Shadow of Love

Asal kau pandai menjaga mulutmu



Asal kau pandai menjaga mulutmu

0"Sudah. tidak perlu berakting lagi didepanku bitch !!" Hans menampar tangan Katty yang memegangi pahanya. "Kau tidak perlu bersusah payah menahan rasa jijikmu padaku !!, kubebaskan kau sekarang. you can go !!" lanjutnya, berbicara dengan nada sinis, Hans menangkup dagu Katty lalu mendengakkan wajah Katty keatas, "I'm sorry. but, mulai sekarang aku tidak bersedia menjadi badutmu lagi bitch... so carilah target lain untuk kau jadikan sebagai clown ATM-mu okay.…" Hans menghempas dagu Katty dengan keras, Katty terhenyak. tapi pasrah menerima perlakuan Hans padanya. "Aku beri kau waktu satu minggu untuk membereskan semua ini.… ingat ! Aku ingin semua bersih !, Jangan menyisakan drama tidak perlu, kalau tidak ingin kuhabisi riwayatmu di showbiz. paham !"     

'Jadi Hans ingin aku mengklarifikasi pada pers tentang hubungan ini, dan ia benar-benar tidak ingin terlibat denganku lagi...'     

"Hans … aku berkata yang sebenarnya. aku benar-benar mencintaimu. aku sangat memujamu. beri aku satu kesempatan lagi please … aku ingin memperbaiki semuanya....."     

"Jangan mimpi ! apa kau pikir aku idiot yang dapat kau tipu dengan tangisan dan rayuan palsumu itu ?!.... Hei bitch, aku bahkan sudah membaca seluruh isi hatimu dengan kedua mataku sendiri !!. aku sudah tahu wajah aslimu...., kau pikir bagaimana mungkin aku sudi menghabiskan waktuku yang berharga dengan seorang lesbian sepertimu ?, piki~iirrrr…!! " ucap Hans tegas, jari telunjuknya menunjuk dahi Katty dan mendorongnya kuat.     

"Hans kamu salah paham padaku, aku hanya terpengaruh oleh pergaulan teman-temanku. aku akui aku memang menjadi menyimpang, aku memang bodoh. tapi Hans...., aku bisa berubah, aku akan menjadi normal kembali, aku janji.... aku tidak akan bergaul lagi dengan mereka, sungguh.... "     

"Honey....Aku akan buktikan padamu... kalau aku benar-benar mencintaimu, aku sungguh mencintaimu Hans...."     

Katty sadar. ia bersalah pada Hans, ia bahkan tidak keberatan pada siksaan Hans padanya tadi, ia merasa pantas menerimanya karena telah membuat kekasihnya itu marah dan terekspose media. Katty bahkan rela jika Hans akan menghukumnya lagi, asalkan pria itu tidak memutuskan hubungan gelap ini dan mau tetap bersamanya.     

"You just piece of trash !! menjijikkan !!" Ucap Hans kesal, ia segera bangkit dari tempat tidur dan langsung keluar dari kamar, ia sudah tidak ingin menanggapi ucapan Katty lagi.     

Nicky tersenyum samar sambil melirik geli ke arah Katty, ia mengoles lipstick merah pada bibirnya yang sexy.     

Nicky selesai merapikan dirinya, ia telah selesai mandi dan mengenakan pakaian dengan rapi. ia kemudian mengikuti langkah Hans keluar kamar.     

"You need cheque or cash ?," tanya hans on point. sambil menyodorkan satu gelas sweet wine dalam gelas kaca panjang ke depan nicky, mereka duduk berdampingan pada kursi tinggi di mini bar Living room.     

"Cash please ..." jawab nicky terus terang. bibir sexynya menyesap wine dalam gelas panjang dengan penuh penghayatan.     

Hans langsung mengeluarkan satu buah amplop tebal berwarna coklat dari dalam laci mini bar. dan memberikannya pada nicky.     

Wajah nicky auto berbinar cerah. menatap amplop tebal itu penuh excitement. ia segera membuka Amplop dengan mata bersinar.     

"Kalau begitu, saya pamit sekarang Mr hans ..." Nicky tidak ingin menunda waktu lagi. ia segera meneguk seluruh sisa wine dalam gelas panjang itu hingga ludes tak bersisa dan berdiri dari duduknya untuk segera meninggalkan Apartment Hans secepatnya, ia tahu. Hans adalah typical pengguna jasa yang tidak suka berbasa-basi, atau banyak mulut. jadi ia harus segera menyelesaikan transaksi ini as quickly as possible.     

"Jangan sungkan untuk memanggil saya kembali anytime Mr. Hans... " ucap nicki sarcasm, sambil mengecup amplop tebal pemberian hans padanya.     

"Asal kau pandai menjaga mulutmu. kupertimbangkan for next time... " balas Hans sinis, berbicara tegas dengan nada mengintimidasi.     

Tentu saja ucapan Hans hanya sekedar formalitas. dalam dunia prostitute kelas elite. Hans memang terkenal dengan sifat royalnya. Hans tidak pelit memberikan fee dan bonus. tetapi sisi lainnya Hans juga terkenal kejam, ia tidak akan memberi ampun pada partners seksnya bila mereka berani buka mulut atau mengkhianati kepercayaanya.     

Umumnya, mereka telah paham aturan main Hans. dan tidak berani berkhianat, jika tidak ingin karir dan pendapatan mereka hancur. seperti yang dialami beberapa model yang berani speak up tentang hubungan mereka, entah dengan alasan prestige atau demi menaikkan popularitas mereka, yang jelas tidak lama kemudian karir mereka seketika tamat.     

Mereka akan tiba-tiba kena block pekerjaan disana sini, media akan memberi mereka silent treatment, sehingga popularitas mereka perlahan menurun dan redup, dan karir mereka akan tamat begitu saja, itulah cara kerja Hans menghukum mereka. ia mematikan karir langsung ke akar sumbernya. dan ia tidak berkompromi dengan pengkhianatan dan kebohongan.     

Tidak ada istilah sugarbaby favorite dalam kamus Hans. ia akan menyimpan satu wanita untuk melayaninya hanya demi alasan praktis saja. dan ia akan membuangnya kapan saja setelah merasa bosan. ia jelas tahu perbedaan antara seks dan cinta.     

Karena dihatinya tidak ada cinta yang lain selain hanya pada isterinya.     

"Honey ..."     

Katty berjalan keluar kamar, ia telah merapikan dirinya kembali dan berpenampilan elegant seperti biasanya. menghias wajahnya yang pucat dengan makeup bold, dan mengenakan setelan kemeja hitam lengan panjang untuk menutupi bekas lebam dan kemerahan pada seluruh tubuhnya.     

Katty menebar senyum indahnya dan berjalan mendekat kearah Hans yang sedang menikmati segelas vodka sendirian.     

Hans hanya diam. tidak menengok atau sekedar menanggapi sapaan lembut Katty.     

"Honey ini sudah larut malam. jangan minum terlalu banyak. tidak baik untuk tubuhmu" Ucap Katty mesra, berusaha mencairkan suasana, ia berbicara dengan nada lembut, seolah ingin menunjukkan rasa pedulinya pada kekasihnya itu.     

"Honey ...aku siapkan air hangat di bathtub yahh. kamu bersihkan dirimu, dan istirahat okay ..."     

Hans kembali menghisap rokoknya dan tetap dengan diamnya ...     

"Honey... aku mengaku salah padamu, aku memang kotor.... aku pembohong ... aku menjijikkan ... aku begitu hina.... aku tahu itu,"     

"Tapi aku benar-benar ingin berubah, ..."     

"Honey... bersamamu aku merasakkan cinta yang sebenarnya... aku benar-benar merasa bahagia menjadi milikmu. aku tahu, aku terlambat untuk menyadarinya. tapi aku berkata yang sebenarnya. Honey... aku berjanji akan berubah untukmu. aku akan melakukan semua yang kau mau. ... beri aku satu kesempatan lagi okay, ..."     

"Please~... aku mohon ... mari kita mulai semua dari awal lagi okay... ~" ucap Katty merajuk. terus berbicara sambil memeluk pinggang Hans. dan menatap wajah Hans tak berjarak.     

Hans tetap dengan diamnya. ia seolah sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, ia meneguk kembali vodka dalam gelas kaca miliknya.     

Tapi sebelum vodka itu sampai di mulutnya. Katty tiba-tiba langsung merebut vodka itu dari tangan Hans, dan auto meneguknya sekaligus hingga habis.     

Hans menatap kearah Katty dengan tatapan kesal, tapi ia kemudian bersikap cuek lagi. tidak mau ambil pusing dengan segala tingkah yang dibuat Katty untuk mencari perhatiannya.     

Hans merasa, ia telah membuat perhitungan impas dengan Katty, ia telah memberinya pelajaran. dan kini ia menganggap semua yang terjadi antara ia dan Katty telah impas.     

Meskipun jika dilihat realita sekarang. Hans dapat menyimpulkan bahwa Katty tampak tidak merasa keberattan dengan perlakuannya bersama nicki tadi, yang bahkan sempat membuatnya pingsan. Sikap Katty menunjukkan seolah kejadian tadi tidak pernah terjadi.     

Hans menatap Katty dan menyungingkan senyum sinis, lalu kembali meneguk vodka langsung dari botolnya.     

Katty menatap kearah Hans dengan wajah cemas,     

"Katakan padaku.... apa yang harus aku lakukan agar kamu memaafkanku …"     

Hans auto menatap nanar kearah Katty. bagai sebuah petir yang menyambar.     

"Enyah kau dari hadapanku, kemasi barang-barangmu, dan tinggalkan Apartmentku sekarang juga !"     

Katty terhenyak oleh ucapan kasar Hans, mereka saling bertatapan tajam. Katty tersadar, ia buru-buru menurunkan wajahnya dan merajuk, "Honey ...aku tidak mau berpisah darimu"     

"Bukan urusanku.!!"     

"Honey ...aku mencintaimu,... bagaimana aku bisa hidup tanpamu ..."     

"Sudah cukup ! Diam !!, atau kusobek mulutmu.....!!, jangan pernah berani ucapkan kata cinta lagi padaku !! atau aku benar-benar akan membunuhmu !! Paham !!" ancam Hans dengan wajah keras. rupanya ia telah habis kesabaran menghadapi rengekkan Katty yang terdengar palsu dan memuakkan.     

Katty auto menjepit mulutnya rapat-rapat. tidak berani membantah lagi.     

Ia tahu, meskipun ia adalah artis yang mempunyai nama besar di industry hiburan, yang sudah settle dan mempunyai kontrak iklan milyaran. namun dihadapan Hans saat ini. she's absolutely nothing ...!! tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membawa hati Hans kembali padanya. tidak ada artinya popularitas yang dimilikinya kini. Hans tidak akan pernah dapat ditundukkan dengan tubuhnya lagi. dan Nasibnya kini seolah berada di tangan Hans yang juga telah memegang kartu AS-nya.     

Tapi, biar bagaimanapun Katty masih tidak rela kehilangan Hans sebagai kekasihnya, wajahnya kembali murka. ia harus mencari siapa dalang semua ini. Ia harus membuat perhitungan dan membalas dendam pada orang yang telah menjebaknya dalam situasi ini.     

.     

.     

Anita segera membawa mobilnya keluar Villa, mencari restaurant di sekitar Villa, untuk menikmati makan siang dan sekedar beristirahat sejenak di sana, tentu saja Kali ini, ia tidak akan melakukan kesalahan lagi, ia tidak akan pergi jauh hingga terjebak macet.     

Setelah makan siang, ia tidak lupa membeli beberapa bungkus Roti dan cake lezat di cafe restaurants. kebetulan ia membawa tas yang lamanyan besar, sehingga roti dan cake itu bisa masuk kedalam tasnya. Anita mengira-ngira, jika pertemuan Chen selesai pukul enam , berarti mereka akan berhenti untuk makan malam di jalan, itu sangat membuang waktu.     

Anita berpikir apakah sebaiknya ia membelikan Chen Roti untuk di makan di jalan. Tapi ia lalu memarahi dirinya sendiri. Apa yang kau pikirkan Nita ?, Chen adalah pria dewasa. jika dia lapar pasti akan bisa membeli makanan sendiri.     

Tapi Anita merasa ragu. karena itu ia tetap membeli beberapa bungkus Roti lagi, buat berjaga- jaga saja. seandainya nanti Chen tidak merasa lapar, ia juga akan membawa pulang sisa Roti yang dibelinya. untuk di berikan pada beberapa assistance Rumah tangga di rumahnya. berbicara tentang Assistance Rumah tangga di rumah, tiba-tiba Anita teringat puteranya Bryan, ia langsung mengambil smartphone dalam tasnya dan menelfon Bryan. tidak lupa ia juga menelfon bibik di rumah jika ia akan lembur, jadi pulangnya agak larut malam. Anita hanya mengantisipasi jika Hans pulang lebih awal dan mempertanyakan keberadaannya. karena ia telah memperhitungkan akan kembali ke jakarta paling cepat sekitar jam delapan malam. itupun jika perjalanan mereka mulus tanpa hambatan di jalan.     

Pukul lima sore Anita memarkir mobil di depan tempat pertemuan Chen dan bersiap menunggunya. Anita baru menunggu sepuluh menit ketika melihat Chen keluar bersama beberapa rekan bisnisnya. mereka tampak bersalaman lalu Chen berjalan menuju mobil.     

Tanpa basa basi, Anita langsung menghidupkan mesin dan mulai melaju. sepanjang perjalanan ia tidak memulai pembicaraan. ketika beberapa kilometer kemudian terdengar perintah dari jok belakang, "Minggir !", mereka masih berada di dalam kota. tapi jelas hujan lebat kembali turun. bahkan sebentar lagi jalanan mungkin akan tergenang banjir. Anita terus menyetir hingga ia menemukan tempat berhenti yang nyaman.     

Anita berpikir mungkin Chen melupakan sesuatu, dan mereka harus memutar kembali.     

"Biar aku yang nyetir. " ucap Chen tegas.     

"Tidak bisa !" bantah Anita sia-sia, karena ternyata Chen sudah keluar dan langsung membuka pintu pengemudi dan menunggu dengan tidak sabar agar Anita segera bergeser ke kursi sebelahnya.     

Saat ini diluar mobil hujan tidak terlalu lebat, Anita tidak ingin membuang waktu. ia tidak ingin berdebat, dan membiarkan Chen kehujanan. ia menggeser pantatnya melewati tengah mobil dan duduk dengan patuh di kursi sebelahnya.     

"Ehhh -..." kata Anita, saat menyadari Chen mengarahkan mobil menuju jalan bebas hambatan, Anita berhasil menarik perhatiannya. Chen menoleh kearahnya,     

"Sepertinya kita harus mengambil jalan memutar ",     

"Ada apa ?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.