Shadow of Love

Kau memang bukan kuda, tapi domba



Kau memang bukan kuda, tapi domba

0"Aaghhhh !!", Anita sontak menjerit keras. Hans menggigit ujung hidungnya dengan gemas. "Sakii~ittt..." ucap Anita dengan mata berkaca-kaca, Hans terpana, merasa kaget sendiri, ia segera mengelus ujung hidung Anita dengan lembut, "Ma~aaf,...." Hans tampak sangat menyesali tindakannya, ia langsung menghujani ciuman pada hidung dan wajah Anita penuh cinta. Anita memasang wajah kesal, Hans tersenyum samar, ia lalu sengaja menggelitik bagian bawah ketiak Anita usil. Anita tidak tahan, seketika tawanya pecah, merasa geli, ia menyerah dalam gelak tawa yang diciptakan Hans. mereka kemudian saling berbalas menggelitik.     

Hans berhasil membuat Anita tertawa dengan cara yang tidak terpikirkan olehnya, membuat suasana diantara mereka mencair kembali, perlahan Hans melepaskan tindihannya pada Anita, dan berbaring miring, sambil memeluk tubuh isterinya dengan erat.     

"Yank.... Jangan marah lagi yah..." Anita diam, ia menggosok ujung hidungnya yang masih terasa sakit.     

"Yank... beneran... aku gak ada hubungan apa-apa sama artist itu, ..."     

"Aku akui, memang aku yang ada di video itu, tapi terus terang aku tidak ingat pernah menciumnya, yang kuingat. saat itu aku sedang di acara dinner dengan kolega, dan aku sedikit mabuk, bukannya aku tidak ingin bertanggung jawab, atau tidak mengakui perbuatanku sendiri .... tapi aku benar-benar tidak menginggat kejadian itu..."     

"Aku sendiri merasa kaget saat melihat video itu,..... dan awalnya aku benar-benar tidak tahu jika itu aku, makanya saat kau bertanya padaku, aku berkeras tidak mengakuinya...."     

"Aku tidak mau berprasangka bahwa artist itu yang mencoba menjebakku, tapi lain ceritanya jika ini menyangkut kamu..... aku tidak bisa tinggal diam..."     

"Terus terang aku pribadi yang meminta Katty untuk mengklarifikasi video itu, aku katakan padanya, bahwa aku tidak peduli apapun motivasinya, yang jelas aku merasa terganggu dan marah. ..."     

"Lalu dia bilang apa ?" spontan Anita bertanya, menimpali penjelasan suaminya,     

"Ia langsung meminta maaf padaku, dan mengatakan itu adalah ulah paparazzi..."     

"Hmm..."     

"Tapi aku tidak mau tahu !!, aku bilang padanya, aku ingin ia membersihkan namaku. atau .... aku akan mengambil langkah hukum padanya !!,"     

"Dia pasti sangat malu sekali..."     

"Dia hanya merasa malu saja !!, bagaimana denganku ??... Kau langsung mendiamkanku, tidak mau mendengar penjelasanku... dan lebih sadis dari itu, kau langsung pindah kamar bahkan meminta bercerai dariku !! Kau coba pikirkan.... bagaimana perasaanku ??!"     

Anita langsung mengampit kedua bibirnya rapat-rapat. menahan rasa ingin tertawa. hatinya tiba-tiba merasa lega bercampur bahagia, bola mata Anita naik keatas, menatap wajah suaminya, Hans berpura-pura memasang wajah garang. Anita tidak tahan, bibirnya yang mengerucut kemudian merekah, dan tersenyum cerah sambil memperlihatkan barisan gigi putihnya.     

"Mengapa kau lebih percaya dengan video itu daripada penjelasanku ?"     

"Karena video itu tampak realistic..."     

"Itu memang asli...." ujar Hans menegaskan,     

"Iya asli... dan kurasa kau menikmatinya bukan ?,"     

"Jangan mulai lagi...."     

"Katakan dengan jujur !!"     

"Aku tidak menginggatnya... jadi jujur yang bagaimana yang kau ingin tahu....."     

"Bagaimana rasanya mencium bibir artist besar seperti Katty ??, Apa bibirnya seperti cherry ? anggur ?..."     

"Sudah cukup !!, aku tahu kau ingin menjebakku, aku tidak mau membahasnya lagi, kepalaku menjadi pusing hanya mendengar namanya saja !!"     

Hans bisa merasakan, jemari Anita terasa lembut meraih pinggangnya , meskipun terasa enggan, Isterinya itu berusaha membalas memeluknya diam-diam, Hans tersenyum samar, membelai lalu mencium rambut isterinya dengan lembut. hatinya bagai gerimis, terasa sejuk kembali. Anita membiarkan Hans terus menciumi rambutnya.     

"Yank.... mengapa kamu gak hamil-hamil juga hingga sekarang ?...apa kamu meminum obat anti hamil tanpa sepengetahuanku ?" tanya Hans tiba-tiba. wajahnya kembali berubah serius, menatap Anita dengan mata menyelidik, seolah sedang memastikan apa yang terjadi.     

Anita menggelengkan kepalanya. jemarinya terasa mengendur, berusaha melepas pelukan Hans di tubuhnya. namun Hans tidak mau, ia berkeras tetap memeluk Anita semakin erat.     

"Apa kamu yakin ?" tanya Hans, matanya menatap lekat ke wajah Anita. untuk memastikan jawabbannya.     

"Bryan masih terlalu kecil, dia masih butuh perhatian full dari kita,.... Apa gak terburu-buru jika kita berencana memberi adik padanya ?"     

"Jangan khawatir, Anak-anak kita akan terurus dengan baik, aku akan memberi mereka kasih sayang yang sama, nanti aku akan hiring professional nanny untuk mengasuh mereka dengan baik",     

"Jadi kau bermagsud mempunyai banyak anak dan memberikannya pada pengasuh ?"     

"Bukan memberikannya !! enak saja !!... aku hiring mereka untuk membantu merawat anak-anak."     

"Sama saja...!!"     

"Tentu tidak sama...."     

"Jika mereka tumbuh dengan kasih sayang pengasuh, kelak mereka akan lebih mencintai pengasuh daripada orang tuanya...."     

"Kau terlalu berlebihan..."     

"Kau yang terlalu menggampangkan...."     

"Huh !! Lihatlah aku.... sejak bayi hingga besar aku dirawat oleh bibik, selama dua puluh empat jam dalam seminggu bibik yang menemaniku, memenuhi segala keperluanku.... terus apa itu menjadikanku lupa dengan ibu kandungku ?!"     

Anita merasa tertampar, tapi ia tidak ingin mengaku kalah. "Tapi aku punya persepsi berbeda denganmu, aku ingin anak-anakku tumbuh bersamaku..."     

"Kalau begitu, aku sangat setuju !! Aku akan seratus persen mendukungmu..." timpal Hans dengan wajah antusias, tiba-tiba Anita mencium kelicikan dalam kata-kata suaminya.     

"Kenapa kau begitu gembira...."     

"Tentu saja aku merasa gembira, bukankah itu berarti kau berencana akan berhenti bekerja dan fokus mengurus anak-anak kita dirumah...."     

"Aku tidak mengatakan seperti itu...." kata Anita kesal,     

"Ahhh, sudahlah... aku tidak ingin berdebat lagi denganmu, Mmm jadi apa kau minum obat anti hamil selama ini ?..." tanya Hans menyelidik, kembali ke pertanyaan utamanya.     

"Tidak !!.... berapa kali lagi aku harus mengulangnya ?"     

"Good.... Kalau begitu kita kembali membuat anak lagi sekarang..." Hans langsung mengendus-endus leher Anita penuh nafsu. wajah Anita seketika mengeras. tatapan matanya melotot tajam kearah Hans.     

"Hans !! jangan keterlaluan yah !!"     

"Keterlaluan bagaimana ?"     

"Kau Jangan berpura-pura polos begitu yahh... Aku benar-benar capek, badanku sudah sakit semua, kita sudah melakukannya semalaman... aku ingin istirahat..."     

"Ohh..."     

"Huh !!"     

"Siapa suruh kau mengabaikanku semingguan ini,"     

"Kau juga.... siapa suruh kau ganjen sana-sini !"     

"Aku tidak melakukannya..."     

"Lihatlah, kau sudah membuat tanganku lebam, kau menarik tanganku dengan keras semalam..." Anita memperlihatkan lebam berwarna ungu di pergelangan tangannya.     

"Maaf... aku tidak sengaja " Hans langsung mencium pergelangan tangan Anita dengan hati-hati. "Aku akan bertanggung jawab, aku akan mengobati lebam ini hingga sembuh...."     

"Gak perlu !!" Anita menarik tangannya,     

"Pokoknya Harus !!, aku tidak ingin kau meninggalkanku..."     

"Semua tergantung pada sikapmu...."     

"Aku tahu.... mangkanya, aku harus bergerak cepat, aku akan mengikatmu dengan kencang agar kau tidak bisa pergi lagi..."     

"Huh kau anggap aku kuda ?..., pakai diikat...."     

"Tidak.... kau memang bukan kuda, tapi domba... mulai sekarang aku akan membuatmu terus sibuk melahirkan anak-anakku.. pokoknya kau harus membayar kompensasi kerugianku selama seminggu ini,"     

"Enggak mau..."     

"Pokokknya harus !!, kau akan tetap berada di kamar ini selama seminggu, itu adalah hukuman untukmu"     

"Aku tidak mungkin bolos kerja selama seminggu, mereka akan memecatku"     

"Bagus dong. jadi kau tidak perlu bersusah payah membuat surat resign untuk keluar"     

"Hans.... aku tidak sedang bercanda..."     

"Apa aku terlihat sedang bercanda ?!!, mulai sekarang aku tidak mengijinkanmu bekerja, you broke the rules, kau makan malam dengan lelaki lain, dan itu melanggar peraturanku",     

"Bukankah sudah kubilang dengan jelas, jika dia hanya teman kantor ... I'm not lying... "     

"Aku tidak peduli, entah dia teman kantor atau siapapun, yang jelas kau terbukti bersamanya. dan aku tidak suka melihatnya. dan sesuai kesepakatan kita, kau akan resign kerja jika terbukti melanggar aturanku.... mulai saat ini aku tidak mengijinkanmu bekerja lagi apapun alasanmu.... dan kau harus menuruti mau-ku."     

Anita melembutkan wajahnya, jemarinya menyentuh dada Hans dengan lembut,     

"Sa~yang... kau tidak boleh begitu... itu sama saja kau merebut kebebasanku...."     

"Saat kau menikahiku, hidupmu adalah milikku,"     

"Aku janji tidak akan mengulanginya lagi...."     

"Aku sudah membuat keputusan !!"     

"Hans aku tidak mau mencintaimu lagi !!"     

"Thank you for the compliment" jawab Hans santai, Anita mengertakkan giginya dengan kesal, Mereka saling bertatapan, Hans tahu Anita ingin menjadi pemenang, tapi kali ini, Hans memutuskan untuk tidak memberikan apa yang diinginkannya, Perasaan Hans bersemi kembali, akhirnya ia bisa menaklukan hati isterinya lagi. Hans tersenyum samar, ia menarik tubuh Anita ke dalam pelukannya, meskipun isterinya itu menunjukkan wajah cemberut dan menolaknya.     

.     

.     

"Did you get home safely ?"     

Tulis Chen dalam pesan whatsapp pada jam sebelas malam.     

Chen terus menatap layar ponsel miliknya. hatinya merasa gundah, Anita bahkan tidak membaca pesan yang dikirimnya sejak semalam. Saat paginya, Chen mencoba menelfon ke kantor, Pak Malik mengatakan jika hingga jam delapan lewat, Anita belum juga mengabarkan keadaannya. padahal biasanya jika ia akan ijin atau sedang sakit, tidak lama kemudian Anita akan menelfonnya, meminta ijin dan mengemukakan alasannya bahwa hari ini ia tidak masuk kerja.     

'Apakah dia baik-baik saja ?...' gumam Chen cemas, tiba-tiba hatinya merasa takut terjadi sesuatu pada Anita.     

Paman Wang masuk kedalam ruangan, dan langsung menyajikan kopi hitam kesukaan bossnya itu ke depan meja kerjanya.     

"Paman.... sepertinya kita harus kembali ke jakarta..."     

Paman Wang mendengakkan wajahnya keatas, balas menatap kearah bossnya dengan wajah tidak percaya. 'Apa dia sedang mengiggau....?'. Paman Wang adalah Assistance pribadi Chen. baru tadi pagi ia menjemput Bossnya itu ke Jakarta dengan private jet dan mereka belum beberapa jam Landing di singapore, ia bahkan belum selesai mengambil nafas untuk beristirahat sejenak, tapi bossnya itu sudah menginginkan kembali ke jakarta lagi, Apa yang sebenarnya yang ada di pikirannya ?!.     

Paman Wang melihat angka pada arloji miliknya. saat ini menunjukkan pukul dua siang, dan sesuai schedule, selanjutnya mereka akan terbang ke London pada jam sembilan waktu singapore. dan masih banyak hal yang harus ia persiapkan.     

"Excuse me sir, jika ada barang yang ketinggalan di Jakarta, saya akan usahakan bisa tiba di sini sebelum jam tujuh, Tuan katakan saja dimana team saya bisa mengambilnya ",     

Chen mengeryitkan keningnya, Jelas Paman Wang sudah salah paham dengan magsud ucapannya. namun ia tidak peduli. ia tidak perlu menjelaskan pada siapapun semua hal tentang dirinya. Chen menyesap kopi hangat di mejanya,     

"Paman, jika isterimu makan malam dengan lelaki lain.....", Chen berhenti sejenak, merasa ragu. tapi ia buru-buru menambahkan, "Mereka hanya berteman saja okay ... apa yang akan kau lakukan ?"     

"Aku akan mengikatnya dirumah !!" jawab Paman Wang tegas,     

"Itu melanggar Hukum..."     

"Dia melanggar Norma...."     

"Huh kau tidak masuk akal, apanya yang melanggar Norma, kita hanya makan malam doank di restaurant !!."     

"Magsud Tuan .... dan istri saya....." Wajah paman Wang seketika berubah memerah, sorot matanya tampak berkaca-kaca. Paman Wang segera mencopot kaca matanya dan mengusap ujung matanya dengan sapu tangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.