

"Aku sudah membebaskanmu sekarang ! mulai sekarang kita tidak punya hubungan apapun."     

"Tidak Hans. aku tidak ingin memutuskan hubungan kita. aku tidak mau Hans ~ aku tidak mau …" Katty langsung bangkit dari posisi berbaringnya. tubuhnya terasa lemah, namun ia berusaha menangkap tubuh Hans dan menahan tangannya sekuat tenaga.     

"Kenapa ?. Apa uang dariku belum cukup ?? kau masih butuh berapa banyak lagi ?!!"     

"Bukan begitu … A~aku, A-aku benar-benar mencintaimu …" ucap Katty ragu, usai berbicara, ia langsung menundukkan kepalanya sambil memejamkan matanya rapat-rapat. seolah bersiap menerima pukulan yang mungkin Hans lancarkan padanya. Wajah Katty tampak ketakuttan, menunggu reaksi Hans setelah ia mengatakan perasaan jujurnya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.