Shadow of Love

Jangan mengeluh dengan bau badanku



Jangan mengeluh dengan bau badanku

0"Selamat malam Tuan..." sapa Bibik. Hans tidak menyahut, ia langsung berjalan masuk ke dalam rumah, Hans tampak pulang kerumah dengan diantar oleh sopir pribadinya. "Mbak ... tolong bikinin susu anget dong buat adek ..." Suara Anita menggema indah dari kamar Bryan.     

"Baik buk...." sahut mbak fitri lincah, ia segera berpamitan dengan lawan bicaranya di telfon, dan bergegas masuk ke dalam kamar Bryan untuk membantu Anita menyiapkan susu hangat untuk boss kecilnya itu. namun langkah mbak fitri terhenti di depan pintu.     

"Eh... malem pak... hehehe..." sapa Mbak fitri sopan, tidak sengaja bertemu Hans di depan pintu kamar Bryan, Hans tampak berdiri termenung di depan pintu, tatapan matanya tampak menatap arloji di tangannya, Hans mengeryitkan dahinya, berpikir keras, Mbak fitri berjalan ke kanan dan ke kiri, mencari celah agar dapat masuk ke dalam kamar, sementara Hans masih bertahan berdiri tepat didepan pintu kamar, seolah sengaja menghalangi jalan.     

"Ehhh... permisi pak, fitri numpang mo lewat hehehe..."     

"Ibuk bobok sama Bryan di dalam ?"     

"Enggak kok pak... ibuk cuma temenin maen adek.... kebetulan adek tidur sampe sore-an baru bangun, jadi sekarang adek belom ngantuk... ibuk cuma gantiin jagain adek sebentar, agar saya bisa menelfon mamak di kampung, hehehe "     

"Ohhh..." Hans menganggukkan kepalanya mengerti...     

"Saya .. permisi dulu yah pak..." Mbak fitri langsung berjalan melipir, memaksa Hans minggir kesamping, untuk memberinya jalan masuk kedalam kamar Bryan, spontan Hans langsung membalikkan badan, mengikuti langkah mbak fitri di belakang, ia tiba-tiba terpikir untuk ikut masuk kedalam menemui puteranya dan melihat keadaan isterinya sekaligus.     

Anita menatap ke arah pintu kamar yang terbuka. dan sejenak matanya terpana, saat melihat Mbak fitri dan Hans masuk bersamaan ke dalam kamar.     

Hans langsung berjalan kearahnya, ia menghampiri Bryan yang sedang bermain mobil-mobilan diatas tempat tidur bersamanya. menyentuh pipi tomat Bryan dan menciumnya kecil. Anita segera mengalihkan pandangannya, pura-pura tidak peduli, ia terus mengajak Bryan berbicara sambil memainkan mobilnya. Hans membaringkan tubuhnya disampingnya dan Bryan, sengaja ingin bergabung dan bermain bersama.     

Anita mendengus kesal, ia mencium bau Alkohol yang menyengat, seolah seluruh tubuh Hans diliputi bau Alkohol yang pekat. 'Apa akhir-akhir ini dia mandi pakai Alkohol ??, kenapa bau bangett !" batin anita mengumpat.     

"Kamu mandi dulu gihh... ngak baik buat Bryan nyium bau Alkohol...", Anita mendorong bahu Hans agar menjauh dari puteranya.     

Ia baru dua hari tidak melihat suaminya, dan kini penampilan pria itu berubah menjadi berantakan tidak karuan, 'Kenapa berubah jadi gembel begini sihh...?', Anita menduga, selama dua hari ini Hans tidak sempat mencukur kumis dan jenggotnya, juga tidak mencuci rambutnya, karena terlihat kusam dan tidak disisir rapi seperti biasanya, penampakan seluruhnya seolah Hans benar-benar tidak menyentuh air belakangan ini, bahkan ia bisa pastikan pakaiannya juga masih sama dengan yang ia kenakan tempo hari dengan versi acak-acakan, benar-benar tampak menyedihkan,     

Tanpa sadar, Anita mengamati seluruh tubuh suaminya dengan seksama, 'Ehhh tapi kenapa ia justru terlihat macho dengan penampilan seperti ini ?', Anita terpesona, diam-diam matanya sibuk menelusuri setiap inches wajah suaminya dengan radarnya, hmm 'Heiii apa yang kau pikirkan Nita... dasar otak mesum kau.... fokus !!' Anita mengerjapkan kedua matanya, mencoba meraih kembali nalarnya, ia buru-buru kembali menatap Bryan dan mengajaknya bermain,     

Hans melihatnya, ia terkekeh kecil, Anita cemberut, merasa kepergok, hatinya bertambah kesal, "Buruan mandi sana... badanmu kotor bangett tuh...."     

"Jangan mengeluh dengan bau badanku, jika isteriku saja sudah tidak peduli padaku, ia sudah tidak mau merawat dan menyentuhku lagi, ... jadi apa dayaku ...," Mata Hans yang berwarna hitam legam dan berbulu mata lebat menatap Anita.     

"Biasanya juga mandi sendiri..... cukur jenggot sendiri.... apa urusannya denganku.... cepettan mandi dulu sana..." Anita mendorong tubuh Hans menjauh dari sisinya, berusaha membuat jarak.     

Hans menahan tubuhnya, bertahan disana, berpura-pura tidak melihat penolakan Anita. "Bryan... kasih tahu mommy dong, daddy Lapar... pengen dibuatin mie ",     

"Mandi dulu...."     

"Enggak, aku pengen makan dulu...."     

Anita menggertakkan giginya dengan kesal,     

"Mbak fitri... boleh minta tolong, suruh bi~...." Anita belum selesai bicara, tapi Hans langsung memotong ucapannya. "Bryan..., bilangin mommy, Dad mau mie nya dibikinin langsung sama mommy, gak mau dibuatin bibik, rasanya gak sama....gak enak..."     

"Kamu... jangan kolokan yah!!, Kalau gak mau di bikinin bibik, yah bikin sendiri sana"     

Anita benar-benar kesal, ia tahu Hans ingin mencairkan perang dingin diantara mereka. tapi ia menolaknya, hatinya masih sakit dan tidak bisa menerima pengkhianatan darinya. ini bukan masalah sepele yang dapat di selesaikan dengan berbicara atau berhubungan sexual. Anita menguatkan wajahnya, memasang wajah tegas.     

Anita tidak mau menjadi lemah. Hans berhutang maaf padanya. dan ia tidak ingin kembali bersama sebelum Hans bersikap jujur dan mengatakan hubungan sebenarnya dengan Katty.     

"Huhuhu daddy udah dua hari gak makan Bryan, daddy beneran lapar ..."     

Anita reflect menatap kearah tubuh suaminya yang memang terlihat agak kurus, hatinya tiba-tiba tidak tahan, dengan wajah cemberut ia langsung beranjak dari tempat tidur.     

"Kamu bisa gak sih, gak nyusahin orang....",     

Anita berlalu pergi.     

"Aku gak mau pake cabe yah !"     

"Bodokk !!" jawab Anita acuh, terus berjalan menuju ke arah dapur.     

"Hmm harumnya...."     

Hans menyusul Anita kedapur, matanya melihat ke arah panci tefal berisi mie yang sedang di masak Anita.     

"Sayang... jangan marah lagi dong... aku khan kangen..."     

Anita segera menepis tangan Hans yang memegang pinggangnya, ia terus sibuk mengaduk mie putih yang di masaknya, ia lalu memasukkan irisan sayur dan tomat ke dalam panci dan kembali mengaduknya.     

"Mie nya akan segera selesai, kau duduk dulu, tunggu di meja makan,"     

".... wahh, sepertinya enak bangett... kau memang pintar masak yank... aku jadi gak sabar... " Hans menelan ludahnya "...ehh, gak di campur cabe khan ??, perutku lagi gak enak yank... aku gak mau pedes..."     

"Hans..."     

"Yaaa....??"     

Anita menatap Hans dengan tatapan super serius,     

"Baiklah, aku aku akan diam, aku tidak akan menganggumu lagi .... tapi biarkan aku menemanimu yah... hehehe..." selesai bicara, Hans langsung mengatup mulutnya rapat-rapat.     

Anita menghidangkan mie ke dalam mangkuk putih dan menyajikannya di depan Hans. Hans tampak exited melihatnya, tanpa basa-basi ia mulai menyantap mie buatan Anita dengan lahap. Anita tersenyum kecil, merasa puas. setelah menemani Hans menghabiskan setengah porsinya, diam-diam ia berjalan ke atas, menuju ke kamarnya untuk beristirahat.     

"Nitt.... kita harus bicara...."     

Anita tersentak, ia hampir terpeleset jatuh saking kagetnya, ia pikir, Hans tidak menyadari kepergiannya.     

"Aku ngantuk.... mau tidur..." jawab Anita singkat, ia melanjutkan langkahnya, setengah berlari naik ke kamar tamu dan langsung mengunci pintu kamarnya dari dalam.     

Tok Tok Tok !     

"Yank buka pintunya... biarkan aku masuk..."     

'Huh jangan harap !! aku tidak akan jatuh dalam ucapan manismu lagi.' Anita memilih berdiam diri, tidak meresponse panggilan Hans sama sekali.     

Sekian waktu lamanya Hans membujuk dan menunggu Anita untuk membuka pintu, namun tidak membuahkan hasil. Akhirnya ia menyerah dan langsung kembali ke kamarnya untuk beristirahat.     

.     

.     

Seminggu kemudian....     

"Nitt, temenin aku dinner malam ini yaah, "     

Chen berbicara lugas, ingin mengajak anita dinner. ia menghampiri Anita ke ruangan kerjanya.     

"Maaf boss !! aku harus pulang cepat. anakku menungguku", jawab Anita santai, tanpa beban.     

"Please sekali ini saja nitt. besok aku akan ke London. meninjau Perusahaan di sana... itung-itung sebagai ucapan perpisahan darimu .. okay...?!"     

Anita melihat kearah Chen. ia tampak berdiri mematung didepannya. sambil memasang ekspresi memelas dan tampak memohon padanya. 'Dasar anak kecil !' Anita tiba-tiba melunak. 'Baiklah aku akan menurutinya ... lagian ini hanya dinner biasa. anggap sebagai support seorang teman pada sahabatnya yang akan bertugas jauh..." Anita menganggukkan kepalanya. mengiyakan.     

"Okay... memangnya, kau mau mengajakku dinner dimana ?"     

"Rahasia dong !!, pokoknya aku akan mengajakmu makan di restaurant terbaik di Jakarta, aku akan mentraktirmu makan makanan enak sampai kenyang ..."     

Chen tidak tahu jika Anita dari kalangan menengah ke atas sepertinya, yang tidak kaget dengan jenis makanan mahal. Anita tersenyum exited. berpura-pura sangat antusias dengan ajakan boss nya itu.     

"Siap !!" balas Anita riang, Chen lalu meninggalkan ruangan Anita dengan wajah berseri-seri.     

Anita tersenyum kecil menatap punggung belakangnya yang beranjak menghilang masuk ke dalam ruangan kerjanya sendiri. Anita tahu Chen menyukainya, belakangan ini, Chen sering menunjukkan rasa tertariknya secara terbuka padanya. Chen sering melontarkan perasaannya lewat candaan dan sejenisnya, Anita dapat memakluminya. ia menganggap Chen mungkin tipe pria yang menyukai tantangan. dan menganggap menaklukannya adalah challenge tersendiri. Anita memahami itu karena ia sedikitnya pernah belajar ilmu psikology walaupun hanya beberapa semester. kesimpulannya, sikap Chen tidak berbahaya selama ia masih dapat menghargai dan menerima realita bahwa ia telah berkeluarga.     

Chen menyetir mobilnya, menuju kesebuah western restaurant dikawasan elite Jakarta pusat.     

"Hmmm harum... pasti enak nich" ucap anita exited. ia melihat deretan makanan yang satu persatu disajikan oleh pelayan restaurant,     

"Makan yang banyak kalau gitu... "     

"Pasti !!, jangan khawatir aku akan sikat habis sampai piring piringnya," jawab Anita asal, sambil memasang wajah bersiap mau melahap semua makanan sekaligus dengan piringnya.     

Chen langsung tertawa terbahak, menatap kearah Anita dengan gemas.     

Mereka menikmati makanan sambil tidak berhenti melempar canda dan tertawa bersama.     

Sementara itu dari sisi selatan gate, Hans tampak berjalan elegant melewati pintu VIP restaurant, ia menebar senyum khasnya yang menawan pada beberapa karyawan restaurant yang memberi sambutan selamat datang khusus untuknya. Hans tampak datang bersama seorang gadis cantik nan rupawan, yang memiliki tubuh bak seorang model.     

Hans mengikuti langkah seorang pegawai restaurant yang mengantarnya ke meja yang telah ia reservasi sebelumnya. dari tempatnya makan ia dapat melihat view pemandangan laut yang indah pada Aquarium raksasa di dekatnya. bermacam jenis ikan yang berwarna warni berenang di dalamnya. Aquarium itu telah di setting demikian realistic untuk menampilkan kehidupan bawah laut yang menawan.     

Restaurant ini memang terkenal dengan kelezatan menu western food nya di kalangan elite Jakarta, yang mempunyai pengalaman lidah international. Restaurant ini mempunyai koki terkenal yang di datangkan langsung dari France.     

Selain memang terkenal dengan kelezatan makanannya, restaurant ini juga memiliki design tempat yang indah, berbentuk seperti rumah kaca dengan style modern yang memiliki pemandangan hutan buatan yang hijau di luar.     

Anita dan Chen tampak menikmati makan malam dengan ceria. bagi orang yang tidak mengenalnya, mereka terlihat seperti pasangan serasi pada umumnya, meskipun usia anita lebih tua tiga tahun, tapi perbedaan usia itu tidak tampak sedikitpun, mungkin karena Anita memang pandai merawat diri. sehingga meskipun ia telah memiliki anak, Body dan wajahnya masih tampak seperti gadis remaja yang memiliki kecantikan yang natural dan mahal.     

Sejenak mata Hans memencar ke sekitarnya. mencari pelayan restaurant yang melayaninya, untuk berbicara sesuatu tentang pesanan makanannya, sepertinya gadis di sebelahnya memiliki request menu tertentu, mata Hans terus memencar ke seluruh penjuru restaurant, namun tanpa sengaja ia justru menangkap sosok isterinya yang ternyata juga berada dalam restaurant juga.     

Hans mengerjapkan kedua matanya berulang kali, seolah sedang memastikan penglihatannya. ' Ehh... bener kokk... dia Nita...' Hans terus mengawasi gerak Anita di mejanya sana.     

Anita tampak duduk di meja sebelah barat , mejanya menghadap pada view hutan buatan nan asri. seketika sorot mata Hans tampak menyala-nyala, memperhatikan jika isterinya itu ternyata sedang menikmati dinner bersama seorang pria. Dan pria itu terlihat sangat tampan. wajahnya mirip seorang aktor Korea, meskipun pria itu sedang duduk, Hans bisa melihat jika pria itu memiliki posture yang atletis, Hans menggertakkan giginya dengan kesal, ia merasa terintimidasi, hatinya terasa terbakar dan geram. Hatinya terbakar     

api cemburu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.