Shadow of Love

Dia tidak penting, sama sepertimu



Dia tidak penting, sama sepertimu

0"Kenapa wajahmu seperti itu ?" tanya Chen terheran, Paman Wang mengambil nafas, "Excuse me sir, saya tahu cinta memang buta, tapi mengapa harus istri saya.... ", Chen mengeryitkan keningnya, semakin tidak mengerti. "Memangnya ada apa dengan isterimu ?",     

"Anda begitu rupawan dan Kaya raya,...", Paman Wang menghentikan ucapannya sejenak dan kembali menyeka linangan air matanya dengan sapu tangan. ".... dari sekian ribu gadis yang mengantri untuk menjadi kekasih anda, kenapa harus memilih istri saya ?" lanjut Paman Wang pilu, Wajah Chen seketika berubah memerah, ia tahu kemana arah pembicaraan Paman Wang, namun ia tidak punya waktu menanggapinya. 'Duh, jika bukan orang tua... aku pasti sudah meninju wajahnya untuk menyadarkannya !!'. Chen sedang tidak dalam mood yang bagus, hatinya gundah memikirkan tentang Anita, namun meminta pendapat pada Paman Wang adalah kesalahan besar yang justru membuatnya semakin pusing saja.     

"Sudah, kau keluar dari ruanganku sekarang ... tinggalkan aku sendiri...!"     

.     

.     

Anita pergi ke dapur, ia sedang menyiapkan makan siang untuk disantap Hans, ia memetik bayam dengan potongan kecil, siang ini, ia berencana membuat bubur manado yang simple sebagai lunch, selain cara buatnya yang gampang, tinggal cemplung saja. ia juga tidak perlu repot memasak banyak dishes lainnya sebagai lauk. dalam bubur yang dibuatnya telah bercampur aneka sayuran hijau segar yang bergizi.     

Bibik memasukkan jagung, ubi, dan daun sereh ke dalam rebusan nasi dalam panci, "Kalian sudah berbaikan ?", tanya bibik santai, Anita melihat senyum bibik yang sengaja menggodanya.     

Tanpa perlu mendengar curhatan Anita, Bibik tentu dapat mengetahui pertengkaran Anita dengan Hans selama seminggu ini. Bibik bukan orang tua bodoh yang tidak tahu apa-apa, ia hanya tidak mengatakan apa yang seharusnya ia tidak katakan, setiap hari saat membereskan kamar tamu dan juga kamar pribadi Hans ia selalu memikirkan cara untuk mendamaikan pasangan suami isteri ini, dan saat pagi tadi ia menemukan kamar tamu masih dalam keadaan rapi seperti sebelumnya, ia tahu jika mereka telah berbaikan kembali.     

Telinga Anita terasa panas, dengan malu-malu ia berkata, "Sepertinya.....", bibik tersenyum kecil, ia menghempas nafas lega,     

"Terima-kasih bik... ", ucap Anita lagi, bibik pura-pura tidak mendengar, ia memasukkan potongan kangkung dan bayam, kedalam panci lalu mengaduknya kuat.     

"Sayang... bangun.... makan dulu yukk..."     

Hans membuka matanya dengan malas, hidungnya langsung mengendus-endus, saat mencium aroma masakan yang sangat lezat dalam ruangan kamar, "Kok aku gak tahu kamu udah bangun....", suara parau Hans menyahut Anita, ia tampak membuka selimutnya, bangun dari ranjang dan berjalan menghampiri Anita kearah sofa di samping tempat tidur mereka.     

"Memangnya kamu tidak lapar ?"     

Anita meletakkan nampan kayu berisi dua mangkuk bubur bersama ikan asin dan sambal terasi disampingnya. Asap tipis masih terlihat mengepul dari atas bubur dalam mangkuk putih itu.     

"Lapar bangett..." jawab Hans antusias, spontan langsung meraih pinggang istrinya dan memeluknya dari belakang, Anita merasa geli, tangan nakal Hans sengaja menggelitik kecil pinggangnya, ia memberontak dan terjatuh dalam pangkuan Hans yang duduk di belakangnya. mereka saling bertatapan mesra, Anita mengalungkan kedua tangannya pada leher Hans, "Aku tahu kau pasti kelaparan, makanya aku memasak banyak untukmu... ayok kita makan sekarang..."     

"Aa~aa..." Hans membuka mulutnya,     

"Jangan manja... makan sendiri," Anita menyerahkan sendok perak tepat didepan wajahnya,     

"Bagaimana yah, aku terbiasa manja saat bersamamu.. apa itu salah ?"     

"Memangnya gak bisa manja saat sama Katty ?"     

"Jangan mulai yah...." Hans langsung menggelitik kembali pinggang istrinya mengancam.     

"Hahaha Ampun...." Anita memegangi kedua tangan suaminya agar berhenti menggelitiknya.     

Hans menarik tangannya, tidak berdaya melihat tatapan memohon isterinya, ia meraih wajah Anita dan mencium bibirnya dengan lembut. tapi baru juga sekali kecupan, Anita buru-buru melepaskan ciumannya secara sepihak, ia beranjak dari pangkuan Hans, dan langsung mengambil mangkuk berisi bubur di meja didepannya, ia mengaduknya sebentar sebelum mulai menyuap bubur itu pada Hans.     

Sembari makan, mereka terus menebar tawa bahagia. Hans selalu menyukai apapun yang di masak Anita, ia selalu memakannya dengan lahap. bahkan tanpa disadarinya, ia telah menghabiskan dua mangkuk bubur itu hingga ludes.     

Anita tersenyum puas. "Apa kau masih lapar..."     

Hans auto menengok kebawah, memeriksa mangkuk yang telah kosong, "Ini suapan yang terakhir ?.."     

Anita menjawab dengan tersenyum dan menganggukkan kepalanya,     

"Baiklah, aku sudah kenyang..."     

"Apa kau yakin ? ",     

"Emm-mm !" Hans menganggukkan kepalanya mantap.     

"Oke... hmm apa kau tidak berniat untuk menelfon Kantor ?, menanyakkan sesuatu pada jenny ?"     

"Tidak perlu !!, jenny akan menghandle kantor hari ini,...."     

".... dan bagaimana tentangku..?...", Anita menyandarkan kepalanya pada dada suaminya dengan manja.     

"Tidak ada yang perlu dibahas tentangmu..."     

"Ayolah..."     

"Aku tetap pada keputusanku..."     

"Aku janji tidak akan mengulanginya lagi..."     

"Lelaki itu sangat tampan...."     

"Tidak !!, Kau Lelaki paling tampan dihatiku .... kau tidak tertandingi... aku tidak pernah melihat lelaki lain yang lebih tampan darimu... tidak ada yang dapat menandingi ketampananmu di mataku !! tidak ada satupun !!" balas Anita bersemanggat dengan nada berapi-api dan sorot mata bersinar terang. Hans menatap isterinya terpana. hatinya benar-benar langsung meleleh seketika, 'Why she so cute...' ia hampir saja luluh oleh rayuan maut Anita.     

"Huh...,Mulutmu lama-lama beracun juga ..." balas Hans dengan ekspresi dingin.     

"Aku hanya akan menggunakan racunku padamu sayangku ..." ujar Anita sambil mengedipkan kedua matanya berkali-kali, Hans tidak tahan lagi, ia tidak sanggup melawan pesona isterinya itu.     

"Baiklah..... "     

"Benarkah...."     

"Tapi tidak ada lain kali !!"     

"Aku janji..." jawab Anita lugas. ia langsung meraih dagu Hans dengan kedua tangannya dan menghujaninya dengan ciuman di seluruh wajahnya.     

Hans tertawa geli, sambil memeluk pinggang ramping isterinya dengan erat, membiarkannya melakukan apapun padanya. mereka saling berbalas tawa dalam suka Cita.     

"Aku akan memberimu apapun yang kau mau...."     

"Benar ? Apapun ?!!"     

Anita menganggukkan kepalanya mantap, "Kalau begitu dengan senang hati..." Hans langsung menggendong tubuh isterinya kembali ke tempat tidur.     

.     

.     

Hans sedang mengumpulkan berkas-berkas yang baru di tekennya dalam tangannya, saat tiba-tiba pintu ruangannya dibuka dari luar. Katty menutup pintu ruangan dengan hati-hati, tatapan mata mereka bertemu.     

"Ngapain kau kesini !"     

"Honey...."     

"Siapa yang mengijinkanmu masuk !"     

"Aku yang memaksa sekretarismu ... jangan marah padanya..."     

"Kau pikir siapa kamu !!, beraninya kau memerintah orangku..."     

Katty membeku, wajahnya tampak sedikit gentar. tetapi ia memberanikan diri melangkah perlahan mendekat ke depan meja kerja Hans dengan hati-hati. "Aku tidak berani.... tapi aku sangat merindukanmu...",     

"Huh, lebih tepatnya merindukan uangku khan .. jangan kau pikir aku pria bodoh !"     

"Tidak.... kau tidak perlu memberi apapun lagi, mulai sekarang, aku tidak akan mengambil satu sen-pun uangmu...."     

untuk mendapatkan ikan besar, terkadang kita harus mengorbankan ikan kecil sebagai umpan bukan ?, Katty menarik nafas pelan. demi memuluskan rencananya kedepan. dalam seminggu terakhir, ia bahkan telah mengambil beberapa tindakan nyata, membersihkan daftar pertemanannya. memblock beberapa nama pada nomor privatenya. ia juga mengganti beberapa orang dalam team management yang menurutnya akan memberi citra buruk di mata Hans. dan langkah paling penting, ia juga telah memutuskan hubungan dengan Jazz Nielsen dan menjauhi semua yang berhubungan dengan komunitas lesbian yang semula mengelilinginya.     

"Huh baguslah jika kau masih punya rasa malu, ... kalau begitu cepat keluar dari kantorku sekarang juga..."     

"Honey .... "     

"Jangan mengangguku ! aku sedang banyak kerjaan..."     

"Aku akan menunggumu di sini, ijinkan aku bersamamu hari ini...."     

"Jangan memaksa. aku sudah tidak tertarik sedikitpun padamu"     

"Aku tidak percaya.... " Seketika Katty membuka coat terusan berwarna abu-abunya tepat di hadapan Hans, Katty membiarkan coatnya tergeletak begitu saja dilantai, matanya terus menatap kearah Hans menggoda, ia menggerakkan tubuh indahnya merangkak diatas meja kerja Hans nan lebar, Katty tampak mengenakan Hold up stocking berwarna hitam dengan pola renda menghiasi bagian atas stocking. dan lingerie hitam nan sexy yang pasti akan dapat membangkitkan gairah seksual Hans.     

Katty merangkak hingga berada tepat didepan Hans, ia lalu duduk menyamping diatas meja kerja Hans, dan langsung mengangkat satu kakinya keatas, dan mengusap kakinya yang berbalut stocking ketat dan menerawang itu dengan gerakan erotis, Katty sengaja mempertontonkan keseksian pahanya pada Hans.     

Hans menelan ludahnya dengan berat, menatap perut indah Katty yang berada tepat didepannya dengan penuh nafsu. Namun Hans masih tampak ragu dan berusaha menahan diri. jemari Katty menarik dagu Hans, sementara kakinya memainkan kejantanan Hans dengan nakal. Nafas Hans terengah-engah. ia balas menatap Katty dengan wajah putus asa. Katty menundukkan wajahnya dan Hans langsung menyambar bibir Katty dengan panas.     

Katty bersorak gembira, saat Tangan Hans dengan buru-buru meraih tubuhnya ke dalam pangkuannya. dan menyerangnya tidak terkendali.     

.     

.     

"Hei Jen.... apa Hans sedang sibuk ?" Vanessa meletakkan pantatnya di tepi meja depan jenny, sambil melepas kaca mata hitam yang melekat di wajahnya.     

"Kau lihat saja sendiri ..." jawab Jenny cuek, terus sibuk dengan komputer di depannya, tidak melihat kearah Vanessa sedikitpun.     

"Huh dasar jutek... "     

Tapi Vanessa tidak mau menanggapi sikap ketus Jenny, ia sepertinya mulai terbiasa dengan perlakuan tidak ramahnya.     

Vanessa mengambil cermin di dalam tasnya, ia memperbaiki riasan wajah dan lipsticknya. melirik sinis kearah Jenny, lalu pergi menuju keruang kerja Hans.     

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Vanessa langsung membuka pintu ruangan kerja Hans.     

CLAK !     

Pintunya terbuka, Tatapan Mata Hans langsung tertuju kearah pintu, Vanessa yang baru saja masuk. langsung tercenggang dibuatnya, ia melihat Hans sedang bercinta dengan wanita dengan posisi doggie style. Vanessa tidak dapat melihat dengan jelas wajah wanita yang bersama Hans, wajah wanita itu tertutup oleh rambut, dengan posisi sedang menungging dengan satu kakinya berada diatas meja, sementara kedua tangannya berpegangan erat pada tepi meja.     

"S-So-rry...." Ucap Vanessa getir, ia buru-buru membalikkan tubuhnya, dan segera keluar dari ruangan Hans. Wajahnya tampak merah padam, dengan tatapan mata berapi-api penuh kemarahan. hatinya jelas sangat hancur.     

"S-Siapa dia.... A~aghhhh"     

"A-Apa tidak apa-apa...." tanya Katty, sambil menahan hentakan Hans yang tidak berhenti mendorong kejantanannya kedalam miliknya sana.     

"Dia tidak penting ! sama sepertimu..."     

"Ohhh...." Katty tersenyum puas. meskipun Hans berkata dengan nada arrogant dan angkuh, ia tidak merasa keberatan, itu tidak menjadi masalah baginya. Setidaknya Hans tetap memilih bersamanya. itu seperti sinyal, bahwa Hans masih mau menerimanya kembali.     

dan untuk saat ini , itu sudah cukup baginya. selanjutnya ia akan mengambil hati Hans dengan pelan-pelan. ia telah mempunyai rencana sempurna dalam otaknya, ia akan melakukan segala cara untuk membuat Hans tidak bisa berpaling darinya. Apapun yang terjadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.